Ning Aisyah?

Ranu terbangun di pagi hari setelah pergulatan panas dengan Nida semalam, entah berapa ronde mereka melakukan hal dosa itu tanpa ikatan pernikahan.

Dia berkata kepada Nida akan pergi ke kantor, tapi nyatanya Ranu malah melajukan mobilnya ke Sukabumi. Pikir Ranu, Bilah pasti pulang ke rumah orang tuanya.

Entah kenapa setelah bercerai dengan Bilah, kepala Ranu selalu mengingat Bilah. Dia baru menyadari bahwa Bilah sangat cantik. Di hatinya dia tidak rela bercerai dengan Bilah. Apalah daya, nasi sudah menjadi bubur.

"Bilah kamu akan tetap menjadi istriku, tidak boleh ada laki-laki lain selain aku," ucap Ranu.

Sesampainya Ranu di kediaman orang tua Bilah, dia mengentuk pintu tapi tidak ada seorangpun yang membukakan pintunya.

"Maaf Bapak, cari Pak Afnan dan Bu Sarah?" ucap Cecep tetangga sebelah.

"Iya Pak, kemana yah mereka?" tanya Ranu.

"Maaf, Bapak ini siapanya Pak Afnan?" tanya Cecep kembali.

"Saya menantunya, suami dari Nabilah Pak," jawab Ranu.

"Suami? lah... Nak Nabilah ngajak jalan-jalan orang tuanya. Baru 2 jam yang lalu mereka pergi," ucap Cecep.

"Yah, sudah pergi. Tadinya saya mau ikutan bareng karena tadi saya harus kerja dulu. Yah sudah saya nyusul aja deh," jawab Ranu dengan kepura-puraannya.

Ranu menghidupkan mobilnya kembali, ketika dia ingin menjalankan mobilnya, dia melihat Dina dan Billi datang menuju rumah orang tua Bilah.

"Itu artinya si banci dan dokter tidak tahu keberadaan Bilah, kemana dia pergi? akan aku cari kamu Bilah kemanapun kamu pergi," ucap monolog Ranu.

***

"Ya Allah Bilah sudah pergi dengan kedua orang tuanya. Kemana loe Bil, kenapa gak hubungin gue? apakah karena gue cuekin loe Bil," ucap Dina di dalam mobil dengan suara yang pelan tapi Billi masih bisa mendengar.

"Kamu cuekin Bilah? memang Bilah salah apa?" tanya Billi.

"Ini semua gara-gara loe Billi," ucap Dina dengan air mata.

"Lah kok aku, memangnya aku salah apa?" tanya Billi kebingungan.

"Loe yang menyebabkan ini semua, karena gue...." kalimat Dina terpotong.

"Karena kamu apa? Aku merasa gak salah," protes Billi.

Dina hanya terdiam ketika Billi bertanya. Dia memerras kedua tangannya agar dia tidak mengatakan kepada Billi tentang rasa cemburunya ketika Billi memeluk Bilah.

"Karena gue sudah jatuh cinta sama loe Billi," gumam hati Dina dan pipinya sekarang sudah basah dengan air matanya.

Billi melihat Dina menangis sepanjang perjalanan pulang, Billi menepikan mobilnya.

"Din, pindah di depan duduknya," pinta Billi.

Dina menggelengkan kepalanya, dia tidak mau dekat dengan Billi karena jantungnya terus saja berdenyut cepat.

"Kalau kamu gak duduk di depan, aku gak mau menjalankan mobil ini," ancam Billi.

"Kalau loe gak mau jalan, gue naik taksi aja pulangnya," Dina membuka pintu mobil, tapi pintu mobil terkunci, "Billi buka pintunya."

"Aku gak akan biarkan kamu naik taksi, cepat pindah ke depan," ucap Billi memaksa.

"Gimana mau pindah, pintu aja loe kunci." Ucap Dina sambil terus membuka pintu tapi tidak terbuka.

"Lewat sini." Billi menunjuk bagian tengah mobil yang ada alat pengaturan tuas transmisi.

"Yah Allah Billi, sempitlah," ucap Dina dengan nada protes.

"Yah sudah aku tidak akan menjalankan mobil ini sebelum kamu pindah ke jok depan."

Dengan terpaksa Dina menuruti kemauan Billi, Dina mulai pindah.

"Billi ini susah."

"Bisa." Billi memegang bahu Dina untuk membantu, posisi tersebut menyebabkan wajah mereka sangat dekat. Wajah Dina memerah karena terlalu dekat dengan wajah Billi, mata mereka saling bertatapan. Dina memperhatikan bibir Billi yang menggoda. Dengan susah payah akhirnya Dina sudah berada di posisi jok depan, tentu saja dengan jantung yang berdetak tak karuan.

"Mau ngapain loe Billi?" Billi mendekatkan wajahnya dan memiringkan tubuhnya, sehingga mereka saling bertatapan kembali.

"Aku mau memakaikan kamu sabuk pengaman." Billi mengunci sabuk pengaman untuk Dina.

"Ya Allah, gue benar-benar gak waras. Jantung gue berdetak kencang dan tubuh gue terasa lemas, menatap Billi seperti itu membuat kesehatan gue menurun, dokter macam apa gue.

Billi menyentuh dahi Dina.

"Kamu sakit Din? kok wajah kamu memerah." Billi mengusap sisa air mata Dina dengan ibu jarinya. Dina langsung mentepis tangan Billi.

"Tolong jalan Billi," pinta Dina.

"Kamu kenapa sih Din, aneh banget. Apa kesalahan aku?"

"Loe gak salah Bil, ayo jalan."

Billi menjalankan mobilnya kembali. Mereka kembali ke Jakarta, sesampainya di depan apartement. Dina turun dari mobil Billi.

"Terima kasih Billi," ucap Dina. Billi keluar ia ingin mengantar Dina sampai masuk apartement, "Gak usah anter gue Billi."

Ketika masuk apartement, Dina mengingat Bilah sahabatnya, biasanya Bilah akan menyambut Dina yang baru pulang.

Bilah selalu berkata, 'Din, makan malam sudah siap. Loe bersih-bersih dulu, kita makan bareng.'

Sekarang Dina tidak bisa mendengar suara Bilah lagi. Dia merasa kehilangan sosok sahabat yang baik, yang selalu mendukung ia sejak kecil.

***

Dina sudah memasukan surat pengunduran dirinya di rumah sakit, dia juga menitipkan apartemennya kepada seseorang yang biasa mencarikan seseorang untuk sewa apartement. Uang sewa apartement akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari saat melanjutkan pendidikannya.

Dina sudah mengepak semua baju-baju dan keperluan lainnya di 2 koper. Sebelum dia pergi, Dina mengirimi pesan singkat kepada Billi.

["Assalamu'alaikum Billi, saat ini gue sudah di jalan untuk meneruskan pendidikan gue, maafin gue yah kalau gue ada salah. Jaga diri loe baik-baik."]

"Bil, gue akan cari loe di Bandung, sambil gue kuliah di sana. Walaupun gue gak tahu nama toko loe. Gue akan tanya satu persatu setiap toko roti di Bandung. Siapa owner setiap toko roti, Billi sorry gue bohong sama loe, gue akan melanjutkan pendidikan gue di Bandung bukan Jogja," ucap monolog Dina di dalam mobil.

Dina memutuskan untuk memendam rasa kepada Billi, walaupun dia akan membutuhkan waktu untuk melupakan Billi.

***

Bilah sudah sampai di Semarang, sesuai rencana mereka akan berkunjung di kediaman orang tua dari Aisyah. Bilah berpikir memasuki perkomplekan, tapi alis Bilah mulai terangkat bukan perkomplekan tapi masuk ke area pesantren.

Ketika Aisyah turun dari mobil, santri-santri menghampiri Aisyah.

"Assalamu'alaikum Ning Aisyah," ucap Nia salah satu santriwati senior sambil mencium punggung tangan Aisyah.

"Wa'alaikumsalam, Nia, Abah dan Ummi sedang di mana? aku belum memberi kabar kalau aku ke sini," tanya Aisyah.

"Kiai dan Nyai ada di pendopo keluarga Ning, Gus Bagas juga di sana," jawab Nia, sambil tatapannya melihat ke arah Bilah.

"Oh yah sudah, saya kesana. Terima kasih Nia, Assalamu'alaikum," ucap Aisyah.

"Njeh Ning, Waalaikumsalam."

Bilah yang mendengar percakapan Aisyah dan Nia semakin heran dan penasaran.

"Siapa Mba Aisyah ini? kenapa di panggil Ning? kenapa Mba Aisyah ke pesantren?" tanya Bilah dalam hati.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

😂😂😂😂😂😂 pada slh faham.....🤦
semoga terlaksana menjadi istrinya bagas ya thor🤔....
ku aminkan thor🤲🤲🤲🤲🤭

2022-11-03

1

Gadis Manggar

Gadis Manggar

lanjut

2022-11-03

0

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

ketemu sama gus bagas gak ya thor🤔

2022-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 Awal mencurigai suami
2 Kloning WA berhasil
3 Suamiku ke hotel
4 Sama-sama tersakiti
5 Ke kantor Suami
6 Suamiku tidak mencintaiku
7 Sakit
8 Perempuan selingkuhan
9 Lupakan Cecurut Ranu!
10 Kamu Masih Miliku
11 Dokter Cantik
12 Mantan Tunangan Dokter Dina
13 Jatuh Cinta dengan Sahabat
14 Hartaku di Rampas
15 Sentuhan Seutuhnya Mantan Suami
16 Pertolongan dari Doa
17 Bully Dina
18 Kecantikan Bilah
19 Ning Aisyah?
20 Jawaban dari Sepertiga Malam
21 Niat Baik Gus Bagas
22 Akibat Menolak Lamaran
23 Lamaran
24 Janda Paling Ayu
25 Cemburu?
26 Jawaban Lamaran untuk Gus
27 Gosip dari Cecurut Ranu tentang Bilah selingkuh
28 Berwajah Dingin, berhati Hangat
29 Pengorbanan Dina untuk Bilah
30 Aku Cinta Kamu
31 Janda berhati Emas
32 Dina di culik
33 Tertusuk
34 Penyebab Billi Gemulai
35 Cinta SMA
36 Billi
37 Kamu Mencintai Billi?
38 Pengiriman GA
39 Dalang Penculikan
40 Billi keritis
41 Pengikat Bilah
42 First Kiss
43 Pulang Kampung ke Turki
44 Bilah Cemburu
45 Dari Hati ke Hati
46 Pembelaan Bagas
47 Sebuah Rencana
48 Dina Putus?
49 Lamaran
50 Teror
51 Siapa Peneror ini?
52 Obat Peranggsang
53 Perjuangan Dina dari obat Peranggsang
54 Bilah Emosi
55 Aku Mulai Mencintaimu
56 Saling Percaya
57 Sah
58 Pengantin Baru
59 The First Night Of Dina
60 Mas Sudah...
61 Bagas di Tangkap Polisi
62 Rencana Bulan Madu
63 Nida sang pelakor
64 Ijab Kabul
65 Buktikan Cintamu!
66 Malam Pertama Bilah dan Bagas
67 Cium Aku
68 Menjadi CEO kembali
69 Bekerjalah lembur karena kamu suka itu
70 Sisi lain dari Bilah
71 Keguguran
72 Pria tak Berguna
73 Persahabatan
74 Kecebong vs burung emas
75 Big Bos
76 Rindu
77 Rindu berakhir Syok
78 Kemarahan terbesar
79 Pingsan
80 Kista 9.85 cm
81 Cinta yang berlimpah
82 Jangan Merasa Hebat
83 Opname kembali
84 Merawat sementara
85 Aku ingin bertaubat
86 Berkunjung ke rumah baru
87 Istrimu masih memikirkanku
88 Rencana Perampasan Kembali
89 Semua Harta Bilah telah Kembali
90 menendang Ranu
91 Masuk ke ruang rawat inap
92 Cemburu
93 Bukti Cinta Bagas
94 Hasil Check up
95 Masuk Ruang Persalinan
96 Bilah Junior
97 Menyindir Mantan Suami
98 Pulang ke rumah
99 Nikah ketuaan gak enak loh
100 Rencana Ranu
101 Ingin tinggal di pesantren
102 Semakin Cinta
103 Terbongkar
104 Ternyata...
105 Penyebab dari Cinta
106 Ranu Tertunduk Malu
107 Berlumur Darah
108 Ruang Operasi
109 Aku Buta
110 Bibit Bebet Bobot Bilah
111 Buah dari Penantian
112 Penabrak Bilah
113 Siapa pendonor kornea mata?
114 Rujuk
115 Bebas
116 Nida mencium dan mencuci kaki Bilah
117 Ajal Menjemput
118 Surat Ranu untuk Nida
119 Bahagia (Tamat)
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Awal mencurigai suami
2
Kloning WA berhasil
3
Suamiku ke hotel
4
Sama-sama tersakiti
5
Ke kantor Suami
6
Suamiku tidak mencintaiku
7
Sakit
8
Perempuan selingkuhan
9
Lupakan Cecurut Ranu!
10
Kamu Masih Miliku
11
Dokter Cantik
12
Mantan Tunangan Dokter Dina
13
Jatuh Cinta dengan Sahabat
14
Hartaku di Rampas
15
Sentuhan Seutuhnya Mantan Suami
16
Pertolongan dari Doa
17
Bully Dina
18
Kecantikan Bilah
19
Ning Aisyah?
20
Jawaban dari Sepertiga Malam
21
Niat Baik Gus Bagas
22
Akibat Menolak Lamaran
23
Lamaran
24
Janda Paling Ayu
25
Cemburu?
26
Jawaban Lamaran untuk Gus
27
Gosip dari Cecurut Ranu tentang Bilah selingkuh
28
Berwajah Dingin, berhati Hangat
29
Pengorbanan Dina untuk Bilah
30
Aku Cinta Kamu
31
Janda berhati Emas
32
Dina di culik
33
Tertusuk
34
Penyebab Billi Gemulai
35
Cinta SMA
36
Billi
37
Kamu Mencintai Billi?
38
Pengiriman GA
39
Dalang Penculikan
40
Billi keritis
41
Pengikat Bilah
42
First Kiss
43
Pulang Kampung ke Turki
44
Bilah Cemburu
45
Dari Hati ke Hati
46
Pembelaan Bagas
47
Sebuah Rencana
48
Dina Putus?
49
Lamaran
50
Teror
51
Siapa Peneror ini?
52
Obat Peranggsang
53
Perjuangan Dina dari obat Peranggsang
54
Bilah Emosi
55
Aku Mulai Mencintaimu
56
Saling Percaya
57
Sah
58
Pengantin Baru
59
The First Night Of Dina
60
Mas Sudah...
61
Bagas di Tangkap Polisi
62
Rencana Bulan Madu
63
Nida sang pelakor
64
Ijab Kabul
65
Buktikan Cintamu!
66
Malam Pertama Bilah dan Bagas
67
Cium Aku
68
Menjadi CEO kembali
69
Bekerjalah lembur karena kamu suka itu
70
Sisi lain dari Bilah
71
Keguguran
72
Pria tak Berguna
73
Persahabatan
74
Kecebong vs burung emas
75
Big Bos
76
Rindu
77
Rindu berakhir Syok
78
Kemarahan terbesar
79
Pingsan
80
Kista 9.85 cm
81
Cinta yang berlimpah
82
Jangan Merasa Hebat
83
Opname kembali
84
Merawat sementara
85
Aku ingin bertaubat
86
Berkunjung ke rumah baru
87
Istrimu masih memikirkanku
88
Rencana Perampasan Kembali
89
Semua Harta Bilah telah Kembali
90
menendang Ranu
91
Masuk ke ruang rawat inap
92
Cemburu
93
Bukti Cinta Bagas
94
Hasil Check up
95
Masuk Ruang Persalinan
96
Bilah Junior
97
Menyindir Mantan Suami
98
Pulang ke rumah
99
Nikah ketuaan gak enak loh
100
Rencana Ranu
101
Ingin tinggal di pesantren
102
Semakin Cinta
103
Terbongkar
104
Ternyata...
105
Penyebab dari Cinta
106
Ranu Tertunduk Malu
107
Berlumur Darah
108
Ruang Operasi
109
Aku Buta
110
Bibit Bebet Bobot Bilah
111
Buah dari Penantian
112
Penabrak Bilah
113
Siapa pendonor kornea mata?
114
Rujuk
115
Bebas
116
Nida mencium dan mencuci kaki Bilah
117
Ajal Menjemput
118
Surat Ranu untuk Nida
119
Bahagia (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!