The Novelist'S Secret Lover

The Novelist'S Secret Lover

1. Angin Musim Gugur

"Kau yakin turun di sini? Coffe shop itu bahkan belum buka!" Martin Myers bertanya pada Gabriela, istrinya.

"Yahh, tak apa. Farah bilang ingin bertemu pagi ini di sini!" Gaby membuka pintu mobil. Sebelum turun, dia mendaratkan ciuman kecil di pipi Martin.

"I love you, Honey," bisik Martin mesra.

"I love you too," balas Gaby sembari melempar senyuman lembut. "Berhati-hatilah. Jangan ngebut!" pesan Gaby, lalu keluar dari mobil.

"See you later!" ujar Martin sambil mengecek pintu mobil yang barusan ditutup istrinya. Gaby melambaikan tangan dan menepi.

Pria tampan berpenampilan bersih dan berkaca mata itu mengarahkan mobil untuk kembali melaju menuju kantornya di sebuah lembaga riset dan penelitian. Dia adalah salah seorang ilmuwan peneliti di sana.

Gaby melihat coffe shop yang dia dan Farah jadikan tempat pertemuan. Sekarang pukul enam pagi. Entah toko itu tutup, atau dia yang datang kepagian. Akhirnya wanita itu memutuskan menunggu di bangku taman yang dipasang pemerintah kota di sepanjang trotoar rindang di boulevard.

Dikeluarkannya ponsel dari tas kecil yang menyilang tubuhnya. Melakukan panggilan telepon pada Farah.

"Iya, sebentar lagi aku sampai. Aku sedang di lampu merah depan toko Farmasi," Farah langsung nyerocos begitu mengangkat telepon.

"Syukurlah. Tapi aku mau bilang, bahwa coffe shop itu ternyata belum buka jam segini. Jadi aku menunggumu di bangku taman di kanan toko itu!" Gaby menjelaskan.

"Oke. Nanti kita cari coffe shop lain yang sudah buka!" Farah menutup pembicaraan.

Gaby menggenggam ponselnya dan melihat ke arah kanan, di mana mobil Farah akan muncul. Udara dingin pertengahan musim gugur, sudah terasa menggigilkan. Dirapatkannya long coat dan neck cover flanel ke dada untuk mengusir hawa dingin.

Dengan irama teratur, tumit sepatu boot-nya mengetuk paving blok trotoar. Matanya menatap ke langit dengan penuh perhatian. Menjelang musim dingin, burung-burung di utara akan bermigrasi ke selatan yang lebih hangat.

Berbondong-bondong burung terbang melintasi kota mereka setiap tahun. Tangannya membuka kamera ponsel dan mencoba membidik pemandangan indah di langit pagi.

"Kenapa pula aku lupa membawa kamera hari ini?" sesalnya.

Padahal autum adalah season favoritnya. Tidak terlalu panas juga tidak terlalu dingin. Dan di saat ini, alam bisa terlihat sangat cantik dalam nuansa oranye yang hangat. Perpaduan antara akhir musim bunga untuk menyambut musim dingin.

Dia berhasil mendapatkan beberapa bidikan foto amatir di ponselnya. Bahkan masih menyempatkan untuk mengambil foto jalanan lengang yang dirindangi dahan-dahan jacaranda di sepanjang sisi jalan.

Suara decit ban yang berhenti, mengalihkan perhatiannya. Gaby menoleh dan tersenyum cerah ke arah wanita cantik berambut ikal usia empat puluhan itu. Embusan angin musim gugur mengibarkan rambutnya yang berwarna cokelat madu.

"Apa kau ingin ganti profesi jadi fotografer sekarang?" terdengar suara khas Farah menyapanya.

Gaby hanya menggeleng dan tersenyum. Dia melangkah ke arah mobil.

"Ayo naik, kita cari coffe shop lain!" ajak Farah.

Gaby mengangguk setuju. Sebentar lagi jari-jarinya bisa membeku, karena lagi-lagi dia lupa mengenakan sarung tangan! Dibukanya pintu mobil dan duduk di kursi depan samping Farah. Wanita itu memperhatikan jalan lewat kaca spion sebelum mengarahkan mobilnya ke tengah.

"Sudah berapa lama kau di luar situ?" tanya Farah khawatir, saat melihat Gaby merapatkan baju hangatnya. Dari goyangan ranting dia tahu bahwa angin utara. berembus lumayan kencang pagi ini.

"Mungkin sepuluh menit!" sahut Gaby santai.

"Martin akan mengomeliku jika kau terkena flu karena cuaca dingin!" keluh Farah.

Gaby tertawa kecil mendengarnya. Sebagai editor perusahaan penerbitan, Farah juga adalah teman kuliah suaminya dulu. Tapi kemudian Farah melepaskan jaket lab-nya untuk mengejar passion-nya di bidang jurnalistik.

Namun itupun tak lama. Dia kembali tergoda untuk ganti haluan setelah mengenal Gaby dalam sebuah acara yang diliputnya. Farah tak menduga Gaby ternyata menyimpan kemampuan menulisnya dalam puluhan disk.

Dia percaya bahwa Gaby dan mungkin ratusan penulis kecil lainnya kesulitan menembus perusahaan penerbitan, karena nama mereka sama sekali belum dikenal orang.

Dengan niat mulia mengangkat nama para penulis baru, Farah bersama teman-teman se-idenya membuat perusahaan penerbitan sendiri, khusus untuk mereka yang tak dilirik penerbit besar.

Sejak itulah, lima tahun yang lalu, novel-novel Gaby mulai diterbitkan secara teratur. Setahun dua kali, novelnya naik cetak. Namanya dan beberapa nama penerbit kecil lain, mulai sedikit dikenal masyarakat yang berkecimpung di bidang literasi.

"Kau melamun?" suara Farah membuatnya menoleh.

"Tidak!" bantah Gaby.

"Tapi pandanganmu kosong!" tuduh Farah.

"Aku sedang mengingat-ingat perjalananku sebagai penulis. Jika tidak bertemu denganmu, maka aku akan tetap jadi seorang pelayan cafe saja." Gaby kembali menerawang.

Farah menghela napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Mobil menepi dan berhenti. Gaby melihat keluar jendela. Ada sebuah coffee shop sederhana di sana. Dia melepaskan savebelt dan bersiap untuk turun. Tapi jarinya urung membuka pintu, karena Farah masih duduk di tempatnya sambil melihat ke jalanan depan.

"Apa yang begitu menarik perhatianmu di sana?" Gaby ikut memperhatikan jalan di depan dengan seksama.

"Hahh ... tidak ada apa-apa. Ayo turun!" Farah mengelak dan bersiap turun.

Meskipun heran dengan sikap Farah, Gaby akhirnya mengangkat bahu tak peduli, lalu ikut turun.

Keduanya melangkah beriringan melintasi trotoar selebar satu meter dan langsung mendorong pintu coffe shop.

Bunyi bel di atas pintu berdenting saat daun pintu terbuka. Itu pengingat untuk pelayan. Bahwa ada pelanggan yang masuk toko.

Aroma kopi yang harum bercampur dengan aroma roti yang sedang dipanggang, menguar memenuhi seantero ruangan. Aroma memabukkan yang akan selalu dirindukan para penggemar kopi.

Gaby dan Farah memilih meja kedua dari jejeran meja yang menempel tembok hingga belakang. Seorang pelayan manis mengenakan apron bermotif coffee cup di dada, datang menghampiri dan meletakkan kertas menu di meja. Dia menunggu di situ, siap untuk mencatat pesanan Gaby dan Farah.

"Aku pesan Caffe Latte dan Beef Croissant," ujar Gaby setelah melihat menu sekilas.

"Mochaccino dan Macaroni Shcotel!" Farah mengembalikan lembaran menu pada gadis pirang manis itu.

"Mohon ditunggu," sambut gadis itu sebelum beranjak.

"Tempat yang sangat bagus! Aku belum pernah ke sini," Gaby berkomentar.

Dilihatnya seorang pria yang mengenakan sweater abu-abu muda, masuk. Dia menenteng tas dan langsung duduk di meja panjang di bagian paling depan coffee shop. Area itu dapat membuat pengunjung menatap dengan leluasa ke arah lalu lalang orang di trotoar dan jalanan, melalui dinding kaca lebar di bagian depan toko.

Pria itu mengeluarkan laptopnya sambil berteriak pada gadis manis di balik meja kerja. "Berikan aku Espresso dan Fish and Chips, Sally," ujar orang itu.

"Oke!" Gadis bernama Sally itu menyahuti.

"Sepertinya dia pelanggan di sini," pikir Gaby.

Farah menoleh ke tempat pandangan Gaby terarah. "Apa ada yang menarik darinya?" tanya Farah.

"Tidak. Dia hanya seorang pemuda pekerja biasa. Buru-buru berangkat kerja dan lupa sarapan. Bahkan dia mungkin belum menyelesaikan tugas pentingnya hari ini. Tidak menarik sama sekali!" jawab Gaby.

Sally datang dan menyajikan pesanan mereka berdua. Aroma kopi dan makanannya benar-benar menggoda. Asap yang masih mengepul dari Croissant dan Makaroni yang dipenuhi lelehan keju, benar-benar menggoda. Keduanya segera mencicipi hidangan yang tersaji.

"Hemmmhhh ... lezat sekali!" Gaby memiringkan kepala sambil memejamkan mata. Mulutnya mengunyah rotinya perlahan. Dari ekspresinya tampak jelas dia sedang menikmati kelezatan roti itu.

Farah terkekeh melihatnya. "Kau sangat ekspresif! Melihat wajahmu itu, orang yang tidak lapar juga jadi ingin ikutan makan. Sepertinya kau cocok menjadi Food Vlogger. Ekspresimu alami, jujur, dan tak dibuat-buat," komentar Farah.

Dia pun tak mau ketinggalan mencicipi makanan pesanannya. Semoga sama nikmat dengan yang dipesan Gaby. Sendok pertama masuk ke dalam mulutnya, membuat mata Farah yang bulat hitam itu membelalak.

"Kau benar, makanan di sini sangat lezat! Kenapa kita tak pernah ke sini sebelumnya?" rentetan kata-kata pujian Farah tak bisa dibendung.

Gaby tersenyum. Perlahan dia menyeruput kopinya. Setelah potongan roti kedua berhasil ditelannya, wanita itu melontarkan pertanyaan.

"Kau mengajakku keluar di hawa dingin, tentu bukan sekedar ingin mencari cafe baru, kan? Katakan saja ada apa!" tanya Gaby akhirnya.

********

Terpopuler

Comments

Seruling Emas

Seruling Emas

Iya, Gaby. sdh langsung saya revisi. Terima kasih utk kejeliannya

2023-05-15

1

𒁍⃝Ғνᷤcͣκᷜɪͭиͥʙ⨻ꚃтʌʀÐ︎᚛➢

𒁍⃝Ғνᷤcͣκᷜɪͭиͥʙ⨻ꚃтʌʀÐ︎᚛➢

📢Halo Kak Aku Ikut Mampir Yah,Tetap Semangat Buat Karyanya.
Terimakasih
Jangan Lupa Mampir Juga Di Lapaku😁

2023-03-16

1

Alderlinch

Alderlinch

Di bab 1 yg tergambar keharmonisan suami istri. Dan istrinya yg novelist. Apa nanti si Gaby selingkuh? Aduh, kasian, suami baik begitu

2022-11-09

5

lihat semua
Episodes
1 1. Angin Musim Gugur
2 2. Introvert
3 3. Edinburg
4 4. Ketiduran
5 5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6 6. Toko Buku Scott Sutherland
7 7. Scott
8 8. Kehujanan
9 9. Pelindung Kota
10 10. Flu Berat
11 11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12 12. Fresh Market
13 13. Bertemu Hantu?
14 14. Berdarah Scotland
15 15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16 16. City Tour
17 17. Pertolongan Kedua
18 18. Tampan dan Berkharisma
19 19. Stuart Grant
20 20. The Highlander Klan
21 21. A Day in Glasgow
22 22. Mommy
23 23. Mencari Jawaban
24 24. Penguntit Baru
25 25. The Guardian of The Clan
26 26. Wanita Pilihan
27 27. Bruce MacKenzie
28 28. Pria Asing Lain
29 29. Menang Undian
30 30. Aku Pasangannya
31 31. Culloden Battle Field
32 32. Inverness
33 33. Jatuh ke Danau
34 34. Di Ceruk Batu
35 35. Malam Magis di Danau
36 36. Tersesat di Hutan
37 37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38 38. Mencari Penyihir
39 39. Bertemu Nenek
40 40. Kenangan Masa Kecil
41 41. Pertarungan
42 42. Takdir Aine dan Wingnut
43 43. Mimpi Aneh
44 44. Sadarnya Tuan Scott
45 45. Menunggu Purnama
46 46. Cahaya Terbang
47 47. Mantera Sihir Purnama
48 48. Aku Melihatmu Mati!
49 49. Pagi Suram
50 50. Kegelisahan Tuan Scott
51 51. Kehamilan Gaby
52 52. Pengacara Thomas Menzies
53 53. Jamie Mac Kay
54 54. Permintaan Tuan Scott
55 55. Malam Terakhir
56 56. Kembali ke Rumah
57 57. Keluar dari Rumah
58 58. Dilema
59 59. Pembicaraan dengan Farah
60 60. Pindah
61 61. Di Rumah Baru
62 62. Malam ke Dua
63 63. Kedatangan Tuan Scott
64 64. Kekalahan Tuan Scott
65 65. Awal Musim Semi.
66 66. Kedatangan Martin
67 67. Hati Yang Patah
68 68. Pagi Musim Semi
69 69. Perjalanan Martin
70 70. Perencanaan
71 71. Persiapan Jamie Mac Kay
72 72. Satu Hari Berlalu
73 73. Dokter Steve
74 74. Penyihir Alba
75 75. Langkah Jamie
76 76. Kedatangan Stuart Grant
77 Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78 Ban 78. Menguji Oliver Stout
79 Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80 Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81 81. Bertemu
82 82. Elliot Kerr
83 83. Pertarungan di Hutan
84 84. Kemenangan Bonnie
85 85. Mendapatkan Sekutu
86 86. Bertarung dengan Watson
87 87. Persalinan Gaby
88 88. Polisi Kota
89 89. Campur Tangan Polisi
90 90. Evander Keane Sutherland
91 91. Kecelakaan di Jalan Tol
92 92. Rumor Bonnie
93 93. Hutan dan Sihir Gelap
94 94. Pengepungan di Hutan
95 95. Pria Brewok di Hutan
96 96. Lepasnya Watson
97 97. Ledakan
98 98. Kondisi Martin
99 99. Pingsannya Oliver
100 100. Tommy
101 101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102 102. Lari Lagi
103 103. Kekacauan di Bandara
104 104. Terbang
105 105. Pendaratan Darurat
106 106. Pertarungan Terakhir
107 107. Kembali ke Edinburgh
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Angin Musim Gugur
2
2. Introvert
3
3. Edinburg
4
4. Ketiduran
5
5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6
6. Toko Buku Scott Sutherland
7
7. Scott
8
8. Kehujanan
9
9. Pelindung Kota
10
10. Flu Berat
11
11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12
12. Fresh Market
13
13. Bertemu Hantu?
14
14. Berdarah Scotland
15
15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16
16. City Tour
17
17. Pertolongan Kedua
18
18. Tampan dan Berkharisma
19
19. Stuart Grant
20
20. The Highlander Klan
21
21. A Day in Glasgow
22
22. Mommy
23
23. Mencari Jawaban
24
24. Penguntit Baru
25
25. The Guardian of The Clan
26
26. Wanita Pilihan
27
27. Bruce MacKenzie
28
28. Pria Asing Lain
29
29. Menang Undian
30
30. Aku Pasangannya
31
31. Culloden Battle Field
32
32. Inverness
33
33. Jatuh ke Danau
34
34. Di Ceruk Batu
35
35. Malam Magis di Danau
36
36. Tersesat di Hutan
37
37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38
38. Mencari Penyihir
39
39. Bertemu Nenek
40
40. Kenangan Masa Kecil
41
41. Pertarungan
42
42. Takdir Aine dan Wingnut
43
43. Mimpi Aneh
44
44. Sadarnya Tuan Scott
45
45. Menunggu Purnama
46
46. Cahaya Terbang
47
47. Mantera Sihir Purnama
48
48. Aku Melihatmu Mati!
49
49. Pagi Suram
50
50. Kegelisahan Tuan Scott
51
51. Kehamilan Gaby
52
52. Pengacara Thomas Menzies
53
53. Jamie Mac Kay
54
54. Permintaan Tuan Scott
55
55. Malam Terakhir
56
56. Kembali ke Rumah
57
57. Keluar dari Rumah
58
58. Dilema
59
59. Pembicaraan dengan Farah
60
60. Pindah
61
61. Di Rumah Baru
62
62. Malam ke Dua
63
63. Kedatangan Tuan Scott
64
64. Kekalahan Tuan Scott
65
65. Awal Musim Semi.
66
66. Kedatangan Martin
67
67. Hati Yang Patah
68
68. Pagi Musim Semi
69
69. Perjalanan Martin
70
70. Perencanaan
71
71. Persiapan Jamie Mac Kay
72
72. Satu Hari Berlalu
73
73. Dokter Steve
74
74. Penyihir Alba
75
75. Langkah Jamie
76
76. Kedatangan Stuart Grant
77
Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78
Ban 78. Menguji Oliver Stout
79
Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80
Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81
81. Bertemu
82
82. Elliot Kerr
83
83. Pertarungan di Hutan
84
84. Kemenangan Bonnie
85
85. Mendapatkan Sekutu
86
86. Bertarung dengan Watson
87
87. Persalinan Gaby
88
88. Polisi Kota
89
89. Campur Tangan Polisi
90
90. Evander Keane Sutherland
91
91. Kecelakaan di Jalan Tol
92
92. Rumor Bonnie
93
93. Hutan dan Sihir Gelap
94
94. Pengepungan di Hutan
95
95. Pria Brewok di Hutan
96
96. Lepasnya Watson
97
97. Ledakan
98
98. Kondisi Martin
99
99. Pingsannya Oliver
100
100. Tommy
101
101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102
102. Lari Lagi
103
103. Kekacauan di Bandara
104
104. Terbang
105
105. Pendaratan Darurat
106
106. Pertarungan Terakhir
107
107. Kembali ke Edinburgh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!