17. Pertolongan Kedua

Keesokan pagi.

"Hai Emily!" sapa Gaby sambil melangkah ringan.

"Apa kau mau pergi tour lagi?" tanya wanita paruh baya itu.

"Tidak. Aku mau mencari makan. Kemudian pergi ke perpustakaan untuk mencari bahan riset. Aku perlu menambahkan sesuatu dalam ceritaku," jawabnya.

"Apa kau sudah tahu di mana perpustakaan kota ini?" tanya Emily.

"Ya. Aku mencarinya lewat internet dan map semalaman. Aku akan menemukannya!" ujarnya percaya diri.

"Kenapa kau tidak pergi ke toko buku Tuan Scott? Koleksinya juga bagus," saran Emily. Wanita itu ingin sekali menambahkan bahwa tempat itu lebih dekat ketimbang perpustakaan. Tapi dia tak mau dianggap cerewet dan membuat Gaby makin antipati pada Tuan Scott.

"Bukankah kita harus membeli buku jika di toko? Aku hanya perlu mencari sedikit di sana, sedikit di sini sebagai referensi. Jika membeli, rasanya terlalu boros juga," kekehnya.

"Baiklah. Hati-hatilah di jalan. Semoga harimu menyenangkan!" Emily melambaikan tangannya.

Gaby melangkah ke arah yang sama dengan taman tempat dia pernah bertemu seseorang yang mirip Dokter Thompson. Kali ini dia akan berhati-hati dan tidak peduli pada orang lain. Tampaknya itu hal bagus. Jangan beri celah orang mendekatinya.

"Hai Gaby, kau mau pergi ke mana sepagi ini?" sapa Tuan Edward yang berpapasan dengannya.

"Gaby terkejut..Dia curiga itu bukanlah Tuan Edward yang asli. Dengan langkah terburu, ditinggalkannya pria tua yang menatapnya bingung.

"Apakah ada sesuatu di wajahku yang membuatnya takut?" gumamnya heran.

"Hah ... merepotkan sekali," keluhnya. Sekarang dia sudah berada di perempatan tempat Dokter Thompson palsu itu berbelok ke arah lain.

"Sialan. Kenapa juga aku harus memikirkannya?" geramnya. Diperiksanya gps di ponsel dan terus mengikuti petunjuk map yang berbicara tak henti.

Setengah jam kemudian, dia menemukan perpustakaan itu. Gedung tua yang masih sangat berfungsi. Kakinya melangkah makin cepat agar segera sampai ke sana.

Hingga pukul sepuluh pagi, Gaby terbenam dalam tumpukan buku-buku perpustakaan yang diambilnya di rak. Namun perutnya yang lapar karena belum diisi sejak pagi, menghentikan keasikannya.

"Aku harus cari tempat makan lagi di tempat asing," gerutunya. Dengan terpaksa disudahinya keasikan membaca. Menyimpan tablet yang digunakan untuk mencatat, ke dalam tas. Lalu keluar buru-buru.

"Permisi, Nona. Apakah anda tahu di mana tempat makan terdekat di sini?" tanya Gaby pada seorang penjaga perpustakaan.

"Anda hanya perlu pergi keluar. Lalu ikuti jalan depan. Di perempatan pertama ada tangga menurun. Ikuti saja. Di ujung tangga itu ada restoran Asia, jika anda suka," jelasnya.

"Bagus sekali. Saya suka itu," sambut Gaby. "Terima kasih!"

Tempat makan itu tak sulit untuk ditemukan. Yang sulit adalah, tempat itu terlalu ramai dan dia tak kebagian bangku!

"Bagaimana ini?" pikirnya galau. Perutnya sangat lapar. Dan rasanya tak tahan lagi dengan aroma masakan yang tercium dari tempatnya berdiri.

Matanya mencari-cari bangku taman. Dan dia menemukannya, di seberang jalan sana. Akhirnya Gaby memesan makanan take away dari resto.Asia tersebut. Dengan tak sabar dan liur hampir tumpah, wanita itu menyeberangi jalan menuju ke seberang. Lampu lalu lintas yang merah sudah berkedip-kedip, tanda akan berganti hijau tak lama lagi.

Gaby masih bergegas dan setengah berlari, saat kendaraan pertama melintas tak sabar dengan kecepatan tinggi. Gaby memekik panik melihat mobil itu menjadi begitu besar di depannya. "Ya Tuhan ...," batinnya pasrah.

Tapi tiba-tiba seseorang melompat dan menariknya untuk menghindar. Mobil itu melintas secepat angin dan berlalu dari sana. Meninggalkan dua orang yang saling bergulingan dari jalan aspal ke tepi trotoar.

"Ahhh!" Gaby memegang kepalanya. Menghindarkannya dari benturan ke jalan.

Setelah guling-gulingan itu berhenti, Gaby melihat penolongnya dengan mimik tak percaya. "Bagaimana bisa kau lagi?" tanyanya heran.

Pria itu berdiri dan mengibaskan pakaiannya yang kotor karena debu. Dia tak terganggu sedikitpun dengan reaksi Gaby yang tak sesuai. "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir. Mencoba membersihkan benerapa kotoran kecil yang tersangkut di rambut wanita itu.

"Apa kau menguntitku?" tuduh Gaby.

"Bukankah seharusnya aku menerima ucapan terima kasih? Lalu aku akan membalas dengan, "Tidak masalah"," Pria itu menelengkan sedikit kepalanya. Gayanya sangat berkelas.

Gaby terdiam. "Ya, seharusnya aku mengucapkan terima kasih. Jika tak ditariknya, aku mungkin sudah tewas sekarang," batinnya.

"Maafkan, saya terkejut. Bagaimana bisa tiba-tiba anda lagi yang menolong saya?" ujar Gaby. Nada suaranya menurun. Sekarang dia ikut mengibas-ngibas debu di baju dan celana panjangnya.

Matanya tertuju pada kotak makanan Asia yang tadi dibeli. Makanan itu sudah hancur terlindas roda mobil yang lalu-lalang.

Pria itu menangkap pandangan dan sinar matanya. "Kau belum makan?"

Gaby menggeleng dengan wajah kuyu. Dilihatnya restoran Asia itu justru sudah makin ramai, menjelang makan siang.

"Ikut aku. Akan kutunjukkan tempat makan enak di sebelah sana," ujarnya.

Gaby mengikutinya. Perutnya sudah keruyukan sekarang. Dengan malu, ditutupinya perut dengan tas besar. Tapi pria itu ternyata tak berkomentar apapun.

Gaby melihat sebuah restoran lain di depan sana. Dan, sangat ramai tentu saja. Ini sudah mendekati jam makan siang.

"Hallo Tuan Scott," sapa petugas di pintu masuk.

"Meja biasa!" ujar Tuan Scott pada pelayan. Pelayan itu segera membawanya ke arah mejanya.

Surprise! Gaby tak melihat satupun meja kosong di ruangan itu. Tapi meja biasa yang dipesan Tuan Scott, masih kosong! "Apakah itu meja khusus untuknya?" pikir Gaby.

Pelayan menyerahkan buku menu kepada Gaby, agar dia memilih makanannya.

Gaby memilih makanan berat, karena dia memang sangat lapar.

"Kau tidak memesan?" disodorkannya buku menu itu pada Tuan Scott.

"Dia tahu aku harus makan apa hari ini," sahut Tuan Scott.

Pelayan itu pergi setelah mencatat pesanan Gaby.

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Gaby to the point. Pria itu amat sangat misterius di matanya. Tapi seisi kota tampak sangat mengenalnya. Apakah dia orang terkenal? Artis? Bangsawan? Bekas pejabat kota? Atau malah seorang penulis terkenal di kota ini? Gaby sangat penasaran.

"Hahahaa .... Aku hanya seorang pemilik toko buku," jawabnya dengan ekspresi riang. Dia merasa pertanyaan Gaby sangat lucu.

"Lalu bagaimana kau menjelaskan kehadiranmu yang tiba-tiba ada di persimpangan itu dan menolongku?" tanya Gaby.

"Apa kau tahu, di sebelah kiri resto Asia itu adalah barber shop langgananku? Aku baru selesai pangkas dan akan pergi makan ke sini, saat melihatmu hampir ditabrak mobil!" jelasnya.

"Kenapa kau tidak lari?" tanyanya heran.

"Aku terlalu gugup. Kakiku terasa dipaku erat ke bumi." Gaby menunduk.

"Lalu, apa penjelasanmu tentang bangku kosong diantara semua bangku penuh?" selidik Gaby.

"Karena aku sudah bilang saat lewat di sini tadi. Bahwa aku akan mampir makan setelah memangkas rambut." jawabnya santai. "Kalau tidak dipesan, jangan harap bisa makan di sini!" jelasnya tanpa diminta.

Penjelasan itu masuk akal. Tadi dia bisa lihat orang mengantri di depan pintu masuk. Gaby memperhatikan potongan rambut pria itu yang sekarang memang lebih pendek dari saat terakhir dilihatnya. "Sangat tampan," batinnya dengan wajah merona kemerahan.

Pelayan mengantarkan makanan yang mereka pesan. Dengan tak sabar Gaby menyendok semangkok sup krim ke dalam mulutnya. Perutnya terasa nyaman setelah satu mangkuk sup krim hangat dan lezat, habis ditelannya.

"Makanlah pelan-pelan," saran Tuan Scott. Pria itu menggeleng melihat wanita muda di depannya ini makan dengan tak sabar.

"Mmmh," angguk Gaby sambil menggigit paha ayam panggang di mulut.

Pria itu tersenyum menawan melihat caranya makan. Tanpa sadar, jarinya meraih kotak tissue dan diulurkan untuk menyeka bekas saus yang menempel hingga ke pipi Gaby.

********

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

Beneran tuan scott lg. udh kayak hantu ya, ada di mana2

2022-11-18

2

Dewi

Dewi

Tuan Scot lg kah?

2022-11-18

2

Mr. Scary

Mr. Scary

mau makan aja kudu ada scene mau mati dulu

2022-11-14

4

lihat semua
Episodes
1 1. Angin Musim Gugur
2 2. Introvert
3 3. Edinburg
4 4. Ketiduran
5 5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6 6. Toko Buku Scott Sutherland
7 7. Scott
8 8. Kehujanan
9 9. Pelindung Kota
10 10. Flu Berat
11 11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12 12. Fresh Market
13 13. Bertemu Hantu?
14 14. Berdarah Scotland
15 15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16 16. City Tour
17 17. Pertolongan Kedua
18 18. Tampan dan Berkharisma
19 19. Stuart Grant
20 20. The Highlander Klan
21 21. A Day in Glasgow
22 22. Mommy
23 23. Mencari Jawaban
24 24. Penguntit Baru
25 25. The Guardian of The Clan
26 26. Wanita Pilihan
27 27. Bruce MacKenzie
28 28. Pria Asing Lain
29 29. Menang Undian
30 30. Aku Pasangannya
31 31. Culloden Battle Field
32 32. Inverness
33 33. Jatuh ke Danau
34 34. Di Ceruk Batu
35 35. Malam Magis di Danau
36 36. Tersesat di Hutan
37 37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38 38. Mencari Penyihir
39 39. Bertemu Nenek
40 40. Kenangan Masa Kecil
41 41. Pertarungan
42 42. Takdir Aine dan Wingnut
43 43. Mimpi Aneh
44 44. Sadarnya Tuan Scott
45 45. Menunggu Purnama
46 46. Cahaya Terbang
47 47. Mantera Sihir Purnama
48 48. Aku Melihatmu Mati!
49 49. Pagi Suram
50 50. Kegelisahan Tuan Scott
51 51. Kehamilan Gaby
52 52. Pengacara Thomas Menzies
53 53. Jamie Mac Kay
54 54. Permintaan Tuan Scott
55 55. Malam Terakhir
56 56. Kembali ke Rumah
57 57. Keluar dari Rumah
58 58. Dilema
59 59. Pembicaraan dengan Farah
60 60. Pindah
61 61. Di Rumah Baru
62 62. Malam ke Dua
63 63. Kedatangan Tuan Scott
64 64. Kekalahan Tuan Scott
65 65. Awal Musim Semi.
66 66. Kedatangan Martin
67 67. Hati Yang Patah
68 68. Pagi Musim Semi
69 69. Perjalanan Martin
70 70. Perencanaan
71 71. Persiapan Jamie Mac Kay
72 72. Satu Hari Berlalu
73 73. Dokter Steve
74 74. Penyihir Alba
75 75. Langkah Jamie
76 76. Kedatangan Stuart Grant
77 Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78 Ban 78. Menguji Oliver Stout
79 Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80 Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81 81. Bertemu
82 82. Elliot Kerr
83 83. Pertarungan di Hutan
84 84. Kemenangan Bonnie
85 85. Mendapatkan Sekutu
86 86. Bertarung dengan Watson
87 87. Persalinan Gaby
88 88. Polisi Kota
89 89. Campur Tangan Polisi
90 90. Evander Keane Sutherland
91 91. Kecelakaan di Jalan Tol
92 92. Rumor Bonnie
93 93. Hutan dan Sihir Gelap
94 94. Pengepungan di Hutan
95 95. Pria Brewok di Hutan
96 96. Lepasnya Watson
97 97. Ledakan
98 98. Kondisi Martin
99 99. Pingsannya Oliver
100 100. Tommy
101 101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102 102. Lari Lagi
103 103. Kekacauan di Bandara
104 104. Terbang
105 105. Pendaratan Darurat
106 106. Pertarungan Terakhir
107 107. Kembali ke Edinburgh
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Angin Musim Gugur
2
2. Introvert
3
3. Edinburg
4
4. Ketiduran
5
5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6
6. Toko Buku Scott Sutherland
7
7. Scott
8
8. Kehujanan
9
9. Pelindung Kota
10
10. Flu Berat
11
11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12
12. Fresh Market
13
13. Bertemu Hantu?
14
14. Berdarah Scotland
15
15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16
16. City Tour
17
17. Pertolongan Kedua
18
18. Tampan dan Berkharisma
19
19. Stuart Grant
20
20. The Highlander Klan
21
21. A Day in Glasgow
22
22. Mommy
23
23. Mencari Jawaban
24
24. Penguntit Baru
25
25. The Guardian of The Clan
26
26. Wanita Pilihan
27
27. Bruce MacKenzie
28
28. Pria Asing Lain
29
29. Menang Undian
30
30. Aku Pasangannya
31
31. Culloden Battle Field
32
32. Inverness
33
33. Jatuh ke Danau
34
34. Di Ceruk Batu
35
35. Malam Magis di Danau
36
36. Tersesat di Hutan
37
37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38
38. Mencari Penyihir
39
39. Bertemu Nenek
40
40. Kenangan Masa Kecil
41
41. Pertarungan
42
42. Takdir Aine dan Wingnut
43
43. Mimpi Aneh
44
44. Sadarnya Tuan Scott
45
45. Menunggu Purnama
46
46. Cahaya Terbang
47
47. Mantera Sihir Purnama
48
48. Aku Melihatmu Mati!
49
49. Pagi Suram
50
50. Kegelisahan Tuan Scott
51
51. Kehamilan Gaby
52
52. Pengacara Thomas Menzies
53
53. Jamie Mac Kay
54
54. Permintaan Tuan Scott
55
55. Malam Terakhir
56
56. Kembali ke Rumah
57
57. Keluar dari Rumah
58
58. Dilema
59
59. Pembicaraan dengan Farah
60
60. Pindah
61
61. Di Rumah Baru
62
62. Malam ke Dua
63
63. Kedatangan Tuan Scott
64
64. Kekalahan Tuan Scott
65
65. Awal Musim Semi.
66
66. Kedatangan Martin
67
67. Hati Yang Patah
68
68. Pagi Musim Semi
69
69. Perjalanan Martin
70
70. Perencanaan
71
71. Persiapan Jamie Mac Kay
72
72. Satu Hari Berlalu
73
73. Dokter Steve
74
74. Penyihir Alba
75
75. Langkah Jamie
76
76. Kedatangan Stuart Grant
77
Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78
Ban 78. Menguji Oliver Stout
79
Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80
Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81
81. Bertemu
82
82. Elliot Kerr
83
83. Pertarungan di Hutan
84
84. Kemenangan Bonnie
85
85. Mendapatkan Sekutu
86
86. Bertarung dengan Watson
87
87. Persalinan Gaby
88
88. Polisi Kota
89
89. Campur Tangan Polisi
90
90. Evander Keane Sutherland
91
91. Kecelakaan di Jalan Tol
92
92. Rumor Bonnie
93
93. Hutan dan Sihir Gelap
94
94. Pengepungan di Hutan
95
95. Pria Brewok di Hutan
96
96. Lepasnya Watson
97
97. Ledakan
98
98. Kondisi Martin
99
99. Pingsannya Oliver
100
100. Tommy
101
101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102
102. Lari Lagi
103
103. Kekacauan di Bandara
104
104. Terbang
105
105. Pendaratan Darurat
106
106. Pertarungan Terakhir
107
107. Kembali ke Edinburgh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!