15

Gadis kecil itu melangkah perlahan menghampiri Ratu Ionles, berhenti disampingnya. Sejenak Feng Ling melihat sekeliling ruang singgasana, lalu mendongak melihat Ratu Ionles. Ia tersenyum pada Feng Ling, berbalik menghadap ke Becrox, “Hampiri pemuda dibawah sana.” Ujarnya pelan.

          Feng Ling berjalan menuruni tangga menghampiri Becrox. Becrox segera berlutut saat Feng Ling sudah berada di depannya.

            “Feng Ling adalah Dewi Pelindung Kerajaan Gidlove. Dan malam ini, aku akan menobatkan Ksatria Muda dari keluarga Duke Edinhart, Becrox Edinhart menjadi Jenderal Pengembara. Dengan ini aku serahkan perlindungan Feng Ling padamu.” Ungkap Ratu Ionles lantang. Membuat mereka yang hadir malam ini, membungkam mulut rapat-rapat. Mereka yang telah mengejek keluarga Duke jadi pucat. Tidak ada hukuman, hanya saja, mereka akan menanggung rasa malu yang sudah ditanam sendiri.

          Tangan kanan Feng Ling terulur dari balik jubah berbulu, terlihat sebuah sapu tangan hitam bersulam bunga lotus putih pada setiap sudutnya. Becrox balas menengadahkan kedua tangan, menerima sapu tangan Feng Ling. Di tengah acara itu, dia penasaran, lalu mendongak sedikit. Kedua matanya berbinar, dan jantungnya berdegup seperti dentuman gendang.

          “Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi, setelah sekian lama.” Gumamnya pelan, melempar senyum pada Feng Ling. Dan Feng Ling berbalas senyum, itu senyuman yang manis. Meskipun yang terlihat hanyalah hidung dan bibir kecil.

          Dari kejauhan, Litana melihat acara penobatan itu di belakang kursi singgasana. Dua penasihat mengabaikannya, selama dia tidak mengacaukan acara. Tian Feng diam, bertengger pada kursi singgasana. Manik merah berliannya berbinar melihat Becrox yang tersenyum pada Feng Ling, “Saya Becrox Edinhart menerima tanggung jawab yang diberikan Yang Mulia Ratu Ionles.”

         Ah, aku ingin Tuan Muda Becrox juga tersenyum padaku.—pikir para gadis bangsawan yang sekilas melihat Becrox dan Feng Ling saling berbalas senyum.

          Ratu Ionles mendekat, tubuhnya sedikit membungkuk, ia mendekatkan bibir ranumnya pada telinga Becrox, “Lindungi dia seperti kau melindungi dirimu. Aku masih belum mempercayaimu, atas apa yang telah keluargamu lakukan sebelumnya. Kau mengerti?” bisiknya penuh penekanan, “Saya mengerti.” Balas Becrox berbisik.

          Di area pohon besar.

          Beberapa helai daun turun, melepaskan diri dari ranting pohon besar dengan bantuan angin. Salah satu daun itu diambil oleh Litana yang mengulurkan tangan ke udara. “Daunnya mulai jatuh. Beberapa hari lagi, pasti akan ada lebih banyak daun yang jatuh. Udaranya juga cukup dingin malam ini.” katanya pada diri sendiri. Terdengar kepakan halus yang perlahan mendarat ke bahu kiri gadis kecil itu.

          “Bukankah ini adalah pertanda baik. Bagaimana menurutmu, Tian Feng?” tanyanya seraya mengusap perlahan tengkuk bawah leher elangnya. Memberi perhatian pada peliharaan kesayangannya. Kedua mata merah berliannya menatap bulan purnama, memejamkan kedua matanya perlahan, “Apa penobatannya sudah selesai?” tanya gadis kecil itu, membuka kedua mata, berbalik menoleh ke belakang, “Feng Ling.”

          Tian Feng segera terbang pergi entah kemana, saat gadis berjubah bulu elang seumuran Litana itu datang.

         Feng Ling mengangguk, dia melirik ke sosok pemuda yang sudah menjadi pelindung atau pengawal pribadi Feng Ling. Litana tersenyum kecil, “Tuan Pengawal sepertinya tampak senang sekali setelah bertemu denganmu, Ling.” Perkataannya membuat Becrox tertegun, lalu dia tertawa kecil melihat reaksi Jenderal Muda itu. Kemudian, Feng Ling berjalan mendekati Litana, tangan kirinya menggenggam tangan kiri Litana. Tidak lama, gadis itu menghilang menjadi beberapa helai bulu elang yang bersinar.

          Litana termangu selama beberapa saat. Dan dia melihat Becrox, pemuda itu panik dalam diam, “Nona Feng Ling? Kemana dia pergi?” tanyanya pada Litana yang tengah memandang sebuah bulu elang di telapak tangan kiri. “Tuan Pengawal tidak usah khawatir. Dia hanya tidak suka terlalu lama terlihat oleh orang banyak. Terlebih setelah acara penobatan tadi.” Jawab gadis kecil itu mengusap pelan bulu elang di telapak tangan kiri dengan jari telunjuk kanan. Wajah Becrox kini tampak cemas, “Tapi...”

          Menyadari hal itu, Litana meniup pelan bulu di tangan, “Feng Ling ingin Tuan Muda Becrox Edinhart menjadi pengawal pribadiku.” Lanjutnya membuat Becrox menatapnya tidak mengerti, “Apa maksudmu, gadis kecil?” dia melompat ke salah satu dahan pohon besar, bergelantung disana. Becrox melangkahkan menghampirinya.

          “Sepertinya Tuan Muda Becrox tidak menyadarinya sama sekali.” Ucap Litana memberikan tatapan yang cukup mejengkelkan pada anak-anak seusianya. Tatapannya membuat Becrox jengkel, “Gadis Kecil Pembawa Pesan, jelaskan, dan katakan padaku. Aku sama sekali tidak mengerti semua perkataanmu.” Kata Becrox dengan tangan kiri menahan tangan kanan Litana yang menahan tubuh untuk bergelantungan di dahan.

          Becrox menatap tajam Litana, tidak senang dipermainkan. Manik biru terangnya terlihat sangat indah, rambut merah dan wajah tampan yang menawan membelakangi cahaya bulan purnama malam itu, beradu dengan gadis kecil pemilik rambut perak, mata merah berlian, bak malaikat kecil.

          “Katakan.” Tegasnya.

          “Tidak akan.” Mendengar jawaban Litana, Becrox semakin kesal. Ia melepas tangannya dari menahan tangan Litana, berjalan mondar-mandir menggaruk kepala frustasi. “Ratu Ionles akan marah padaku karena tidak bersama Nona Feng Ling.” Gumam Becrox mengeluh terduduk bersila, menyandarkan tubuhnya ke pohon besar.

          Litana berkedip dua kali, menatapnya polos, “Kukira karena apa. Hanya masalah sepele.” Celatuknya heran. Becrox menoleh, melihat Litana, ia tampak lesu, “Sekecil itukah menurutmu?” dia mengangguk, melompat turun, duduk disampingnya dengan kedua kaki terlentang.

          “Iya. Tuan Muda Becrox terlalu mengkhawatirkan hal yang sebenarnya sepele. Feng Ling memang suka begitu, karena sudah muncul di depan umum. Hanya karena Feng Ling tidak bersama Tuan Muda Becrox, Yang Mulia Ratu tidak akan marah begitu saja.” Ujarnya santai seraya  melempar sebuah gulungan putih bergaris hitam di tengah ke udara yang ditangkap seekor elang putih. Pemuda disampingnya cemberut, “Jadi Tian Feng sepertinya menyenangkan.” Keluhnya menyandarkan kepala ke bahu Litana, menghela napas pendek. Litana menatapnya heran, “Apanya yang menyenangkan menjadi seekor elang?” Becrox melihat ke depan.

          Kepalanya masih bersandar pada bahu Litana, “Sayap kuat yang bisa membantumu terbang kemana saja. Cakar kuat sebagai senjata. Mata tajam yang mampu melihat mangsa kecil. Paruh kokoh.” Dia diam mendengarkan Becrox sambil memainkan rerumputan didekatnya dengan tangan kanan, “Ah, iya. Masih ada lagi.”

          “Pukulan kejutan Tian Feng adalah yang paling istimewa.” Lanjutnya tergelak, tertawa kecil, manik birunya melirik ke bawah, melihat bayangan rambut menari kecil. Lalu, ia tertegun, tiba-tiba bangun. Membuat Litana terkejut, langsung menoleh padanya, “Ada apa?” Becrox juga menoleh, “Aku sepertinya melupakan sesuatu. Kalau tidak salah, ini tentang Kuil Ondro.” Jawabnya kaku melihat Litana yang seketika berdiri.

          “Aku juga baru ingat. Kalau saja tidak ada acara penobatan tadi, kita pasti bisa menemui Pendeta Utara langsung, setelah aku bangun tidur tadi.” Sahut Litana merogoh kantong yang terikat di pinggang, kemudian mengeluarkan sebuah gulungan yang sama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!