Matahari sudah di ambil alih oleh bulan, siang sudah berganti menjadi malam. Abian melirik Aruna yang tidur di sebelah nya, wanita itu tampak tertidur pulas.
Entah kenapa tiba-tiba ia merasa haus. Abian putuskan untuk turun dari ranjang tempat tidur untuk mengambil minum di dapur. Ia berjalan beberapa langkah dari kamarnya. Seketika langkahnya terhenti, saat telinga nya sayup-sayup mendengar suara seseorang menangis.
Abian mempertajam pendengaran nya, ia melangkah ke arah sumber suara. Perlahan kakinya melangkah dan berhenti tepat di depan pintu kamar tamu yang di tempati oleh Ziva.
"Hiks .. Hiks .." Abian menempelkan telinganya pada daun pintu, memastikan jika suara tangisan itu memang berasal dari kamar Ziva.
"Hiks .. Hiks .."
Abian menjauhkan kembali telinga nya.
"Kenapa dia?" pikir Abian.
Suara tangisan itu semakin mengeras, Abian khawatir terjadi sesuatu di dalam. Tapi ia bingung juga harus masuk ke dalam untuk memastikan Ziva baik-baik saja atau memilih membiarkan nya.
"Apa aku bangunkan Aruna saja, ya? Siapa tahu Ziva butuh Aruna."
Abian hendak melangkah pergi dari sana, namun langkahnya urung begitu suara tangisan itu berubah menjadi suara teriakan yang terdengar histeris.
"Aaaaaaa ..."
Dengan cepat Abian membuka knop pintu kamar Ziva dan masuk ke dalam. Ia mendapati Ziva tengah duduk dengan rambut yang berantakan.
"Ziva, kau kenapa?" tanya Abian khawatir.
Wanita itu mendongakan wajah, Abian berjalan mendekat ke sisi ranjang.
"Abian .." ucap Ziva lirih kemudian meraih pergelangan tangan pria itu dan memeluknya.
"Abian, aku takut sekali. Aku takut sekali, Abian .." rintih Ziva.
Abian sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada wanita itu. Sepertinya ketakutan Ziva hanya mimpi belaka.
Mendengar Ziva menangis terisak seperti ini membuat Abian jadi tidak tega. Perlahan tangan nya bergerak dan membalas pelukan wanita itu. Ia mengusap punggung Ziva dengan lembut guna menenangkan.
"Kau tidak perlu takut. Kau hanya mimpi," ucap Abian.
Ziva mengeratkan pelukan nya. "Bisa kau temani aku di sini? Aku mohon. Aku takut sekali, Abian."
Abian bergeming. Mana mungkin ia menemani Ziva tidur, sekamar berdua.
Ziva melepaskan pelukan nya. Ia menggenggam kedua tangan Abian dengan memohon.
"Please .. Temani aku di sini. Kau bisa kembali ke kamar mu nanti pagi."
"Aku tidak bisa, Ziva. Bagaimana kalau Aruna bangun dan mencariku?"
"Kau bisa memberi alasan dari dapur atau dari kamar Elona. Mudah bukan?"
"Ziva, tapi-"
Ucapan Abian terpotong begitu Ziva menarik tengkuknya kemudian di kecup lah bibir nya.
Cup!
Wajah Abian menegang. Ia merasa aliran darahnya berhenti seketika.
"Kau mau kan menemaniku?" ulang Ziva sama sekali tidak mendapat respon dari Abian.
Abian kemudian bangkit berdiri lalu pergi dari sana.
"Sayang .. Kau mau kemana? Sayang .." panggil Ziva sedikit berteriak.
Ia mengulas senyum merasa puas lantaran ia berhasil mendaratkan ciuman nya di bibir Abian.
"Setelah ini aku yakin, kau sendiri lah yang terlebih dahulu mendatangiku, Abian."
Abian pergi ke dapur, ia menuangkan air ke dalam gelas sampai tumpah-tumpah. Kemudian ia teguk menimun tersebut sampai habis. Napasnya terdengar memburu, ia mencoba menampar pipinya guna memastikan apa yang baru saja terjadi itu nyata adanya atau hanya sekedar mimpi.
"Sadar, Abian. Sadar. Ini pasti hanya sekedar mimpi. Ini tidak mungkin nyata." Abian berusaha menyadarkan diri.
"Sadar, Abian. Sadar."
Berulang kali Abian menyadarkan diri, namun yang terjadi memang lah nyata.
"Selingkuh itu bukan hanya indah, tapi mantap. Aku bisa merasakan kenikmatan dari setiap wanita yang berbeda."
Lagi-lagi ucapan Haidar terngiang di telinganya. Ia memejamkan kedua mata, ucapan tersebut justru malah bersahut-sahutan dengan ingatan barusan Ziva ketika mencium bibirnya.
"Tidak, tidak. Aku tidak boleh seperti ini. Tidak, tidak. Aaarggghh ..."
Ucapan Haidar dan perlakuan Ziva kini sangat berpengaruh besar bagi Abian. Ia sudah tidak bisa mengontrol dirinya.
_Bersambung_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Gina Savitri
Abian bego sih klo ada cewek lain di rumah walaupun aruna tidur wajib di bangunin buat ambilin minum, lagian sekelas orang yg punya perusahaan masa minum ambil ke dapur emang nggak ada teko di kamar 😏
2024-10-14
0
putia salim
👊👊👊👊👊😠
2023-02-05
1
Imas Maela
sadar bian sadar
2022-12-09
1