10

Becrox berjalan menuruni tangga dengan tergesa-gesa, di tengah tangga, sekilas ia melihat gadis itu berlari keluar, belok ke kiri menuju gerbang. Ia tercekat, “Gadis Kecil Pembawa Pesan!” panggilannya tidak terdengar. Lalu Becrox pun berlari mengejarnya.

          Tian Feng terbang ke angkasa keluar dari wilayah Ibukota Guinvers, Ong He mendongak melihat ke angkasa. “Tian Feng.” Ucapnya mendenguskan udara dari hidung,

          “Permisi. Halo. Hei.” Panggil seorang gadis berambut perak, bertudung putih pemilik Tian Feng, melingkarkan kedua telapak tangan seolah terompet berdiri di depan Ong He. Entah darimana datangnya, muncul tiba-tiba. Manik merah rubynya menatap heran, alisnya terangkat, dia diam sejenak, mengambil napas dalam-dalam, dan menahannya di perut, “ONG HE!!” Teriaknya membuat Ong He langsung menoleh ke bawah. Mata sapinya menatap penuh selidik, “Kau... kenapa memanggilku? Aku tidak punya urusan denganmu. Aku mencari orang yang menantangku.” Ujar Ong He membungkuk condong ke depan.

          Ong He menghembuskan napas dari mulut, gadis itu segera menutup hidung dengan dua jari tangan kiri mengapit di tengah, dan tangan kanan mengibas-ngibas kecil di depan wajah, dia tertawa sedikit terbatuk, “Haha... huk..uhuk... hwaa,... bau sekali.” Keluhnya melepas apitan jari dari hidung, saat kepulan napas Ong He hilang. “Aku Ong He. Kau tahu itu, Nak.”

          Minatour itu terkekeh, tangan kirinya menopang siku tangan kanan, dia bertopang dagu, “Ong He. Berdirilah dengan tegap.” Katanya halus yang langsung dilakukan oleh Ong He. Makhluk tersebut berdiri tegap, sambil menatap heran gadis kecil didepannya, “Kau menantangku? Kaukah orangnya?” tanya Ong He terlihat bingung.

          Dia tersenyum, kedua matanya terpejam melengkung setengah lingkaran. “Mari pergi ke tanah sabana yang jauh dari ini.” Ucapnya melompat ke tangan kanan Ong He. Mata sapinya mendelik tidak mengerti, “Baiklah.”          Sedangkan di tengah jalan Ibukota Guinvers bagian selatan, Becrox melihat ke sekitar yang hanya terlihat penduduk berlari ke arah berlawanan, melarikan diri dari bahaya Minatour. “Gadis Kecil Pembawa Pesan.” Gumamnya cemas, kemudian di depan sana. Terlihat sosok Ong He yang diam membawa gadis kecil itu. Manik birunya membeliak, ia tercekat, “Minatour itu akan membawanya pergi. Dia dalam bahaya.”

          Terdengar kikikan kuda, itu adalah kuda yang ditinggalkan pemiliknya begitu saja saat melarikan diri, di depan sebuah toko. Becrox menghampiri kuda tersebut, melepas ikat talinya dari pagar, “Kuharap kau mau membantuku, Kawan. Aku harus menolong seseorang. Dia dalam bahaya.” Ujarnya seraya mengusap dahi kuda dengan lembut dan menatapnya. Suara kuda itu seperti berhembur, gerakannya terlihat tenang.

          Becrox tersenyum, “Terima kasih.” Ia melompat naik ke pelana, “Hiyaa!” Ksatria Muda bersama kuda asing pun bergerak menuju gerbang selatan. Kemudian, tali kekang serta sanggurdi dihentakkan pelan, membuat kuda yang ditunggai berlari. Tubuh Becrox condong ke depan.

          Kuda berpacu cepat dengan keempat kakinya. Mereka keluar melewati gerbang istana, Gadis Kecil Pembawa Pesan.

          Rambut merahnya berkelebat tatkala berkuda, membuatnya terlihat tampan. Bak pangeran dari Negri dongeng hendak pergi menyelamatkan Tuan Putri, manik birunya menatap ke depan tanah lapang sabana yang letaknya sangat jauh dari Ibukota Kerajaan.

          Tanah berdebam keras, terdapat retakan besar yang disertai kepulan debu, saat Ong He mendarat. Gadis kecil yang berada tangan kanannya, melompat turun, mendarat mulus ke permukaan tanah. Dia berjalan sepuluh meter dari tempatnya berpijak membelakangi Ong He. Ong He diam, menunggu, begitu gadis tersebut berbalik mengahadapinya, seraya melempar senyum manis, dia berkata, “Silahkan, memulainya lebih dulu.”

          Mata sapinya membulat besar penuh amarah, gada baja di tangan kiri diayunkan ke udara kosong, lalu memukul keras permukaan tanah sabana. Membuat getaran yang besar, tanah retak hingga terlempar ke udara bertebaran. Gadis itu tidak lagi di permukaan tanah, dia berdiri pada sebuah bongkahan tanah yang terlempar, mata merah rubynya menatap tajam Ong He yang masih diam dengan gadanya. “Ada yang tidak beres dengan Ong He. Meskipun Minatour, tapi dia tidak akan mudah termakan amarah tanpa sebab yang jelas. Karena Minatour itu sapi, walaupun terkadang mirip banteng juga.”

           Dia melompat ke atas bongkahan tanah lain di udara, dan dari arah berlawanan, Tian Feng terbang ke arah mereka. Paruhnya terbuka mengeluarkan suara elang yang memekakkan telinga, diikuti tranformasi menjadi elang raksasa, besarnya setengah dari Ong He. Ong He mendongak, matanya diliputi amarah besar, “Tian Feng! JANGAN MENGGANGGU!!” raung Ong He melempar energi gelombang besar ke arah elang itu.

           Tian Feng menyingkir ke sisi lain, mata elangnya mendapati gadis kecil tersebut tengah melambai, memberi isyarat menjauh. Burung elang itu kembali bersuara, berubah ke wujud sebelumnya. Tangan kanannya berhenti melambai, kini turun ke saku celana, manik merah rubynya memperhatikan Tian Feng yang mulai terbang menjauh.

           Masih diambang udara bersama bongkahan tanah, dia sekali lagi melompat ke bongkahan paling kecil di atas dengan lincah. “Sepertinya aku harus memukul tanduknya secara terpaksa.” Pikirnya melompat ke udara, membuat tudung serta jubahnya berkelebat, telapak tangan kirinya merekah, secercah cahaya biru terang berbentuk busur digenggam, sedang tangan kanannya seolah menarik secercah cahaya biru terang berbentuk panah, diarahkan ke salah satu tanduk Ong He.

         Kedua tangannya bersiap, lalu ibu jari dan telunjuk kanan yang mengapit dudukan panah melepasnya. Seperti bintang jatuh, panah biru terang itu melesat cepat, meliuk ke udara menuju salah satu tanduk Ong He. “Maaf, Ong He.” Ucapnya pelan. Namun, Ong He tidak lengah, gadanya diayunkan ke udara, tepat saat panah biru terang itu datang.

            CTANG!PYARR!!

            Panah tersebut ditangkis dan hancur seperti kerlap-kerlip cahaya. Dia terkejut melihat Ong He dapat menangkis panahnya. “Serangan seperti itu tidak akan bisa mengalahkanku, Nak.” Ujar Ong He menepis bongkahan tanah dengan gada, mata sapinya menatap ganas. “Gawat.” Gadis kecil tersebut pun terlempar bersama bongkahan tanah. “Kyaa!!”

             BATS!!

             Dia memejamkan mata, lalu membuka mata, Tian Feng terbang membawanya menggunakan cakar, seperti buruan. “Uh, sepertinya kali ini aku harus melwannya dari jarak dekat.” Gerutunya, yang mendongakkan kepala melihat kepala elangnya. “Hei, Tian. Saat aku menyuruhmu untuk melepasku. Kau-” perkataannya terhenti, maniknya mengecil kaget, wajahnya termangu, saat Tian Feng melepasnya dari cakar.

             “HAH!?! APA--!!” pekiknya panik diambang udara yang tubuhnya terjun bebas ke bawah. “TIAN FEEENGG!!” teriaknya panik menutup majah dengan kedua telapak tangan, pasrah. Sedangkan elangnya tidak menggubrisnya, pergi begitu saja. “Aku tidak mau mati sekarang. Aku masih kecil. Aku belum makan daging panggang rumahan. HUEEEEE!!!” rengeknya terus terjun bebas ke bawah. Dan diwaktu yang sama, Becrox yang menunggang kuda melihatnya.

              Ksatria muda itu melompat turun dari kuda, berlari secepat mungkin sekuat tenaga menghampirinya. “Syukurlah, aku bisa menangkapmu. Gadis Kecil Pembawa Pesan.” Ucap Becrox  lega, dia tertegun, kedua telapak tangan dibuka. Mata merah rubynya menatap heran, dia termangu, “Tuan Pengawal Becrox.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!