Apa Kamu Yakin?

Dua hari lagi adalah hari pertunangan antara Marvin dan Ica, orang tua Marvin melihat keseriusan dari anaknya.

Mereka hari ini akan berangkat ke desa di mana orang tua Ica tinggal. Marvin dan kedua orang tuanya ingin melamar Ica sebagai tunangan Marvin.

Semuanya sudah di persiapkan, oleh-oleh dan perlengkapan adat suku jawa. Karena orang tua Ica adalah suku Jawa asli.

Setelah semuanya siap, Dua buah mobil BMW dan Ferrari sudah di keluarkan Pak Yon dari garasi. Mobil pertama di setir oleh supir Pak David, Pak David, Bunda Lusi, dan Vano. Sedangkan mobil kedua di setir langsung oleh Marvin, berdua dengan Ica agar tidak ada yang mengganggu.

Pagi-pagi sekali sebelum matahari menampakan wajah indahnya. Rombongan tersebut sudah berangkat, mengingat perjalanan kurang lebih empat jam.

"Sayang, makanlah rotinya, tadi kamu belum sarapan." Kata Marvin.

"Apa Tuan yakin mau melamar saya?" Lirih Ica.

"Kenapa kamu nanyanya seperti itu? Dan tolong jangan pernah panggil saya tuan lagi mulai detik ini." Kata Marvin emosi saat Ica ragu akan perasaannya.

"Tapi..bagaimana dengan kuliah saya?" Tanya Ica lagi.

"Memangnya setelah menikah tidak bisa kuliah? Menikah itu bukan akhir segalanya, tapi awal yang indah, sayang." Jelas Marvin.

"Sudah jangan banyak mikir, makanlah rotinya." Marvin sambil membukakan air mineral.

Ica menerima air minum itu dan memakan roti sedikit. Setelah itu ia merasa kantuk datang menyerangnya. Memang tadi pagi ia bangun sekitar jam 4.00 subuh.

"Bang, sepertinya Ica ngantuk nih." Kata Ica melirik Marvin.

"Iya, sayang tidurlah." Jawab Marvin.

Ica sudah nampak terlelap. Marvin sekali-kali menatap Ica yang sedang tertidur. Marvin sengaja menyentuh benda kenyal berlapis Lip gloss itu dan sebelah tangannya masih dengan posisi menyetir. "Cantik dan menggoda." Gumam Marvin.

***********

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan. Mereka sudah sampai kecamatan, tinggal beberapa menit lagi mereka tiba di rumah orang tuanya Ica. Mobil Marvin duluan di iringi mobil Pak David.

"Sayang, bangunlah.. kita hampir sampai." Kata Marvin.

"Hem." Ucap Ica sambil mengucek mata.

"Ini rumah Bapak yang mana sayang?" Tanya Marvin.

"Masih, sebentar lagi Bang." Ica mengedarkan pandangan, keluar mobil.

Kurang dari lima menit, mereka sudah sampai di pekarangan rumah orang tua Ica. Bapak dan Ibu Marjoyo menyambut rombongan dari kota dan mempersilahkan masuk.

Ica bersalaman dengan Ibu Bapaknya di ikuti Marvin, Vano, dan kedua orang tua Marvin, Bunda Lusi dan Pak David serta sopir mereka Pak Ujon.

Mereka duduk di ruang tamu. Bunda Lusi menyerahkan oleh-oleh yang mereka siapkan dari rumah tadi pagi.

"Ini Bu sedikit oleh-oleh dari kami." Kata Bunda Lusi.

"Gak usah repot-repot Bu." Bu Asmi menerima pemberian tersebut.

Ica lagi memanaskan air di dapur, membuat teh hangat untuk para tamu. Tidak lupa Ica menghidangkan keripik ubi jalar dan jenang yang telah disiapkan Ibunya di tambah dengan oleh-oleh dari Bunda Lusi ia hidangkan.

"Ayok silahkan di cicipi, Pak, Buk, Bunda, Bang Vano." Kata Ica sambil melirik sekilas ke arah Marvin.

"Duduklah dulu nak." Kata Pak David.

Ica duduk di samping Ibunya. Ica menunduk tidak ingin dirinya di tatap orang lain.

"Silahkan di minum, Bapak, Ibu, Den." Kata Pak Marjoyo.

Vano dan Pak David menyeruput teh hangat. Di ikuti Pak Marjoyo. Bunda Lusi melihat Marvin yang sedari tadi diam tidak bersuara apa-apa.

"Marvin, Kok grogi gitu sayang?" Bunda Lusi bertanya dengan senyum khas nya.

"Ah, gak apa-apa Bun." Kata Marvin sambil meminum tehnya.

Mereka semua semua menatap Marvin dengan senyum. Pak Ujon yang tadi diam ikut menggoda Marvin.

"Sama orang tua saja kok grogi Den, Den." Gurau Pak Ujon.

Marvin hanya tersenyum menanggapi gurauan Pak Ujon.

"Pak, Ibu sebelumnya kami sekeluarga meminta maaf mendadak datang kesini." Kata Pak David memulai pembicaraan.

"Saya kesini bersama istri dan juga kedua anak kami, dan ini Pak Ujon yang membantu menghantarkan kami kesini. Adapun maksud dan tujuan kami datang jauh-jauh kesini adalah untuk melamar anak Ibu dan Bapak, Ica, untuk anak kami Marvin. Sekaligus kalau Bapak Ibu berkenan kami akan melangsungkan acara pertunangan dua hari ke depan." Kata Pak David.

"Kami menyambut baik niat Bapak dan Ibu sudah mau datang ke rumah kami, kalau untuk menerima dan memutuskan permintaan Bapak dan Ibu, kami serahkan semuanya ke anak kami." Jawab Pak Marjoyo.

"Bagaimana Ca apa kamu menerima permintaan Bapak Ibu David tadi?" Tanya Pak Marjoyo.

"Iya Pak, Tapi.." Ica enggan menyatakan isi hatinya.

"Ada apa nak?" Kata Bunda Lusi menyela.

"Tidak Bunda, Ica kepikiran apa Ica masih bisa berkuliah?" Jawab Ica dengan mata berkaca-kaca.

"Oh, kalau itu tentu nak, Ayah sama Bunda memang berencana akan mencabut beasiswa mu Ca, tapi calon suamimu ini tidak akan keberatan melanjutkannya." Ucap Bunda Lusi tersenyum.

"Iya kan Marvin?" Tanya Bunda Lusi tertuju pada Marvin.

"Iya Bun, pasti." Jawab Marvin.

"Jadi, sebenarnya begini Bapak dan Ibu biar kita tidak bingung, sekitar tiga minggu yang lalu anak kami Vano melihat Ica baru selesai kecopetan, karena tidak tega ia membawa Ica ke rumah.

Setelah di rumah, kami bertanya kepada Ica mengenai tujuannya datang ke kota. Ica menjelaskan bahwa dirinya beniat melanjutkan sekolah ke jenjang perkuliahan.

Tetapi naas bekalnya untuk kuliah sudah tidak ada dan Ica berniat pulang ke sini. Kemudian saya bersama istri sepakat akan menyekolahkan Ica hingga tamat kuliah, nantinya Ica akan membantu Marvin dan Vano mengurus perusahaan milik saya.

Ica sering membantu kami mengantar makanan untuk anak kami Marvin. Entah bagaimana prosesnya anak kami Marvin menyukai anak Bapak dan Ibu. Kami masih akan menyekolahkan Ica sampai lulus, walaupun nanti sudah menikah dengan Marvin." Penjelasan Pak David.

"Iya Pak, kami sudah mendengar kebaikan Bapak dan Ibu kepada anak kami. Kami merestui jika mereka berdua saling mencintai." Kata Pak Marjoyo.

"Nak Ica, apa nak Ica mencintai abang Marvin ini?" Tanya Bunda Lusi.

"Iya Bunda." Jawab Ica singkat.

"Nah, kita sudah mendengar jawaban dari Nak Ica. Nanti sore kami berharap Bapak dan Ibu Ikut bersama kami, kita akan melaksanakan pertunangan Marvin dan Ica." Kata Bunda Lusi.

"Baiklah, Bapak Ibu.. Kita makan siang dulu, setelahnya silahkan Bapak Ibu beristirahat." Kata Ibu Asmi.

Mereka semua menikmati makanan yang sudah di siapkan Ibu Asmi dan sanak keluarga. Setelah itu Marvin, Vano, Ica, dan Pak Ujon menikmati suasana desa yang masih asri. Sedangkan Pak David dan Bunda Lusi terlihat ngobrol santai dengan orang tua Ica dan keluarga.

Hari sudah sore, mereka bersiap pulang ke rumah Pak David, kedua orang tua Ica satu mobil dengan Marvin dan Ica. Sedangkan Kakek Nenek, Paman dan Bibi, serta ponakan-ponakan Ica menggunakan mobil lain yang di sewa oleh Bunda Lusi.

Terpopuler

Comments

Via Ge

Via Ge

Mohon dukungannya ya, semoga kita bisa saling mendukung😍🙏

2022-11-03

5

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Yang berbeda
2 Pandangan pertama
3 Jalan Keluar
4 Sehari Bersama Pangeran
5 Sebenarnya Siapa?
6 Mainan Baru
7 Cinta Bersambut
8 Mencari Marvin
9 Rencana Pertunangan
10 Apa Kamu Yakin?
11 Hari Pertunangan
12 Dia Bukan Siapa-Siapa
13 Kita Mulai Dari Awal
14 Adikara Group
15 Dimana Kamu?
16 Semalam Bersama Sera
17 Perasaan Sera
18 Jaga Dia atau Dia milikiku'
19 Kerja Sama
20 Khusus Untukmu
21 Oh My God, Dia Dosen
22 Teman Baru
23 Melukis Sejarah Terindah
24 Kabar Mengejutkan
25 Izinkan Dia
26 Bersamamu
27 Mimpi Indah
28 Dia Anak Kandungku
29 Kesepakatan
30 Tinggalkan Dia
31 Kamu Hanyalah Dosen
32 Menyusun Rencana
33 Nyonya Adikara
34 Bakalan Besar Juga
35 Kita Ini Keluarga
36 Berjanjilah Padaku
37 Permintaan
38 Terimakasih Sayang
39 Beri Penjelasan
40 Kak Ku Mohon
41 Pembawa Berkah
42 Percayakan Padaku
43 Dia Belum Lulus
44 Putriku Terhina
45 Dave George
46 Menjijikan
47 Lupakan Kebersamaan Kita
48 Mengantar
49 Bertemu Dosen Engga
50 Kecemburuan Yang Hakiki
51 Teror Siang Hari
52 Kaget
53 Kami Akan Membantu
54 Penyelidikan
55 Tidak Ada Ampun
56 Lomba Memasak
57 Foto Siapa
58 Pantas Saja Mirip
59 Pindahkan semua Aset
60 Siapa Dia?
61 Kepergok Berduaan
62 Ingin Kabur
63 Harris George
64 Takut Kehilangan
65 Mengungkapkan
66 Restu Orang Tua
67 Masih Perih
68 Hadiah
69 Positif
70 Kita Lewati Bersama
71 Saatnya Segera Tiba!
72 Aset Black Tiger
73 Bersenang-Senang
74 Persiapan Ke Villa
75 Dingin Sekali
76 Pulang Lebih Cepat
77 Kedatangan Mama Mertua
78 Kembalinya Sean
79 Rindu
80 Terpesona
81 Sayang, Kamu Di Mana?
82 Ingin Memilikimu
83 Jangan Menangis
84 Barrak Menyusul
85 Perintah Ini Untuk Mu!
86 Memuaskan
87 Kak, Pergilah!
88 Bawaan Bayi
89 Kebijaksanaan Beni
90 Jangan Cemburu
91 Melepas Rindu
92 Cepat, Bawa Dia!
93 Putri George
94 Sayang, Cepat habisi Dia
95 Bagaimana Bisa Hamil?
96 Terimalah Takdirmu
97 Akhirnya Sah
98 Ekstra Part
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Kehidupan Yang berbeda
2
Pandangan pertama
3
Jalan Keluar
4
Sehari Bersama Pangeran
5
Sebenarnya Siapa?
6
Mainan Baru
7
Cinta Bersambut
8
Mencari Marvin
9
Rencana Pertunangan
10
Apa Kamu Yakin?
11
Hari Pertunangan
12
Dia Bukan Siapa-Siapa
13
Kita Mulai Dari Awal
14
Adikara Group
15
Dimana Kamu?
16
Semalam Bersama Sera
17
Perasaan Sera
18
Jaga Dia atau Dia milikiku'
19
Kerja Sama
20
Khusus Untukmu
21
Oh My God, Dia Dosen
22
Teman Baru
23
Melukis Sejarah Terindah
24
Kabar Mengejutkan
25
Izinkan Dia
26
Bersamamu
27
Mimpi Indah
28
Dia Anak Kandungku
29
Kesepakatan
30
Tinggalkan Dia
31
Kamu Hanyalah Dosen
32
Menyusun Rencana
33
Nyonya Adikara
34
Bakalan Besar Juga
35
Kita Ini Keluarga
36
Berjanjilah Padaku
37
Permintaan
38
Terimakasih Sayang
39
Beri Penjelasan
40
Kak Ku Mohon
41
Pembawa Berkah
42
Percayakan Padaku
43
Dia Belum Lulus
44
Putriku Terhina
45
Dave George
46
Menjijikan
47
Lupakan Kebersamaan Kita
48
Mengantar
49
Bertemu Dosen Engga
50
Kecemburuan Yang Hakiki
51
Teror Siang Hari
52
Kaget
53
Kami Akan Membantu
54
Penyelidikan
55
Tidak Ada Ampun
56
Lomba Memasak
57
Foto Siapa
58
Pantas Saja Mirip
59
Pindahkan semua Aset
60
Siapa Dia?
61
Kepergok Berduaan
62
Ingin Kabur
63
Harris George
64
Takut Kehilangan
65
Mengungkapkan
66
Restu Orang Tua
67
Masih Perih
68
Hadiah
69
Positif
70
Kita Lewati Bersama
71
Saatnya Segera Tiba!
72
Aset Black Tiger
73
Bersenang-Senang
74
Persiapan Ke Villa
75
Dingin Sekali
76
Pulang Lebih Cepat
77
Kedatangan Mama Mertua
78
Kembalinya Sean
79
Rindu
80
Terpesona
81
Sayang, Kamu Di Mana?
82
Ingin Memilikimu
83
Jangan Menangis
84
Barrak Menyusul
85
Perintah Ini Untuk Mu!
86
Memuaskan
87
Kak, Pergilah!
88
Bawaan Bayi
89
Kebijaksanaan Beni
90
Jangan Cemburu
91
Melepas Rindu
92
Cepat, Bawa Dia!
93
Putri George
94
Sayang, Cepat habisi Dia
95
Bagaimana Bisa Hamil?
96
Terimalah Takdirmu
97
Akhirnya Sah
98
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!