5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh

Selesai makan, Gaby memanggil pelayan untuk membayar makanannya.

"Di mana saya bisa membeli kartu telepon?" tanyanya.

Gadis itu bisa mengetahui dari aksen Gaby bahwa dia bukan berasal dari Inggris. Mungkin turis dari negara lain.

"Lumayan jauh. Dan jam segini ...," Gadis itu melihat jam tangannya. "harusnya masih buka. Dia tutup antara jam 9.30 hingga jam 10.00 malam!" terang gadis itu.

"Di sebelah mana?" tanya Gaby. Dia berdiri dan mengambil mantelnya dengan cepat.

"Keluar, lalu belok kanan. Terus jalan seratus meter lebih sedikit. Ada toko ponsel Johnstone di situ. Tepat di sebelah toko buku Scott Sutherland," terang gadis pelayan itu.

"Terima kasih!" Gaby mengangguk dan segera berlalu. Dia harus cepat, agar tak sia-sia berjalan sejauh itu di malam hari.

Udara malam yang dingin, makin dingin sehabis hujan. Terutama di bagian utara bumi. Gaby mengancingkan mantel panjang yang menyilang dadanya. Memasang syall menutupi kepala dan lehernya untuk menahan embusan angin yang mengandung butiran air.

"Tolong, jangan hujan lagi," harapnya dalam hati.

Dia lupa membawa payung ataupun mengenakan topi. Sekarang dia tahu alasan orang Inggris suka memakai topi atau membawa payung. Hujan sangat mencintai negri ini. Dia akan menyapa kapan saja dia mau.

Lima belas menit berjalan, Gaby akhirnya melihat toko yang masih bersinar terang, tanda masih buka. Sambil melirik jam, langkahnya dipercepat. Lima menit lagi setengah sembilan.

Dia melewati toko bunga. Seorang pria dan wanita mengangkat ember-ember bunga ke dalam ruangan. Mungkin toko itu akan segera tutup.

Kemudian melewati toko buku yang berada tepat di ujung jalan. Toko itu tampak sangat menarik. Dari jendela kaca terlihat beberapa orang yang masih duduk di dalamnya. "Berarti toko ponsel di sebelah sana!" pikir Gaby.

Dilewatinya toko buku itu dan berbelok. Masih ada toko yang mengeluarkan cahaya terang. "Harusnya itu toko ponsel!" batinnya.

Setelah berjalan beberapa meter, melewati samping toko buku, Gaby bisa melihat toko ponsel itu. Hatinya lega, karena toko masih buka.

"Hallo," sapanya. Saya ingin membeli kartu telepon," ujarnya cepat.

Seorang pria usia empat puluhan melayaninya dengan cepat. Gaby menambahkan kartu baru di ponselnya. Mengisi kuota yang diperkirakannya cukup untuk satu bulan ke depan.

Setelah lima belas menit, akhirnya proses itu selesai. Kartunya sudah aktif dan ponselnya kini bisa berdering lagi. Hatinya lega. Segera dilakukannya pembayaran untuk segera pulang.

"Terima kasih!" ujar Gaby.

"My pleasure," sahut pria itu ramah. Gaby berbalik ke arah dia datang. Dia belum mengenal kota ini. Jadi lebih baik tidak keluar larut malam dulu.

"Masih ada hari esok untuk menjelajahi kota cantik ini." Dia menghibur diri sendiri.

Tapi toko buku itu sangat menarik hatinya. Dia berdiri cukup lama di trotoar. Berperang dalam hati, akan singgah atau tidak. Seorang pria yang mengenakan mantel wool panjang warna camel dan bertopi khas Inggris, melewati sambil meliriknya yang jelas sedang mengagumi toko buku itu.

"Di dalam jauh lebih hangat dan menarik!" ujar pria itu.

Gaby menoleh padanya. Tersenyum dan mengangguk. Kemudian melihat jam tangan kecil yang melingkar di jarinya. Sudah hampir jam sebelas. Lalu dia berlalu dari sana. Berjalan pelan di bawah rintik gerimis dan cahaya kuning temaram.

"Jika saja Martin ikut ke sini. Harusnya ini bisa jadi momen romantis," sesalnya. Dimasukkannya tangan ke dalam saku, untuk mencari kehangatan.

Sepatu bootnya mengetuk berirama di trotoar. Langkahnya seperti sedang diiringi musik syahdu. Kesiur angin melambaikan ujung mantel dan syall yang dikenakannya. Sesekali dia berpapasan jalan dengan pasangan lain yang bergandengan mesra. Hal itu membuatnya iri dan mulai merindukan Martin. Tak lama, dia melihat cafe yang berada tepat di pertigaan jalan menuju blok tempat tinggalnya.

Setelah mengawasi jalanan, dia pun menyeberang. Sekarang bagian lain menuju pulang. Blok tempat tinggal yang tadi pagi membuatnya terpukau. Dia harus menyusuri jalan sejauh kurang lebih seratus meter lagi, untuk sampai di kediaman Emily Blair. Jalan itu sunyi. Tak seorangpun terlihat lalu lalang.

Karena tak mengejar sesuatu, sejak kembali dari toko ponsel tadi, dia berjalan dengan santai. Hampir satu jam berjalan dia baru sampai di depan rumah Emily. Tea house itu sudah tutup. Lampu dalam sudah mati dan pintu tertutup rapat. Gaby menapaki anak tangga dengan hati-hati.

"Akhirnya sampai di rumah juga," gumamnya lega. Dilepasnya syall, mantel dan menggantungnya di kasptok belakang pintu.

Karena seharian tadi sudah tidur, matanya belum mengantuk lagi, meskipun sudah lewat jam.sebelas malam. Akhirnya Gaby membongkar koper dan menyusun isinya di lemari. Tak butuh waktu lama untuk merapikannya, karena dia tak membawa banyak baju. Tas jinjing yang dibawanya ke kabin giliran dibongkar juga. Disitu dia menempatkan laptop, tablet, serta kamera, yang akan dipakainya untuk mengabadikan tempat-tempat indah di tempat ini.

Dia juga mengeluarkan dua buku dan meletakkannya di samping laptop. Satu, novel yang belum rampung dibacanya. Satu lagi buku tentang Scotlandia yang dibelinya di toko buku bandara pagi tadi. Dia butuh sedikit riset untuk lebih mengenal tanah ini, dan akan membacanya nanti.

Kemudian mengeluarkan beberapa pouch yang masing-masing berisi perlengkapan mandi, perawatan kulit dan tak lupa pouch obat-obatan pribadinya. Semua diletakkan di tempatnya.

Gaby mencoba menyalakan air hangat di bathtub. "Menyala! Syukurlah," gumamnya. Lalu menuang sabun cair dan mengisi bak. Dia ingin mandi air hangat untuk merilekskan pikiran dan tubuhnya.

Gaby melangkah ke lemari dan mengeluarkan handuk serta piyama tidur. Kemudian kembali ke kamar mandi, dan ... memulai ritual mandinya.

Setelah membersihkan wajah dan menyikat gigi, Gaby pergi berendam air hangat. Ini waktunya untuk memanjakan diri dengan tidal memikirkan apapun, selain rencana untuk besok. Dia akan mengunjungi tempat indah yang mana dulu.

*

*

Pukul tujuh pagi Gaby terbangun karena suara deringan telepon. Dengan mata setengah terpejam diangkatnya telepon. Dia yakin itu panggilan dari Martin. Karena hanya suaminya yang sudah diberitahukannya nomor baru itu.

"Ya, sayang," sambut Gaby begitu menerima panggilan.

"Tampaknya aku mengganggumu pagi-pagi," ujar suara di seberang.

Gaby membuka matanya dan melihat jam pada ponsel. "Enggak kok. Ini sudah jam tujuh pagi. Aku yang bangun kesiangan," jawabnya.

"Oh, apa kau sudah menikmati malam di Edinburgh?" tanya Martin.

"Belum. Aku membongkar koper dan mandi dulu malam tadi. Akhirnya baru bisa tidur sekitar jam satu dini hari," jelasnya.

"Jadi apa rencanamu hari ini?" tanya Martin.

"Mencari sarapan, lalu berkeliling kota. Kota ini sangat cantik ketika kulihat sekilas saat membeli nomor teelepon baru tadi malam." Gaby sangat antusias. "Seharusnya kau ikut ke sini" tambahnya lagi.

"Semoga pekerjaan ino segera selesai, jadi aku bisa menemanimu melihat tempat romantis!" Martin tertawa.

"Oke, bersenang-senanglah. Akku harus bekerja!" pamit Martin.

"Aku merindukanmu ...." lirih Gaby.

"Aku juga merindukanmu, sayang ... Mmuachh!" balas Martin. Lalu panggilan telepon itu terputus.

Gaby menatap ponselnya dan menghela napas panjang. Kemudian dialihkannya pandangan ke arah jendela yang mengirimkan sinar hangat matahari, masuk ke kamar.

Dia bangkit dan berjalan penuh semangat ke kamar mandi. Setelah mencuci muka dan sikat gigi, Gaby berganti pakaian. Meraih tas tangan kecil dan melenggang keluar kamar.

Begitu membuka pintu, angin kencang yang sejuk menerpa. "Ups, aku lupa kalau ini Edinburgh," gumamnya. Tapi dia ragu untuk mengenakan mantel. Siraman cahaya matahari yang sangat cantik ini ingin dinikmatinya.

Akhirnya dia masuk rumah lagi dan mencari vest rajut putih yang tidak terlalu tebal, untuk dipadankan dengan kemeja lengan pendek warna biru. Dipadu celana jeans biru tua dan sepatu boot hitam setinggi betis.

"Oke, sudah siap!" Gaby mematut dirinya di depan cermin besar meja rias.

************

Terpopuler

Comments

Mr. Scary

Mr. Scary

Secantik apa sih kotanya

2022-11-01

7

Mr. Scary

Mr. Scary

Nah, betul. jgn keluar malam"

2022-11-01

7

Tety Novianty

Tety Novianty

cantik

2022-10-29

7

lihat semua
Episodes
1 1. Angin Musim Gugur
2 2. Introvert
3 3. Edinburg
4 4. Ketiduran
5 5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6 6. Toko Buku Scott Sutherland
7 7. Scott
8 8. Kehujanan
9 9. Pelindung Kota
10 10. Flu Berat
11 11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12 12. Fresh Market
13 13. Bertemu Hantu?
14 14. Berdarah Scotland
15 15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16 16. City Tour
17 17. Pertolongan Kedua
18 18. Tampan dan Berkharisma
19 19. Stuart Grant
20 20. The Highlander Klan
21 21. A Day in Glasgow
22 22. Mommy
23 23. Mencari Jawaban
24 24. Penguntit Baru
25 25. The Guardian of The Clan
26 26. Wanita Pilihan
27 27. Bruce MacKenzie
28 28. Pria Asing Lain
29 29. Menang Undian
30 30. Aku Pasangannya
31 31. Culloden Battle Field
32 32. Inverness
33 33. Jatuh ke Danau
34 34. Di Ceruk Batu
35 35. Malam Magis di Danau
36 36. Tersesat di Hutan
37 37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38 38. Mencari Penyihir
39 39. Bertemu Nenek
40 40. Kenangan Masa Kecil
41 41. Pertarungan
42 42. Takdir Aine dan Wingnut
43 43. Mimpi Aneh
44 44. Sadarnya Tuan Scott
45 45. Menunggu Purnama
46 46. Cahaya Terbang
47 47. Mantera Sihir Purnama
48 48. Aku Melihatmu Mati!
49 49. Pagi Suram
50 50. Kegelisahan Tuan Scott
51 51. Kehamilan Gaby
52 52. Pengacara Thomas Menzies
53 53. Jamie Mac Kay
54 54. Permintaan Tuan Scott
55 55. Malam Terakhir
56 56. Kembali ke Rumah
57 57. Keluar dari Rumah
58 58. Dilema
59 59. Pembicaraan dengan Farah
60 60. Pindah
61 61. Di Rumah Baru
62 62. Malam ke Dua
63 63. Kedatangan Tuan Scott
64 64. Kekalahan Tuan Scott
65 65. Awal Musim Semi.
66 66. Kedatangan Martin
67 67. Hati Yang Patah
68 68. Pagi Musim Semi
69 69. Perjalanan Martin
70 70. Perencanaan
71 71. Persiapan Jamie Mac Kay
72 72. Satu Hari Berlalu
73 73. Dokter Steve
74 74. Penyihir Alba
75 75. Langkah Jamie
76 76. Kedatangan Stuart Grant
77 Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78 Ban 78. Menguji Oliver Stout
79 Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80 Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81 81. Bertemu
82 82. Elliot Kerr
83 83. Pertarungan di Hutan
84 84. Kemenangan Bonnie
85 85. Mendapatkan Sekutu
86 86. Bertarung dengan Watson
87 87. Persalinan Gaby
88 88. Polisi Kota
89 89. Campur Tangan Polisi
90 90. Evander Keane Sutherland
91 91. Kecelakaan di Jalan Tol
92 92. Rumor Bonnie
93 93. Hutan dan Sihir Gelap
94 94. Pengepungan di Hutan
95 95. Pria Brewok di Hutan
96 96. Lepasnya Watson
97 97. Ledakan
98 98. Kondisi Martin
99 99. Pingsannya Oliver
100 100. Tommy
101 101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102 102. Lari Lagi
103 103. Kekacauan di Bandara
104 104. Terbang
105 105. Pendaratan Darurat
106 106. Pertarungan Terakhir
107 107. Kembali ke Edinburgh
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Angin Musim Gugur
2
2. Introvert
3
3. Edinburg
4
4. Ketiduran
5
5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6
6. Toko Buku Scott Sutherland
7
7. Scott
8
8. Kehujanan
9
9. Pelindung Kota
10
10. Flu Berat
11
11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12
12. Fresh Market
13
13. Bertemu Hantu?
14
14. Berdarah Scotland
15
15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16
16. City Tour
17
17. Pertolongan Kedua
18
18. Tampan dan Berkharisma
19
19. Stuart Grant
20
20. The Highlander Klan
21
21. A Day in Glasgow
22
22. Mommy
23
23. Mencari Jawaban
24
24. Penguntit Baru
25
25. The Guardian of The Clan
26
26. Wanita Pilihan
27
27. Bruce MacKenzie
28
28. Pria Asing Lain
29
29. Menang Undian
30
30. Aku Pasangannya
31
31. Culloden Battle Field
32
32. Inverness
33
33. Jatuh ke Danau
34
34. Di Ceruk Batu
35
35. Malam Magis di Danau
36
36. Tersesat di Hutan
37
37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38
38. Mencari Penyihir
39
39. Bertemu Nenek
40
40. Kenangan Masa Kecil
41
41. Pertarungan
42
42. Takdir Aine dan Wingnut
43
43. Mimpi Aneh
44
44. Sadarnya Tuan Scott
45
45. Menunggu Purnama
46
46. Cahaya Terbang
47
47. Mantera Sihir Purnama
48
48. Aku Melihatmu Mati!
49
49. Pagi Suram
50
50. Kegelisahan Tuan Scott
51
51. Kehamilan Gaby
52
52. Pengacara Thomas Menzies
53
53. Jamie Mac Kay
54
54. Permintaan Tuan Scott
55
55. Malam Terakhir
56
56. Kembali ke Rumah
57
57. Keluar dari Rumah
58
58. Dilema
59
59. Pembicaraan dengan Farah
60
60. Pindah
61
61. Di Rumah Baru
62
62. Malam ke Dua
63
63. Kedatangan Tuan Scott
64
64. Kekalahan Tuan Scott
65
65. Awal Musim Semi.
66
66. Kedatangan Martin
67
67. Hati Yang Patah
68
68. Pagi Musim Semi
69
69. Perjalanan Martin
70
70. Perencanaan
71
71. Persiapan Jamie Mac Kay
72
72. Satu Hari Berlalu
73
73. Dokter Steve
74
74. Penyihir Alba
75
75. Langkah Jamie
76
76. Kedatangan Stuart Grant
77
Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78
Ban 78. Menguji Oliver Stout
79
Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80
Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81
81. Bertemu
82
82. Elliot Kerr
83
83. Pertarungan di Hutan
84
84. Kemenangan Bonnie
85
85. Mendapatkan Sekutu
86
86. Bertarung dengan Watson
87
87. Persalinan Gaby
88
88. Polisi Kota
89
89. Campur Tangan Polisi
90
90. Evander Keane Sutherland
91
91. Kecelakaan di Jalan Tol
92
92. Rumor Bonnie
93
93. Hutan dan Sihir Gelap
94
94. Pengepungan di Hutan
95
95. Pria Brewok di Hutan
96
96. Lepasnya Watson
97
97. Ledakan
98
98. Kondisi Martin
99
99. Pingsannya Oliver
100
100. Tommy
101
101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102
102. Lari Lagi
103
103. Kekacauan di Bandara
104
104. Terbang
105
105. Pendaratan Darurat
106
106. Pertarungan Terakhir
107
107. Kembali ke Edinburgh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!