Kejadian tadi saat makan membuat Abian sulit untuk tidur. Berulang kali memejamkan mata tapi alam bawah sadar tak kunjung membawa nya ke alam mimpi.
Sudah tidur menghadap ke kanan dan ke kiri, ia melakukan nya berulang kali guna mendapatkan posisi yang nyaman. Yang terlintas di kepalanya bayangan wajah Ziva.
Abian putuskan untuk bangun dan duduk menyandar di sandaran ranjang tempat tidur. Ia mengusap wajahnya bersamaan dengan hembusan napas yang terdengar sedikit kasar.
Ia menoleh ke arah Aruna. Wanita itu tampak nyenyak sekali tidurnya.
"Aruna .. Maafkan aku, sayang. Hatiku sedang goyah, aku juga tidak tahu kenapa. Tapi aku berusaha untuk mengontrol diri agar tidak menyakiti hati kamu."
Abian mengusap lembut rambut Aruna. Berharap ia tidak akan bisa tergoda oleh Ziva. Jika ia katakan yang sejujurnya pada Aruna, dia pasti akan terluka.
Tiba-tiba saja ucapan Haidar beberapa hari lalu terngiang-ngiang di telinganya.
"Selingkuh itu bukan hanya indah, tapi mantap. Aku bisa merasakan kenikmatan dari setiap wanita yang berbeda."
Abian memegang kedua sisi kepalanya, berusaha menepis ucapan Haidar.
"Aarrghhh .. Kenapa aku jadi seperti ini?" ucap pria itu pelan agar Aruna tidak sampai terbangun.
Abian memutuskan untuk pergi ke dapur, ia butuh minum agar dirinya bisa sedikit lebih tenang. Begitu keluar kamar usai menutup kembali pintunya, ia berjalan beberapa langkah dan mendapati Ziva baru saja keluar dari ruangan dapur. Mereka berpapasan.
Abian hendak kembali dan mengurungkan niat nya mengambil minum, namun Ziva dengan cepat mencegah langkahnya.
"Hai .. Mau kemana?" tanya Ziva dengan ulasan senyum penuh godaan.
Abian menggeleng. "Tidak, aku tidak akan kemana-mana," jawab Abian tanpa menatap wajah Ziva.
"Benarkah? Sepertinya kau mau ke dapur. Mau ambil minum? Aku bantu ambilkan mau?" tawar Ziva.
"Tidak, tidak usah. Biar aku sendiri," tolak Abian mencegah langkah Ziva.
"Oh .. Kalau begitu aku temani."
"Tidak usah!"
"Kenapa? Aku ingin menemanimu."
"Aku sudah katakan tidak usah. Jadi stop menganggu ku!" ucap Abian dengan tegas.
Ziva mengerutkan dahinya, ia menatap pria di hadapannya yang tampak gugup dan berusaha menghindar darinya.
"Kau terganggu? Sungguh? Tapi kenapa kau diam saja dan menikmati sentuhan ku? Apa itu yang namanya terganggu?"
Abian tampak gelagapan, ia tidak bisa menjawab pertanyaan Ziva. Berlama-lama dekat dengan Ziva membuat Abian semakin tidak karuan. Ia harus segera pergi dari sana.
"Hei .. Tunggu!" teriak Ziva begitu Abian melipir pergi dari sana.
Abian tidak memperdulikan panggilan Ziva. Ia terus berjalan ke depan untuk kembali ke kamarnya. Tapi tiba-tiba sebuah tangan melingkar di pinggang dan menghentikan langkah nya.
"Mau kemana, sih? Kenapa harus terburu-buru?" tanya Ziva dengan nada bicara yang terdengar manja.
Abian menarik napas panjang. Ia berusaha untuk mengendalikan diri agar tidak emosi.
"Ziva, tolong lepas! Tolong jangan seperti ini."
"Aku tidak mau. Kau pasti nyaman juga kan aku peluk seperti ini?"
"Ziva, tolong. Tolong jangan seperti ini."
"Kenapa? Kau tidak tahan kan dengan aku?"
"Zivaaa .." Ini adalah peringatan terkahir Abian dan Ziva pun melepaskan pelukannya.
Abian menghela napas lega. Tapi sedetik kemudian, pipinya merasakan sesuatu yang lembab. Dan ternyata, wanita itu mencium nya.
"Aku akan memberimu lebih dari ini, baby," bisik Ziva sebelum akhirnya wanita itu pergi tanpa rasa bersalah.
Sekujur tubuh Abian menegang. Ia tidak tahu harus mengekspresikan nya dengan cara apa. Ia ingin marah, tapi di sisi lain tubuhnya tidak bisa menolak.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Eka 'aina
bener² godaan syaiton
2024-08-09
0
appaaa
ih keseeelll,,, aruna masa ngga curiga sih?.. jahat banget si ziva ,,😤😤😤
2024-07-23
0
Bagja
hhhmmm makin rusak nih. sebagai suami harus menjaga diri. sebagai istri harus menjaga keutuhan rumah tangga. kenapa semua harus pakai ilmu, ya biar terhindar dari kejadian seperti ini
2023-02-20
1