Alexa dan Alexus mimpi yang sama, di alam mimpi mereka berada di suatu tempat yang mereka tak tahu ada di mana.
"Ka, kita ada dimana ini?" tanya Alexa menatap ke sekeliling.
"Kakak juga nggak tahu, Lexa. Ini sepertinya di suatu tempat yang sangat jauh."
Alexa dan Alexus saat ini seperti sedang terdampar di sebuah padang rumput yang menghampar hijau. Terdengar suara kicau burung yang sangat merdu.
Alexa dan Alexus melangkah dengan tak tentu arah mereka hanya mengikuti langkah kaki mereka saja saling bergandengan tangan tengok kanan dan kiri depan dan belakang.
Tepat di sebuah pohon besar yang sangat rindang tiba-tiba ada sebuah pancaran sinar yang sangat menyilaukan, muncullah seorang kakek tua memakai jubah putih serta mengenakan sebuah tongkat. Ia tersenyum kepada Alexa dan Alexus.
"Hallo cucu-cucuku yang sangat aku kasihi, pasti kalian bingung dan bertanya-tanya kalian sedang ada di mana."
"Kalian saat ini ada di alam mimpi, kakek sengaja menemui kalian di dalam mimpi karena jika di alamnya nyata, kita tidak akan bisa bertemu."
"Aku ini adalah kakek buyut kalian, dari mommy kalian. Kalian memiliki kekuatan supranatural karena mewarisi darah dariku."
"Kakek sengaja menemui kalian karena ada hal penting. Kakek minta kalian harus selalu waspada karena nantinya di sepanjang kehidupan kalian akan menemui beribu rintangan."
"Kalian harus bisa menemukan tempat persembunyian musuh bebuyutan kakek. Karena ia adalah sumber mala petaka yang akan selalu ada dalam kehidupan kalian berdua."
"Ingat ya cu, kalian itu saling melengkapi satu sama lain. Jadi tak bisa terpisahkan. Kalian harus selalu bersama karena saling membutuhkan satu sama lain."
"Jika kekuatan kalian di satukan akan menjadi tak terkalahkan. Tetapi jika kalian terpisahkan, kalian tak akan mampu menghadapi musuh-musuh kalian."
"Satu hal lagi, kelak kalian juga akan memiliki seorang adik perempuan yang akan menjadi incaran para orang yang ada di dunia kegelapan."
"Kakek ada satu benda untuk kalian berdua, supaya kalian bisa lebih peka lagi jika berhadapan dengan musuh."
"Pakailah gelang ini, jika ada suatu roh kegelapan menghampiri kalian. Gelang ini akan bersinar dengan sendirinya. Sehingga Alexa tak perlu memakai telepatinya karena itu bisa menguras energi."
Si kakek memberikan dua gelang, masing-masing satu gelang. Tanpa di pakaikan gelang itu sudah menempel sendiri di tangan Alexa dan Alexus.
"Alexa, ini cincin untukmu. Kelak kamu pasti membutuhkannya." Si Kakek memasangkan cincin bermata pink di jari manis Alexa.
"Alexus, ini cincin untukmu juga. Kegunaan dari cincin kalian itu berbeda, suatu saat kalian akan paham sendiri." Dan kakek memasangkan cincin bermata biru di jari manis Alexus.
Si kembar hanya diam saja, mendapatkan perlakuan dari kakek. Seolah mereka terhipnotis. Dan setelah itu kakek pergi begitu saja tanpa ada kata pamit. Seketika itu juga si kembar masing-masing terbangun dari tidurnya.
Alexa langsung beranjak dari pembaringan begitu pula dengan Alexus ia pun beranjak dari pembaringan. Keduanya berlari. Alexa akan ke kamar Alexus dan sebaliknya Alexis juga akan ke kamar Alexa. Akan tetapi mereka berpapasan di ambang pintu kamar Alexa.
"Lexa"
"Ka Alex."
"Lexa, aku ingin cerita tentang sesuatu."
"Aku juga, Ka Alex."
"Ya sudah, kamu saja coba yang cerita lebih dulu," ucap Alexus mengalah dengan membiarkan adiknya yang bercerita terlebih dahulu.
Alexa langsung menceritakan perihal mimpinya pada Alexus, setelah itu barulah Alexus juga bercerita perihal mimpinya tersebut.
Lantas setelah itu keduanya melihat tangan dan juga jarinya.
"Ka, lihatlah ada gelang dan juga cincin."
Alexa menunjukkannya pada Alexus.
"Iya, Lexa. Kakak juga punya nech." Alexus juga menunjukkan gelang dan cincinnya juga.
"Ka, berarti kita tidak mimpi. Tetapi Kakek buyut benar-benar datang pada kita di saat kita tidur. Jika iya kita mimpi mana mungkin juga kita memakai gelang dan cincin ini?" ucap Alexa begitu yakinnya.
"Iya, Lexa. Kakak juga berpikir seperti itu. Oh ya, jaga hal ini jangan sampai mommy dan daddy tahu. Yang terpenting saat ini kita jalankan apa yang telah Kakek buyut katakan pada kita," ucap Alexus mengingatkan Alexa.
"Lantas apa yang akan di katakan oleh kita jika mommy atau daddy melihat cincin dan gelang yang kita kenakan ini, ka?" tanya Alexa bingung.
"Kamu pasti tahu dan lntsr beralasan tak perlu kakak ajari. Sebaiknya kita tetap waspada, terutama nanti jika mommy hamil adik kita," ucap Alexus.
"Ehh kalian sudah bangun?" sapa Rose.
"Heh, Boy-Girl. Nyenyak sekali tidur kalian?" sapa Michelson terkekeh.
Michelson dan Rose mengajak si kembar untuk makan sore yang terlewat karena menunggu si kembar bangun.
Saat ada dimeja makan, mereka mendapatkan pertanyaan dari Oma Berta.
"Alex-Lexa, gelang dan cincin kalian bagus sekali. Michel apa kamu yang telah membelikannya untuk mereka?"
"Tidak, pasti kamu ya Rose?"
"Tidak juga, aku tidak pernah membeli gelang atau cincin untuk anak-anak," sanggah Rose seraya melirik kepsda si kembar.
"Alexa- Alexus, dari mana kalian mendapatkan gelang aneh dan cincin norak itu?" tanya Rose.
"Kami dapat dari beli lah mah, karena kami merasa suka saja," ucap Alexus.
"Beli, sejak kapan juga kamu suka pakai gelang dan cincin? bukannya mommy pernah belikan tapi kamu tak mau dengan beralasan kamu ini laki-laki tak pantas pakai perhiasan," ucap Rose heran.
"Sejak saat ini, mom. Aku suka memakai gelang dan cincin sejak aku melihat ini dan aku pun membelinya," ucap Alexus sekenanya.
"Pintar juga kalau berkata, mewarisi bakat Daddy," ucap Rose terkekeh.
Michelson hanya melirik sinis mendengar sindiran halus dari istrinya. Sementara Alexus dan Alexa hanya tersenyum.
Situasi makan selaku saja ramai tak pernah hening sejak ada si kembar. Apa lagi saat ini si kembar sudah beranjak besar
Tak terasa malam menjelang, tetapi malam ini tak seperti malam biasanya. Karena malam ini udara begitu dingin serasa menusuk tulang. Dan suasana malam juga mencekam tidak seperti biasanya.
Burung hantu berbunyi membust siapa saja yang mendengarnya bulu kuduk merinding.
"Ka, kenapa malam ini terasa aneh ya?" tanya Alexa di meja belajarnya menyapa Alexus dengan telepatinya.
"Iya, Lexa. Kakak juga merasakan hal yang sama. Sepertinya akan ada hal yang tak baik, sebaiknya kita waspada," ucap Alexus.
Sejenak ia ingat akan pesan si kakek buyut, hingga ia memutuskan menyambangi kamar Alexa.
Baru juga ia berfirasat, ia begitu kaget pada saat membuka pintu kamar Alexa. Ia melihat Alexa sudah pingsan dengan tubuh di lilit seekor ular yang sangat besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments