Keesokan paginya Jessy yang sudah bersiap-siap untuk melakukan CT Scan pagi ini di rumah sakit sesuai jadwal yang diberikan kepadanya. Sebelum pergi dia membuatkan sarapan dan menulis pesan dikertas kecil untuk Steve.
*Aku sudah membuatkanmu sarapan, jangan lupa minum obatmu. Oya jam 4 sore nanti ada acara pertunangan kakak ku dan dia mengundang kita, datanglah jika ada waktumu .. Aku ada urusan diluar begitu selesai aku pulang kerumah orangtuaku.
Jessy*
Tanpa menunggu lama Jessy berjalan keluar dari rumahnya dan menuju ke tempat biasa untuk menunggu taxi yang lewat. Dengan cepat Jessy mendapatkan taxi yang akan mengantarnya ke rumah sakit, dalam hatinya terasa gugup karena ini pertama kalinya dia melakukan pemeriksaan CT Scan.
Sekitar 30 menit waktu perjalanannya tiba di rumah sakit, Jessy memberikan sejumlah uang untuk membayar taxi yang ditumpanginya. Jessy yang sebenarnya gugup, membuat dirinya sesantai mungkin, dengan mantap di melangkahkan kakinya menuju bagian administrasi rumah sakit. Jessy yang dipersilahkan langsung ke ruangan dokter Johny oleh petugas melangkahkan kakinya segera.
Jessy mengetuk pintu sekali lalu membuka gagang pintu dan melihat dokter Johny duduk di kursinya. Dokter Johny yang melihat Jessy datang mempersilahkan Jessy masuk dan duduk.
" Selamat pagi nona Jessy ". Sapa dokter Johny ramah.
" Pagi juga dokter Johny ". Jawabnya dengan sedikit gugup.
" Sudah siap, Jangan buat dirimu tegang nona ini tidak sakit ". Tutur Dokter Johny yang melihat wajah Jessy seperti gugup dan ragu.
" Iya dokter, maaf karena ini pertama kalinya untuk ku ". Ucapnya tersenyum kecut ke arah dokter Johny.
" Tidak apa, mari ikut denganku keruangan sebelah ". Ajak dokter Johny yang beranjak berdiri dan berjalan ke ruang sebelah.
Jessy mengikuti langkah kaki dokter Johny yang membawanya keruangan sebelah untuk dilakukan CT scan. Melihat alat-alat diruangan ini membuat Jessy semakin gugup, dia takut hasilnya tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Lalu Dokter Johny mengarahkan Jessy untuk membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang berisi bantal,sabuk dan penahan kepala yang berfungsi menghindari tubuh yang bergerak saat Jessy akan melakukan prosedur CT scan. Setelah semua siap, tempat tidur yang Jessy baringi berjalan maju menuju alat mesin CT scan yang berbentuk bulat dan kepala Jessy sudah berada di bagian alat tersebut yang akan melakukan scan.
Dokter Johny yang memantau dari ruangan lain, memperhatikan layar komputer beberapa hasil gambar kepala Jessy muncul dilayar tersebut. Setelah 45 menit melakukan CT scan, Jessy keluar dari ruangan tersebut menuju kembali ruang kerja dokter Johny lagi.
" Nona Jessy hasilnya akan keluar besok, cantumkan nomor ponselmu disini agar aku bisa menghubungimu langsung ". Tunjuk Dokter Johny pada sebuah kertas kepada Jessy.
" Aku berpikir hasilnya akan keluar sekarang dokter ". Ucapnya sambil menulis nomor ponselnya.
" Hehe .. tidak nona, kita masih menunggu hasilnya besok atau lusa nya lagi nona ". Tutur dokter Johny menjelaskan.
" Baiklah dokter, aku permisi ". Pamit Jessy kepada dokter Johny.
" Iya, hati-hati dijalan nona ". Ucap dokter Johny kepada Jessy yang sudah dekat di pintu ruangan.
Jessy yang sudah selesai melakukan CT scan berjalan keluar dari rumah sakit, sementara jalan Jessy melihat taxi datang dan menghentikannya. Segera Jessy masuk ke dalam taxi lalu memberikan alamat orangtuanya kepada supir taxi. Jessy langsung menuju rumah orangtuanya karena sebentar sore akan ada pesta pertunangan kakaknya dan Natalie.
***
Sesampainya Jessy dirumah orang pertama yang dihampirinya adalah mamanya yang sedang membuat kue di dapur.
" Mama ". Suara Jessy yang memanggil dan langsung memeluk mamanya dari belakang.
" Jessy, kapan kau datang nak ? ". Tanya mama Olive yang membalikkan tubuhnya menghadap Jessy.
" Baru saja, aku sangat rindu padamu ma ". Imbuhnya lagi yang memeluk mamanya dari depan.
Mama Olive hanya tersenyum melihat kelakuan Jessy seperti anak kecil.
" Kau sendiri ? dimana Steve ? ". Tutur mama Olive melihat kiri kanan tidak melihat Steve disana.
" Aku tadi ada urusan sebentar dan langsung kesini, aku sudah menyuruhnya untuk menyusul ". Jawabnya dalam pelukkan mamanya.
" Apa kau mau makan kue, mama akan mengambilkannya untukmu ". Mama Olive memotong kue buatannya untuk diberikan kepada Jessy.
" Aku mau, sudah lama sekali aku tidak memakan kue buatan mama ".
" Nah, makanlah nak .. " Ucap mama Olive menyodorkan piring kecil kearah Jessy dan memperhatikan Wajah Jessy yang pucat.
" Terima kasih ma ". Jessy memamerkan senyuman manisnya.
" Jessy, apa kau baik-baik saja, kenapa wajahmu terlihat pucat ?". Tanya mama Olive yang memandangi wajah Jessy.
" Benarkah ! aku tidak memperhatikan wajahku sama sekali ma .. Aku hanya kurang beristirahat saja .. jangan kuatir ". Jawabnya dengan santai agar tidak memperlihatkan kondisi yang sebenarnya terjadi.
" Selesaikan makanmu dan istirahatlah sebentar, acaranya juga masih lama ". Perintah mama Olive yang cemas melihat wajah pucat Jessy.
" Siap ma ". Jawab Jessy singkat.
Jessy menghabiskan kue yang diberikan mama Olive kepadanya setelah itu menuju kamarnya diatas untuk beristirahat. Jessy yang masuk ke dalam kamarnya, merasakan kerinduan akan suasana kamarnya yang sudah lama dia tidak tempati.
" Ahhhh ... kamarku, aku sangat merindukanmu ". Tutur Jessy yang menghamburkan tubuhnya di atas ranjang.
Tak lama Jessy pun tertidur dengan telentang diatas tempat tidurnya.
***
" Jessy .. Jessy ... bangun ". Steve menepuk pipi Jessy agar terbangun.
Jessy yang merasa terganggu tidurnya, mengerang sedikit dan perlahan membuka matanya. Masih menyesuaikan dengan cahaya ruangan, dia memejamkan matanya sebentar lalu menguceknya agar tidak rabun. Dirasanya penglihatannya sudah sempurna betapa terkejutnya dia setelah bangun dan duduk diranjang melihat Steve sudah ada dalam kamarnya.
" Steve !". Serunya kaget dan suaranya agak nyaring.
" Apa !". Kecilkan suaramu kau pikir aku hantu ?". Celetuk Steve dengan suara kesal.
" Dirimu lebih parah dari hantu ". Gumam Jessy pelan namun masih bisa terdengar oleh Steve.
" Barusan kau bilang apa !". Sahut Steve.
" hehe .. tidak ... aku tidak bilang apa-apa, santailah ". Balas Jessy terkekeh.
" Awas kau berani-berani mengataiku ya ". Steve Menjentikkan jarinya di kening Jessy.
" Awww .. Steve ".Jerit Jessy kesakitan sambil memegang keningnya.
" Mandi sudah sana sebentar lagi acaranya akan dimulai ". Perintah Steve lalu mendudukkan dirinya di sofa yang berada dikamar Jessy.
Jessy melihat arloji di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul 3 sore.
" Sejak kapan kau datang ". Tanya Jessy yang sudah berdiri dan mengambil handuknya.
" Dari tadi ... Mandi sana ". Jawabnya singkat.
Jessy pun langsung masuk ke kamar mandinya dan segera membersihkan tubuhnya. Selesai mandi Jessy hendak keluar dari kamar mandi, tanpa dia sadari Steve masih berada dalam kamarnya. Begitu pintu terbuka, jessy melangkahkan kakinya tapi berhenti saat melihat ke samping ternyata Steve masih ada. Steve yang melihat Jessy keluar dari kamar mandi mengenakan handuk saja membelakkan matanya melihat Jessy.
" Steveeeeee .... keluar dari kamarku ". Teriaknya lalu masuk lagi ke dalam kamar mandi.
Steve dengan senyum usil ingin mengerjai Jessy " Untuk apa aku keluar ". Jawabnya santai dengan tersenyum.
Jessy mengeluarkan kepalanya dari sela pintu ". Pergilah keluar Steve, aku mau berganti baju ".
" Ganti baju saja sana, aku tidak mau keluar ". Jawab Steve lagi masih tersenyum usil.
" Apa kau ingin mengintip ku, hah ! " Terdengar suara Jessy kesal.
" Untuk apa kau malu, cepat pakai bajumu ".
" Stevee .... aku bilang keluar dari kamarku ". teriak Jessy lagi.
" Ahh iya iya ... aku keluar, pecah dendang telingaku jika aku mendengar teriakanmu terusan ". Ucapnya lalu berjalan mendekati Pintu kamar.
Sebelum pintu kamar dibukanya, Steve menoleh kebelakang lagi melihat Jessy yang masih berdiri dibalik pintu kamar mandi.
" Apa kau yakin menyuruhku keluar Jessy ?". Tanyanya tanpa rasa bersalah.
" Keluar sana ". Suara Jessy terdengar meninggi.
Steve pun dengan tertawa membuka pintu kamar Jessy lalu keluar. Jessy yang melihat wajah Steve yang tertawa untuk pertama kalinya dihadapannya membuat hatinya senang.
Steve tertawa dihadapanku ? Benarkah itu Steve tertawa ? Dalam pikiran Jessy yang masih tidak percaya jika Steve tertawa di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Lailatul Huda
thoor sakit nya jesi jngn parah2 ya
2020-08-15
1