Redi sudah selesai mandi, ia langsung menemui Marvin di ruang tamu.
"Vin..." Sapa Redi melihat Marvin melamun.
"I-iya Red." Marvin terkaget.
"Ada apa Vin?" Tanya Redi kembali.
"Sepertinya kita tidak jadi ke rumah orang tuanya Ica." Kata Marvin.
"Memangnya kenapa bro?" Tanya Redi penasaran.
"Barusan saya terima telpon dari orang tak di kenal, katanya Ica ada sama dia." Marvin menjelaskan.
"Terus kamu percaya saja dengan orang itu?" Selidik Redi.
"Gimana tidak mau percaya, Ini Red di kirim dari penculik itu." Marvin memperlihatkan photo dari whatsapp yang di terimanya.
"Tapi kok Ica seperti santai aja itu nonton televisi, tidak seperti di culik." Kata Redi curiga dengan penjelasan Marvin yang mengatakan Ica di culik seseorang.
Beberapa waktu kemudian, Sera turun kebawah dengan tas kecilnya. Sepertinya Sera mau ke luar rumah.
"Eh...Uncil sini, salam dulu sama Abang Marvin." Kata Redi kepada Adiknya.
"Uncil, Uncil... Sera Bang." Jawab Sera cemberut.
"Iya, Iya... sini dulu adik Abang yang manis." Rayu Redi kepada adiknya
Sera mendekati Abang dan sahabatnya itu.
"Sera, Bang." Sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Marvin.
"Oh, iya... Saya Bang Marvin, temannya Bang Redi." Sapa Marvin kepada adik sahabatnya itu.
"Abang, Sera mau pamit Bang ke rumah teman, mungkin menginap satu malam." Kata Sera.
"Temannya perempuan atau laki-laki?" Cecar Redi.
"Perempuan Bang, abang mau Sera kenalkan?" Jawab Sera berbohong.
Redi sedikit merasa aman, Karena Sera akan menginap di rumah temannya perempuan. Karena sebelum orang tuanya pergi sebulan yang lalu ke luar negeri untuk urusan bisnis, mereka menitipkan Sera kepada Redi.
"Oya Bang, minta uang jajan dong." Kata Sera.
"Ish... Baru mau di bilang baik, bantu carikan Abang yang jomblo ini, ujung-ujungnya uang." Cecar Redi sambil membuka dompetnya.
"Dahh Bang, Dahh Bang Marvin...Sera pergi dulu." Lambai Sera bergegas pergi.
Sera berstatus siswi Sekolah Menengah Atas. Karena ia terlahir di keluarga yang sangat sedikit perempuan, sepupu-sepupunya mayoritas laki-laki. Jadi ia terlihat sedikit manja.
**********
Sudah sangat lama dan sudah menjadi rahasia umum di keluarganya, bahwa Sera menyukai Beni sejak lama.
Bahkan Redi pun sudah mengetahuinya. Redi melarang Sera mengagumi Beni karena jarak mereka terlalu jauh, sekitar sebelas tahunan. Di tambah kerena Beni adalah teman Redi.
Tetapi sepertinya peringatan sang kakak menjadi air lalu bagi Sera yang telah lama mengagumi Arbeni.
Bahkan sering saat libur sekolah Sera sering ke rumah Beni. Tentunya dengan alasan yang di buat-buatnya sendiri.
Beni yang selama ini menganggap Sera seperti adiknya sendiri. Tetap memperlakukan Sera dengan sopan mengingat ia adalah adik dari teman baiknya Redi. Juga karena ia terlahir sebagai anak tunggal sehingga ia merasa ingin memiliki saudara.
Sera sangat senang mendapat telpon dari Beni, Ia meminta tolong kepada Sera untuk menemani Ica keluarganya yang datang dari desa. Beni mengatakan bahwa ia meminta tolong kepada Sera di karenakan orang tuanya sedang berada di luar negeri.
Ica berangkat menggunakan taksi online. Ia tidak mau nanti kakaknya Redi marah ketika mengetahui bahwa ia menginat di rumah Arbeni.
Setelah hampir setengah jam Sera sampai di depan pagar rumah Beni. Gerbang otomatis terbuka saat Sera datang. Sera segera membayar ongkos taksi. Lalu masuk dan memberi sapa kepada satpam yang menjaga rumah milik keluarga Adikara.
"Kak Beni nya ada?" Tanya Sera kepada gadis yang sedang merapikan tanaman.
"Ada kak, di dalam. Mari saya antar kan." Kata Ica menoleh.
Ica segera membawa Sera masuk menemui Beni yang tiduran di sofa. Ia sedang menonton televisi.
"Kak, Ini ada tamu." Kata Ica.
Sera tanpa sungkan langsung duduk di sebelah Beni.
"Perkenalkan ini Ica." Kata Beni.
"Hay...Kak Ica senang bertemu denganmu." Kata Sera mengajak Ica bersalaman.
"Saya Ica, senang juga bisa mengenalmu." Jawab Ica.
Sera memang ramah kepada siapapun, baik, tetapi sedikit cerewet. Juga karena Arbeni mengenalkan Ica sebagai saudaranya. Mungkin lain hal jika Ica adalah kekasih Arbeni.
"Sera, titip Ica yaa, temani dia ngobrol..Kakak mau main futsal dulu. Kalau butuh sesuatu bisa minta tolong sama Bi Tuti." Jelas Beni.
"Siap Kak... Sera selamanya akan menjadi yang terbaik untuk Kakak." Kata Sera seperti tak lelah menarik hati Beni.
"Sekolah dulu yang benar Sera. Memangnya ada mata pelajaran menggombal? Sepertinya kamu pintar sekali." Kata Beni sambil tertawa.
Ica yang melihat kedua orang itu hanya bisa tersenyum kecil.
"Ser, kamu minum apa?" Tanya Ica.
"Air putih aja Kak." Kata Sera.
Ica segera ke dapur mengambilkan dan menyerahkannya kepada Sera.
"Yuk Ser, kita ngobrol di kamar saja sambil baringan. Sini Saya bawakan tas pakaianmu." Ujar Ica.
"Ayok Kak. Tapi enggak apa-apa biar Sera aja yang bawa tasnya." Tolak Sera dengan sopan.
Sera langsung membanting badannya ke ranjang, ikuti oleh Ica. Walaupun mereka baru saling kenal, mereka terlihat sudah akrab. Mungkin karena umur mereka tidak berbeda jauh.
"Kak Ica, Kakak sudah punya pacar?" Tanya Sera tiba-tiba.
"Hem, Kenapa Ser?" Ica bertanya balik.
"Atau Kakak seperti Sera juga?" Tanya Sera mengawali kecerewetannya.
"Seperti mu bagaimana Ser?" Ica menatap Sera serius.
"Di tolak enggak, di Terima juga belum." Kata Sera tertawa.
"Hehehe..Iya juga yaa, tapi sama siapa Nona?" Cecar Ica Balik.
"Hem... Sama Kak Beni." Ujar Sera.
"Hah... Kak Beni? Umur kamu emang berapa sayang." Tanya Ica semakin penasaran dengan gadis ABG di hadapannya ini.
"Sebentar lagi tujuh belas Kak.. Kakak Umurnya berapa?" Ujar Sera.
"Dua puluh tahun Ser. Ihh, selera mu om-om Ser." Kata Ica bercanda.
"Yaah begitulah Kak, Kakak Ica sangat cantik juga baik. Kakak mau nggak Sera kenalkan sama Abangnya Sera? Bentar yaa Kak Ica telpon Bang Redi." Ica menelpon Redi tanpa persetujuan Ica.
"Halo, ada apa Uncil? Sudah sampai di rumah temanmu?" Tanya Redi dari ujung telpon.
"Halo Bang.. Ini ada teman Sera mau kenalan sama Abang." Ujar Sera bersemangat.
"Hem...begitu?" Jawab Redi.
Ica langsung menyerahkan ponselnya sedang Video Call kepada Ica.
"Hay...Kenalkan saya Redi, Kakaknya Sera. Senang berkenalan denganmu, semoga kita bisa bertemu." Kata Redi.
"Hay, saya..."
Tutt Tutt
Sambungan telpon telpon terputus karena saat itu hujan di luar sangat deras. Redi sempat melihat wajah Ica. Tapi karena ia tidak sempat datang ke pertunangan Marvin yang mendadak, jadi ia tidak mengenalnya.
Marvin yang masih berada di dekat Redi duduk di sofa berhadapan. Merasa mengenal suara tersebut, tetapi untuk meminta Redi menelpon Sera kembali ia merasa segan. Nampak seperti ia ingin menikung sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Nono
semangat thor
2022-11-27
0