Tubuh Bilah di bawa oleh pengendara mobil itu. Ranu yang matanya masih terasa perih mencoba untuk mencari air dan mencuci wajahnya agar dia bisa membuka matanya. Ranu melihat di sekeliling jalan yang sepi, dia tidak melihat ada mobil yang melintas.
Sungguh sesuatu yang aneh, mobil yang membawa tubuh Bilah melintasi Ranu yang sedang mencoba untuk mencari Bilah, tapi Ranu tidak melihat bahkan mobil itu tepat melintas di samping Ranu, penglihatannya seolah-olah dihalangi agar dia tidak melihat mobil yang membawa Bilah. Pertolongan doa di detik-detik Bilah tak bisa berbuat apa-apa,merasa terpojok. Sahabat yang biasa membantu tidak ada, inilah jawaban atas doa Bilah di detik Ranu ingin menyentuh Bilah seutuhnya.
Pengendara mobil itu membawa Bilah ke rumahnya, dia meletakkan tubuh Bilah yang begitu lemas di ranjang yang besar dan nyaman. Dia menyelimuti tubuh Bilah. Ada luka memar di pelipis Bilah, penyebabnya siapa lagi jika bukan ulah Ranu, dia juga melihat tanda merah kepemilikan di leher Bilah. Pengemudi itu menyimpulkan bahwa wanita yang di bawa masuk ke rumahnya adalah korban dari pelecehan yang melarikan diri dari pelaku.
***
Di pagi hari Bilah membuka mata, badannya terasa sakit, kepala masih sedikit pusing. Matanya menatap sekeliling.
"Di mana gue sekarang?" gumam hati Bilah.
Bilah melihat jam dinding, sudah pukul 5.30 pagi.
"Astagfirullah, gue belum salat subuh."
Bilah mencoba untuk turun dari ranjang, dia berpikir ini rumah siapa? lalu dia keluar kamar, siapa tahu dia akan menemui sang pemilik rumah ini.
"Kakak cantik," pelukan seorang anak perempuan ketika Bilah keluar dari kamar.
"Salma?" tanya Bilah, karena dia merasa bingung tiba-tiba ada di rumah salma. Seorang anak yang pernah ditolong ketika tersedak.
"Iya Kak, Kakak cantik sekarang ada di rumah aku," ucap Salma senang.
Keluarlah Aisyah mamah dari Salma.
"Assalamu'alaikum Mba Bilah, sudah sadar?" Bilah masih tampak kebingungan, kepalanya masih sangat berat.
"Wa'alaikumsalam Mba Aisyah, kenapa saya berada di sini?"
"Semalam suami saya hampir menabrak Mba Bilah. Alhamdulilah, Allah masih menjaga Mba, suami saya menginjak rem mendadak tepat waktu. Sehingga Mba tidak tertabrak. Suami saya panik langsung dia turun dari mobil dan mengecek keadaaan Mba. Mba syok dan pingsan tepat di depan mobil suami saya, lalu Mba di bawa ke sini oleh suami saya, ketika Mba di bawa saya pun kaget. Suatu kebetulan seperti dalam drama-drama karena saya kenal dengan Mba Bilah. Dan saya menceritakan kepada suami saya bahwa Mba adalah penyelamat putri kami ketika tersedak, suami saya semalam baru pulang dinas. Dia seorang polisi."
"Allahu akbar, skenario Allah sungguh tak pernah saya pikirkan. Ternyata saya di tolong oleh suami Mba Aisyah. Saya terjaga dari tangan manusia berhati setan Mba," ujar Bilah.
Mengetahui Bilah ingin menceritakan sesuatu yang tidak pantas di dengar oleh anak-anak. Maka Aisyah menyuruh Salma untuk masuk ke kamar.
"Kakak, Nanti main dengan aku," ucap Salma.
"Salma Kak Bilah masih sakit, dia harus istirahat dahulu," ucap Aisyah.
"Yah, Mamah," protes Salma.
"De, nanti kita main sama tapi Kak Bilah salat subuh dulu yah," Bilah membelai rambut Salma.
"Kamu mau salat? mari ikut aku ke mushola, kamu bisa salat di sana. Masih pusing?" tanya Aisyah.
"Masih sedikit, tapi gak terlalu Mba," jawab Bilah.
Bilah melaksanakan salat subuh, dia mengucapkan syukur atas pertolongan dari Allah. Tidak lupa Bilah melakukan sujud syukur karena doanya terkabul.
"Maaf Mba Bilah, boleh saya bertanya?" Aisyah bertanya dengan nada ragu-ragu untuk menanyai hal ini.
"Silahkan Mba," ucap Bilah sambil tersenyum.
"Kejadian apa yang kamu alami semalam? pelipis mu juga memar." tanya Aisyah karena ada rasa penasaran.
Bilah menarik nafas lalu menghembuskan dengan perlahan.
"Jika kamu tidak mau bercerita tidak apa-apa aku paham," ucap Aisyah.
"Aku akan bercerita, Mba pasti bertanya-tanya sejak di rumah sakit, kenapa sih aku diculik? pelakunya sama Mba dengan semalam. Aku sudah menikah 5 tahun lamanya, tapi nyatanya suamiku tidak mencintaiku, dia berselingkuh dibelakangku dan kini selingkuhannya hamil, aku menggugat cerai. Harta sebelum aku nikah pemberian ayahku dirampas oleh mantan suamiku. Berkali-kali dia mau menyentuh tubuhku tapi sahabatku berhasil menggagalkannya, semalam ketika aku hendak mau pulang ke rumah orang tuaku, dan setelah aku turun dari taksi tiba-tiba dari belakang ada yang membekapku, aku pingsan dan di bawa oleh mantanku, setelah aku sadar dia mencoba untuk menyentuh ku di dalam mobilnya, alhamdulilah aku bisa kabur dengan menyemprotkan matanya dengan handsanitezer. Aku berlari sekuat tenaga tapi apa boleh daya kakiku tak kuat lagi untuk berlari dan kepalaku sangat pusing, aku hanya ingat ada sorotan lampu di depanku setelah itu aku tidak sadar. Ketika aku sadar, aku sudah berada di rumah Mba Aisyah," Bilah menceritakan perjalanan pernikahannya.
"Astagfirullah, ternyata perjalanan rumah tanggamu sangat menyakitkan."
"Mba aku bisa minta tolong?" Tanya Bilah.
"Insha Allah jika aku bisa membantumu akan ku bantu. Kamu mau minta tolong apa?"
"Mantan suamiku tidak rela karena aku menggugat cerai, dia mengancam aku ingin mencelakai orang tuaku. Bisakah Mba mengantar aku ke Sukabumi? aku ingin menjemput mereka dan aku akan hijrah tinggal di Jogja."
"Jogja? masya Allah suatu takdir Allah yang menuntun kita Mba Bilah, kami rencananya mau ke Semarang kalau begitu bareng saja dengan kami."
"Itu jauh banget Mba, semarang ke Jogja masih jauh, apalagi aku harus menjemput kedua orang tuaku. Kalau begitu aku ke sukabumi sewa mobil aja."
"Yah jangan Mba, biar kami saja yang mengantarkan Mba. Lagi pula mendengar cerita Mba itu saya jadi takut. Mba bertemu dengan mantan. Seenggaknya jika pergi dengan kami ada suami saya yang polisi, jadi lebih aman Mba. Izinkan kami yang mengantar Mba, anggap aja jalan-jalan, Salma pasti senang. Karena dia sudah sayang sama Mba sejak Mba tolong Salma, dia selalu menyebut nama Mba Bilah. Kita berangkat pukul 2 siang hari ini yah."
"Hah, hari ini Mba?" tanya Bilah.
"Iya, bukannya kamu mengatakan bahwa mantan kamu ingin mencelakai orang tua kamu? Semakin cepat, semakin baik. Kamu bersih-bersih saja."
Bilah menganggukan kepalanya dan memeluk Aisyah.
"Terima kasih Mba, sudah menyelamatkan aku. Ya Allah aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku tidak berhasil kabur dari mantan suamiku."
"Ini sudah kehendak Allah Mba," ucap Aisyah.
***
Dina merasa bersalah, dia terus menelpon Bilah tapi nomornya tidak aktif.
"Bilah loe di mana," Dina menangis penuh penyesalan.
Flash Back
Dina dari keluarga sederhana dengan kecerdasannya membawa dia masuk ke sekolah unggulan orang-orang kaya. Prestasi yang dia dapatkan membawa dia mendapatkan bea siswa sepenuhnya untuk bersekolah tersebut. Karena prestasinya itu juga ada sebagian murid-murid yang iri kepada Dina.
Ketika di sekolah, seragam putih Dina hanyalah 1, dia memakai seragam putihnya itu dari kelas 3 SMP. Seragamnya sangat kusam, berwarna agak kekuningan. Walaupun seperti itu Dina tidak memperdulikan cemoohan para temannya, semakin dicuekin cemoohan tersebut berubah menjadi pembulian. Setiap masuk atau pulang sekolah selalu saja ada anak-anak yang membully dia. Ketika Dina bertugas untuk membuang sampah di belakang sekolah, ada 3 anak yang mengikuti Dina dari belakang.
"Iyuhhh... bau banget, eh Dina kalau sekolah mandi dong kebauan nih kita. Risih gue sekelas sama loe. Pinter-pinter bau," ucap Aira kepala geng.
Ketiga anak tersebut mengambil sampah yang dipegang Dina, mereka membuka plastik sampah lalu menuangkan sampah tersebut di kepala Dina.
"Hahaha iyuhhhh tambah bau." Mereka bertiga langsung pergi meninggalkan Dina. Mereka sangat puas membully Dina yang pintar tapi culun.
Dina membersihkan kepalanya dari sampah-sampah.
"Bagaimana aku masuk ke kelas dengan keadaan seperti ini? aku tidak punya seragam lagi." Dina pergi ke kamar mandi sekolah, walaupun dibersihkan tapi bau sampah masih tercium menyengat. Dia putus asa dan mengurung diri di dalam WC sekolah.
Tok tok tok
suara ketukan pintu tepat Dina bersembunyi di dalam.
Tok tok tok
Dina masih belum membuka pintu. Karena Dina pikir temannya yang berbuat iseng. Di bawah pintu ada sebuah bungkusan dan secarik kertas.
Untuk Dina
'Mandilah dan pakai seragam baru ini.' isi dari secarik kertas.
Dina membuka pintu, tapi dia tidak melihat siapa-siapa di sana. Dina membuka bungkusan plastik itu, dia tersenyum karena di dalamnya ada sabun, shampo, handuk dan seragam putih lengkap dengan rok putih.
"Siapa orang baik yang memberikan ini kepadaku?"
Dina berjalan memasuki kelas dengan seragam yang baru, entah siapa yang memberikan kepadanya. Di kelas Dina, ada 2 gadis yang sangat cantik, yang 1 sangat pendiam tidak banyak berbicara bernama Syaqilah, gadis yang 1 nya lagi bernama Aira ketua geng yang selalu membully Dina.
Ketika Dina masuk, Aira memicingkan matanya karena Dina memakai seragam baru, padahal tadi dia baru menuangkan sampah di kepala Dina.
"Guys Dina dapat dari mana tuh seragamnya?" ucap Aira kepada kedua temannya Clara dan Rima.
"Nyolong kali," jawab Clara.
"Masa nyolong cepat banget, mendadak gitu," ucap Rima.
"Ssttt Pak guru killer datang, pasti yang di suruh maju Dina. Pakai seragam baru lagi," ucap Aira.
"Hai kalian bertiga, jangan berisik. Kalau mau berisik di pasar."
Aira and the gengs
menunduk ketika mereka di tegor oleh pak Richo, guru matematika yang terkenal killer.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
lanjut lagi thor
2022-11-01
3