Alexa Di Culik

Sejenak suami istri ini terhenyak bangun dari tidurnya, mereka saling berpandangan satu sama lain mengingatkan pesan kakek Rose di dalam mimpi mereka.

"Mommy, aku barusan kok mimpi aneh bertemu dengan kakekmu dan dia berpesan sesuatu," ucap Michelson seraya menatap kearah Rose.

"Sama Daddy, aku juga barusan bermimpi mendapatkan pesan dari kakek supaya menjaga kandunganku ini karena banyak sekali orang jahat yang mengincar janinku," ucap Rose.

"Kenapa mimpi kita sama ya, mom? apakah ini suatu pertanda memang kakekmu telah benar-benar datang di dalam mimpi untuk memberikan pesan pada kita?" tanya Michelson ragu.

"Sepertinya memang begitu, dad. Ternyata apa yang anak-anak kita katakan itu benar adanya, jadi kita benar-benar harus berhati-hati dan selalu waspada. Jangan sampai orang jahat itu mengambil janinku,"ucap Rose.

Awalnya mereka tidak percaya adanya hal seperti itu. Tetapi pada saat mereka mengalami sendiri beberapakali hal yang aneh tersebut, barulah mereka percaya.

"Hem, kini musuh kita bukanlah orang biasa Daddy. Tetapi para penyihir atau para normal atau hal-hal yang berhubungan dengan kegaiban. Ini karena kakekku sedang ada misi menghancurkan roh jahat dunia kegelapan. Dan anak-anak kita lah terpilih untuk membantu kakek."

Rose sebenarnya tak rela karena keturunannya yang masih kecil harus memegang tanggung jawab yang sangat berbahaya, yang seharusnya semua itu di kerjakan dan di lakukan oleh orang dewasa.

"Aku lupa, Daddy. Pada saat aku tidur tidak bertanya pada kakek, kenapa pula anak-anakku yang terpilih untuk mengemban tugas berat itu. Kenapa bukan keturunan kakek yang lainnya?" ucap Rose.

"Mom, sudahlah. Ini kan suatu tugas yang mulia yakni memberantas kejahatan. Yakin saja jika anak-anak kita akan selalu terlindungi," ucap Michelson menenangkan istrinya yang terlihat panik.

*****"*

Pada saat pagi menjelang, dimana seperti biasanya si kembar menjalankan aktifitasnya sebagai anak pada umumnya yakni pergi ke sekolah. Rose mendadak resah dan gelisah, seakan ia enggan mengizinkan anaknya untuk melakukan aktifitas diluar rumah, sejak ia bermimpi bertemu dengan kakek.

"Alex- Lexa, apa nggak sebaiknya kalian di rumah saja nggak sekolah? tapi biar mommy memanggil guru saja ke rumah?" ucap Rose.

"Mommy, kenapa kamu berkata begitu?" tanya Michelson serasa heran pada istrinya.

"Daddy, entah kenapa sejak aku mimpi itu. Aku merasa khawatir selalu pada si kembar," bisik Rose.

"Astaga, mana Rose yang dulu aku kenal sangat pemberani dan tak kenal rasa takut sama sekali? kenapa mendadak berubah drastis seperti ini?" Michelson membalas bisikan istrinya.

"Daddy, dulu kan aku masih sendiri dan belum punya hati nurani seorang ibu. Sekarang kan sudah berbeda," bisiknya lagi.

"Hem, apa kamu lupa mom? pada saat kehamilanmu juga kamu bersikap pemberani dan tak memikirkan janin yang sedang kamu kandung. Apa kamu lupa pada saat melompat dari jendela kamar yang begitu tinggi?" bisik suaminya lagi.

"Dad-mom, sebenarnya kalian sedang bicara apa sih? kenapa dari tadi bisik-bisik terus, dan kapan kamu akan berangkat ke sekolah jika seperti ini?" protes Alexus.

"Eh iya, maafkan daddy dan mommy. Berangkatlah kalian dengan pak sopir ya, dan ingat jangan pulang dulu jika pak sopir belum menjemput kalian berdua," pesan Michelson.

"Baiklah, dad. Mom, kami berangkat dulu ya."

Saat itu juga si kembar mencium punggung tangan orang tuanya, lantas mereka berlari menuju ke pelataran rumah dimana sudah terparkir mobil. Dan langsung masuk ke dalam mobil seraya melambaikan tangan dan tersenyum pada orang tua mereka.

Melajulah mobil tersebut menuju ke sekolah si kembar. Mereka tidak pernah merasakan takut walaupun mereka telah tahu jika di sekeliling mereka akan ada banyak sekali bahaya yang siap menghadang, tetapi mereka merasa tak ada masalah apa pun bahkan mereka melalui hari-hari dengan riang dan gembira.

Pada saat baru sampai di depan pintu gerbang, dan Alexa turun terlebih dahulu. Tiba-tiba ada pengendara motor dengan kecepatan cepat menyambar tubuh Alexa begitu saja, membawanya melesat jauh.

"Lexa, heh... berhenti kalian.. lepaskan adikku.." teriak Alexus kesal.

Sementara si sopir dan security yang melihat akan hal itu ikut panik. Tetapi mereka sama sekali tak bisa melihat plat nomor motor yang menculik Alexa.

"Aduh, jika Alexa sendirian tanpa aku apa ia bisa hadapi orang jahat itu. Lexa, gunakan telepatimu supaya aku bisa tahu dimana kamu akan di bawa oleh penculik itu," batin Alexus.

"Ka, cepat ikuti aku cepat ka..."

Tiba-tiba saja Alexus berlari secepat kilat di saat sopir dan security sibuk menghubungi orang rumah dan aparat polisi. Hingga mereka tak tahu sama sekali jika Alexus telah pergi.

Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit, si pengendara motor tersebut berhenti di sebuah apartement mewah dengan menggendong paksa Alexa. Sementara Alexus sudah ada di depan pintu gerbang apartement tersebut.

"Rumah siapa ini? lantas kenapa pula mereka menculik Lexa?" Alexus masuk dengan secara perlahan untuk bisa mengetahui keberadaan Alexa.

Dia melangkah dengan perlahan supaya tidak di ketahui oleh orang yang ada di dalam apartement tersebut.

Sementara saat ini Alexa telah di bawa kehadapan bos kedua pria yang telah menculik Alexa.

"Bos, kami minta maaf karena hanya berhasil menculik satu anak saja," lsoir salah satu anak buahnya dengan tertunduk takut.

"Tak apa-apa, sekarang biarkan Andi ini di sini bersamaku. Dan kalian berdua cepat keluar untuk berjaga-jaga karena khawatir ada tamu yang tak di undang," perintah si bos tersebut.

"Baiklah, bos."

Kedua anak buah orang tersebut, berlali pergi.

"Siapa kamu, dan untuk apa menculikku?" tanya Alexa penasaran pada orang yang ada di balik kursi yang membelakangi dirinya. Dia ingin sekali melihat siapa orang itu.

"Wah, kamu ini berani sekali seperti orang tuamu itu. Kamu tak perlu tahu siapa aku, yang jelas aku berniat akan membuatmu menjadi budakku," ucapnya ketus.

Sementara situasi di apartemet Michelson sedang panik, terutama Rose. Yang sejak di nyatakan hamil, rasa khawatirnya berlebihan.

"Daddy, lihat kan? coba tadi Daddy mengikuti apa yang aku katakan, pasti saat ini anak-anak kita tidak dalam bahaya," ucap Rose mondar mandir panik.

"Mommy, tenangkan hatimu. Semua ini pasti ada jalan keluarnya jadi jangan seperti ini."

Michelson mencoba menenangkan Rose yang terus saja panik dan gelisah.

"Bagaimana aku tidak panik, Alexa di culik. Sementara Alexus malah tiba-tiba menghilang begitu saja. Tentu saja aku semakin panik takut terjadi hal buruk pada kedua anakku," protes Rose.

"Rose, tenangkan hatimu. Kasihan juga anak yang ada di dalam kandunganmu jika kamu terlalu panik seperti itu."

Mamah Berta ikut menenangkan hati Rose, walaupun dirinya sendiri sebenarnya juga ikut cemas memikirkan si kembar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!