CK 20 - ANGGOTA KELUARGA ALEXANDER?

"Grup C.L.A Mendanai program pertukaran pelajar dan juga mendanai semua kebutuhan program studi N State University, Ini di tanda tangani langsung oleh Cristhopan?" Orang yang di tabrak Zenya itu mengernyit keheranan, Zenya sendiri ikut bingung, kedua alisnya menekuk.

"Maaf tuan, tadi saya tidak sengaja menabrak anda. Ini.. kertas saya, bisakah anda mengembalikannya pada saya?" Zenya tampak tidak senang, Ia merasa sudah sangat lancang, orang itu seenaknya membaca milik orang lain.

"Siapa Namamu?" Alih-alih meminta maaf karna sudah sembarangan membaca dokumen milik Zenya, ataupun mengembalikannya dengan segera, ia malah bertanya dengan nada yang terdengar sangat sombong.

"Namaku Zenya agatthe, Mahasiswi dari N state university, sekaligus anggota program pertukaran pelajar, Mohon tuan dapat segera mengembalikan kertas ini padaku, Aku sudah ingin turun.."

"Ada apa dengan orang ini? Apa ia ingin menahanku juga?" Zenya menatap tajam ke arah laki-laki itu.

"Aku adalah ketua divisi keuangan C.L.A Management, Randhika Alexander, Presdir pernah mengatakan sebelumnya, setelah perkiraan anggaran dananya selesai di buat, kau tinggal datang ke divisi keuangan untuk mengambil dananya?" Zenya terhentak, ternyata orang yang sedang menghadangnya ini merupakan orang yang sangat penting.

"Ya tuhan, Aku sudah memprovokasi orang yang salah" Zenya langsung merasa gugup kala mengetahui identitas dari laki-laki itu, ia merasa khawatir jika perkataan atau nada bicaranya tadi sudah menyinggung pria ini.

"Randhika alexander? Apakah ia masih saudara Cristhopan? Akhir nama mereka sama. Tidak banyak orang yang bereputasi tinggi memiliki nama Alexander, kecuali mereka adalah orang-orang dari keluarga Alexander" Gumam Zenya, Ia mengatupkan bibirnya.

Pria yang bernama Randhika itu mengernyitkan dahinya, mungkin ia sedang menunggu jawaban dari pertanyaannya barusan.

"Y-ya, Tuan Cristhopan mengatakan.. kelak jika aku ingin mengambil dana, aku tinggal membawa kartu tanda pengenalku dan pergi ke divisi keuangan perusahaan untuk proses pengambilan dananya" Zenya berbicara dengan nada yang lembut

"Kartu tanda pengenal?" Gumam Randhika,

"Begini saja, setelah aku selesai dengan pekerjaanku, bagaimana kalau nanti kita makan bersama, kau jelaskan proyek pengembangan ini dengan sangat jelas padaku, Bagaimanapun juga, proyek ini mengeluarkan dana yang tidak sedikit." Zenya mengangguk, memang benar yang di ucapkan pria itu, Uang sebesar tiga ratus juta untuk mendanai program pertukaran pelajar? Siapa yang tidak akan keheranan

"Baik, saya akan menunggu anda di bawah" Randhika memberikan beberapa lembar kertas yang sejak tadi ia pegang, Zenya pamit untuk diri, sebelum berlalu ia sekilas mengamati punggung Zenya yang berjalan menjauh

"Cristhopan bersikap lunak pada gadis ini? Menarik.." Ucapnya pelan.

*

*

"Dengar-dengar kau sekarang suka berderma dan berdonasi." Randhika masuk ke ruangan Cristhopan tanpa permisi, mereka adalah keluarga, dan bisa di katakan hanya 'saling menguntungkan', Tak ada etika, walaupun masih ada sedikit batasan.

"Emm?" Cristhopan menoleh sekilas, Ia sudah hafal bahwa Randhika pasti sebentar lagi akan membual.

Randhika menjadikan meja kerja Cristhopan sebagai alat untuk menopang tubuhnya, Sama sekali tak ada kesopanan yang berlaku seperti antara 'bos dan anak buah'

"Belakangan ini perusahaan kita bekerja sama dengan perusahaan keluarga besar wilson di kota sebelah, projek membangun jalur suspensi langsung, Kau masih ada waktu untuk berdiskusi masalah donasi dan mengobrol dengan mahasiswi?" Sindirnya, ia berpangku tangan, bibirnya sedikit menyungging.

"Apa kau sangat santai?" Tampak Cristhopan sudah tahu ke arah mana Saudaranya itu akan berbicara, Ia menekan Randhika dengan kata-kata 'keramat' tersebut.

Walaupun Randhika sedikit gugup ia tetap melanjutkan aksinya "Barusan aku bertemu dengan gadis cantik dari N State university, Aku janjian untuk makan setelah ini bersamanya. Bagaimanapun juga ini adalah kali pertama perusahaan kita menyumbangkan begitu banyak dana hanya untuk program pertukaran pelajar, Aku harus memahami detailnya." Ia terus mengoceh, sementara yang di sentil sama sekali tak menanggapi, Cristhopan terus berkutat dengan laptopnya, pekerjaan nya banyak yang tertunda akibat tadi ia terlalu sibuk menggoda Zenya,

"Wanita cantik itu sangat polos, Aku juga penasaran bagaimana rasanya berpacaran dengan gadis loli seperti ini." Randhika mengucapkan sesuatu yang ekstrim, ia mengerti dan paham betul dengan temperamen Cristhopan, Ia akan tahan dengan semua cobaan, tak mudah untuk membuatnya bergeming, terkecuali ada yang berani menyentuh atau membuat masalah dengan apa yang ia miliki dan lindungi.

"Dia milikku, sebelum bosan, jangan sentuh dia." Cristhopan sama sekali tak memperlihatkan ekspresi apapun, selain wajah tampannya yang dingin, dia hanya menekan dengan satu kalimat.

"Ternyata milikmu, Kau silahkan bermain-main dengannya, tapi jangan biarkan dia tinggal terlalu lama di sisimu, kau tahu kakek tidak suka jika di sisimu muncul orang yang penting." Akhirnya sang macan tak bisa tinggal diam, Inilah yang diinginkan Randhika sejak tadi, Cristhopan meng-klaim bahwa Zenya adalah mainannya.

"Tidak penting. Hanya saja dia bersih, Untuk sementara waktu masih belum bosan, Rasanya masih kesat." Ia berbicara tanpa mengalihkan wajahnya, Randhika masih belum percaya, Cristopan sudah terlanjur mengatakannya tadi.

"Kalau begitu, aku dan dia akan makan bersama, anggap saja lebih dulu membina hubungan, kau seharusnya tidak keberatan, 'kan?

Bolehkah beri bocoran sedikit bagaimana si cantik bermain di atas ranjang?" Goda Randhika, Ia menebak Cristhopan pasti akan mengamuk.

"Selain menangis dan meringis, dia tidak bisa apa-apa."

Deg!

"Begitu terus terang membahas wanita sendiri di depan pria lain, sepertinya dia sungguh tidak perduli. Tapi, tadi dia benar-benar mengatakan bahwa gadis kecil itu adalah miliknya" Randhika mengerutkan kening, Ia segera beralih ke topik lain, karena kalau tidak, Cristhopan pasti akan membalas dendam

"Apa sudah ada kabar mengenai orang yang di cari kakek?" Randhika mengalihkan pandangan berharap Cristhopan tak mempersulitnya,

"Tidak ada."

Fyuuuhh

"Iblis gila ini belum membalas?"

"Kalau begitu, aku akan pergi dulu bersama wanita lugu yang cantik, dan makan bersamanya." Randhika menyulut api untuk yang terakhir kali, Ia langsung lari terbirit-birit kala melihat Cristhopan sudah hampir membuka mulutnya.

"Sial! Si brengsek itu mempermainkan ku!"

Suasana hati Cristhopan langsung berubah drastis, ia membanting vas yang ada di atas meja kerjanya.

Prang!

"Sial!" Ia terus mengumpat, ada rasa yang sangat membuatnya tak nyaman, jauh dari dalam dadanya.

Ia hendak keluar dari ruangannya dan pergi mengecek apakah benar yang di ucapkan Randhika bahwa mereka akan makan bersama

"Untuk apa pergi? Randhika itu licik dan penuh siasat, dia akan langsung mengetahui bahwa tadi aku berbohong, kedepannya dia pasti tak akan bisa membuatku dan Zenya tenang, Apalagi ia sudah membahas kakek tadi. Memang benar, mereka pasti hanya akan menghancurkanku jika mereka tahu aku sudah memiliki celah" Cristhopan mengurungkan niatnya, Ia menghela nafas panjang, membiarkan semua amarah dan emosi nya melebur di udara.

Sebatang rokok sudah menjadi mainstay nya disegala cuaca dan suasana hati.

"Dengan pria lain makan malam bersama, keberaniannya semakin besar."

*

*

"..situasinya kira-kira seperti itu." Zenya tengah menjelaskan secara detail dan terperinci kepada Randhika.

"Jadi, bagaimana menurut anda?" Randhika masih terus menyantap hidangannya.

"Hmm, kalau itu yang diinginkan Cristhopan, eh maksudku Tuan muda, saya tidak bisa berkomentar apa-apa. Awalnya saya merasa dana sebesar itu untuk sebuah program pertukaran pelajar, agak kurang fleksibel. Tapi setelah mendengar semuanya, saya rasa beliau sudah merencanakan semuanya, Ia ingin nama kampus dan perusahaan C.L.A terlihat bagus, memang dana yang digunakan untuk bakti sosial dan seni pentas cukup besar. Tak main-main ia bahkan ingin melibatkan seorang gubernur" Zenya tak merasa ada yang aneh, kecuali saat Randhika menyebut nama Cristhopan secara langsung, tapi ia segera memakluminya karna dilihat dari mereka yang notabenenya adalah keluarga sudah pasti sesuatu seperti ini sudah biasa terjadi.

Ting!

Ponselnya menyala, ia mendapat notifikasi chat.

"Emm.." Zenya membuka ponselnya sambil mengunyah makanan yang sudah terlanjur masuk kedalam mulut, Ia sudah menebak pasti yang mengiriminya pesan singkat adalah Velia

"Ini!" Tiba-tiba matanya terbelalak, Wajahnya sedikit memucat.

"Tunggu aku dan jangan dulu pulang, malam ini pulang ke villa bersamaku."

"Dia pasti marah"

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Hy sahabat online~ Terimakasih kepada kalian yang setia membaca Cinta Kedua ~ Terus beri dukungan kepada Author ya, Dengan cara Like, koment, dan Vote. Tambahkan sebagai Favorit juga agar kalian tak ketinggalan Update dari Cinta Kedua~ Terimakasih~

Terpopuler

Comments

Alnda

Alnda

semungut kak, iklan mendarat🌹

2022-11-27

0

liuna melia

liuna melia

Mau ngapain nih cristhopan

2022-11-21

0

GLONI GUSTIAN

GLONI GUSTIAN

Lanjut thor 🥰

2022-11-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!