"Tu- Tuan Cristhopan?" Zenya terhenyak kala mendengar Devon menyebut nama Cristhopan. Ia beringsut mundur dan nyalinya menciut. Semua orang bergegas untuk maju kedepan, sedangkan Zenya malah berancang-ancang untuk kabur.
"Zenya!" Sergah Velia sembari memegangi lengan Zenya yang seperti akan pergi.
Zenya menoleh,
"Kamu mau kemana? Ayo kita keruangan sebelah!"Ajak Velia sembari sedikit menarik lengan Zenya.
"E. . Emh, itu, Aku harus ke toilet, aku, aku gugup" Ucapan Zenya menjadi terbata-bata karna kegugupan dan kegelisahan hatinya.
"Kamu kenapa sih? Sejak kapan kamu jadi gugup'an begini?" Pekik Velia
"Emh, pokoknya aku harus ke toilet dulu, Aku kebelet. Tunggu ya!" Zenya melepaskan genggaman Velia,
"Zenya, Zenya, Aku ikut!"
"Tunggu! Aku hanya sebentar!" Perintah Zenya seraya berlari keluar ruangan.
"Hufftt.. Jangan sampai pria itu adalah Tuan Cristhopan yang kemarin. Jika benar, bisa mati aku!" Zenya tergesa-gesa menuruni anak tangga.
***
Di sebuah ruangan di tempat Zenya mengemban ilmu, terdapat sosok gagah yang tengah duduk dengan sebatang rokok di jarinya. Ia sedang menatap sinis ke salah satu biodata yang ia baca.
"Tuan" Laki-laki itu hanya menatap sekilas sumber suara yang memanggilnya.
"Saya sudah menemukan dimana Nona itu berada" Mendengar ucapan dari pembawa berita, wajahnya tersenyum menakutkan, Ia berdecak sambil melempar biodata itu ke meja.
"Ayo. Aku sudah tak sabar bertemu dengannya"
Ya! Dia adalah Crishtopan Alexander, orang yang paling tidak ingin di temui oleh Zenya. Ia sudah mendapatkan informasi mendetail tentang Zenya dari Billy tempo hari. Ia sengaja meluangkan waktunya untuk menjadi wajah dari C.L.A Management, Perusahaan milik kakeknya yang sudah ia kelola selama 7 tahun terakhir, Perusahaan inipun merupakan induk dan support paling besar dalam menyokong dana di kampus tempat Zenya bersekolah. Jadi wajar, perwakilan dari C.L.A Management harus hadir dalam meng-sahkan project pertukaran pelajar antar kampus ini. Walaupun sebenarnya, ia tak perlu repot-repot untuk datang kemari, karena memang, pada awalnya ia tak mau membuang-buang waktunya yang berharga hanya untuk duduk-duduk bersama para pengusaha penjilat yang memuakkan, Ia hanya ingin sedikit, memberikan perkenalan pada Zenya, Targetnya.
Zenya yang tadi izin pamit ke kamar mandi malah lari ke arah taman belakang, Ia sedang menuju ke ruangan yang tepat berada di sebelah barat taman belakang sekolah.
Saat sedang lari tergesa-gesa..
Srek..
Ia terkejut setengah mati kala ada yang menarik lengannya.
"Aaaa!!" Buru-buru mulutnya ditutup oleh tangan yang kekar, Ia terbelalak kala sepasang matanya bertemu dengan sosok yang paling ia benci.
"Ck, Aku sudah bilang, Aku tak akan melepaskan mu, Jalaang kecil!"Decak Cristhopan yang sudah menekan tubuh Zenya dibalik pohon.
Zenya menggelengkan kepala, Ia mencoba untuk menjerit, tapi suaranya terdengar tak jelas karna bekapan Cristhopan.
"Kalau kau bersuara, Aku pastikan selamanya kau tak akan pernah bisa bersuara lagi" Zenya terhenyak, ia langsung diam tak bergeming, tubuhnya yang rapuh mulai gemetar.
Cristhopan perlahan membuka bekapannya, Ia yakin Zenya bukanlah gadis yang sembrono, Ia pasti tidak akan memancing keributan.
Zenya mencoba memberanikan diri, menatap tajam ke arah Crishtopan,
"Ck, Dia berani memelototi aku?!" Decak Cristhopan dalam hati.
"Kau sudah tak sayang lagi pada matamu?" Cristhopan tersenyum kecut. Zenya memberikan respond yang cepat, Ia langsung menutup kedua matanya.
"Kenapa? Kau takut padaku? Tapi kau berlagak sekali!" Ejek Cristhopan. Rahang Zenya mengetat, ia menekan kedua giginya karna jengkel.
"Ke-kenapa tuan bisa ada disini?" Zenya bertanya masih dengan matanya yang tertutup
Cristhopan tertawa renyah, Sesaat ia segera mengatupkan bibirnya "Sudah lama sekali hatiku tak bahagia seperti ini" Gumamnya dalam hati, ia ingin terlihat sangat cool dihadapan Zenya.
"Kedatanganku, untuk membawa pulang kucingku yang kabur" Bisiknya tepat di telinga Zenya, membuat bulu kuduk nya berdiri semua.
"Celaka! Dia pasti datang untuk menangkapku!"
Cristhopan mengangkat dagu Zenya dengan jemarinya, Ia menatap Zenya dengan satu alis yang terangkat. Wajahnya semakin mendekat, tubuh Zenya kaku dibuatnya, Ia tak berani bersuara ataupun bergerak.
"Mmmhhhh.." Bibir mereka bersatu, Cristhopan melenguh kala ia berhasil menyesap bibir bawah Zenya. Tubuhnya sedikit bergetar, Terlihat urat leher yang menegang akibat hasraatnya yang memuncak.
"Sial! Dia masih berani menciumku di depan umum?! " Geram Zenya dalam hati.
Zenya mencoba menghindar, namun lagi-lagi tenaga nya tak cukup kuat untuk melawan Cristhopan. Cristhopan menahan wajah Zenya dengan kedua tangannya. Kini ia mulai merambah, Menciumi leher Zenya yang jenjang dan terlihat sexy, Zenya terbelalak, dadanya naik turun, Ia pun kegelian. "Tuan, Ini di depan umum, bagaimana jika ada yang melihat" Zenya mencoba menjauhkan tubuh Cristhopan darinya, "Kenapa? Aku tak malu jika harus menciummu di depan semua orang pun!" Jawab Cristhopan enteng. "Dia benar-benar gila!"
Cristhopan masih memaksa Zenya agar mau menerimanya, Ia semakin di buat bringas oleh penolakan Zenya. Zenya semakin ketakutan, Ia sudah ingin menangis. "Kenapa kau tidak menangis?" Tanya Cristhopan sinis, "Aku yakin, jika aku menangis sekarang kau akan semakin buas!" Sarkas Zenya "Hahahahhahah, Jadi, kau sudah tahu? Lalu kenapa kau masih terus meronta? Ingin menggodaku, hem?" Crosthopan sengaja menggoda Zenya, "Cih, percaya diri sekali"Gumam Zenya dengan suara yang sangat pelan namun masih terdengar jelas di telinga Cristhopan, "Kau bicara apa?" Cristhopan mengintimidasi "Ah tidak, aku tak berbicara apapun" Zenya menggeleng dengan wajah yang polos.
Setelah perdebatan yang cukup memakan waktu, Zenya memohon pada Cristhopan, "Tuan, tolong biarkan aku pergi, Aku masih ada urusan" Mohon Zenya untuk yang kesekian kalinya, "Urusan apa? Apa urusan itu lebih penting dari nyawamu, hem?" Zenya mengepalkan tangannya, Ia sudah mulai jengah berhadapan dengan Cristhopan. "Kamu termasuk kandidat projek pertukaran pelajar kan?" Tatapan Cristhopan menyelidik, "Ya" Zenya menunduk, "Kamu tahu, Jika kamu mengabaikanku sekarang, Aku bisa langsung mencoretmu dari kandidat, Hmmmm, tidak, Sepertinya aku akan mencoretmu dari sekolah ini" Seringai sang iblis mulai nampak lagi, Zenya terbelalak, Ia semakin yakin bahwa Cristhopan sangat berpengaruh di lingkungan ini. "Lalu aku harus bagaimana?" Zenya sudah mulai putus asa, Ia yakin ia tak akan bisa lari dengan mudah dari genggaman Cristhopan. "Layani aku!" Ujung bibirnya menyungging, seringai iblis itu sangat mengintimidasi, Zenya menghela nafasnya kasar, "Bagaimana aku harus melayani tuan?" Zenya mengerutkan keningnya, wajahnya memelas "Cium aku, setelah itu kau akan ku-"
Cup
Zenya mengecup bibir Cristhopan singkat, Cristhopan sedikit terhenyak. Wajah Zenya merona, Ia tertunduk malu "Aku sudah menciummu jadi sekarang biarkan aku..-"
"Mmmhhhh,, "
Cristhopan merangkul pinggang zenya, meraup bibir merah merona itu, Ia mengangkat kedua lengan Zenya keatas , tangannya mulai menggerayami lekuk tubuh indah Zenya. Zenya meronta, karna dirasa tenaganya hanya akan habis terbuang akhirnya dia mencoba pasrah, Ia yakin Cristhopan tak akan pernah berhenti.
Cristhopan membuka matanya, menatap tatapan kosong Zenya, Ia sama sekali tak merespond ciuman Cristhopan. Walaupun ia telah merasa menang karna Zenya sudah mencoba pasrah, tapi hatinya masih belum puas karna Zenya sama sekali tak merespondnya. Cristhopan menyudahi aksi bejad nya itu, Ia melepaskan pelukannya.
Terlihat Zenya sangat kesal, Ia menekuk wajahnya, matanya terus mendelik kekanan dan kekiri, Cristhopan tersenyum samar karna ia sudah berhasil menjahili Zenya.
"Kau mengikuti kegiatan ini bukan untuk menghindar dari ku kan?" Tanya Cristhopan menyelidik, Zenya tak merespond, ia masih menekuk wajahnya. "Sudahlah, kau merajukpun malah akan memperumit keadaan, Aku berjanji aku akan membiarkanmu menang. Kau tak perlu pergi keruangan itu, Jika ingin tahu siapa aku, segera datang ke aula, nanti kamu akan mendapat jawabannya" Cristhopan tersenyum bahagia, ia pergi begitu saja.
Zenya memelototi punggung tegap itu, Ia berkomat kamit mendoakan hal yang buruk agar menimpa Cristhopan "Siapa yang mau meminta bantuan mu! Cih! Dasar orang gila belagu! F*ck" Zenya mengacungkan jari tengah pada punggung Cristhopan yang sudah hampir tak terlihat.
●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●
***Hy~ Jumpa lagi dengan Author~
Terimakasih pada kalian yang masih setia menunggu dan membaca Cinta kedua, Terus dukung Author ya, dengan cara like, koment, dan tambahkan Cinta Kedua sebagai Favorit~ Agar kalian tak ketinggalan update an dari Cinta kedua!
Maafkan jika masih banyak kata yang salah atau kurang enak dibaca, Author masih terus belajar memperbaiki tulisannya,
Terimakasih***~
Jangan lupakan Zenya Agatthe ya! 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
liuna melia
di tunggu kelanjutan nya zenya dan cristopan nya author zeyeng😉
2022-10-22
1