14

          Becrox menatap heran, tidak mengerti, merasa tersakiti oleh situasi yang cukup mengejutkannya sesaat sebelumnya tadi. Huh?! Nona mengigau?? Tunggu, daging panggang. Apakah selama melakukan tugas dari Ratu, dia hanya mengharapkan daging panggang??!?—pikirannya kini terganggu oleh igauan Litana. Tidak lama, dia bersin, membuat Becrox terperanjat kaget di tempat, membeliakkan mata padanya. Dia mengusap hidung dengan lengan baju kiri, mengerjapkan mata, melihat ke depan, lebih tepatnya ke arah Becrox yang berbaring disampingnya.

          “Hng... Kalau ingin membicarakanku jangan di belakang, seharusnya kau tahu itu Burung Aneh.” Gerutu Litana setengah sadar mulai bangun, duduk bersila, menguap seraya meregangkan kedua tangan ke atas. Becrox terperanjat, langsung ikut duduk bersila disampingnya. Ksatria Muda itu menelan rasa gugupnya, wajahnya tegang diliputi keringat dingin.

          BAGAIMANA INI?!?! BAGAIMANA INI?!?! BAGAIMANA INI?!?! BAGAIMANA INI?!?! BAGAIMANA INI?!?! BAGAIMANA INI?!?! BAGAIMANA INI?!?! NONA  TIBA-TIBA BANGUN SEHARUSNYA AKU BIASA SAJA.—batin Becrox panik, tidak mengerti apa yang terjadi padanya.

          Litana yang tidak menyadari keberadaannya, melihat sekitar dari kanan ke kiri, sampai dia membeliak kaget begitu menemukan Becrox ada disampingnya. Dia mengerjap beberapa kali, “Sejak kapan, Tuan Pengawal disini?” tanya Litana masih dengan tatapan kaget, Becrox terkejut langsung menoleh, “A-a-a-ku baru saja datang!!” jawabnya gugup. Kuharap saat tidur,aku tidak mengigau, ketika Tuan Pengawal disini.---harapnya percuma, tidak tahu kalau sebelumnya dia mengigau ketika Becrox datang.

          Alis gadis kecil itu terangkat, Ha?!, heran mendengar jawabannya,  “Tuan Pengawal. Apa Tuan baik-baik saja?” tanya Litana cemas, ia menelan rasa gugupnya dalam-dalam. TENANG. TENANGKAN DIRIMU, BECROX EDINHART. NONA HANYALAH SEORANG GADIS KECIL.—pikir Becrox berkeringat dingin, sekarang ia bingung harus bicara apa. Tidak mampu menjawab dengan kata-kata, Becrox mengangguk untuk menjawab pertanyaannya.

          Dia menghela napas lega, manik merah berliannya beralih melihat ke langit yang sudah gelap, “Aku terlalu lama tidur, sampai tidak menyadari kedatangan Tuan Pengawal. Maaf.” Ucapnya dengan sorot mata yang sedih. Becrox menarik napas pendek, berhasil menjernihkan pikirannya. “Nona tidak salah. Tidak perlu meminta maaf. Saya sengaja tidak membangunkan Nona, karena sepertinya anda terlihat lelah.” Kata Becrox terus terang,  melambaikan kedua tangan sebahu. Tian Feng mendarat di depan Litana, meletakkan sebuah gulungan kertas di atas rerumputan.

          Litana mengambil gulungan itu, lalu membukanya. Becrox yang memperhatikan juga penasaran, “Apakah Yang Mulia Ratu memberi tugas lagi?” gadis kecil itu tak bergeming, gulungan kertas masih dipegang dengan kedua tangannya, manik merah berliannya berbinar. Napasnya seolah terhenti sesaat, dia termangu. Sedangkan Becrox penasaran melihat raut wajah Litana yang kini terlihat berseri-seri di bawah langit malam.

          Lentera api menyinari jalan masuk menuju istana, derap langkah kaki cepat terdengar seperti gemuruh. Pintu masuk ruang singgasana terbuka. Seluruh bangsawan, jenderal, prajurit, serta pegawai kerajaan berkumpul.         

Dua orang berjubah abu-abu yang merupakan penasihat kerajaan berdiri di samping kiri dan kanan Ratu Ionles.

          “Bukankah ini berlebihan?? Hanya untuk anak kecil sepertinya?” oceh penasihat di kiri menatap para tamu undangan yang sudah berkumpul di tempat masing-masing. Ratu Ionles memejamkan mata, menghela napas panjang, “Menurutmu kenapa aku melakukan ini, huh?” cecar Ratu Ionles mengingat perkataan Pendeta Utara dari Kuil Ondro.

          Ketika Ratu Ionles bersama dua penasihat berjubahnya tengah berjalan menuju pintu keluar Kuil, Pendeta Utara datang menghampiri Ratu. “Hormat hamba Yang Mulia Ratu Ionles.” Sapa Pendeta Utara memberi hormat.

          Dua penasihat berjubah sangat terkejut, begitu juga Ratu Ionles. “Pendeta Utara. Anda benar-benar masih hidup.” Ucapnya berbinar kaget. Pendeta Utara hanya tersenyum, “Ya. Yang Mulia. Maafkan hamba karena sudah berbohong atas berita kematian palsu dua bulan yang lalu.”

          Ratu Ionles terdiam sejenak, “Pemuda itu tidak berbohong rupanya.” Gumamannya terdengar oleh Pendeta Utara, “Mohon maaf, bila saya lancang. Pemuda yang Yang Mulia Ratu maksud adalah Tuan Muda Becrox Edinhart. Dialah yang sudah menyelamatkan saya dari sekelompok pria berjubah misterius. Malam itu saya bersembunyi di ruangan rahasia di bawah air mancur taman Kuil. Saya mendengar suara pertarungan antar pedang, derap langkap bergemuruh. Tidak lama, setelah suara pertarungan berakhir. Saya keluar melalui jalan rahasia yang berada di balik semak-semak. Dan itu sungguh mengejutkan. Tuan Muda itu tidak mendapatkan luka sedikitpun, sungguh luar biasa. Di waktu yang bersamaan saya mendapat penglihatan, bahwa Tuan Muda Becrox Edinhart adalah pelindung Feng Ling.” Ratu Ionles tertegun mendengar penjelasan terakhir Pendeta tersebut.          Ruang singgasana terlihat megah, kristal alam yang berada di lampu gantungan memberi penerangan disana malam itu.

           “Sungguh mengejutkan. Yang Mulia Ratu mengundang banyak tamu ke Istana ini.” ucap salah seorang wanita bangsawan dengan kipas lipat merekah menutupi mulutnya. “Malam ini adalah penobatan seorang pemuda dari salah satu keluarga Ksatria Kerajaan Gidlove.” Balas wanita bangsawan lain, menatap sekitar penuh selidik ke keluarga Duke Edinhart.

          Penobatan menjadi seorang pengawal pribadi adalah berita besar yang membanggakan sekaligus mengharumkan nama keluarga bangsawan tersebut.

          “Sungguh sangat disayangkan, mengetahui salah seorang putranya. Tuan Muda Edinhart yang masih belia dan penuh bakat itu akan direndahkan.” Sahut wanita bangsawan lain sibuk menggosipkan nasib seorang putra bangsawan terpandang dari Duke Edinhart.

          Tidak lama kemudian, saat ruang singgasana kembali tenang. Ratu Ionles bangkit dari kursi singgasana, “Terima kasih sudah datang dalam acara malam ini. Dan aku sangat berterima kasih kepada Duke Voel Edinhart, karena telah menyetujui penobatan malam ini.” ucapnya membuka acara. Pintu masuk ruang singgasana dibuka.

          “Mari kita sambut, pahlawan kita. Yang dengan gagah berani telah menaklukkan Minatour dua bulan yang lalu. Tuan Muda Becrox Edinhart.” Lanjut Ratu Ionles seraya tersenyum.

          Becrox yang masih berdiri di ambang pintu masuk singgasana menatap tajam ke depan. Manik biru jernih nan terang, rambut merah bergelombang panjang terikat rendah dengan rapi, dan setelan seragam resmi jenderal tertutup jubah putih. Membuat Ksatria Muda itu tampak tampan, bersinar penuh wibawa.

          Kakinya melangkah perlahan, memasuki ruang singgasana yang lenggang.

          “Astaga! Tuan Muda Becrox terlihat bersinar!!” pikir seorang putri bangsawan terkesima melihatnya. “Dia sangat tampan.”

          “Ya Tuhan! Apakah aku bermimpi?!”

         Tuan Muda Becrox sangatlah tampan.—pikir para gadis bangsawan, jatuh hati akan pesonanya.

          Setelah masuk ke dalam ruang singgasana, Becrox memberi hormat kepada Ratu Ionles. “Hamba Becrox Edinhart memberi hormat kepada Yang Mulia Ratu Ionles.” Ratu Ionles mengangguk takzim, kemudian berbalik condong ke kanan.

          “Feng Ling, kemarilah.” Panggil Ratu Ionles merekahkan senyuman di wajahnya.

          Seorang gadis kecil dua belas tahun, rambut hitam yang setengah bagian pada poni, rambut depan telinga sedada, dan rambut belakang sebatas lutut—setengahnya berwarna perak kebiruan---dengan kain hitam yang menutupi mata. Mengenakan jubah berbulu elang yang warnanya serupa dengan rambutnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!