Lolos Dari Bahaya

Alexa dan Alexus sudah tahu apa yang akan mereka lakukan pada saat si penculik itu menoleh ke arah mereka. Secepat kilat keduanya memejamkan mata dan menutupi matanya dengan masing-masing satu cermin.

Hingga si penculik itu melihat wajahnya sendiri di dalam cermin yang digunakan oleh Alexa dan alexus untuk menutupi mata mereka.

"Aduh sialan sekali kalian! bagaimana kalian bisa melakukan ini padaku hah?" si penculik itu marah besar karena spontanitas matanya langsung hangus terbakar berubah menjadi hitam kelam sangat menakutkan.

Bahkan kini si penculik itu tidak bisa melihat dengan matanya lagi hingga kini ia menjadi buta total.

"Kurang ajar, berani-beraninya kalian melakukan hal ini padaku sehingga aku tidak bisa melihat kembali!" umpatbyq kesal.

Namun apalah daya si penculik itu kini sudah tidak bisa mengendalikan pikiran Alexa atau Alexus karena kekuatannya terletak pada matanya. Sementara matanya kini telah rusak hangus terbakar karena pancaran sinar matanya sendiri lewat cermin.

Hal ini tak di sia-siakan oleh Alexus, ia menatap tajam pada penculik itu dan langsung merubahnya menjadi sebuah peniti yang selalu bisa di bawanya setiap saat.

"Ka, kok di rubah menjadi sebuah peniti? aneh dech Kaka," protes Alexa manyun.

"Biar saja, kan lain dari pada yang lain," ucap Alexus terkekeh.

"Ka, kita cepat kembali ke rumah saja. Pasti pak sopir sudah melsor pada Daddy dan mommy tentang kita. Jadi percuma saja kalau kita kembali ke sekolahan," ucap Alexa.

"Ya sudah ayok kita pulang sekarang juga supaya Daddy dan mommy tidak khawatir lagi. Pasti mereka sedang mencari keberadaan kita saat ini."

Saat itu juga Alexa dan Alexus saling bergandengan tangan dan menutup matanya. Mereka tiba-tiba sudah ada di pelataran rumah.

Sementara Rose dan Michelson terus saja mencari keberadaan Alexa dan Alexus. Akan tetapi tidak juga ketemu. Mereka begitu kaget pada saat melihat kedua anak mereka ada di pelataran rumah.

"Dad, itu mereka? bagaimana bisa mereka tiba-tiba sudah ada di pelataran rumah? apa jangan-jangan mereka bukan anak kita?" Rose menunjuk ke arah si kembar.

"Astaga, mommy. Itu kan anak-anak kita, masa iya kamu meragukan mereka."

Michelson menuntun istrinya melangkah menghampiri si kembar.

"Dad-mom, pasti kalian khawatir ya," ucap Alexus.

"Nggak khawatir lagi, stengah hati kami hilang di bawa oleh kalian berdua," ucap Rose.

"Katakan saja pada Kakek buyut supaya memilih keturunannya yang lain saja. Jangan kalian yang mengemban tugas berat ini. Mommy sebentar-sebentar menjadi takut dan khawatir," ucap Rose protes.

"Mom, sudah takdir kita untuk membantu Kakek buyut menumpas segala kejahatan yang ada di muka bumi ini. Jangan khawatir, kami tidak akan terluka karena walaupun kakek buyut tidak terlihat. Ia selalu ada di dekat kami dan membantu kami melawan musuh," ucap Alexus menenangkan hati Rose yang masih saja khawatir.

"Mom, nggak boleh terlalu banyak pikiran karena mommy sedang hamil. Ingat mom, kasihan Dede bayi pastinya ikut mikir juga," ucap Alexa menasehati Rose.

"Bagaimana mommy nggak khawatir, selalu saja ada kabar salah satu diantara kalian di culik. Mommy jelas saja kepikiran kalian. Apa lagi kalian ini masih kecil tapi lawan kalian itu bukan orang biasa," ucap Rose kesal.

"Mommy sayang, sudah jangan kesal dan marah seperti itu. Toh anak kita sudah kembali dengan selamat tanpa kurang suatu apapun. Percaya saja, Selena mereka berbuat kebaikan, pasti ada saja yang melindungi mereka," ucap Michelson.

Rose merasa cape hingga ia sudah tak berkata lagi. Ia hanya diam saja tak berkata-kata lagi.

"Yuk masuk, dan kalian pasti lelah kan? istirahatlah di kamar kalian masing-masing. Nanti Daddy akan menghubungi pihak sekolah jika kalian sudah di ketemukan," perintah Michelson pada si kembar.

Saat itu juga si kembar melangkah masuk menuju rumah dan melangkah pasti ke kamar mereka masing-masing.

******

Hari ini adalah hari ulang tahun si kembar, dimana saat ini mereka genap berumur lima tahun. Baru umur lima tahun tetapi mereka sudah di hadapkan dengan berbagai masalah pelik.

Tetapi tidak satupun diantara mereka yang kerap kali mengeluh atau ketakutan. Justru segala permasalahan yang mereka hadapi di jadikan sebagai pengalaman yang asik bagi mereka.

Seperti sebuah permainan game yang sangat menantang bagi si kembar. Justru yang selalu khawatir dan memikirkan si kembar adalah Rose.

"Dad-mom, kami tak ingin ultah kami di rayakan. Kami ada satu permintaan, mohon di kabulkan," pinta Alexus.

"Memangnya apa yang ingin kalian minta?" tanya Michelson.

"Dari pada uang di gunakan untuk hal yang tidak penting dengan mengadakan pesta. Sebaiknya uang di gunakan untuk bersedekah ke yayasan panti asuhan dan panti jompo saja," ucap Alexus.

"Ya ampun, jarang loh ada anak seusia kalian berpikirnya sejauh itu. Kami benar-benar bangga pada kalian berdua. Ya sudah nanti kita ke yayasan panti asuhan dan Panti jompo sesuai dengan keinginan kalian berdua," ucap Michelson.

Keduanya langsung berjingkrak kegirangan seperti seorang anak yang telah di beri mainan kesukaan mereka.

"Semoga saja perjalanan kami ini tidak ada sustu halangan apapun. Jangan seperti kemarin," batin Rose.

Ia mulai gelisah memikirkan hal itu. Karena selalu saja ada halangan jika mereka sedang dalam perjalanan ke suatu tempat.

Saat itu juga, satu keluarga ini pergi ke panti asuhan terlebih dahulu. Baru setelah itu ke panti jompo. Baik Alexa maupun Alexus sangat menikmati perjalanan tersebut.

Acara berlangsung lancar tidak ada halangan apapun, hal ini membuat hati Rose menjadi lega. Dia sudah tak khawatir lagi akan terjadi hal yang tak diinginkan pada si kembar.

Sore menjelang barulah mereka kembali ke rumah dengan suasana hati yang sangat happy dan sedikit lelah.

"Dad-mom, terima kasih ya. Karena telah mengabulkan keinginan kami untuk datang ke yayasan panti asuhan dan yayasan panti jompo," ucap Alexus memeluk erat Rose dan bergantian memeluk erat Michelson.

Hal serupa juga di lakukan oleh Alexa.

Rose merasa terharu dengan anak-anaknya yang baru berumur lima tahun tapi sifatnya dewasa seperti anak umur remaja.

"Baru lima tahun sifatnya susah seperti anak yang berumur dua puluh tahun. Lantas bagaimana kalau mereka sudah berumur dua puluh tahun? pasti sifatnya lebih dewasa lagi?" batin Rose kadang merasa tak percaya dengan tumbuh kembang kedua anaknya yang sangat pesat melebihi batas umurnya.

Rose tak bisa mengelak takdir dari yang kuasa dengan di karuniai anak yang sangat pintar dan cerdas serta bersifat dewasa dan mandiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!