"Bilah masuk yuk, muka loe pucat banget."
Bilah tidak merespon perkataan Dina, dia hanya terdiam. Dina menyentuh kening Bilah.
"Astagfirullah, Bilah loe demam. Masuk ke kamar yah gue yang temanin di kamar." Lagi-lagi tidak ada respon dari Bilah.
"Billi jaga sebentar, gue mau ambil stetoscop dan termometer."
"I akan jagain Bilah," ucap Billi.
Bilah merebahkan tubuhnya, ia memiringkan posisi tubuhnya agar Billi tidak melihat wajah Bilah, tubuhnya bergetar karena tangisan yang pecah.
"Bilah..." panggil Billi.
"Billi sorry, gue mau sendiri dulu. Terima kasih udah mau bantuin gue. Please tinggalin gue sendirian," Billi keluar dari kamar dan menutup pintu.
"Kok loe di luar Billi, 'kan gue bilang jagain Bilah sebentar."
"You kalau ngemong jangan nyerocos, Bilah suruh i keluar. Dia mau sendiri dulu."
"Billi, kok loe ngomong melambai lagi sih. waktu tonjokin Ranu loe maco loh tadi hehe."
Billi hanya terdiam ketika Dina berkata jujur bahwa dirinya maco.
"Gue masuk dulu mau periksa Bilah," ucap Dina kepada Billi.
Dina memegang handle pintu, ia membuka pintu untuk mengecek keadaan Bilah.
tok tok
suara pintu diketuk
"Bilah...maaf gue masuk, gue periksa loe dulu yah," Dina memeriksa Bilah.
"Panas loe tinggi Bil 39⁰ C, minum obat penurun panas dulu yah. Loe belum makan 'kan. Mau makan apa?" Bilah hanya menggelengkan kepalanya.
"Bilah, loe jangan siksa diri loe sendiri dong. Jangan gara-gara cecurut itu loe jadi gak nafsu makan gini."
"Din, dia gak cinta sama gue. Ternyata sikapnya kamuflase semata hanya untuk balas dendam karena kematian ibunya, gue hanya dijadikan boneka kebutuhan biologisnya aja Din, sakit hati gue."
Dina menarik nafas dan mengeluarkan dengan kasar.
"Bilah, setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Tapi gue mohon jangan siksa diri loe sendiri, gue sayang loe seperti adik gue sendiri. Makan yah, gue udah pesanin makanan. Habis makan minum obat. Ini juga bibir loe bengkak gini gara-gara cecurut cium paksa loe tadi," Dina mengoleskan salep, Bilah meringis kesakitan.
"Gue cinta Din sama dia, dia cinta pertama gue," Bilah menangis sesegukan.
"Bil, sadar dong loe. Dia hanya jadiin loe sebagai balas dendam doang tahu gak sih loe. Dia gak cinta sama loe Bil, dan itu fakta," Dina menatap mata sahabatnya, Bilah tidak menerima perkataan dari Dina.
"Din, sorry gue mau istirahat dulu. Please tinggalin gue sendiri."
"Gue gak bakalan keluar sebelum loe minum obat, panas loe tinggi."
"Din, please keluar."
"Gak, gue gak mau keluar. Ini obat, minum tuh obat," Dina memberikan obat kepada Bilah tapi ia malah menangkis tangan Dina sampai obatnya terjatuh ke lantai.
"Dina! gue bilang keluar ya keluar," Bilah marah, dia berteriak kepada Dina. Linangan air mata Bilah terus saja keluar.
"Bodoh loe Bil, masih cinta sama cecurut itu," Dina keluar dengan membanting pintu kamar.
Di luar kamar Billi mendengar pertengkaran kedua sahabatnya itu.
"Din, Bilah usir you? dia sampai marah begitu?" tanya Billi.
"Au ah, bodoh tuh anak."
"You berantem sama Bilah? duh Din, Bilah perasaannya lagi hancur. Pasti emosinya lagi gak stabil, bagaimana sih you sesama pere."
"Diam loe Billi," jawab Dina ketus.
Di dalam kamar Bilah masih menangis dan juga menyesali karena sudah membentak Dina sahabatnya, Bilah mencoba duduk dipinggir ranjang. Kepalanya terasa berat, ia ingin meminta maaf kepada Dina. Ia berjalan menuju pintu dan menggerakan handle pintu ke bawah lalu menarik pintu tersebut. Dina dan Billi melihat kearah pintu, ia melihat wajah Bilah yang pucat pasi.
"Din, maafin gue. Tadi gue ngomong kasar sama loe," ucap Bilah.
Dina berjalan menghampiri Bilah lalu ia memeluk sahabatnya itu.
"Bilah, gue tahu ini berat buat loe. Gue hanya minta cintai diri loe sendiri. Jangan rusakin hidup loe gara-gara cecurut itu."
"Susah Din, walaupun mulut gue meminta bercerai tapi hati gue ini masih cinta banget sama kak Ranu. Cinta itu sudah berakar dihati gue."
"Bilah, loe tuh cantik bahkan waktu di sekolah dulu loe itu tercantik. Loe gak pantas dapat laki-laki cecurut itu."
"Loe aja butuh 1 tahun untuk lupain mantan tunangan loe Din dan loe menyendiri di sesuatu tempat. Gue sudah 5 tahun menikah Din, butuh berapa tahun gue lupain dia," Bilah pingsan setelah mengucapkan perasaannya.
"Bilah...Bil...Ya Allah, kenapa loe kaya gini Bil."
"Billi jangan bengong aja loe, bantuin gue angkat Bilah ke kamar."
Billi menggendong Bilah, dan diletakkan tubuh sahabatnya itu di atas ranjang. Dina langsung memeriksa Bilah, ia mengambil peralatan dokter. Bilah perlu asupan makanan, vitamin, dan obat-obatan. Ia memasangkan alat infusan di tangan Bilah.
"Jatuh cinta itu menyakitkan yah Din," ucap Billi.
"Memang loe gak pernah jatuh cinta?" tanya Dina.
"Ada cewe yang i cinta Din dari dulu, tapi dia gak lihat i karena penampilan i yang kaya bencis ini."
"Loe pesimis gitu Billi, tinggal bilang doang. Urusan diterima atau ditolak urusan belakangan yang penting ngomong dulu."
"Gak ah, i takut dia jadi jauh dari i. Mending dia gak tahu perasaan i."
"Sahabat gue pada aneh, yang pingsan bucin, yang gemulai gak berani sama cintanya." gumam Dina dalam hati.
dedd dedd suara benda pipih milik Billi, ia mengangkat benda pipih tersebut.
Body guard \= ["Pak, anak buah orang yang tadi Bapak pukulin ke apartement lagi, dia membawa 10 anak buahnya."]
Billi \= ["I kesana, kalian urus sebentar mereka."]
"Din, gue keluar sebentar."
"Loe mau kemana? nanti kalau anak buah Ranu datang ke sini mau bawa Bilah bagaimana?"
"Loe tenang aja, ada body guard di depan apartement loe."
Billi langsung melangkahkan kakinya untuk keluar apartement tersebut. Sesampainya di luar body guard Billi dan anak buah Ranu sedang berduel sengit. Banyak orang yang melintasi apartement tersebut melihat aksi mereka dan tidak berani mendekat.
Billi menghubungi polisi dan melaporkan ada penyerangan kepada dirinya. Ia menunjuk salah satu body guard untuk mengakui bahwa body guard itu yang melapor. Untuk meyakinkan polisi body guard itu merelakan tubuhnya dipukuli oleh anak buah Ranu.
Billi bermain bersih, karena situasi di luar apartement banyak masyarakat yang sedang melihat. Dia tidak ingin paparazi mendapatkan foto akan dirinya yang sedang berkelahi karena akan berakibat negatif dengan perusahaan yang dia pimpin.
Dia akan berusaha menjaga kedua sahabatnya itu. Tidak boleh satu orang pun yang menyakiti Bilah dan Dina, dibalik sikapnya yang gemulai ada jiwa laki-laki yang berusaha menjaga wanita dari ancaman luar.
Ranu yang mengetahui rencananya gagal untuk membawa Bilah pulang semakin kesal dengan Billi. Semua rencana yang dia susun gagal semua karena Billi.
"Sial tuh banci, gagalin rencana gue terus. Pokoknya gue gak mau cerai sama Bilah. Belum waktunya Bilah lepas dari gue," gumam Ranu dalam hatinya, Ranu langsung kabur ketika polisi berdatangan. Anak buah Ranu 2 orang tertangkap polisi.
Di apartement Dina
Bilah mulai tersadar, ia melihat sekeliling sambil memegang kepalanya yang masih pusing, ia melihat sahabatnya Dina yang tertidur dengan memposisikan kepalanya di pinggir ranjang. Ia melihat tangannya yang terpasang infusan.
"Ada untungnya juga gue punya sahabat dokter." Bilah tersenyum melihat Dina yang sedang tertidur menjaganya. Bilah membelai rambut Dina yang panjang membuat sang punya rambut terbangun. Dina membuka matanya, ia mengambil termometer dan mengecek suhu badan Bilah.
"Alhamdulilah, demamnya sudah turun."
"Din..." Bilah menggenggam tangan Dina.
"Hmmm."
"Maaf tadi gue dah marah sama loe, tapi gue mohon ngertiin posisi gue Din. Gue jujur belum bisa menghilangkan rasa cinta ini," Bilah menangis kembali.
"Udah loe jangan nangis, gak usah dipikirin dulu yang terpenting sekarang kesehatan loe."
"Gak masalah sama kesehatan gue, karena gue punya sahabat seorang dokter kaya loe. kesehatan gue bakalan aman di tangan loe."
"Hahaha...gue jadi dokter juga atas dorongan dari loe, kejerumus gue ke lembah kedokteran."
"Ngiming aja loe, cita-cita loe juga."
"Dih mulut loe kaya Billi, bahasa loe jangan terkontaminasi bahasa banci Bil geli gue."
"Hahaha." Mereka tertawa, Bilah sedikit tertawa menghilangkan sejenak pikiran tentang Ranu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
Billa cewek yg goblok buncin dibutakan oleh perasaan cinta. lebih baik Dina dijadikan peran utamanya.
2023-06-07
2
Maulana ya_Rohman
masih nyimak thor
2022-10-28
0
Kang RidhoAja
bagus tor...gass jangan sampai kendor
2022-10-27
0