Gaby mengganjal perutnya dengan roti sisa sarapan di pesawat. Meskipun lapar, tapi hujan yang mengguyur, membuatnya malas keluar.
Setelah meneguk habis air di botol mineral, dia berbaring di ranjang yang ditutupi dengan selimut quilt cantik.
Gaby meraih ponselnya. Wifi di flatnya kurang kencang. Tampaknya Emily memasang wifi itu di toko, hingga penerimaan di kamarnya lumayan jauh.
"Nanti, keluar untuk membeli karu lokal. Lalu menelepon Martin!" gumamnya. Tadi di bandara, dia hanya mengirim pesan bahwa pesawat sudah mendarat.
"Wifi buruk dan hari hujan seperti perkiraan. Jadi nanti aku keluar untuk membeli kartu telepon baru agar mudah dihubungi!" Gaby mengirim pesan pada suaminya. Dan benar saja. Pesan itu masih terus berputar-putar.
Gaby memejamkan matanya sejenak. Tubuhnya sangat lelah. Tak terasa, dia tertidur begitu saja.
Saat terbangun, flat itu gelap gulita. Hanya ada cahaya temaram masuk dari jendela kaca yang besar.
Wanita itu bangun dan terpaku sebentar. Di luar sudah gelap. "Aishh ... berapa jam aku tertidur?" pikirnya.
Dengan meraba-raba dia berjalan ke arah saklar lampu yang disebutkan Emily pagi tadi. "Akhirnya aku menemukanmu!" gumamnya senang. Kamar itu kini terang benderang.
Diliriknya jam tangan yang masih melingkar. "Pukul delapan malam!"
Dengan cepat, wajahnya dibersihkan di kamar mandi. Dia harus turun apapun yang terjadi. Konser megah di perutnya sudah berlangsung sejak tadi.
Setelah cukup segar, diraihnya tas silang yang selalu dipakai, dan memeriksa isinya. Dia tak boleh melupakan paspornya, kemanapun pergi. Tak ada seorangpun yang mengenalnya, jika terjadi sesuatu di jalan.
Dengan hati-hati dia menapaki tangga batu. Tangga itu tidak licin. Pasti Emily rajin merawat dan menyikatinya. Tetapi sisa air hujan yang membasahi, tetap membuatnya khawatir.
Gaby sampai di anak tangga terbawah. Tea house itu terlihat ramai. "Apakah Emily menjual makanan berat juga? Jika hanya biskuit, perutku akan melakukan pemberontakan nanti malam!"
Karena merasa ragu, dia akhirnya beranjak ke pinggir jalan dan melihat ke ujung sana. Ujung jalan itu tampak terang. Gaby melangkah mantap ke sana. "Harusnya cafe masih buka jam segini," pikirnya menghibur diri.
Setelah sepuluh menit berjalan, cafe itu terlihat juga. Dan memang masih ramai. Tanpa ragu dia mendorong pintunya dan masuk. Beberapa pasang mata melihat ke arahnya penuh rasa ingin tahu.
Tanpa mempedulikan siapapun, Gaby duduk di meja kosong. Seorang pelayan datang dengan kertas menu. Dengan cepat dipilihnya makanan berat yang ada. Dia sangat kelaparan.
"Apakah ada wifi di sini?" tanyanya pada pelayan.
"Ada. Ini pasword-nya!" Gadis itu membalikkan pot bunga imitasi hiasan meja. Ada beberapa huruf tertera di sana.
"Terima kasih." Gaby mengangguk mengerti. Gadis itu pergi untuk menyiapkan pesanannya.
"Maaf, aku tadi tertidur, dan baru bangun jam delapan malam. Ini sedang ada di cafe untuk mencari makanan. Aku memdapatkan wifi yang cukup kencang di sini!" Gaby mengirim pesan pada Martin.
Dilihatnya ada berderet pesan masuk dari suaminya selama dia tidur tadi. "Ya ampun, dia pasti sangat kuatir tadi!" batinnya penuh penyesalan.
Ponselnya bergetar. Martin meneleponnya. Dengan cepat, diangkatnya panggilan masuk itu.
"Ya, maafkan aku. Aku baru saja membaca semua pesanmu. Belum sempat ku balas, kau sudah menelepon!" Gaby menjawab sebelum Martin mengajukan pertanyaan.
Terdengar suara tawa renyah yang sangat dikenalnya di seberang sana. "Aku hanya ingin menanyakan kabarmu. Dan tentu saja. mendengar suaramu, sebelum aku tidur," ujar Martin.
"Kabarku? Aku sedang kelaparan sekarang. Bagusnya ada cafe di dekat sini dan menyediakan makanan berat," jawab Gaby.
"Bagus! Makan yang banyak. Jangan sampai kau kurus saat pulang nanti!" Martin memberinya semangat.
"Ah, makananku sudah datang. Nanti kuhubungi lagi, setelah mendapat nomor baru!" pamit Gaby
"Oke. I miss you honey," Martin mengakhiri panghilannya.
"I miss you too," balas Gaby. Panggilan itu terputus. Wanita itu menatap makanannya dengan tak sabar. Aromanya menghugah selera.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Dewi
Suaminya pengertian banget
2022-11-09
6
Mr. Scary
Klo lihat judulnya, kayaknya si Gaby bakal selingkuh ya Thor?
2022-11-01
7
Rosnila Sari
lanjut.,semangat up-nya Thor😍
2022-10-29
8