Sehari Bersama Pangeran

Tiba-tiba Marvin mendorong tubuh Ica sangat kuat, hingga Ica jatuh tersungkur di lantai. Ica sendiri sambil meraba bagian yang tadi tersentuh oleh Marvin, ia belum sadar sepenuhnya mengapa Marvin seperti dendam kepadanya.

Setelah mengantar makanan, Ica menuruni anak tangga lalu masuk kedalam kamarnya. Tidak lupa ia membersihkan diri agar tidurnya nyaman malam ini.

Ica telah menarik selimut ingin membenamkan badannya, belum sempat itu terjadi Ica teringat kepada Ibu Bapaknya yang di desa. Ia bangkit untuk meminjam ponsel seseorang yang ada di rumah ini.

Ica keluar kamar mencari seseorang yang belum tidur untuk meminjam ponsel. Di ruang TV terlihat Vano dan Bunda Lusi sedang nonton. Ica segera menghampiri mereka.

"Maaf mengganggu, Bu apa boleh saya meminjam ponsel Ibu sebentar? untuk menelpon orang tua saya."

Belum sempat Bunda Lusi menjawab, Vano sudah melompat mengambil handphone miliknya yang ada di atas meja kecil di samping sofa tempat mereka menonton.

"Ini cantik, pakai HP milik babang Vano saja." Sela Vano sambil ketawa menggoda.

"Hem..Hati Ca, jangan sampai kesem-sem dengan orang yang belum lulus kuliah ini." Timpal Bunda Lusi.

Ica yang sedari tadi hanya senyum seadanya, menerima ponsel milik Vano yang mau dipakainya. Selanjutnya Ica pamit untuk menelpon di kamarnya saja karena takut mengganggu pemilik rumah yang sedang asik menonton.

Nada dering ponsel jadul milik Ibunda nya ica terdengar jelas saat Ica menunggu jawaban telpon dari mereka.

Sepanjang jalan kenangan,

Kita s'lalu bergandeng tangan,

Sepanjang jalan kenangan,

Ku peluk dirimu mesra

Kira-kira seperti itulah nada dering ponsel Ibunya Ica. Tidak lama kemudian telpon diangkat.

"Halo, Selamat sore Buk.. ini Ica Buk, apa kabar Ibuk sama Bapak?" Tanya Ica.

"Kami di sini sehat-sehat nak, kenapa HP mu tidak aktif Ibuk telpon-telpon dari tadi?" Tanya Bu Asmi mencemaskan anaknya.

"Iya Buk, tapi sekarang tidak apa-apa." Jawab Ica.

Tidak lupa Ica menceritakan semua kejadian yang di alaminya. Sampai Ia kenal dengan keluarga Vano yang baik hati. Hanya saja Ica takut menceritakan perlakuan Marvin kakaknya Vano kepada orang tuanya. Ica takut akan menjadi beban untuk Ibu Bapaknya.

Karena asik bercerita melepas rindu kepada Ibu Bapaknya, Ica hampir lupa bahwa Ia memakai ponsel orang lain alias meminjam. Ica yang tidak enak hati berharap Vano masih ada di depan tv, Ia segera keluar untuk menemui Vano.

Di depan TV tidak nampak lagi nyonya Lusiana menonton, hanya ada Vano sambil makan camilan, terlihat ia sedang menonton film kartun Tom and Jerry.

Vano yang sudah duluan melihat Ica keluar kamar cepat menyapa Ica.

"Hay... sweaty?" Sapa Vano cengengesan.

"Iya, ini ponselnya Tuan, terimakasih banyak, maaf lama." Kata Ica merasa bersalah.

"It's okay.. tidak masalah, mau gabung nonton dulu?" Tawar Vano tanpa beban.

"Gak usah Tuan, besok takut terlambat bangun." Tolak Ica halus.

"Ok, sampai ketemu besok." Timpal Vano melihat punggung Ica telah berbalik.

Ica segera memejamkan diri. Berharap besok terbangun tepat waktu.

***************

Matahari hampir siap dengan tugasnya. Sedikit demi sedikit menampakan diri. Ica yang sudah mandi dan berpakaian rapi. Segera duduk di kursi ruang tamu menunggu Vano muncul dari kamar atas. Hari ini ia dan Vano akan ke kampus C.D.E untuk mengurus pendaftaran Ica sebagai mahasiswa baru.

Lama menunggu, Nyonya Lusiana dan Tuan David sudah pamit dari tadi, pagi-pagi sekali. Setelah hampir satu jam setengah, akhirnya Ica punya ide untuk membangunkan Vano, Ia naik ke atas dan mengetuk pintu kamar.

"Tuan Vano, apakah anda sudah bangun?" Sapa Ica sedikit berteriak.

"Iya, sebentar lagi saya turun sweaty, tunggulah di bawah." Teriak Vano.

"Iya Tuan." Jawab Ica.

Tidak butuh waktu berapa lama, akhirnya Vano muncul juga dengan pakaian style anak jaman sekarang, modis dan tampan dilengkapi dengan jam sport yang mewah, menambah kesan elegan bagi siapa pun yang melihatnya.

"Ayo, berangkat.." Ajak Vano.

"Iya Tuan." Jawab Ica.

Ica pura-pura tidak memperhatikan penampilan Tuannya itu, bisa nanti besar kepala dia, gumam Ica dalam hati.

Mereka berangkat menaiki mobil milik Vino, menuju kampus di mana Vano juga berkuliah di sana. Halaman kampus sudah ramai, terlihat mahasiswa mahasiswi sedang berjalan santai sambil bercanda dengan teman-temannya.

Vano segera memarkirkan mobil miliknya. Dan mengajak Ica turun.

"Ayok.. Sweaty kita turun, sekalian nanti ke rektorat." Ajak Vano sambil menarik tangan Ica.

"Hm.. tangan nya lepaskan dulu Tuan, tidak enak di lihat orang." kata Ica mengingatkan.

"Oh, Iya sampai lupa, maklum terlalu bersemangat bersama bidadari." Sahut Vano terbahak-bahak.

Dari arah yang berlawanan mereka berpapasan dengan dua gadis cantik. Mereka adalah elvita dan Ayu. Elvita adalah teman satu tingkat dengan Vano yang juga memiliki perasaan suka terhadap Vano.

"Hay.. Vano mau kemana, ehh, Udah ada gandengan aja ni?" Sapa Elvita tapi dengan penuh selidik.

"Oh iya El, Ayu..Perkenalkan ini Ica, akan berkuliah juga disini, menjadi adik tingkat kita." Jelas Vano.

Ica bersalaman dengan Elvita dan Ayu. Dalam hati Elvita ia merasakan sedikit cemburu pada teman baru yang bersama Vano. Tapi ia bukanlah gadis yang mudah memperlihatkan itu semua, Elvita adalah gadis bermartabat dan dari keluarga berpendidikan. Sekalipun ada perasaan terhadap Vano ia hanya bisa memendamnya dalam hati.

"Mari.. El, ayu kami ke rektorat dulu ya." Ica berpamitan kepada Ayu dan Elvita.

"Sampai jumpa di kelas baby." Kata Vano kepada Elvita dan Ayu sambil melambaikan tangan.

Ica bingung melihat perlakuan Vano kepada Ayu dan Elvita. "Apa memang seperti itu sifatnya yaa?" Tanya Ica dalam hati. "Hampir saja diri ini terpesona akan baiknya perlakuan bak seperti pangeran. Ternyata dia adalah pangeran untuk semua gadis hihihi." Ica tertawa dalam hati.

"Sudah sampai, mana berkasnya?" Tanya Vano.

"Ini Tuan." Ica menyerahkan berkas yang ada ditangannya.

"Ica, sweaty my baby cantika putri..Ingat yaa! jangan panggil saya tuan, panggil Abang Vano, Jelas yaa." Ucap Vano setengah berbisik.

Setelah mereka mendaftar di rektorat, Vano mengajak Ica keliling kampus karena Vano masih ada kegiatan di kelasnya lebih kurang satu jam lagi.

"Yuk, Sweaty.. Pangeran Vano akan menemanimu seharian ini, Kecuali dua jam ke depan." Kata Vano memohon seperti layaknya sepasang kekasih.

"Jangan seperti itu Tuan, ehh Bang." Ica merasa tidak enak hati.

Mereka berjalan santai, sesekali Vano menjelaskan ruangan-ruangan yang ada di samping kiri kanan mereka. Tidak terasa satu jam telah berlalu, Vano meminta izin ada pertemuan Dewan Mahasiswa sekarang dan Vano adalah ketuanya. Vano meminta Ica duduk di taman dan kalau mau jalan-jalan jangan jauh-jauh, Vino mengingatkan karena Ica adalah orang baru di kota Z ini.

Vano telah melesat memasuki sebuah ruangan, di sana sudah terlihat Bram sebagai wakil Vano, Elvita sebagai sekretaris, dan dea sebagai bendahara. Serta teman-teman yang lain sebagai anggota maupun seksi-seksi sudah nampak duduk rapi menunggu Sang ketua.

Terlihat Elvita melirik kearah Vano, kemudian ia menunduk. Takut kalau Vano mengetahui perasaannya kemudian membencinya.

"Maaf teman-teman, Saya telah membuat kalian menunggu?" Sapa Vano membuka pembicaraan. Padahal Ia sendiri tau, waktunya kurang tiga menit lagi.

Terpopuler

Comments

Nono

Nono

😍😍

2022-10-27

4

lihat semua
Episodes
1 Kehidupan Yang berbeda
2 Pandangan pertama
3 Jalan Keluar
4 Sehari Bersama Pangeran
5 Sebenarnya Siapa?
6 Mainan Baru
7 Cinta Bersambut
8 Mencari Marvin
9 Rencana Pertunangan
10 Apa Kamu Yakin?
11 Hari Pertunangan
12 Dia Bukan Siapa-Siapa
13 Kita Mulai Dari Awal
14 Adikara Group
15 Dimana Kamu?
16 Semalam Bersama Sera
17 Perasaan Sera
18 Jaga Dia atau Dia milikiku'
19 Kerja Sama
20 Khusus Untukmu
21 Oh My God, Dia Dosen
22 Teman Baru
23 Melukis Sejarah Terindah
24 Kabar Mengejutkan
25 Izinkan Dia
26 Bersamamu
27 Mimpi Indah
28 Dia Anak Kandungku
29 Kesepakatan
30 Tinggalkan Dia
31 Kamu Hanyalah Dosen
32 Menyusun Rencana
33 Nyonya Adikara
34 Bakalan Besar Juga
35 Kita Ini Keluarga
36 Berjanjilah Padaku
37 Permintaan
38 Terimakasih Sayang
39 Beri Penjelasan
40 Kak Ku Mohon
41 Pembawa Berkah
42 Percayakan Padaku
43 Dia Belum Lulus
44 Putriku Terhina
45 Dave George
46 Menjijikan
47 Lupakan Kebersamaan Kita
48 Mengantar
49 Bertemu Dosen Engga
50 Kecemburuan Yang Hakiki
51 Teror Siang Hari
52 Kaget
53 Kami Akan Membantu
54 Penyelidikan
55 Tidak Ada Ampun
56 Lomba Memasak
57 Foto Siapa
58 Pantas Saja Mirip
59 Pindahkan semua Aset
60 Siapa Dia?
61 Kepergok Berduaan
62 Ingin Kabur
63 Harris George
64 Takut Kehilangan
65 Mengungkapkan
66 Restu Orang Tua
67 Masih Perih
68 Hadiah
69 Positif
70 Kita Lewati Bersama
71 Saatnya Segera Tiba!
72 Aset Black Tiger
73 Bersenang-Senang
74 Persiapan Ke Villa
75 Dingin Sekali
76 Pulang Lebih Cepat
77 Kedatangan Mama Mertua
78 Kembalinya Sean
79 Rindu
80 Terpesona
81 Sayang, Kamu Di Mana?
82 Ingin Memilikimu
83 Jangan Menangis
84 Barrak Menyusul
85 Perintah Ini Untuk Mu!
86 Memuaskan
87 Kak, Pergilah!
88 Bawaan Bayi
89 Kebijaksanaan Beni
90 Jangan Cemburu
91 Melepas Rindu
92 Cepat, Bawa Dia!
93 Putri George
94 Sayang, Cepat habisi Dia
95 Bagaimana Bisa Hamil?
96 Terimalah Takdirmu
97 Akhirnya Sah
98 Ekstra Part
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Kehidupan Yang berbeda
2
Pandangan pertama
3
Jalan Keluar
4
Sehari Bersama Pangeran
5
Sebenarnya Siapa?
6
Mainan Baru
7
Cinta Bersambut
8
Mencari Marvin
9
Rencana Pertunangan
10
Apa Kamu Yakin?
11
Hari Pertunangan
12
Dia Bukan Siapa-Siapa
13
Kita Mulai Dari Awal
14
Adikara Group
15
Dimana Kamu?
16
Semalam Bersama Sera
17
Perasaan Sera
18
Jaga Dia atau Dia milikiku'
19
Kerja Sama
20
Khusus Untukmu
21
Oh My God, Dia Dosen
22
Teman Baru
23
Melukis Sejarah Terindah
24
Kabar Mengejutkan
25
Izinkan Dia
26
Bersamamu
27
Mimpi Indah
28
Dia Anak Kandungku
29
Kesepakatan
30
Tinggalkan Dia
31
Kamu Hanyalah Dosen
32
Menyusun Rencana
33
Nyonya Adikara
34
Bakalan Besar Juga
35
Kita Ini Keluarga
36
Berjanjilah Padaku
37
Permintaan
38
Terimakasih Sayang
39
Beri Penjelasan
40
Kak Ku Mohon
41
Pembawa Berkah
42
Percayakan Padaku
43
Dia Belum Lulus
44
Putriku Terhina
45
Dave George
46
Menjijikan
47
Lupakan Kebersamaan Kita
48
Mengantar
49
Bertemu Dosen Engga
50
Kecemburuan Yang Hakiki
51
Teror Siang Hari
52
Kaget
53
Kami Akan Membantu
54
Penyelidikan
55
Tidak Ada Ampun
56
Lomba Memasak
57
Foto Siapa
58
Pantas Saja Mirip
59
Pindahkan semua Aset
60
Siapa Dia?
61
Kepergok Berduaan
62
Ingin Kabur
63
Harris George
64
Takut Kehilangan
65
Mengungkapkan
66
Restu Orang Tua
67
Masih Perih
68
Hadiah
69
Positif
70
Kita Lewati Bersama
71
Saatnya Segera Tiba!
72
Aset Black Tiger
73
Bersenang-Senang
74
Persiapan Ke Villa
75
Dingin Sekali
76
Pulang Lebih Cepat
77
Kedatangan Mama Mertua
78
Kembalinya Sean
79
Rindu
80
Terpesona
81
Sayang, Kamu Di Mana?
82
Ingin Memilikimu
83
Jangan Menangis
84
Barrak Menyusul
85
Perintah Ini Untuk Mu!
86
Memuaskan
87
Kak, Pergilah!
88
Bawaan Bayi
89
Kebijaksanaan Beni
90
Jangan Cemburu
91
Melepas Rindu
92
Cepat, Bawa Dia!
93
Putri George
94
Sayang, Cepat habisi Dia
95
Bagaimana Bisa Hamil?
96
Terimalah Takdirmu
97
Akhirnya Sah
98
Ekstra Part

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!