"Nanti aku jemput jam berapa, sayang?" tanya Abian pada Aruna melalui sambungan telepon.
"Jam empat sore," jawab Aruna dari sebrang sana.
"Ok. Jam setengah empat, aku on the way."
"Iya. Ah ya, kau tidak di ke kantor lagi?"
"Tidak. Aku di rumah. Tadi sepulang sekolah Elona minta makan pizza di tempat biasa. Lalu dia minta aku menemaninya menyusun puzzle. Dan sekarang, Elona sedang tidur di temani oleh Ziva," jelas Abian.
"Oh, begitu. Ya sudah, kalau begitu aku tutup telepon nya, ya. Aku harus kembali bekerja. Jangan melewatkan makan siangmu," pesan Aruna sebelum akhirnya sambungan telepon berakhir.
Abian menggenggam ponselnya. Ia melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan. Jarum jam sudah mengarah ke angka dua belas. Ia harus segera membeli makanan untuk makan siang.
Begitu menoleh ke arah pintu, ia mendapati Ziva tengah berdiri di sana. Dengan senyuman yang biasa dia lemparkan untuknya. Abian bangkit berdiri lalu menghampiri wanita itu.
"Sedang apa kau di sini?"
"Aku ingin mengajakmu makan siang bersama," jawab wanita itu.
"Kau sendiri saja," tolak Abian.
"Aku ingin makan siang denganmu. Elona kan sedang tidur, kita bisa keluar berdua. Bagaimana?"
Abian bergeming. Ia menatap Ziva untuk beberapa saat.
"Tidak perlu keluar. Aku akan pesan makanan nya lewat aplikasi online. Nanti makan siang nya setelah Elona bangun."
"Ok, tidak masalah."
Ziva beranjak pergi sembari menggibaskan rambut panjang nya yang di sengaja di gerai pada wajah Abian.
Pria itu memejamkan mata begitu mencium wangi nya rambut Ziva. Mengingatkan nya pada aroma vanilla bibir Ziva pada saat wajah mereka tidak sengaja berdekatan di sofa ruang tamu.
Abian menarik napas panjang. Kembali mengontrol diri agar ia dapat menahan hawa naffsu nya.
Lima belas menit usai meng order, makanan yang di pesan Abian pun datang. Pria itu membayar nya lewat aplikasi. Kebetulan Elona juga sudah bangun, jadi mereka memulai makan siang nya.
Abian membeli tiga porsi makan. Satu untuk Elona, satu untuk Ziva, dan yang satunya lagi untuk dirinya.
"Ibu pulang malam lagi, ayah?" tanya Elona saat mereka sudah berada di meja makan.
"Tidak, sayang. Sebelum petang, ibu sudah ada di rumah. Kau rindu dengan ibumu?"
Elona mengangguk. "Iya, ayah. Biasanya ibu memiliki jatah libur. Kenapa sekarang ibu bekerja terus?"
Abian menghembuskan napas pelan. Ia harus menjelaskan dengan kalimat yang mudah di cerna oleh bocah seusia Elona.
"Elona ingin ibu setiap hari ada di rumah, menemani Elona sepanjang hari?"
Elona menganggukan kepalanya. "Tentu saja, ayah."
"Kalau begitu, Elona harus sabar, ya. Ibu tidak mengambil jatah cuti nya supaya ibu bisa cepat-cepat selesai bekerja. Setelah itu, ibu akan selalu ada di rumah," jelas Abian terpaksa bohong.
"Sungguh? Apa ayah tidak sedang membohongiku?"
"Tidak, sayang. Ayah berkata jujur. Jadi sekarang Elona sudah paham kan?"
Elona mengangguk. "Iya, ayah."
Abian mengacak pangkal rambut putrinya dengan gemas.
"Elona tidak perlu khawatir, sayang. Kan ada bibi yang selalu menemanimu," timpal Ziva.
"Iya, bibi. Terima kasih. Bibi baik sekali."
"Iya, cantik." Ziva mencubit ujung dagu Elona dengan gemas.
"Elona, di makan makanan nya, sayang. Nanti keburu dingin," ucap Abian mengingatkan.
"Baik, ayah." jawab Elona menurut..
Mereka pun memulai makan siangnya. Sambil menyendok dan mengunyab makanan, Ziva sama sekali tidak mengalihkan pandangan nya dari wajah Abian.
"Mau aku suapin?" tawar Ziva sampai membuat pria itu terbatuk tersedak makanan.
"Uhuk uhuk .. Uhuk .." Ziva memberi segelas air pada Abian, pria itu menerima dan meminum nya.
"Ayah, ayah kenapa?" tanya Elona.
Abian menggeleng. "Tidak apa-apa."
"Pelan-pelan makan nya, ayah."
"Iya, sayang."
Abian kembali meneguk minum nya hingga habis sampai setengahnya. Ia sampai terbatuk lantaran Ziva mengatakan sebuah tawaran tersebut di depan Elona. Ia khawatir jika Elona akan menceritakan nya nanti pada Aruna.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Bagja
thor ceritanya jgn laki2 terus yg berhianat dong. aku baca novel author itu yg jd penjahatnya itu laki2 semua. baik memang murni kesalahan laki2 atau ada andil kesalahan dr perempuan. di dunia nyata banyak perempuan yg berkhianat juga kok, malah lebih kejam, udah didukung karirnya, diselamatkan, bahkan di dampingi saat2 kritisnya tp perempuan itu ttp berpaling. khawatirnya jd perspektif negarih terhadap semua laki2, seolah2 laki2 itu hanya pelaku bkn korban penghianatan dr wanita
2023-02-20
2
Tini Jifi
q salut sama Abian tidak mudah tergoda 👍👍
2022-12-26
2
Euis Nina
wanita gk tahu diri ya kayak gitu pasti itu sengaja biar elona tahu dn bicara sama aruna, , 😒
2022-11-05
1