Beberapa menit kemudian, si kembar terbangun dari tidurnya. Mereka begitu kaget pada saat tahu mereka berada di dalam gua yang sangat gelap.
"Astaga, kita ada dimana ini Lexa?" tanya Alexus pada adiknya seraya celingukan.
"Ya ampun ka, kita ada di sebuah gua. Dimana penghuni gua ini adalah seorang raksasa yang bertaring dan sangat menyeramkan, lihatlah itu!"
Alexa menunjuk ke raksasa hitam legam bertaring yang sedang berusaha mengangkat tubuh si kembar dengan kekuatannya. Akan tetapi ia tak juga mampu mengangkat mereka.
"Ka, raksasa itu sedang berusaha mengeluarkan kita dari sini. Tapi ia tak mampu, ka."
"Benar, Lexa. Sepertinya ini karena kekuatan yang ada pada cincin dan gelang pemberian dari kakek buyut."
"Iya ka, untung saja ada gelang dan cincin ini. Jika tidak pasti nyawa kita sudah melayang, ka. Karena raksasa ini ingin memakan kita hidup-hidup supaya kekuatannya bertambah," ucap Alexa.
"Lantas bagaimana kita bisa pergi dari sini?" tanya Alexus.
"Ka, apakah kekuatan kakak telah pulih? jika iya coba kakak rubah raksasa itu menjadi kecil sekecil semut," pinta Alexa.
"Hem, sebentar ya aku coba."
Sejenak Alexus memejamkan matanya seolah sedang memfokuskan dirinya dengan tujuannya merubah bentuk raksasa itu.
"Hah, tak bisa Lexa. Bagaimana ini?" Alexus membuka matanya dan mendapati raksasa itu belum juga berubah bentuk menjadi kecil.
"Coba kakak ulang sekali lagi, mungkin kakak kurang konsentrasi," pinta Alexa memberikan arahan.
"Kakak pusatkan pikiran dan tenangkan pikiran, fokuslah pada raksasa itu. Supaya kakak berhasil merubah raksasa itu menjadi kecil sekecil semut."
Alexus mendengarkan arahan dari Alexa, dan alhasil raksasa itu berubah menjadi sekecil semut.
"Heh, apa yang kalian lakukan padaku? dasar bocah-bocah nakal, awas ya aku akan memakab kalian!" ancam raksasa itu dengan suaranya yang kecil seperti semut.
"Hhhhaaaa...bagaimana bisa kamu akan memakan kami? wujudmu saja sekarang ini sebesar semut, yang ada kami hanya akan menginjakmu,' ejek Alexa.
Seiring berubahnya raksasa itu menjadi semut, berubah pula mobil yang di tumpangi oleh si kembar. Mobil itu mendadak hilang begitu saja. Sedangkan semut jelmaan raksasa itu, dikubur hidup-hidup oleh Alexus.
"Ka, sebaiknya kita lekas keluar dari gua ini dan aku akan menutupnya dengan batu besar serta rerumputan supaya tidak ada satupun orang yang menyambangi gua ini. Karena sangat berbahaya," ajak Alexa.
Keduanya berlari kecil keluar dari gua tersebut. Lantas dengan mantranya, tiba-tiba gua itu tertutup batu besar dan rerumputan rimbun.
"Kita sudah aman, Lexa. Lantas bagaimana kita pulang ke rumah?" tanya Alexus bingung.
"Ist kakak ini bagaimana sih? kakak kan punya Nagin, kita bisa naik Nagin," ucap Alexa cemberut.
"Oh ya, maaf kakak lupa."
Alexus meraih Nagin di dalam kantong bajunya yang telah menjelma menjadi ular mainan kecil.
Alexus meletakkan Nagin di depan pintu gua. Hanya dalam sekejap berubah menjadi ular sungguhan yang tak begitu besar.
"Naiklah Tuanku. Apakah kalian akan ku antar langsung pulang ke rumah atau kemana?" tanya sang ular Nagin.
"Antar kami pulang saja, Nagin," pinta Alexus.
Tanpa rasa takut si kembar naik ke punggung Nagin, dan saat itu juga Nagin melesat terbang menuju ke apartement Michelson.
Sementara saat ini sopir pribadi yang bertugas menjemput di kembar menjadi kelimpungan.
"Pak, bukannya barusan bapak jemput si kembar? apa ada barang si kembar yang tertinggal?" tanya security merasa heran dengan kedatangan sopir pribadi si kembar.
Karena barusan sudah ada mobil yang jemput dengan sopir pribadi pula. Akan tetapi security tidak tahu jika sopir yang tadi adalah jelmaan raksasa hitam legam.
"Pak satpam, saya itu baru saja datang. Belum juga kemari, kok bapak mengatakan saya sudah datang dan jemput si kembar?" tanya nya heran.
"Memang iya, pak. Saya melihat dengan mata dan kepala sendiri jika bapak barusan datang kesini dan menjemput si kembar. Bapak hilang ingatan ya," ucap security tersebut.
"Sumpah demi Allah, pak satpam. Saya baru datang ini," sang sopir terus saja protes.
"Lantas jika tadi yang jemput bukan bapak terus siapa? masa iya siang bolong ada hantu yang menjelma menjadi anda, pak?" ucap security masih saja tak percaya.
"Jadi si kembar sudah nggak ada di sekolah ini, pak?" tanya sang sopir.
Security menjadi emosi, ia tak menghiraukan apa yang barusan di katakan oleh sopir itu. Justru ia berlalu pergi begitu saja.
"Seenak jidatnya sendiri mau ngerjain saya. Mataku belum rabun, otakku belum pikun! jelas-jelas sendirinya datang dan bawa si kembar, kok bisa berkata seperti itu?" batinnya kesal.
Sementara si sopir memutuskan untuk pulang saja ke rumah. Tapi ia juga panik dan cemas.
"Jika aku pulang dan ternyata si kembar belum pulang, lantas bagaimana ya?" batinnya di penuhi dengan tanda tanya.
"Bismillah saja dech, semoga si kembar memang sudah sampai di rumah. Biasa nomor ponsel mereka aktif. Ini tidak ada yang aktif sama sekali."
Hingga akhirnya sopir ini melajukan mobilnya arah jalan pulang menuju ke apartement mewah Michelson.
Sementara si kembar saat ini sudah sampai di pelataran rumah. Untung saja saat itu semua yang ada di rumah sedang tidur siang hingga tidak ada yang melihat kepulangan si kembar.
Pada saat si kembar akan masuk ke dalam rumah, datanglah mobil si sopir.
"Tin tin tin"
Sopir sengaja menyalakan klason mobilnya supaya si kembar terhenti langkahnya.
Pada saat si sopir akan bertanya macam-macam, Alexus langsung memantrai sopir tersebut supaya melupakan semuanya, hingga ia pun benar-benar tak ingat dengan apa yang akan di tanyakan pada si kembar.
"Ada apa, pak?" tanya Alexus.
"Hem apa ya, waduh saya lupa den. Maaf ya, saya nggak jadi bertanya dech."
Pak sopir masuk lagi ke dalam mobilnya dan melajukannya menuju ke garasi mobil sambil menggerutu," aneh, tadi aku berniat bertanya sesuatu tapi kok mendadak lupa ya? tadi sih aku ingin tanya apa sama Den Alex dan Non Lexa ya?"
Sementara Alexa dan Alexus melanjutkan langkahnya kembali masuk ke dalam rumah. Mereka langsung berganti pakaian sekolah dan tidur siang sejenak. Setelah tidur siang, mereka makan siang bersama orang yang ada di rumah.
Sementara saat ini Rose juga sedang tak enak badan hingga ia tak berangkat ke butik dan garmen. Ia lebih memilih untuk istirahat di rumah.
"Bagaimana sekolah kalian, apakah ada masalah?" tanya Rose di sela makan siang bersama anak-anak dan ada Oma Berta, Opa Rangga dan Opa Mike.
"Baik, mom. Sama sekali tidak ada masalah.
"Hem, ingat pesan mommy ya. Jangan gunakan kekuatan kalian di sekolah. Jangan di pamerkan ya," nasehat Rose.
"Iya, mom," serentak jawaban si kembar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments