CK 16 - PERHATIAN

Cirsthopan menyunggingkan sedikit ujung bibirnya, Ia mengusap pelan pucuk kepala Zenya.

"Heh" Nafsu nya terbakar kala ia memperhatikan dua buah gumpalan daging yang saling menghimpit, Warnanya semu merah muda dan kencang

Ia mengelusnya pelan, Lalu dengan refleks memilin puncuk merah muda nya itu, Zenya yang merasakan ada pergesekan di pucuk payuudara miliknya, langsung terjaga.

"Kau.." Saat hendak bangun, Tubuh Cristhopan segera menahannya,

"Uhm" Ia pun segera melahap bibir ranum merah muda Zenya yang agak sensual

Ia bermain cukup lembut, Saat Zenya menbuka sedikit matanya, Ia melihat mata Cristhopan yang tertutup, bulu matanya yang panjang sangat indah dilihat dari jarak sedekat itu. Cristhopan hanya memberikan sedikit tenaga saat ia meremas dan menyentuh tubuh Zenya.

"Hari ini dia kenapa.." Zenya yang baru pertama kali merasakan kelembutan dari Cristhopan di buat bingung, Kali ini ia tak begitu menolaknya, Justru ia malah memberikan respond, walaupun hanya sedikit.

"Hmmm, wanita ini merespondku" Cristhopan tersenyum samar di sela-sela ciiuman nya, Ia menarik tubuh Zenya, lalu menyuruh Zenya agar duduk di atas tubuhnya, Zenya sedikit terkejut "Ayo, mulai belajarlah untuk melayaniku, Aku akan membimbingmu" Pipi Zenya merona, Ia menelusupkan wajahnya di bahu Cristhopan "Apa yang kau bicarakan? Jangan berbicara seperti itu, jika ingin aku melayanimu cukup tarik tubuhku" Zenya masih terus menenggelamkan wajahnya "Hahaha Kau malu?" Cristhopan menarik bahu Zenya, Ia ingin melihat ekspresi Zenya yang sedang malu. "Tuan hentikan, Jangan bercanda" Zenya membuka mata, Ia terkesiap kala melihat matanya dan mata Cristhopan dengan jarak yang sangat dekat, Ujung hidung mereka hampir bersentuhan. "Ya tuhan, mengapa aku berdebar" Batinnya. Cristhopan semakin mendekat, Kepalanya sedikit memiring kesamping, Ia mencoba menyentuh bibir sensual Zenya dengan bibirnya.

"Mmmmhh"

Bibir mereka saling bersentuhan, Cristhopan memaut bibir Zenya perlahan, Menyesap bibir yang agak tebal itu dengan penuh kenikmatan,

"Uhmmmm"

Ia menarik tubuh Zenya, membuat dirinya berada di bawah kungkungan gadis manis itu. Zenya yang sudah terbuai kelembutan dan kenikmatan yang diberikan lawan main nya tak berkutik sedikitpun, Ia sangat mengikuti irama yang di pimpin Cristhopan.

"Uggghhh" Ia meringis, Dahinya berkerut kala Cristhopan sudah memasukkan sedikit helm keramatnya,

"Tuan, Tolong pelan sedikit yah" Pintanya dengan suara yang sensual

Cristhopan hanya mengangguk, wajah nya sudah memerah, Ia sudah tak bisa berkata apa-apa. Hanya kenikmatan yang menjalar di seluruh tubuhnya kala benda miliknya terhimpit dengan rapat.

Pinggulnya bergerak lambat, menarik dan menghentak dengan ritme yang pas.

Semakin lama, ia semakin beringas, dengan peluh yang sudah menderas ia mengerang agak keras, Hentakannya semakin kuat dipicu dengan nafsu yang membara, tubuhnya semakin bergerak cepat di iringi lenguhan dan erangan Zenya yang semakin keras.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan permainan yang menguras banyak energi itu, Cristhopan mengakhirinya dengan memberikan tanda kissmark yang sangat merah di leher jenjang Zenya, tak lupa dengan erangan yang tertahan

"Arrrghhh"

Tubuhnya ambruk kala muntahan yang dikeluarkan benda pusaka kebanggaanya menyembur keras dalam tubuh Zenya, Begitupun dengan Zenya, Dari bokoong hingga ke paha tak henti tubuhnya bergetar. Ia terkulai lemas, Nafasnya masih memburu.

"Zenya, Ayo lakukan sekali lagi" Untuk yang pertama kalinya Cristhopan meminta sesuatu kepada orang lain.

"Tuan, Aku sudah tak bertenaga, Jika kamu masih menginginkannya, besok pagi ya, atau tengah malam nanti" Zenya tersenyum penuh harap

"Dasar sinting! Udah tiga jam dia melakukannya tadi, dan sekarang? Dia masih meminta lebih. Jika aku langsung menolaknya, dia pasti akan mulai menggila" Zenya mencoba untuk menyabarkan hatinya, memohon agar Cristhopan dapat dijinakkan hari ini.

"Baiklah, kau istirahat sebentar, Setelah itu aku akan meminta jatahku lagi" Cristhopan menyeringai, namun kali ini seringai nya agak lain, Itu terlihat seperti seorang suami yang sedang menggoda istrinya. Zenya hanya memberikan seulas senyuman, Itupun terpaksa.

"Mari, Aku akan menidurimu" Cristhopan membuka lebar lengannya, menyuruh Zenya agar membaur ke pelukannya

"Apa? Meniduri?" Zenya terkejut.

"Tidak, maksudku menidurkan" Lagi-lagi Cristhopan menggoda Zenya. Tak berapa lama Zenya pun tertidur pulas, Dahinya mengernyit, Cristhopan memijit pangkal hidungnya.

"Kau pasti sedang memimpikan aku kan? Dan kau sedang memakiku di dalam mimpimu" Cristhopan menyubit gemas pipi Zenya, lalu mengecup puncuk kepalanya

Cup

"Istirahatlah, Aku tak akan mengganggumu"

Cristhopan beranjak, Ia mengenakan bathrobe yang sudah tersedia sepasang disana.

Ia mengambil rokoknya, menuangkan redwine yang menjadi minuman favoritnya, lalu menghisap perlahan rokoknya.

"Fuuuhh, Tak disangka gadis ini bisa membuatku seagresif ini,

Aku harus berpesan pada Billy agar mempersiapkan beberapa pakaian tertutup dan berkerah tinggi yang sejuk untuk gadis ini, Karna dengan kepribadiannya.." Ia menengadahkan wajahnya

"Untuk menutupi beberapa bekas ini, aku khawatir memerlukan waktu yang 'agak lama, dan untuk memanaskan dirinya.. Ia pasti akan selalu waspada denganku, walaupun malam ini ia bisa sedikit menikmatinya" Cristhopan memandang langit luas, Ia segera mematikan rokok kala merasa ada pergerakan di atas ranjang, lalu segera menghampiri.

Ternyata Zenya menggeliat, tubuhnya yang tidak mengenakan apapun telanjangg bulat.

"Tubuh gadis ini, Sungguh tak akan ada yang tahu jika tidak pernah mencicipinya. Malam ini.. aku rasa tidak akan bisa tidur lagi."

***

Zenya terhenyak, Ia terjaga dari tidurnya, Dilihat matahari sudah terang benderang menyinari bumi,

"Mau pergi kuliah atau tidak? Jika tidak ingin pergi, hari ini tinggallah disini dan tunggu aku kembali" Ucap seseorang di hadapannya, Cristhopan tersenyum tipis, wajahnya perlahan mendekat.

"Tidak, Aku mau pergi! Aku tertinggal banyak pelajaran selama aku disini" Zenya memejamkan matanya, Ia menahan tubuh Cristhopan agar tak semakin mendekat. Namun Cristhopan malah menggodanya, Ia mencengkeram kedua lengan Zenya dan tetap mendekatinya.

"Arrrgghh" Zenya bangkit, Ia menarik selimut yang di pakai mereka berdua untuk menutupi tubuhnya yang telanjangg. Ia berlari ke arah kamar mandi.

"Tunggu, Apa aku seharusnya meninggalkan selimut ini untuknya?" Ia berbicara lirih, Ia berfikir kalau-kalau perbuatannya bisa membuat Cristhopan memanas di pagi hari, Ia menoleh,

"Arrrgghh dasar mesum tak tahu malu!!" Benar saja! Cristhopan terlentang tanpa busana satupun, Zenya yang langsung tertuju pada senjata laras panjang yang sudah berdiri itu pun di buat syok.

"Hahahahaha" Cristhopan tertawa keras, Zenya berlari sambil menutupi wajahnya yang memerah

"Sebesar dan sepanjang itu? Oh my god, Dia menembaki ku dengan itu? Pantas saja terasa sangat sesak" Zenya melotot, Ia tersadar kalau ia menjadi mesum akhir-akhir ini.

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○

Hy sahabat online~ Terimakasih kepada kalian yang setia membaca Cinta Kedua ~ Terus beri dukungan kepada Author ya, Dengan cara Like, koment, dan Vote. Tambahkan sebagai Favorit juga agar kalian tak ketinggalan Update dari Cinta Kedua~ Terimakasih**~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!