Mobil Dina melaju mengikuti mobil Ranu, dengan kecepatan yang sedang karena jalanan di Jakarta ketika jam pulang kerja mengalami kemacetan.
"Dia belok Bil, kayanya ķe restoran deh."
Ranu membelokan mobilnya ke restoran terdekat. Dina melambatkan laju mobil dan memarkirkan tidak terlalu jauh dari parkiran mobil Ranu.
"Bil...tunggu dulu deh, kalau loe kaya seperti ini akan dikenalin sama laki loe. Kebetulan pakaian loe rapih Bil tinggal sentuhan sedikit dari gue."
"Terus gue harus ganti dandanan gue, oke gue ganti model make up gue."
"Siapa suruh loe rubah make up loe? tunggu gue ambilin sesuatu yang harus loe pakai, kebetulan gue bawa, kemarin gue pakai pas ada pengajian di rumah sepupu gue. Nih...loe pake ini." Dina memberikan jilbab kepada Bilah.
"Hah! loe suruh gue pakai jilbab? ah yang bener aja loe, syar'i lagi."
"Yeh... biar sempurna penyamaran loe, dah loe diam aja gue yang dandanin loe. Percaya sama gue, gue gak mungkin ngejerumusin sahabat gue sendiri."
Dina memakaikan Bilah jilbab syar'i, kebetulan Bilah memakai rok payung panjang berwarna biru, Kemeja berwarna pink, jadi pas dengan jilbab syar'i kepunyaan Dina yang berwarna biru langit. Sedikit polesan make up sederhana.
"Subhanallah sahabat gue cantik banget, keliatan alim banget loe Bil. Yakin gue, Ranu gak bakal kenalin loe."
"Emang selama ini gue kaga alim?"
"Loe kaga tahu malu malah, sering kaga ada adab di depan umum, sering kentut sembarangan. Hanya depan laki loe doang loe jaim, pas gak ada laki loe mah. Ihhh...."
"Sial loe, daripada gue kaga keluarin tuh kentut, sakit! orang habis operasi aja harus kentut dulu baru boleh makan."
"Iya emang benar, kalau kentut loe kalem sih mendingan sunyi gitu gak ada suaranya, lah ini kentut pakai nada rendah tinggi dimerdu-merduin."
"Hahaha...sial loe, emangnya kentut gue kaya nada buat vokal, di mana-mana kentut tuh bau."
"Loe mau banggain kentut loe apa mau selidikin laki loe nih."
"Yah selidikin kak Ranu lah, lagi loe bahas aib gue."
"Yah udah yuk keluar, nanti kehilangan jejak. Ehhh tunggu dulu Bil." Dina menarik tangan Bilah.
"Apa lagi? kurang rapih penampilan gue?"
"Bukan, gue mau selfi sama loe dulu. Buat kenang-kenangan hasil karya gue. Sumpah loe cantik banget."
"Ya Allah...sahabat gue ini error temannya di selingkuhin sama suaminya bukannya dihibur malah mau selfi dulu sama gue."
Setelah Dina puas berselfi dengan Bilah, lalu dia mencari keberadaan Ranu dan selingkuhannya. Mereka kehilangan jejak Ranu karena restoran kala itu sedang ramai.
"Loe sih pake selfi, hilang deh Kak Ranu."
Bilah cemberut sepanjang jalan sambil memegang tangan Dina. Tiba-tiba Dina kesenggol salah satu pelayan sehingga gandengan tangan dengan Bilah terlepas dan Bilah tidak sadar bahwa Dina tertinggal di belakang dan ia salah menggandeng tangan seseorang tanpa melihat tangan siapa itu.
"Kok tangan Dina lebih besar deh," ucap Dina dalam hati.
"Mba...Mba, astagfirullah. Lepaskan tangan saya Mba, kita bukan mahram," teriak laki-laki yang bernama Bagas.
Bilah langsung menoleh kebelakang, dia terkejut karena salah menggandeng tangan orang lain.
"Maaf Mas, saya pikir teman saya."
Bilah mencari keberadaan Dina.
"Astagfirullah, saya tidak pernah di sentuh sama perempuan Mba, hanya ibu saya yang pernah menyentuh tangan saya," ucap Bagas.
"Mas maaf, saya tidak sengaja. Saya pikir teman saya. sekali lagi saya minta maaf."
"Bilah...." Teriak Dina
Bilah melambaikan tangan ke arah Dina.
"Loe kok tinggalin gue sih," ucap Dina.
"Gue gak tinggalin loe, loe nya yang hilang gitu aja," ucap Bilah.
"Ini siapa Bil? teman loe?"
"Gue gak tahu, gara-gara loe gue salah gandeng tangan. Kirain gue loe di belakang gue ternyata ketinggalan, gue salah pegang tangan Mas ini jadinya," ucap Bilah
"Mas sekali lagi saya minta maaf, bukan saya sengaja pegang-pegang tangan Mas." Sesal Bilah sambil menundukkan kepalanya.
"Iya gak apa-apa, lain kali lihat-lihat kalau mau pegang tangan biar gak salah lagi."
Bilah tersenyum dan menganggukan kepalanya, " Saya permisi dulu Mas, Assalamu'alaikum."
Bilah pergi meninggalkan Bagas dengan menggandeng tangan Dina.
"Yah Bil, gue belum kenalan. Ganteng juga tuh cowo."
"Din, loe mau bantuin gue gak sih? kita kehilangan kak Ranu nih," ucap Bilah.
"Penuh banget lagi Bil nih restoran, Bil lihat ke arah jam 9 deh kaya laki loe tuh." Dina melirik ke arah kanan.
Bilah melihat ke arah jam 9 benar saja suaminya sedang bermesraan dengan selingkuhannya.
"Loe baik-baik aja 'kan Bil?" mata Bilah sudah mengembun melihat pemandangan yang menyakitkan. Dia duduk di sembarang meja punya pengunjung lain yang sudah memesan meja tersebut.
"Bilah, jangan di sini duduknya cari tempat lain. Ini punya orang tempatnya."
"Dina..."
Bilah memegang tangan Dina dan mulai meneteskan air mata.
"Yah Bilah, jangan nangis sekarang dong, gak enak sama Mas yang punya meja ini. Mas maafkan teman saya yah," Dina meminta maaf.
"Gap apa-apa Mba duduk aja."
Bilah tidak memperhatikan Bagas, ternyata pria yang dia gandeng tangannya tadi yang mempunyai bangku tersebut. Bilah hanya menatap tingkah laku suaminya yang membelai pipi wanita lain lalu mencium tangannya. Mendidih darah Bilah seketika, dia ingin menghampiri suaminya tapi ditahan oleh Dina.
"Bil, jangan dulu. Dia akan ngeles kalau dipergokin sekarang, loe sabar jangan terburu-buru."
"Itu suami gue Din sama selingkuhannya. Gue gak nyangka bakal diselingkuhin gini. Sakit hati gue Din."
Dina memeluk Bilah sahabatnya, dan menoleh ke arah Bagas lalu berkata dengan suara berbisik.
"Maafkan teman saya Mas," suara bisik Dina.
Bagas hanya menganggukan kepalanya, sesekali menatap Bilah yang sedang menangis. Bagas memberikan tisu untuk diberikan ke Bilah.
"Bil, udah yah stop. Sampai sini aja kita ikutin mereka, gue gak mau lihat loe nangis hancur seperti ini. Dia laki-laki yang gak patut ditangisi sama loe."
"Gue cinta sama Kak Ranu, Din, apa artinya 5 tahun pernikahan sama gue ini."
"Kita pulang yah."
"Gak Din, gue mau ikutin mereka sampai mana mereka setelah ini. Tolong foto mereka untuk barang bukti."
Dina memfoto Ranu yang sedang bermesraan bersama selingkuhannya. Tidak lama Ranu dan selingkuhannya berdiri untuk meninggalkan restoran itu dan menuju arah tempat duduk Bilah. Dia tidak mau ketahuan oleh suaminya. Dia menghapus air matanya. Ranu melirik ke arah Bilah dia berhenti sejenak tapi jalan kembali karena tangannya sudah ditarik oleh wanita selingkuhannya.
"Ayo Din, kita juga harus bergegas," ucap Bilah.
"Mas maafkan saya sudah tidak sopan, terima kasih pinjaman mejanya. Makanan Mas biar saya yang bayar sebagai ucapan terima kasih dan permintaan maaf karena saya tadi menggandeng tangan Mas."
"Eh gak usah, makanan saya biar saya aja yang bayar."
"Teman saya sudah bayar Mas, Have a nice day yah, Assalamu'alaikum." Bilah langsung meninggalkan Bagas di restoran.
"Wa'alaikumsalam."
Kini Dina dan Bilah mengikuti Ranu kembali. Dina memarkirkan mobil dengan jarak yang tidak jauh sehingga aktifitas Ranu bisa dilihat.
"Bilah, Ya Allah laki loe itu."
Bilah semakin menangis, karena suaminya kini mencium perempuan itu dengan panas dan menggebu-gebu. Ranu lupa menutup kaca mobilnya sehingga aktifitas bercumbu mereka bisa terlihat dengan jelas.
Bilah meremas roknya menahan amarah, rasa benci kini mulai tumbuh. Dina mengabadikan momen tersebut dengan memfoto ketika Ranu dan selingkuhannya itu sedang bercumbu.
Mobil Ranu mulai berjalan, Dina pun mulai mengikuti mobil Ranu dari belakang.
"Jangan sampai ketinggalan Din."
"Tenang Bil, percaya sama gue."
Dina terus mengikuti mobil Ranu, sampai mobil Ranu berhenti disebuah hotel berbintang 5.
"Mereka Check in?" ucap Bilah syok.
"Bil, loe mau ke dalam untuk memastikan."
"Din, jujur gue gak sanggup lagi," tubuh Bilah lemas, keringat bercucuran karena terlalu syok.
"Kita pulang yah Bil, badan loe jadi lemas begini. Loe minum dulu." Dina memberikan air mineral untuk Bilah agar perasaannya menjadi sedikit lebih tenang.
Pada akhirnya mereka memutuskan untuk pulang tidak mengikuti Ranu kembali.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Liiesa Sariie
knpa gk di ikuti sih,,kan nanggung uda sampe hotel juga
2024-05-17
1
Ning Mar
kok aq ikut halu ya....
2023-01-04
0