Bab 6 Di usir

Seketika air mata Kartik luruh, melihat alat tes kehamilan yang di pegang oleh nya. Perasaan Kartik campur aduk, ada perasaan sedih, gelisah, dan takut yang menjalari hati dan pikiran nya.

Tiba-tiba dari depan pintu kamar mandi ada yang mengetok.

Tok...

Tok...

Tok...

"Yang di dalam kamar mandi cepetan dong, sudah kebelet nih." Teriak Dina dari luar.

"Iya sebentar lagi ketanggungan." Teriak balik Kartik beralasan. Karena panik Kartik membuang asal terpek tersebut.

Setelah berhasil menenang kan diri nya, Kartik keluar dari kamar mandi. Dia berusaha setenang mungkin supaya tidak ketauan, kalau dia sedang panik sekali. Tanpa sepengetahuan Dina, Kartik menghela nafas panjang.

Setelah dari kamar mandi Kartik segera masuk ke kamar nya untuk siap-siap pergi ke kantor nya. Setelah sampai ke kantor, Kartik hanya duduk diam di meja nya. Sampai Dian dan teman-teman nya datang, Kartik masih diam dan tak merespon kebisingan di sekitar nya.

Sampai saat Dian menepuk bahu Kartik pelan, dia malah kaget sampai berteriak latah. Kucing...kucing...kucing, sambil mengangkat kedua tangan nya. "Ih ka Dian bikin aku kaget tau." sewot Kartik.

"Ko kamu kaget sih Tik, aku sudah panggil dari tadi kamu diam saja." Ujar Dian bingung. "Apa yang kamu pikir kan, Tik. Sampai kami datang kamu diam saja, kamu seakan punya dunia mu sendiri." Tanya Dian mulai mencari tau.

Ah tidak ada apa-apa, Ka. Cuma lagi, ada yang di pikir kan saja. Ujar Kartik tersenyum manis.

"Ya sudah, kamu sudah sarapan belum? Aku beli 2 bungkus nasi uduk, sama semur jengkol. Apa kamu mau?" Tanya Dian sambil menyodorkan sebungkus nasi uduk.

"Baik lah, kalo ka Dian memaksa nya." Ujar Kartik tersenyum. Sedang Dian, menggeleng kan kepala nya.

"Ka, pulang kerja bisa temenin aku tidak? Aku pengen shering yang agak pribadi sama kaka bisa?" Tanya Kartik.

"Maf Tik, kalo malam ini, aku tidak bisa. Aku sudah ada janji dengan tunangan aku." Ucap Dian, tidak enak dengan Kartik.

"Ya sudah kalo tidak bisa ka, biar aku cerita nya besok-besok saja." Ujar Kartik sambil tersenyum.

Sesudah percakapan itu, mereka kembali bekerja seperti biasa nya. Sore hari pun tiba, waktu nya semua karyawan pulang kerumah masing-masing. Tak terkecuali Kartik, dia pun harus pulang.

Sementara di rumah, paman sudah menunggu Kartik sedari tadi. Tadi pagi Dina, menemukan tespek yang di buang oleh Kartik di dekat tempat sampah.

Sesampai nya di rumah, paman sudah menunggu di ruang tamu dengan istri dan 2 anak nya. Kartik sudah berjalan sepelan mungkin, agar tidak ketauan kalau sudah pulang. Tapi tanpa sengaja Dini, melihat Kartik pulang dan akan masuk ke kamar nya.

"Ayah itu Kartik sudah pulang, bukan nya tadi kamu cariin." Ujar Dini dengan suara yang lantang dari sisi dapur.

paman yang merasa di panggil oleh putri kesayangan nya, langsung mencari sumber suara. Setelah sampai di dekat dapur, paman memanggil Kartik untuk bicara.

"Kartik bisa ikut paman sebentar." Ujar paman setengah berteriak. Kartik yang di panggil nama nya, menengok ke arah paman. Dia menganggukan kepala nya, dan mengikuti paman dari belakang menuju ruang tamu.

Kartik bisa jelasin ini, apa? Tanya Paman dengan mengeser, alat tes kehamilan kr hadapan Kartik. Seketika wajah Kartik pucat, bagai tak memiliki darah.

"Kalau dari ekspresi kamu, kayak nya benar ini punya kamu. Jawab dengan siapa, kamu melakukan nya?" Teriak paman sambil menampar Kartik. Dan tanpa ada yang menyadari paman sedikit tersenyum sinis.

Kartik yang belum menyiap kan jawaban apa-apa, hanya terdiam di tempat. Otak pintar nya, sedang tidak bisa di ajak kerja sama. Karena Kartik diam saja, bibi Lia maju kehadapan Kartik dan menampar nya.

"Sekarang kamu pergi dari rumah ini, kamu bikin malu keluarga ini. Hamil di luar nikah, tanpa tau jelas siapa yang menghamili kamu." Ucap lantang Bibi.

Sudah sana pergi, jangan pernah kembali kamu. Ujar Paman.

Setelah itu mereka mengusir Kartik dari rumah itu, Kartik yang dalam keadaan tertekan pun langsung pergi dari rumah itu. Di dalam hati Kartik, "akan aku balas 2x lipat penderitaan yang kalian kasih suatu hari nanti."

Di luar rumah Kartik menghubungi orang kepercayaan almarhum Ayah nya, untuk meminta bantuan nya.

"Paman Reno, Kartik boleh minta tolong tidak? Tolong cari kan tempat, untuk aku menyendiri." Ujar Kartik.

"Kamu kenapa sayang, kamu baik saja kan?ayo kamu cerita kan sama paman, anggap paman Ayah kamu sendiri. Paman siap mendengar semua hal yang paling buruk." Ujar Paman Reno meyakin kan.

Seketika Air mata Kartik luruh, karena mendengar ucapan Paman Reno. Kemudian Kartik menceritakan keadaan nya sekarang. Setelah mendengar kesusahan Kartik, paman Reno meyakin kan akan membantu semampu nya.

"Baik kamu mau pergi, ke daerah mana? Dalam negeri atau luar negeri?" Tanya Paman Reno.

"Kalo bisa ke luar negeri Paman, aku ingin sementara waktu tidak ada yang mengganggu ku." Ucap Kartik yakin.

"Bagaimana kalo kamu ke negara jepang, di sana ada perusahaan pak Rudi. Perusahaan Ayah kamu, yang bisa kamu pegang kendali nya." Tawar Paman Reno.

"Baik lah paman, tolong siap kan semua. Aku ingin besok pagi, bisa terbang ke jepang." Ujar Kartik yakin. Sedang pak Reno menganggukan kepala nya.

Bersambung...

Terima kasih yang sudah dukung karya ini.

Mohon untuk tinggalkan jejak.

Terpopuler

Comments

ayudya

ayudya

semangat Thor.

2023-01-11

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 56 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!