18. Tampan dan Berkharisma

Pria itu tersenyum menawan melihat caranya makan. Tanpa sadar, jarinya meraih kotak tissue dan diulurkan untuk menyeka bekas saus yang menempel hingga ke pipi Gaby.

Tubuh Gaby mundur ke belakang sedikit, ketika pipinya disentuh dengan kertas tissue. Dengan cepat dia meraih box tissu dan menyeka kotoran yang mungkin menempel di sana. "Terima kasih," ujarnya malu.

Di dalam hatinya Gaby terus merutuki diri sendiri yang tanpa disadari berakting konyol di depan pria itu. "Jangan-jangan nanti dia mengira aku sedang berusaha menarik perhatiannya," batinnya.

Dengan pemikiran itu, dia menenangkan diri dan memperbaiki sikap. Dia mulai duduk dengan anggun, khas wanita aristokrat Inggris. "Ahh, baru aku sadar pentingnya belajar table manner. Agar tdk memalukan di depan orang berkelas seperti dia." pikirnya.

Pria tampan itu terus makan dengan asik. Tapi matanya yang jeli, bisa melihat perubahan sikap Gaby yang semula santai, kini berubah kaku seperti manekin sedang makan. Anggun, teratur dan menjemukan. Dia menyipitkan matanya sedikit dan menyiratkan kekecewaan.

"Santai saja. Ini bukan resto Fine Dining!" sindirnya.

Gaby gelagapan mendapat tanggapan begitu. Dia jadi makin kikuk. "Kau bodoh, Gaby. Sikapmu terlalu berlebihan!" rutuknya dalam hati.

Setelahnya, tak banyak yang mereka bicarakan. Tuan Scott hanya bertanya dia dari mana. Tapi beberapa menit kemudian situasi berubah hangat, setelah Tuan Scott menanyakan tujuannya datang ke kota itu. Terutama karena mengetahui bahwa dia baru saja membuat riset literatur di perpustakaan kuno kota itu. Tenggelam di perpustakaan dengan perut kosong, jelas bukan tujuan seorang wisatawan yang ingin menikmati keindahan kota.

"Ah, kau seorang novelist. Tak kusangka bertemu seorang penulis lain di kota ini. Sebuah kehormatan untukku mengenalmu, Miss Gaby, sambutnya dengan sikap formal dan meletakkan tangan di dada.

Tawa Gaby seringan udara. Dia sedikit tersanjung diperlakukan seperti seorang gadis bangsawan dalam cerita-cerita Inggris lama. Hal itu membuat pipinya sedikit bersemu kemerahan.

Sesaat berikutnya dia merasa malu sendiri. "Bagaimana aku bisa bersikap seperti seorang gadis remaja yang sedang jatuh cinta?" batinnya heran.

Dengan cepat dihelanya napas panjang dan mengosongkan pikiran dari hal yang bukan-bukan. Pria di depannya terlalu tampan dan berkharisma. Dia punya daya tarik alami yang bisa membuat wanita merasa tersanjung dan lupa diri tanpa dia harus berusaha keras.

"Apa anda punya banyak kekasih, Tuan Scott?"

Gaby terkejut dengan ucapannya sendiri. Dengan cepat tangannya menepuk mulut kemudian ditutupnya dengan jari-jari.

Wajahnya yang berganti-ganti warna antara putih pucat dan kemerahan seperti orang demam, membuat pria itu tak pelak tertawa dan menunjukkan deretannya giginya yang bersih dan teratur rapi.

Dan itupun masih juga membuat Gaby terpana. "Ya Tuhan ... dia makhluk dari mana?"

Tuan Scott diam, memperhatikan wanita di depannya yang melihat ke arahnya penuh perhatian, seperti melihat patung seni di museum. Dia bisa melihat, wanita itu mengamati rambutnya, matanya, hidung, bibir, bahkan lehernya. Dia menggelengkan kepala dan mendesah.

Dijentikkannya jari beberapa kali di depan Gaby untuk menghentikan keterpukauan wanita itu padanya.

"Hah, ada apa?" tanya Gaby gelagapan.

"Tidak ada apa-apa. Tapi makananmu mungkin perlu dihangatkan lagi, jika kau terus menatapku seperti tadi," ucap pria itu.

Gaby terkejut dan malu. Wajahnya kembali memerah. Dia menunduk menghadapi piringnya yang belum disentuh. Meskipun pria itu berkata dengan nada sebiasa mungkin, tapi tetap saja itu memalukan. "Apa yang terjadi denganku?" pikirnya kebingungan.

Sambil makan, Gaby menyimpulkan, bahwa dia tak boleh melihat langsung ke arah pria itu, atau dia akan kembali kehilangan akal sehat.

Makan siang itu usai dengan cepat dan tanpa insiden lagi. Tak seorang pun lagi yang mencoba untuk berbasa-basi ataupun bersikap ramah. Itu untuk menghindari hal-hal gila yang mungkin terjadi setelahnya.

Di depan restoran mereka berpisah. Tuan Scott akan kembali ke toko. Dan Gaby beralasan ingin kembali ke perpustakaan. Namun sebenarnya dia hanya duduk di depan perempatan di mana tadi dia jatuh bergulingan dipeluk Tuan Scott. Wajahnya menghangat mengingat itu.

Ada gelenyar aneh merayapi hatinya, memikirkan makan siang hari ini. Tanpa dapat ditahan, bibirnya tersenyum sendiri. Bahkan meskipun dia sudah berusaha menggigit bibir, garis senyum itu memaksa untuk tetap eksis.

"Apa yang kualami ini?" batinnya. Hati dan pikirannya tidak padu. Dia merasa gamang. Dilihatnya foto Martin di ponsel dengan rasa bersalah. "Apakah aku mengkhianatimu? Aku tak bisa menahan rasa bahagia saat mengingatnya," keluhnya dalam hati.

Kemudian wanita itu kaget sedikit, saat ponsel itu bergetar di tangannya. Panggilan dari pria yang sudah tiga tahun menemani hidupnya. "Ya, sayang," sahutnya begitu telepon tersambung.

"Apa kau sudah makan?" tanya Martin.

"Baru saja selesai. Aku harus sedikit berjalan agar makanan tadi mudah dicerna," sahutnya sambil tersenyum.

"Apa yang kau lakukan tadi?" tanya pria itu lagi.

"Ke perpustakaan untuk membuat riset. Aku sudah menetapkan tema novel berikutnya. Dan tadi sudah mendapatkan beberapa referensi tambahan," jelasnya sambil jalan.

"Bagus sekali. Semoga bukumu berikutnya sukses, sayangku," ujar Martin.

"Wish me luck!" timpal Gaby penuh senyum. Matanya menoleh ke kanan dan kiri. Dia sudah melihat taman kota yang beberapa hari lalu dilihatnya. Jadi sekarang tinggal melintasi taman, maka dia akan menemukan jalan pulang lebih cepat.

"Kau mau ke mana?" tanya Martin.

"Menyeberang jalan. Tadi siang aku menyeberang untuk makan, hampir saja ditabrak mobil!" cerita Gaby tanpa sadar.

"Apa!" seru Martin ngeri. "Lalu bagaimana?" tanyanya.

"Lihat saja, tak terjadi apa-apa kok. Seseorang menarikku ke tepi jalan lebih cepat dari mobil itu," sahutnya ringan.

"Berhati-hatilah saat menyeberang!" tegur Martin.

"Apa yang kau lamunkan tadi? Apa kau merindukanku?" ajuknya.

"Hahahaa ...." Wanita muda itu tertawa. Dia sedang berkonsentrasi menyeberang sekarang. Matanya mengawasi semua kendaraan yang berhenti, lalu lampu jalan yang masih menyala merah. Langkahnya cepat, setengah berlari untuk segera mencapai trotoar.

"Huft, akhirnya bisa menyeberang dengan selamat," gumamnya lega.

"Apa yang kau gumamkan?" tanya Martin.

"Aku bilang, aku merindukanmu," ujar Gaby tersenyum manis.

"Aku juga merindukanmu!" timpal Martin.

"Apa kau tahu jalan pulang dari situ?" tanyanya lagi.

"Ya. Dari sini, tinggal berjalan lurus saja. Maka akan menemukan rumah Emily. Aku sudah pernah berjalan-jalan di taman ini," kata Gaby menenangkan suaminya.

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menemani perjalanan pulangmu, agar kau tak kesepian!" putus Martin.

Gaby tertawa mendengarnya. "Apa kau tak punya pekerjaan lain sekarang?" selidik Gaby.

"Tentu saja ada. Bukankah projek ini harus segera selesai, agar aku bisa menyusulmu liburan!" Martin mengingatkan.

"Nah ... kalau begitu, pergilah bekerja. Kita bisa melihat kota-kota lain yang cantik di Scotland!" tegas Gaby.

"Aku hanya sedang bosan di lab dan ingin mengobrol denganmu. Sudah berhari-hari kita hanya bicara singkat. Aku takkan bisa terbiasa bangun pagi tanpa melihatmu!" rayu pria itu.

"Kau pintar merayu sekarang, heh?" ledek Gaby tertawa kecil.

Keduanya asik ngobrol sepanjang jalan. Dan tak terasa, Gaby akhirnya sampai juga ke flat-nya.

"Aku sudah sampai. Terima kasih sudah menemaniku. Sebaiknya kau kembali bekerja sekarang!" ujarnya.

"Baiklah. Aku senang kau sudah di rumah lagi. Selamat istirahat, Sayangku," pamit Martin.

*******

Terpopuler

Comments

Mr. Scary

Mr. Scary

Suaminya baik banget. jgn dikhianati

2022-11-14

4

Mr. Scary

Mr. Scary

Bener. mulai tumbuh bibit cinta.

2022-11-14

4

Mr. Scary

Mr. Scary

Gaby yg lupa diri. nembak duluan

2022-11-14

4

lihat semua
Episodes
1 1. Angin Musim Gugur
2 2. Introvert
3 3. Edinburg
4 4. Ketiduran
5 5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6 6. Toko Buku Scott Sutherland
7 7. Scott
8 8. Kehujanan
9 9. Pelindung Kota
10 10. Flu Berat
11 11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12 12. Fresh Market
13 13. Bertemu Hantu?
14 14. Berdarah Scotland
15 15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16 16. City Tour
17 17. Pertolongan Kedua
18 18. Tampan dan Berkharisma
19 19. Stuart Grant
20 20. The Highlander Klan
21 21. A Day in Glasgow
22 22. Mommy
23 23. Mencari Jawaban
24 24. Penguntit Baru
25 25. The Guardian of The Clan
26 26. Wanita Pilihan
27 27. Bruce MacKenzie
28 28. Pria Asing Lain
29 29. Menang Undian
30 30. Aku Pasangannya
31 31. Culloden Battle Field
32 32. Inverness
33 33. Jatuh ke Danau
34 34. Di Ceruk Batu
35 35. Malam Magis di Danau
36 36. Tersesat di Hutan
37 37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38 38. Mencari Penyihir
39 39. Bertemu Nenek
40 40. Kenangan Masa Kecil
41 41. Pertarungan
42 42. Takdir Aine dan Wingnut
43 43. Mimpi Aneh
44 44. Sadarnya Tuan Scott
45 45. Menunggu Purnama
46 46. Cahaya Terbang
47 47. Mantera Sihir Purnama
48 48. Aku Melihatmu Mati!
49 49. Pagi Suram
50 50. Kegelisahan Tuan Scott
51 51. Kehamilan Gaby
52 52. Pengacara Thomas Menzies
53 53. Jamie Mac Kay
54 54. Permintaan Tuan Scott
55 55. Malam Terakhir
56 56. Kembali ke Rumah
57 57. Keluar dari Rumah
58 58. Dilema
59 59. Pembicaraan dengan Farah
60 60. Pindah
61 61. Di Rumah Baru
62 62. Malam ke Dua
63 63. Kedatangan Tuan Scott
64 64. Kekalahan Tuan Scott
65 65. Awal Musim Semi.
66 66. Kedatangan Martin
67 67. Hati Yang Patah
68 68. Pagi Musim Semi
69 69. Perjalanan Martin
70 70. Perencanaan
71 71. Persiapan Jamie Mac Kay
72 72. Satu Hari Berlalu
73 73. Dokter Steve
74 74. Penyihir Alba
75 75. Langkah Jamie
76 76. Kedatangan Stuart Grant
77 Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78 Ban 78. Menguji Oliver Stout
79 Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80 Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81 81. Bertemu
82 82. Elliot Kerr
83 83. Pertarungan di Hutan
84 84. Kemenangan Bonnie
85 85. Mendapatkan Sekutu
86 86. Bertarung dengan Watson
87 87. Persalinan Gaby
88 88. Polisi Kota
89 89. Campur Tangan Polisi
90 90. Evander Keane Sutherland
91 91. Kecelakaan di Jalan Tol
92 92. Rumor Bonnie
93 93. Hutan dan Sihir Gelap
94 94. Pengepungan di Hutan
95 95. Pria Brewok di Hutan
96 96. Lepasnya Watson
97 97. Ledakan
98 98. Kondisi Martin
99 99. Pingsannya Oliver
100 100. Tommy
101 101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102 102. Lari Lagi
103 103. Kekacauan di Bandara
104 104. Terbang
105 105. Pendaratan Darurat
106 106. Pertarungan Terakhir
107 107. Kembali ke Edinburgh
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Angin Musim Gugur
2
2. Introvert
3
3. Edinburg
4
4. Ketiduran
5
5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6
6. Toko Buku Scott Sutherland
7
7. Scott
8
8. Kehujanan
9
9. Pelindung Kota
10
10. Flu Berat
11
11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12
12. Fresh Market
13
13. Bertemu Hantu?
14
14. Berdarah Scotland
15
15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16
16. City Tour
17
17. Pertolongan Kedua
18
18. Tampan dan Berkharisma
19
19. Stuart Grant
20
20. The Highlander Klan
21
21. A Day in Glasgow
22
22. Mommy
23
23. Mencari Jawaban
24
24. Penguntit Baru
25
25. The Guardian of The Clan
26
26. Wanita Pilihan
27
27. Bruce MacKenzie
28
28. Pria Asing Lain
29
29. Menang Undian
30
30. Aku Pasangannya
31
31. Culloden Battle Field
32
32. Inverness
33
33. Jatuh ke Danau
34
34. Di Ceruk Batu
35
35. Malam Magis di Danau
36
36. Tersesat di Hutan
37
37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38
38. Mencari Penyihir
39
39. Bertemu Nenek
40
40. Kenangan Masa Kecil
41
41. Pertarungan
42
42. Takdir Aine dan Wingnut
43
43. Mimpi Aneh
44
44. Sadarnya Tuan Scott
45
45. Menunggu Purnama
46
46. Cahaya Terbang
47
47. Mantera Sihir Purnama
48
48. Aku Melihatmu Mati!
49
49. Pagi Suram
50
50. Kegelisahan Tuan Scott
51
51. Kehamilan Gaby
52
52. Pengacara Thomas Menzies
53
53. Jamie Mac Kay
54
54. Permintaan Tuan Scott
55
55. Malam Terakhir
56
56. Kembali ke Rumah
57
57. Keluar dari Rumah
58
58. Dilema
59
59. Pembicaraan dengan Farah
60
60. Pindah
61
61. Di Rumah Baru
62
62. Malam ke Dua
63
63. Kedatangan Tuan Scott
64
64. Kekalahan Tuan Scott
65
65. Awal Musim Semi.
66
66. Kedatangan Martin
67
67. Hati Yang Patah
68
68. Pagi Musim Semi
69
69. Perjalanan Martin
70
70. Perencanaan
71
71. Persiapan Jamie Mac Kay
72
72. Satu Hari Berlalu
73
73. Dokter Steve
74
74. Penyihir Alba
75
75. Langkah Jamie
76
76. Kedatangan Stuart Grant
77
Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78
Ban 78. Menguji Oliver Stout
79
Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80
Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81
81. Bertemu
82
82. Elliot Kerr
83
83. Pertarungan di Hutan
84
84. Kemenangan Bonnie
85
85. Mendapatkan Sekutu
86
86. Bertarung dengan Watson
87
87. Persalinan Gaby
88
88. Polisi Kota
89
89. Campur Tangan Polisi
90
90. Evander Keane Sutherland
91
91. Kecelakaan di Jalan Tol
92
92. Rumor Bonnie
93
93. Hutan dan Sihir Gelap
94
94. Pengepungan di Hutan
95
95. Pria Brewok di Hutan
96
96. Lepasnya Watson
97
97. Ledakan
98
98. Kondisi Martin
99
99. Pingsannya Oliver
100
100. Tommy
101
101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102
102. Lari Lagi
103
103. Kekacauan di Bandara
104
104. Terbang
105
105. Pendaratan Darurat
106
106. Pertarungan Terakhir
107
107. Kembali ke Edinburgh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!