Jawaban dari Sepertiga Malam

Bilah dan keluarga diminta untuk menunggu sebentar oleh Aisyah. Karena Aisyah akan menemui Ummi dan Abahnya terlebih dahulu.

Tidak menunggu lama, 10 menit kemudian datanglah keluarga Aisyah. Ternyata Aisyah merupakan anak pertama dari Kiai yang memiliki pondok pesantren ini.

"Assalamu'alaikum," ucap Kiai Irfan dengan senyumnya dan di sambut oleh Afnan.

Nyai Zainab pun memberikan salam kepada Bilah dan Sarah.

"Ning Aisyah, ini Mba Bilah yang kamu ceritakan itu?"

"Iya Ummi," jawab Aisyah.

"Masya Allah cantik sekali, Mba Bilah terima kasih sudah menyelamatkan cucu saya Salma," ucap Ummi Zainab.

Bilah canggung dengan lingkungan pesantren, karena baru pertama kali dia menginjakkan kakinya di pondok pesantren. Suara ngaji para santri yang bersahutan, membuat suasana menambah kesakralan di pondok pesantren tersebut.

"Iya Bu sama-sama, suatu takdir dari Allah, saya bisa membantu Salma waktu itu," ucap Bilah dengan senyuman.

Keluarga Kiai Irfan sangat hangat dengan kedatangan Bilah dan keluarganya. Mereka mempersilahkan untuk menempati sebuah rumah di wilayah pesantren yang nantinya akan diberikan kepada anak keduanya ketika menikah kelak. Keluarga Bilah sangat berterima kasih karena kebaikan keluarga Kiai Irfan dan Nyai Zainab.

Bilah juga melihat seorang laki-laki yang berdiri di samping Kiai Irfan, Bilah tersenyum kepada dia, tapi laki-laki tersebut menundukkan wajahnya.

"Di senyumin malah menundukkan wajah, bukannya balas senyuman gue. Gak sopan, udah pernah ketemu 2 kali juga sama gue," gumam hati Bilah.

Bilah bertemu dengan Bagas sudah 2 kali, yang pertama ketika Bilah tak sengaja menggandeng tangan Bagas ketika menyelidiki Ranu dan yang kedua ketika Bilah menyelamatkan Salma dan Bagas pun memberikan jaketnya kepada Bilah. Tapi diantara mereka, tidak saling tahu nama mereka satu sama lain.

Aisyah pun mengantarkan Bilah dan keluarga agar mereka segera bisa beristirahat.

"Mba Bilah dan keluarga istirahat di rumah ini yah. Kalau butuh apa-apa hubungi saya," ucap Aisyah.

"Maaf Mba, boleh saya bertanya?" tanya Bilah.

"Iya silahkan Mba, mau tanya apa?"

"Nama panjang Mba itu Ning Aisyah, tadi santri-santri memanggil Mba itu Ning," tanya Bilah penasaran.

Aisyah tersenyum mendengar pertanyaan dari Bilah.

"Oh bukan Mba, Ning itu sebutan untuk anak perempuan dari seorang Kiai, kalau laki-laki di panggil Gus. Adik saya yang tadi itu kalau di kawasan pesantren dipanggil Gus, Gus Bagas," penjelasan Aisyah.

"Oh seperti itu, jadi pesantren ini milik ayah Mba Aisyah?" tanya Bilah.

"Iya," jawab singkat Aisyah.

"Yah sudah Mba Bilah dan keluarga istirahat dulu di sini yah, saya permisi dulu."

"Terima kasih Mba."

"Sama-sama Mba Bilah."

"Yuk Nak, masuk," ajak Afnan kepada putrinya, Bilah.

***

"Kamu kenapa De melamun?" tanya Aisyah kepada Bagas.

"Mba kok bisa bersama dengan dia? siapa Mba namanya?" tanya Bagas.

"Kenapa kamu bertanya? tertarik dengan dia? janda loh De dia, bukan perawan," ucap Aisyah.

"Aku hanya nanya Mba, aneh aja. Kok bisa bareng dengan Mba?"

"Tumben aja kamu kepo tentang perempuan, namanya Nabilah, panggilannya Bilah. Baru cerai De dia, kalau kamu suka lamar aja dia. Tapi tunggu masa iddah nya habis dulu. Belum punya anak kok dia, walau janda tapi gak bawa anak."

"Lah, Mba kok tahu banyak tentang dia?"

"Ih... kamu kepo, tahu aja yang bening. Walau janda tapi cantiknya luar biasa," Aisyah meledek Bagas.

"Astagfirullah Mba, aku 'kan jaga pandangan."

"Yah harus jaga pandangan dong De, kalau kamu lihat dia terus yah bahaya, dia cantik gitu. Kalau kamu suka bilang Abah dan Ummi agar khitbah dia setelah masa iddah selesai, tapi ada omongan untuk niat kamu. Mba takutnya Abah dan Ummi menjodohkan kamu oleh Ning Haya, anak Kiai Harun. Daripada nanti Abah dan Ummi sudah ngomong oleh Kiai Harun 'kan gak enak. Bilah juga janda cantik, bahaya juga kalau dia masih sendiri, pasti banyak yang lamar,"ucap Aisyah.

"Mba apa sih," Bagas meninggalkan Aisyah sendirian.

"Suka aja malu-malu De kamu," ucap Aisyah dengan suara yang agak ditinggikan.

***

Bilah tak bisa tidur, sudah 2 hari dia mematikan handphonenya, pasti Dina dan Billi mencari dia. Dia mencoba menghidupkan benda pipih itu.

2 hari yang lalu

Pukul 21.30 WIB

Dina \= ["Bil, Loe dimana? loe pamit seperti ini sudah malam tahu Bil, kalau Ranu culik loe bagaimana?"]

Pukul 21.40

Dina \= ["Duh Bil, jangan bercanda dong. Angkat dong telepon dari gue."]

Pukul 22.00

Dina \= ["Maaf gue cuekin loe sebelumnya, bukan gue bermaksud seperti itu. Tapi gue lagi menata hati gue, gue cemburu lihat Billi peluk loe. Tapi gue sadar, gue akan lupain perasaan gue sama Billi. Gue lebih pilih sahabat gue daripada cinta. Please jangan marah, sahabat gue hanya loe, gue trauma di bully lagi. Gue takut kalau ketemu sama banyak orang lalu bully gue."]

"Ya Allah Dina, loe cemburu sama gue? loe tahu, masalah sama Ranu aja waktu itu masih belum selesai. Lagi pula gue juga trauma buat nikah lagi. Capek tahu hati gue," ucap monolog Bilah, dia ragu untuk membalas pesan singkat Dina. Karena dia mau menenangkan diri juga dan menjaga kedua orang tuanya.

Karena membaca pesan singkat dari Dina, Bilah tidak bisa tidur, ia juga membaca pesan dari Billi. Mereka berdua sangat mengkhawatirkan Bilah.

Bilah keluar ke teras untuk mencari udara segar, dia duduk di depan teras. Banyak santriwati yang lewat terpanah melihat wajah Bilah yang cantik. Mereka bertanya-tanya, ada gosip bahwa Bilah akan menjadi istri dari Gus Bagas, karena beberapa santri melihat kedatangan Bilah dengan Ning Aisyah. Mereka berpikir pasti Bilah ini adalah calon dari Gus Bagas, diperkuat lagi Bilah meninggali rumah yang akan menjadi rumah Gus Bagas dan istrinya kelak.

"Dek..." Bilah memanggil salah satu santri, santri itu menghampiri Bilah.

"Assalamu'alaikum, ada apa Mba?"

"Wa'alaikumsalam, kamu tadi yang berbicara dengan Mba Aisyah yah?" tanya Bilah.

"Iya, tadi saya yang berbicara dengan Ning Aisyah," jawab Nia.

"Nama kamu siapa De?" tanya Bilah.

"Namaku Nia Mba," jawab Nia.

"Maaf aku mau bertanya, beli nomor perdana baru di mana yah? jauh gak belinya dari sini?"

"Maaf, gak jauh sih Mba di depan, tapi kami gak boleh sembarangan pergi harus dapat izin dulu Mba."

kebetulan Bagas lewat depan rumah dan Bilah memanggil Bagas.

"Mas...Mas...maaf," teriak Bilah.

Para santriwati langsung menundukkan kepala mereka karena kedatangan Gus Bagas.

Bagas yang merasa dipanggil Bilah menghampiri, tapi tidak terlalu dekat, dia tetap menjaga jarak.

"Kamu memanggil saya?" tanya Bagas.

"Iya Mas, boleh minta bantuan gak? Mas bisa tolong belikan nomor perdana?" tanya Bilah.

"Iya bisa, saya akan belikan sekarang," ucap Bagas.

"Ini uangnya Mas," Bilah menyodorkan sejumlah uang.

"Biar pakai uang saya , uang kamu simpan aja," Bagas langsung jalan dengan tergesa-gesa keluar untuk membeli kartu perdana.

Bagas berjalan tergesa-gesa karena melihat senyuman Bilah yang manis, ada getaran di hatinya, dia mengucapkan istigfar dalam hati dan menjaga pandangan dengan Bilah

"Ya Allah, diakah jawaban Mu di sepertiga malamku?" gumam Bagas dalam hati.

"Yah kok langsung jalan aja? dingin banget sih sikapnya," Bilah cemberut.

"Mba, maaf masih butuh saya?" tanya Nia.

"Gak De, udah dibeliin sama Mas Bagas."

Santri tersenyum senyum-senyum ketika mendengar Bilah berbicara.

"Kamu kenapa senyam-senyum?" tanya Bilah.

"Mba tadi sebut Gus Bagas dengan Mas Bagas. Sebutan itu biasanya ketika sudah menikah dan jika belum menikah keturunan kiayai harus panggil Gus atau Ning, tapi kami tahu Mba calon Gus Bagas 'kan? kami maklumi itu," ucap Nia.

Bilah malu karena mereka berpikir ia adalah calon istri Bagas, belum Bilah menjelaskan para santriwati tersebut berpamitan karena waktunya untuk menghafal Al-quran.

"Ya ampun mereka pergi, belum gue jelasin. Calon istri Bagas? mikirin nikah lagi aja gak ada kepikiran. Apalagi, aku lagi masa iddah haramlah, " ucap Bilah dengan lirih.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Hamida Hamida

Hamida Hamida

mana apnya thorrrr

2022-11-19

1

Kang RidhoAja

Kang RidhoAja

udah mulai cenut cenut hatinya Bagas kena virus cinta 😀

2022-11-04

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

pada slh faham para santrinya....🤦... semoga terlaksana ya thor nikah sama bagas🤔

2022-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mencurigai suami
2 Kloning WA berhasil
3 Suamiku ke hotel
4 Sama-sama tersakiti
5 Ke kantor Suami
6 Suamiku tidak mencintaiku
7 Sakit
8 Perempuan selingkuhan
9 Lupakan Cecurut Ranu!
10 Kamu Masih Miliku
11 Dokter Cantik
12 Mantan Tunangan Dokter Dina
13 Jatuh Cinta dengan Sahabat
14 Hartaku di Rampas
15 Sentuhan Seutuhnya Mantan Suami
16 Pertolongan dari Doa
17 Bully Dina
18 Kecantikan Bilah
19 Ning Aisyah?
20 Jawaban dari Sepertiga Malam
21 Niat Baik Gus Bagas
22 Akibat Menolak Lamaran
23 Lamaran
24 Janda Paling Ayu
25 Cemburu?
26 Jawaban Lamaran untuk Gus
27 Gosip dari Cecurut Ranu tentang Bilah selingkuh
28 Berwajah Dingin, berhati Hangat
29 Pengorbanan Dina untuk Bilah
30 Aku Cinta Kamu
31 Janda berhati Emas
32 Dina di culik
33 Tertusuk
34 Penyebab Billi Gemulai
35 Cinta SMA
36 Billi
37 Kamu Mencintai Billi?
38 Pengiriman GA
39 Dalang Penculikan
40 Billi keritis
41 Pengikat Bilah
42 First Kiss
43 Pulang Kampung ke Turki
44 Bilah Cemburu
45 Dari Hati ke Hati
46 Pembelaan Bagas
47 Sebuah Rencana
48 Dina Putus?
49 Lamaran
50 Teror
51 Siapa Peneror ini?
52 Obat Peranggsang
53 Perjuangan Dina dari obat Peranggsang
54 Bilah Emosi
55 Aku Mulai Mencintaimu
56 Saling Percaya
57 Sah
58 Pengantin Baru
59 The First Night Of Dina
60 Mas Sudah...
61 Bagas di Tangkap Polisi
62 Rencana Bulan Madu
63 Nida sang pelakor
64 Ijab Kabul
65 Buktikan Cintamu!
66 Malam Pertama Bilah dan Bagas
67 Cium Aku
68 Menjadi CEO kembali
69 Bekerjalah lembur karena kamu suka itu
70 Sisi lain dari Bilah
71 Keguguran
72 Pria tak Berguna
73 Persahabatan
74 Kecebong vs burung emas
75 Big Bos
76 Rindu
77 Rindu berakhir Syok
78 Kemarahan terbesar
79 Pingsan
80 Kista 9.85 cm
81 Cinta yang berlimpah
82 Jangan Merasa Hebat
83 Opname kembali
84 Merawat sementara
85 Aku ingin bertaubat
86 Berkunjung ke rumah baru
87 Istrimu masih memikirkanku
88 Rencana Perampasan Kembali
89 Semua Harta Bilah telah Kembali
90 menendang Ranu
91 Masuk ke ruang rawat inap
92 Cemburu
93 Bukti Cinta Bagas
94 Hasil Check up
95 Masuk Ruang Persalinan
96 Bilah Junior
97 Menyindir Mantan Suami
98 Pulang ke rumah
99 Nikah ketuaan gak enak loh
100 Rencana Ranu
101 Ingin tinggal di pesantren
102 Semakin Cinta
103 Terbongkar
104 Ternyata...
105 Penyebab dari Cinta
106 Ranu Tertunduk Malu
107 Berlumur Darah
108 Ruang Operasi
109 Aku Buta
110 Bibit Bebet Bobot Bilah
111 Buah dari Penantian
112 Penabrak Bilah
113 Siapa pendonor kornea mata?
114 Rujuk
115 Bebas
116 Nida mencium dan mencuci kaki Bilah
117 Ajal Menjemput
118 Surat Ranu untuk Nida
119 Bahagia (Tamat)
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Awal mencurigai suami
2
Kloning WA berhasil
3
Suamiku ke hotel
4
Sama-sama tersakiti
5
Ke kantor Suami
6
Suamiku tidak mencintaiku
7
Sakit
8
Perempuan selingkuhan
9
Lupakan Cecurut Ranu!
10
Kamu Masih Miliku
11
Dokter Cantik
12
Mantan Tunangan Dokter Dina
13
Jatuh Cinta dengan Sahabat
14
Hartaku di Rampas
15
Sentuhan Seutuhnya Mantan Suami
16
Pertolongan dari Doa
17
Bully Dina
18
Kecantikan Bilah
19
Ning Aisyah?
20
Jawaban dari Sepertiga Malam
21
Niat Baik Gus Bagas
22
Akibat Menolak Lamaran
23
Lamaran
24
Janda Paling Ayu
25
Cemburu?
26
Jawaban Lamaran untuk Gus
27
Gosip dari Cecurut Ranu tentang Bilah selingkuh
28
Berwajah Dingin, berhati Hangat
29
Pengorbanan Dina untuk Bilah
30
Aku Cinta Kamu
31
Janda berhati Emas
32
Dina di culik
33
Tertusuk
34
Penyebab Billi Gemulai
35
Cinta SMA
36
Billi
37
Kamu Mencintai Billi?
38
Pengiriman GA
39
Dalang Penculikan
40
Billi keritis
41
Pengikat Bilah
42
First Kiss
43
Pulang Kampung ke Turki
44
Bilah Cemburu
45
Dari Hati ke Hati
46
Pembelaan Bagas
47
Sebuah Rencana
48
Dina Putus?
49
Lamaran
50
Teror
51
Siapa Peneror ini?
52
Obat Peranggsang
53
Perjuangan Dina dari obat Peranggsang
54
Bilah Emosi
55
Aku Mulai Mencintaimu
56
Saling Percaya
57
Sah
58
Pengantin Baru
59
The First Night Of Dina
60
Mas Sudah...
61
Bagas di Tangkap Polisi
62
Rencana Bulan Madu
63
Nida sang pelakor
64
Ijab Kabul
65
Buktikan Cintamu!
66
Malam Pertama Bilah dan Bagas
67
Cium Aku
68
Menjadi CEO kembali
69
Bekerjalah lembur karena kamu suka itu
70
Sisi lain dari Bilah
71
Keguguran
72
Pria tak Berguna
73
Persahabatan
74
Kecebong vs burung emas
75
Big Bos
76
Rindu
77
Rindu berakhir Syok
78
Kemarahan terbesar
79
Pingsan
80
Kista 9.85 cm
81
Cinta yang berlimpah
82
Jangan Merasa Hebat
83
Opname kembali
84
Merawat sementara
85
Aku ingin bertaubat
86
Berkunjung ke rumah baru
87
Istrimu masih memikirkanku
88
Rencana Perampasan Kembali
89
Semua Harta Bilah telah Kembali
90
menendang Ranu
91
Masuk ke ruang rawat inap
92
Cemburu
93
Bukti Cinta Bagas
94
Hasil Check up
95
Masuk Ruang Persalinan
96
Bilah Junior
97
Menyindir Mantan Suami
98
Pulang ke rumah
99
Nikah ketuaan gak enak loh
100
Rencana Ranu
101
Ingin tinggal di pesantren
102
Semakin Cinta
103
Terbongkar
104
Ternyata...
105
Penyebab dari Cinta
106
Ranu Tertunduk Malu
107
Berlumur Darah
108
Ruang Operasi
109
Aku Buta
110
Bibit Bebet Bobot Bilah
111
Buah dari Penantian
112
Penabrak Bilah
113
Siapa pendonor kornea mata?
114
Rujuk
115
Bebas
116
Nida mencium dan mencuci kaki Bilah
117
Ajal Menjemput
118
Surat Ranu untuk Nida
119
Bahagia (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!