13. Bertemu Hantu?

Gaby hanya bisa mengangguk mendengar jawaban itu. Mungkin Emily hanya ingin membuatnya penasaran saja. Mungkin tidak selezat itu juga di lidahnya, karena selera orang tentu berbeda-beda.

Jadi dia menunggu hingga roti harum itu dihidangkan di hadapannya. Roti yang masih mengepul hangat tanda benar-benar baru matang. Keharumannya menggugah selera. Hanya ada semangkuk toping minyak zaitun yang dicampur entah apa di dalamnya. Lalu secangkir teh cokelat pekat yang juga masih mengepul, menemani sarapan mereka.

"Ayo!"

Emily terlihat tidak sabar untuk melahap roti yang berbentuk ellips itu. Dia memotong roti dengan anggun, kemudian mengoleskan minyak zaitun yang ada di mangkuknya. Lalu roti itu lenyap ke dalam mulutnya. Dan Gaby bisa melihat wanita paruh baya itu terpejam sebentar untuk menikmati rasa di dalam mulutnya.

Gaby tak percaya, tapi dia penasaran. Jadi mengikuti cara Emily. Diirisnya roti seukuran yang dapat masuk ke mulutnya. Kemudian dengan pisau mengoleskan sedikit campuran zaitun ke atas potongan itu. Lalu segera memasukkannya ke mulut.

Dia tak punya ekspektasi apapun sebelumnya. Bahkan merasa, promosi Emily terlalu berlebihan. Tapi sekarang, matanya membulat tak percaya. Dia baru saja mengunyah dua kali, kala rasa itu meledak di mulutnya. Rasa yang tidak bisa dia terjemahkan dengan kata-kata.

Diambilnya lagi sepotong roti dan kembali mengoleskan minyak zaitun di atasnya, sebelum memasukkan ke mulut. Dia ingin tahu, yang mana yang membuat roti itu jadi terasa lezat di mulutnya?

Karena dia tak bisa menentukan, apakah rotinya yang lezat, ataukah olesannya, maka ditelannya sepotong roti saja tanpa olesan. Dia terkejut. Roti itu memang lezat. Tapi tidak akan sampai membuat mata seseorang terpejam saat mengunyahnya.

Dengan sedikit penasaran, dicoleknya minyak zaitun dengan jari dan mencicipinya di mulut. Itu memang lezat, tapi takkan bisa memberi ledakan rasa di dalam mulut seseorang.

"Kau sudah bisa menyimpulkan?" tanya Emily sambil tersenyum. Dia memperhatikan tingkah laku Gaby sejak tadi.

Gaby menggeleng. "Kurasa, roti dan minyak zaitun ini hanya akan lezat jika dimakan bersama," jujur Gaby.

"Sedikit benar," angguk Emily.

"Maksudnya?" tanya Gaby tak mengerti. Dia kembali menikmati sarapannya sambil sesekali menyeruput teh kental yang disajikan.

"Sudah banyak yang mencoba meniru roti serta campuran olesan zaitun ini, tapi tak ada yang bisa menandingi kelezatan otentik toko ini," jelasnya.

"Wah ... seterkenal itu ya?" komentar Gaby dengan mulut yang tak henti mengunyah. Emily memiringkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Keduanya segera menghabiskan sarapan. Nasih banyak yang harus dicari di pasar. Gaby juga belum membeli₩ teh dan krim untuk persediaannya.

Kedua wanita itu sudah dalam perjalanan pulang, saat Tuan Thompson menelepon Emily.

"Aku sedang dalam perjalanan kembali dari Fresh Market, Tuan Thompson," sahut Emily.

"Ya, sayangnya seperti itu, Tuan Thompson. Anda harus mencari sarapan di tempat lain pagi ini," jawab Emily dengan sabar.

"Ya, sampai jumpa, Tuan Thompson." Emily mematikan sambungan teleponnya dan kembali berkonsentrasi untuk menyetir.

"Apakah kau tidak punya keluarga, Emily?" tanya Gaby.

"Tentu saja ada. Suamiku sudah meninggal tiga tahun yang lalu. Putraku memintaku untuk tinggal bersamanya di Darlington. Dan putriku mengikuti suaminya di Bourges, Perancis. Jika aku mengikuti mereka, siapa yang akan menjaga rumah tua itu?" tanyanya balik.

"Apa anda berasal dari kota ini?" tanya Gaby sambil lalu.

"Bukan. Almarhum suamiku yang orang Scotland. Aku sendiri berasal dari Yorkshire.

Tanpa ditanya lagi, Emily bercerita. "Keluarga suamiku berasal dari inverness, tapi takdir membawa mereka ke sini. Dan rumah tua itu adalah warisan mertuaku. Toko teh itu juga warisan mertuaku. Aku hanya melanjutkan tradisi yang sudah berjalan puluhan tahun."

Informasi itu cukup bagi Gaby. Dia tak ingin mengomentari lebih lanjut, karena tak ingin membahas hal yang tak penting. Untuk mengalihkan perhatian, Gaby kembali mengambil beberapa foto tempat yang menurutnya menarik untuk diabadikan.

Mereka kembali ke rumah Emily menjelang pukul sepuluh. Wanita itu segera sibuk dan tidak terlalu memperhatikan Gaby. Setelah membantu membawakan sedikit barang belanjaan Emily, Gaby pamit untuk membawa belanjaannya ke flat di lantai tiga.

Seharian itu dia menuliskan ide-ide yang bermunculan di kepala. Martin menghubunginya saat jam makan siang kantornya dan mereka berbincang cukup lama hingga makan siang Martin habis dan dia harus kembali bekerja.

Tanpa ada yang menemani, Gaby merasa sedikit bosan. Dan ide sepertinya berhenti mengalir. Disambarnya tas dan mengenakan sweater, lalu menuruni anak tangga. Dia tak melihat Emily, jadi langkahnya langsung diarahkan ke jalanan berbatu.

Kali ini Gaby mengambil arah yang berbeda, tidak lagi menuju cafe di ujung jalan. Dia berbelok ke kiri toko Emily. Ingin tahu apa yang mungkin menarik di sana. Langkah kakinya mantap. Hari yang cerah dan hangat, memberinya sedikit semangat baru untuk menjelajah.

Beberapa foto baru didapatnya dan tak terasa, kakinya mulai melangkah jauh. Rasa lelah lah yang menghentikan kegilaannya untuk mengeksplorasi kota itu.

Dengan sedikit celingukan, dicarinya cafe ataupun bangku taman untuk bisa beristirahat. Tapi dia sama sekali tak khawatir. Karena tadi dia sudah mengantisipasi tersasar, dengan tetap melangkah lurus, tanpa berbelok ke manapun. Dia yakin akan menemukan jalan pulang lagi nanti.

Dia duduk dan beristirahat di bangku taman sambil menikmati sandwich yang dibelinya di kios pinggir jalan.

Matanya menikmati pemandangan musim gugur yang indah sambil sesekali menikmati semilir angin.

Seorang pria memegang payung panjang seperti tongkat, mengenakan mantel panjang abu-abu tua, berjalan ke arahnya.

Tanpa bertanya pria itu duduk di bangku yang sama. "Apa yang membawa langkahmu hingga ke sini?" tanyanya.

Gaby menoleh dan sedikit kaget, karena dia mengenal orang itu. "Keindahan kota ini merayuku untuk keluar dan menikmatinya," jawab Gaby.

"Kau tak takut hilang lagi?" tanya pria itu.

"Tadinya aku hampir khawatir. Tapi setelah melihatmu, maka tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi bukan, Dokter Thompson."

Senyum Gaby dibalas pria tua itu dengan anggukan ringan.

"Bagaimana jika aku tak melihatmu di sini?" ujinya.

"Aku yakin, tadi tidak berjalan berputar-putar. Jadi aku akan mengikuti jalan ini lurus saja, hingga ke flat!" ujarnya yakin.

"Kau sangat percaya diri."

Gaby menoleh ke arah dokter tua itu. Dia tak memang tak seramah Tuan Edward. Tapi rasanya tidak seperti ini juga. "Atau aku yang belum mengenal sisinya yang lain," pikir Gaby.

Tepat saat sandwich di tangannya habis, Dokter Thompson berdiri dan melangkah ke arah Gaby datang sebelumnya.

Wanita itu mengernyitkan dahi. Dia masih ingin menikmati sore yang sejuk di taman itu. Tetapi Dokter Thompson sudah melangkah pulang tanpa bertanya. Pikir Gaby, mungkin pria itu sudah lelah berkeliling seharian, karena toko Emily tutup tadi pagi.

Jadi, meski sedikit kecewa, dia berjalan mengikuti pria itu. Gaby tak ingin kehilangan arah pulang. Dia mengekorinya dari jarak sepuluh meter, jadi mereka tak perlu saling berbicara.

"Anda hendak ke mana, Dokter Thompson?" tanya Gaby saat melihat pria itu berbelok ke arah lain.

Pria tua itu berhenti dan menoleh ke belakang. "Kau mengikutiku?" tanyanya heran. Namun ada segurat senyum tipis tak terbaca mampir di wajahnya.

"Ku kira Anda akan menuju pulang, jadi aku mengikutimu!" sahut Gaby jujur.

"Aku memang mau pulang. Tapi tidak ke arah sana!" ujarnya.

Gaby terkejut. "Apakah rumah anda tidak berada di jalan yang sama dengan rumah Emily?" tanyanya.

"Siapa yang mengatakan seperti itu?" tanya pria tua itu tak acuh. Dia melanjutkan langkahnya yang tadi terhenti.

Gaby diam sejenak, kemudian mengedikkan bahunya tak peduli. Dia tinggal berjalan lurus di blok itu, akan dapat sampai di rumah lagi.

Gaby melangkah ringan sambil melihat ke kanan dan kiri jalan. Rumah-rumah tua dari batu-batu besar abad pertengahan berjajar rapi dan terawat.

Setelah lima belas menit, akhirnya rumah Emily terlihat. Dia tersenyum senang. Langsung masuk ke toko, untuk memesan teh sore hari.

"Sore yang cerah Emily, Aku tadi baru saja bertemu---" ucapannya mengambang di udara.

Kalau saja itu biji mata palsu, mungkin dia akan menggelinding jatuh ke lantai.

"Ada apa denganmu? Kau seperti melihat hantu!" tegur Tuan Edward.

Gaby tergagap. Tuan Edward menjadi panik. "Bagaimana analisamu melihat keadaannya saat ini?" tanya Tuan Edward pada Dokter Thompson yang menemaninya bermain catur di sana.

Dokter tua itu mengawasi Gaby sambil menyipitkan mata. "Kau benar, dia pasti bertemu hantu yang menyerupai salah satu dari kita!" ujarnya santai dan kembali mengalihkan perhatiannya pada papan catur.

******

Terpopuler

Comments

Mr. Scary

Mr. Scary

Nah loo

2022-11-14

6

nurul zakiyah

nurul zakiyah

dr Thompson palsu brti yg tadi ya

2022-11-09

7

Rosnila Sari

Rosnila Sari

smg bisa jd peringatan utk Gaby agar lebih berhati2😇

2022-11-07

7

lihat semua
Episodes
1 1. Angin Musim Gugur
2 2. Introvert
3 3. Edinburg
4 4. Ketiduran
5 5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6 6. Toko Buku Scott Sutherland
7 7. Scott
8 8. Kehujanan
9 9. Pelindung Kota
10 10. Flu Berat
11 11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12 12. Fresh Market
13 13. Bertemu Hantu?
14 14. Berdarah Scotland
15 15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16 16. City Tour
17 17. Pertolongan Kedua
18 18. Tampan dan Berkharisma
19 19. Stuart Grant
20 20. The Highlander Klan
21 21. A Day in Glasgow
22 22. Mommy
23 23. Mencari Jawaban
24 24. Penguntit Baru
25 25. The Guardian of The Clan
26 26. Wanita Pilihan
27 27. Bruce MacKenzie
28 28. Pria Asing Lain
29 29. Menang Undian
30 30. Aku Pasangannya
31 31. Culloden Battle Field
32 32. Inverness
33 33. Jatuh ke Danau
34 34. Di Ceruk Batu
35 35. Malam Magis di Danau
36 36. Tersesat di Hutan
37 37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38 38. Mencari Penyihir
39 39. Bertemu Nenek
40 40. Kenangan Masa Kecil
41 41. Pertarungan
42 42. Takdir Aine dan Wingnut
43 43. Mimpi Aneh
44 44. Sadarnya Tuan Scott
45 45. Menunggu Purnama
46 46. Cahaya Terbang
47 47. Mantera Sihir Purnama
48 48. Aku Melihatmu Mati!
49 49. Pagi Suram
50 50. Kegelisahan Tuan Scott
51 51. Kehamilan Gaby
52 52. Pengacara Thomas Menzies
53 53. Jamie Mac Kay
54 54. Permintaan Tuan Scott
55 55. Malam Terakhir
56 56. Kembali ke Rumah
57 57. Keluar dari Rumah
58 58. Dilema
59 59. Pembicaraan dengan Farah
60 60. Pindah
61 61. Di Rumah Baru
62 62. Malam ke Dua
63 63. Kedatangan Tuan Scott
64 64. Kekalahan Tuan Scott
65 65. Awal Musim Semi.
66 66. Kedatangan Martin
67 67. Hati Yang Patah
68 68. Pagi Musim Semi
69 69. Perjalanan Martin
70 70. Perencanaan
71 71. Persiapan Jamie Mac Kay
72 72. Satu Hari Berlalu
73 73. Dokter Steve
74 74. Penyihir Alba
75 75. Langkah Jamie
76 76. Kedatangan Stuart Grant
77 Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78 Ban 78. Menguji Oliver Stout
79 Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80 Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81 81. Bertemu
82 82. Elliot Kerr
83 83. Pertarungan di Hutan
84 84. Kemenangan Bonnie
85 85. Mendapatkan Sekutu
86 86. Bertarung dengan Watson
87 87. Persalinan Gaby
88 88. Polisi Kota
89 89. Campur Tangan Polisi
90 90. Evander Keane Sutherland
91 91. Kecelakaan di Jalan Tol
92 92. Rumor Bonnie
93 93. Hutan dan Sihir Gelap
94 94. Pengepungan di Hutan
95 95. Pria Brewok di Hutan
96 96. Lepasnya Watson
97 97. Ledakan
98 98. Kondisi Martin
99 99. Pingsannya Oliver
100 100. Tommy
101 101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102 102. Lari Lagi
103 103. Kekacauan di Bandara
104 104. Terbang
105 105. Pendaratan Darurat
106 106. Pertarungan Terakhir
107 107. Kembali ke Edinburgh
Episodes

Updated 107 Episodes

1
1. Angin Musim Gugur
2
2. Introvert
3
3. Edinburg
4
4. Ketiduran
5
5. Pagi Yang Cantik di Edinburgh
6
6. Toko Buku Scott Sutherland
7
7. Scott
8
8. Kehujanan
9
9. Pelindung Kota
10
10. Flu Berat
11
11. Terima Kasih, Tuan Scott.
12
12. Fresh Market
13
13. Bertemu Hantu?
14
14. Berdarah Scotland
15
15. Kecurigaan Pada Tuan Scott
16
16. City Tour
17
17. Pertolongan Kedua
18
18. Tampan dan Berkharisma
19
19. Stuart Grant
20
20. The Highlander Klan
21
21. A Day in Glasgow
22
22. Mommy
23
23. Mencari Jawaban
24
24. Penguntit Baru
25
25. The Guardian of The Clan
26
26. Wanita Pilihan
27
27. Bruce MacKenzie
28
28. Pria Asing Lain
29
29. Menang Undian
30
30. Aku Pasangannya
31
31. Culloden Battle Field
32
32. Inverness
33
33. Jatuh ke Danau
34
34. Di Ceruk Batu
35
35. Malam Magis di Danau
36
36. Tersesat di Hutan
37
37. Melintasi Tanah Klan Urquhart
38
38. Mencari Penyihir
39
39. Bertemu Nenek
40
40. Kenangan Masa Kecil
41
41. Pertarungan
42
42. Takdir Aine dan Wingnut
43
43. Mimpi Aneh
44
44. Sadarnya Tuan Scott
45
45. Menunggu Purnama
46
46. Cahaya Terbang
47
47. Mantera Sihir Purnama
48
48. Aku Melihatmu Mati!
49
49. Pagi Suram
50
50. Kegelisahan Tuan Scott
51
51. Kehamilan Gaby
52
52. Pengacara Thomas Menzies
53
53. Jamie Mac Kay
54
54. Permintaan Tuan Scott
55
55. Malam Terakhir
56
56. Kembali ke Rumah
57
57. Keluar dari Rumah
58
58. Dilema
59
59. Pembicaraan dengan Farah
60
60. Pindah
61
61. Di Rumah Baru
62
62. Malam ke Dua
63
63. Kedatangan Tuan Scott
64
64. Kekalahan Tuan Scott
65
65. Awal Musim Semi.
66
66. Kedatangan Martin
67
67. Hati Yang Patah
68
68. Pagi Musim Semi
69
69. Perjalanan Martin
70
70. Perencanaan
71
71. Persiapan Jamie Mac Kay
72
72. Satu Hari Berlalu
73
73. Dokter Steve
74
74. Penyihir Alba
75
75. Langkah Jamie
76
76. Kedatangan Stuart Grant
77
Bab 77. Kesepakatan Dengan Penyihir Alba
78
Ban 78. Menguji Oliver Stout
79
Bab 79. Bergabungnya Penyihir Alba
80
Bab 80. Bergabungnya Dokter Steve
81
81. Bertemu
82
82. Elliot Kerr
83
83. Pertarungan di Hutan
84
84. Kemenangan Bonnie
85
85. Mendapatkan Sekutu
86
86. Bertarung dengan Watson
87
87. Persalinan Gaby
88
88. Polisi Kota
89
89. Campur Tangan Polisi
90
90. Evander Keane Sutherland
91
91. Kecelakaan di Jalan Tol
92
92. Rumor Bonnie
93
93. Hutan dan Sihir Gelap
94
94. Pengepungan di Hutan
95
95. Pria Brewok di Hutan
96
96. Lepasnya Watson
97
97. Ledakan
98
98. Kondisi Martin
99
99. Pingsannya Oliver
100
100. Tommy
101
101. Tak Ada Yang Bisa Menahan Watson Kecuali ....
102
102. Lari Lagi
103
103. Kekacauan di Bandara
104
104. Terbang
105
105. Pendaratan Darurat
106
106. Pertarungan Terakhir
107
107. Kembali ke Edinburgh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!