CK 7 - TANGGUNG JAWAB!

Zenya beberapa kali menelan salivanya kasar kala berhadapan dengan sosok yang paling ia benci sekaligus ia takuti.

Berbeda dengan laki-laki berbadan tegap itu, ia terlihat sangat santai meski tak mengurangi kewibawaan dan ke maskulinan nya, ia beberapa kali tersenyum pada gadis-gadis yang sedang berbisik tentangnya.

"Ck, ternyata aku masih populer" Ya, dia memang narsis, karena kenarsisan dan kepercayaan dirinya yang tinggi itu pula ia menahan Zenya, Ia merasa hanya Zenya lah satu-satunya perempuan yang berani lari dan menghindar darinya, Seumur hidupnya, Ia selalu di gandrungi dan dikelilingi oleh wanita, Tua, muda, cantik, kaya, Mereka berlomba-lomba menjilatnya.

"Ck, Seumur hidup, hanya gadis kecil itu yang berani lari dariku. Jangan panggil aku Cristhopan jika aku tak bisa menaklukkannya" Cristhopan menyeringai kala matanya terfokus pada Zenya, Zenya yang menyadari hal itu pun langsung bergidik ngeri. "Ada apa dengan dia? Jangan katakan ia merencanakan sesuatu yang buruk padaku" Keringat dingin mulai bercucuran kala teori-teori liar itu berkembang dalam otaknya, Kakinya sudah tak bisa menopang tubuhnya yang mulai lemas dan gemetar. "Tuhan, kapan acara ini selesai" Batinnya,

Setelah acara demi acara selesai di laksanakan, sebagai penutupan mereka pun saling bercengkerama satu sama lain, Ada beberapa senior dan dosen pembimbing yang mendekati Zenya, dan mereka sudah pasti laki-laki.

Cristhopan melirik tak suka, Ia mendengus kasar kala Pemandangan Zenya yang sedang di kerubungi oleh laki-laki terlihat dari ujung matanya.

"Cih, dasar gadis genit!" Ia menghentakkan kakinya, berjalan dengan cepat menuju ruang rektor.

Seperti biasa, dimanapun ia berada, ia akan selalu di jamu dan perlakukan istimewa. Ruangan rektor adalah ruangannya, Ia sama sekali tak segan. Sebatang rokok tengah di hisapnya, kepulan asap menyeruak di dalam ruangan itu. Keheningan tercipta, tak ada yang berani berbicara. Seorang Rektor sendiripun tak berani mengatakan apa-apa kala melihat mata tajam yang sinis itu terlelap dalam lamunannya.

"Suasana hati tuan muda pasti sedang kacau"

Tok tok tok

Ketukan pintu memecahkan keheningan, Salah satu bawahan Cristhopan membuka pintu setelah mendapat intruksi.

Cristhopan masih tak bergeming, Ia masih menatap lurus sambil terus menghisap rokoknya yang sudah tinggal setengah.

"Ah Zenya, Radit, Fiona, Silahkan masuk" Sambut Dekan.

Pandangan Cristhopan beralih sesaat kala memastikan bahwa Zenya benar-benar datang menghampirinya.

"Datang juga dia" Gumamnya dengan sedikit ujung bibir yang menyungging

"Pak Rektor, Bu Dekan" Ketiga mahasiswa itu tertunduk kala merasakan atmosfir mengintimidasi yang kuat, Zenya sudah yakin ini pasti karna ada raja kutub menyebalkan diruangan itu.

"Silahkan duduk"

"Tuan muda, Ini ketiga Mahasiswa yang sudah terpilih, Silahkan, berikan sedikit wejangan," Ucap Rektor hati-hati.

Cristhopan tak merespond sama sekali, Ia masih terus menghisap nikotinnya.

"Cih, Si brengsek ini menyebalkan sekali" Tangan Zenya mengepal kuat kala pandangannya menangkap wajah Cristhopan yang angkuh.

"Saya tak perlu berbicara panjang lebar, Karna saya yakin kalian mampu, makanya kalian bisa mengikuti tes kemarin dengan baik. Sebagai appriciate Dari saya, Saya akan menanggung semua administrasi, akomodasi, dan semua perlengkapan kalian, tak lupa uang saku dan bekal untuk disana. Karna situasi disana 'agak sedikit berbeda, saya hanya meminta kepada kalian, agar kalian bisa menjaga sikap dan jangan sembrono untuk menghindari masalah" Baru kali ini Semua orang mendengar Cristhopan berbicara begitu banyak, Terkecuali Zenya. Karena sudah beberapa kali adu mulut dengan Cristhopan, ia sama sekali tak heran dengan Cristhopan yang 'banyak omong'.

Fiona yang sedari tadi tak lepas memandang Cristhopan di buat mabuk kepayang, jantung nya tak berhenti berdegup kencang, Wajahnya merah merona kala menatap mata Cristhopan yang tajam.

Semua orang serentak berdiri kala Cristhopan sudah beranjak dari duduknya, Satu persatu dari mereka mulai menyalami Cristhopan. Mereka kegirangan bisa berjabat tangan dengan orang penting seperti Cristhopan. Lain hal nya dengan Zenya, Wajahnya sudah pucat pasi " Sial sekali aku," Keluhnya dalam hati. Sebelum mereka bersalaman, Cristhopan sudah memasang seringai di wajah nya, Tentunya Zenya menyadari dan berpaling kala mata mereka saling bertapapan.

"Lihat iblis ini, betapa tak tahu malu nya dia" Gumamnya Zenya sambil menggigit bibir bawahnya.

●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●●

Hy sahabat online~ Terimakasih kepada kalian yang setia membaca Cinta Kedua ~ Terus beri dukungan kepada Author ya, Dengan cara Like, koment, dan Vote. Tambahkan sebagai Favorit juga agar kalian tak ketinggalan Update dari Cinta Kedua~ Terimakasih~

Zenya kalau lagi natap Cristhopan gini ya, kira-kira. Gimana gak gemes coba Cristhopan di buatnya🤭

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!