11

Becrox tersenyum, manik merah rubynya berbinar. “Kenapa Tuan Pengawal ada disini? Disini sangat berbahaya.”

          Dia seketika memainkan kecil jari telunjuk kanannya, mengingat busur yang terlepas dari gengamannya di udara. Busur biru terang itu berpecah menjadi kerlipan yang dihembus oleh udara. “Karena itulah, aku datang, Gadis Kecil Pembawa Pesan. Aku datang untukmu.” Kata Becrox halus, wajah gadis itu seketika suram, disertai panik.

          Astaga, ini bahkan lebih gawat daripada menghadapi Ong He. Selama lima tahun terakhir, tidak ada yang tidak bisa kulewati, kecuali ada orang lain di tengah pertarungan.—pikirnya dipenuhi kesuraman.

          Kerikil berloncatan kecil, suara gemuruh terdengar, permukaan tanah bergetar. Gadis kecil itu menatap tajam padanya, ia tertegun heran melihat raut wajahnya. Manik birunya membeliak, “Maaf, Tuan Pengawal.” Ucapannya bak sihir,sekejap manik biru Becrox menatap kosong, pria muda tersebut menurunkannya perlahan. Tetapi, kuda di sampingnya tidak terpengaruh.

          Suara elang Tian Feng terdengar mendekat, dia berbalik, wajahnya kembali suram, menatap tidak percaya, dari kejauhan, Ong He berlari seperti banteng yang mengamuk. Hei, Ong He ‘kan Minatour.

          Kuda yang berada di samping Becrox berpekik panik, segera menggigit jubah ksatrianya, menarik pria muda itu. Membawanya lari ke sembarang arah. Sedangkan dia kaget melihat reaksi kuda tersebut, lupa kalau Ong He sudah semakin dekat, melompat seraya mengangkat tinggi gada baja besarnya yang memukul permukaan tanah sabana.

          Dia menelan ludah kasar, memasang wajah lelah, “Astaga, peliharaanku sangat kurang ajar.” Keluhnya menggerakkan tangan kanan ke udara kosong sejajar dengan dada. Di waktu yang bersamaan, saat serangan Ong He datang, dia menangkisnya dengan pedang ramping yang memiliki rumbai hitam putih pada pegangannya.

         GTANG!!          BUMM!!

        Dentuman dari peraduan gada baja Ong He dan pedangnya membuat tekanan yang besar, sehingga tanah tempat berpijak ikut tertekan ke bawah sedalam satu meter, dan yang ada di sekitar mereka terhempas kuat. Kuda yang menarik Becrox terjatuh, membuat tubuh ksatria muda itu ikut tersungkur ke tanah.

          “Jangan lari dari pertarungan, Nak!!” tegur Ong He mendorong gadanya lebih kuat, meskipun begitu, kuda-kuda depannya tak goyah sedikitpun ataupun berubah. Dia tertawa kecil, “Aku tidak lari dari pertarungan, He. Dan sekarang, aku tidak akan menahan diri lagi.” Ucapnya santai, tersenyum kecil. Manik merah rubynya terlihat berkilat-kilat, di sekitar pedangnya keluar kesiur angin kencang.

          Ong He mengerung heran, karena tubuh lawannya tidak jatuh, “Kau hanyalah seorang bocah yang selalu menjengkelkan! Akan kubuat kau menangis dan memanggil kedua orang tuamu!!!”  Raung Ong He kesal memberi tekanan yang tidak mempengaruhinya.

          “Silahkan saja... kalau kau bisa.” Katanya santai dengan kesiur angin yang semakin kencang hembusannya. Kesiur angin tersebut mengepul dan menyerang Ong He dari segala arah.

         BUM BUM!! BUM BUM!! ZWUUUNGGGSSHHH

         Diserang secara acak membuat Ong He semakin kesal, ia mendorongnya sampai terpental lima meter ke belakang, lalu mengayunkan gada bajanya untuk menangkis serangan ke angkasa. Hidung Minatour tersebut mendengus ganas. “Sekarang giliranku.” Kata Ong He melenguh keras sampai menggema.

          Dia tidak jatuh dari kuda-kudanya, walaupun terpental cukup jauh. Manik merah ruby berlian itu menatap tajam ke depan. “Aku harus menghentikannya secepat mungkin.” Pikir gadis kecil tersebut menghunuskan pedang ke langit. Kemudian melepas pedangnya, membiarkan senjatanya mengapung. Kedua matanya terpejam, “Wahai Dewa Alam Semesta. Bersihkanlah noda dunia, dan berkatilah dunia dengan Cahaya Surgawi. Kutukan Murka SIRNA!!” katanya yang seketika, pedang melesat secepat kilat, menyerang telak tanduk sebelah kanan Ong He dalam satu pukulan.

          “Gadis Kecil!” panggil Becrox dari kejauhan berdiri dengan tangan kiri memegang bahu kanan. Dia menoleh kaget, tidak menyangka kalau ksatria muda itu bisa mudah lepas dari hipnotisnya, “Gawat.”

         Kuda meringkik ketakutan di sebelah Becrox, kedua kaki depannya patah. “GROOOOOAAAAA!!!!” raung Ong He menahan rasa sakit. Gada baja diayunkan ke sembarang arah, memukul daratan sabana, membuat permukaan tanah hancur yang sebagiannya melayang tak menentu.

          Tanah tempat mereka berpijak bergemuruh, retakan kecil yang semakin besar menuju ke arah Becrox merambat begitu cepat. Wajah gadis kecil tersebut panik seketika, “Tuan Pengawal!! Pergi dari sini!!”

         Becrox mendongak, tertegun membatu di tempat. “Cepat!”

         Kesempatan untuk lari menjauh tidak memihak ksatria muda tersebut. Tubuhnya terpental cukup keras karena benturan dari bongkahan batu yang keluar dari dalam tanah.

          Sedang kuda yang memang sudah tidak bisa apa-apa, juga terhempas oleh dorongan angin kencang yang berasal dari serangan telak pedang perak pada Ong He.

          Setelah serangan telak selesai, Ong He masih berdiri dengan kedua tangan menjuntai ke bawah. Napasnya terengah-engah lelah, tidak lama oleng ke depan, sudah tidak mampu menopang berat tubuhnya, karena kehabisan tenaga. Tanah berdebam disertai kepulan debu tipis, saat tubuh Ong He jatuh.

          Becrox membuka kedua matanya, untuk beberapa saat tidak terlihat jelas, retinanya berusaha menyesuaikan cahaya yang tertangkap, sampai semuanya terlihat jelas. Gadis kecil berambut perak duduk di sebelah kanan Becrox, kedua telapak tangannya mengarah ke bahu kanan. Terdapat cahaya hijau terang yang sepertinya keluar dari telapak tangan gadis kecil itu.

          Kuda meringkik, mendengus tepat di atas kepala Becrox, “Hai, Kawan. Apa kau baik-baik saja?” tanyanya mengulurkan tangan, mengelus kepala kuda. “Kedua kaki depannya sebelumnya patah, sekarang sudah tidak ap-” Becrox langsung bangkit, membuatnya terkejut. Dia langsung berhenti melakukan sihir penyembuhan, menatap heran Becrox.

          “Kakinya patah?!” pekik Becrox tidak percaya, manik birunya memperhatikan kuda itu dari berbagai sisi. Ia menoleh padanya, “Ada apa, Tuan Pengawal?” tanya gadis kecil tersebut duduk bersila sedikit memiringkan kepala ke kanan. Rambut perak depan yang berada di luar tudung menari kecil.

          Wajah Becrox tampak bingung, “Maaf, karena sebelumnya memanggil Nona dengan panggilan ‘Gadis Kecil’. Aku tidak tahu harus memanggil apa. Karena aku tidak tahu... nama Nona.” ucap ksatria muda, dimana dua akhir kalimat terdengar pelan. Bibir kecil gadis itu tersenyum tipis, “Tuan Pengawal Becrox masih belum tahu namaku, ya?” godanya pura-pura baru sadar. Dan dia memang baru menyadarinya. Becrox mengangguk kecil, dia sedikit melompat bangkit dari duduknya, berdiri merangkul kuda, “Maaf. Aku sepertinya tidak sopan.”

          Dia justru tertawa geli mendengarnya, “Tuan Pengawal Becrox sangat kaku rupanya terhadap anak kecil sepertiku.”  Becrox terpekik kaget, agak malu mendapat perkataan dari seorang gadis kecil. “Bu-bukan begitu maksudku.” Ucapannya membuat anak itu tertawa lagi sambil mengelus surai kuda.

        Egh, aku tidak tahu. Aku tidak biasanya kaku. Tapi, perkataannya memang ada benarnya. Mungkin karena terlalu lama belajar tata krama sejak kecil.**—batin Becrox serasa dihujam batu.

         “Tuan Pengawal Becrox. Sebelum kembali ke Istana, ada sesuatu yang harus dilakukan. Jadi, aku membutuhkan bantuanmu.” Katanya melempar senyum sebentar, lalu memeluk leher kuda penuh semangat. Becrox menatap tidak mengerti, tapi menuruti permintaan gadis kecil di depannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!