"Wah bener-bener nih nyumpahin ini."
"Bukan nyumpahin, aku ini care sama kamu, kasihan udah tua belum nikah, padahal kamu ini mapan, sukses, iya kan, gampang buat kamu cari cewek lain."
"Mentang-mentang sudah nikah ya kamu, ledek aja terus sahabat mu ini."
Hahaha...Dino pun tertawa
"Kamu beruntung Din, bisa cepet nikah sama Sita."
"Ya aku bersyukur, dia gadis yang baik, dan aku sangat mencintainya."
"Syukurlah kalau kamu bahagia."
Tak terasa sudah sampai di depan toko.
Dino dan Ipan segera menurunkan barangnya. Pemilik toko menghampiri dan menghitung semua pesanannya. Setelah selesai menghitung dia pun membayarnya.
Setelahnya Dino dan Ipan pun kembali melaju ketoko yang lainnya.
Setelah selesai mengirim semua barang, Dino mampir ke sebuah toko pakaian, ia membeli dua setel pakaian sar'i lengkap bersama Nikobnya untuk Sita dan Ibu.
"Kamu beli baju sar'i itu untuk Sita Din." tanya Ipan.
"Iya, untuk kedua perempuan hebat dalam hidupku."
"Emang Sita mau pake baju sar'i gitu Din." Ipan bertanya kembali.
"Kenapa Tidak, kedua kakak nya ka Riri, dan kak Fitri sudah memakai sar'i, tidak menutup kemungkinan Sita juga mau memakainya."
"Sedikit banyak dia pahan Agama. Dan aku yakin dia mau mengikuti kemauan suaminya."
Ipan terdiam lalu menyunggingkan senyum.
Sampai lah mereka dirumah Ipan, semua pekerjaan sudah selesai, Dino pun segera pulang tak sabar bertemu dengan istrinya untuk memberikan baju itu.
"Aku pulang ya pan."
"Ok."
Dino pun pergi.
Sesampainya di rumah Dino mendapati pintu rumah yang terbuka. Sepertinya sengaja di buka agar ada udara masuk lebih banyak. Diapun masuk perlahan agar tidak menimbulkan suara.
Ibu sedang rebahan di kamar. Sementara Sita sedang asyik memasak di dapur.
Tiba-tiba Dino memeluk Sita dari belakang seraya berbisik di telinga sang istri. "Assalamualaikum sayang."
Sita pun sedikit kaget.
"Astagfirulloh kamu ngagetin deh. Waalaikum salam." Sambil membalik badannya berhadapan dengan Dino.
"Abis kamu anteng banget masakanya, sampai gak denger kalo suaminya pulang."
"Maaf, aku lagi goreng ikan jadi berisik."
Mereka pun saling melempar senyum. Di ke**plah b*b*r sang istri.
"Oh ya ampun hampir saja gosong." Sita langsung membalik badadannya, dan membalikan ikan yang sedang di gorengnya. Dino pun melepaskan pelukannya.
"Kamu mandi sana," titah Sita.
"Mandi bareng yuk! Langsung kamu pake ini."
Dino langsung menyodorkan bingkisan berisi baju sar'i Yang dia beli.
"Apa ini?" tanya Sita, lalu mengambil bingkisan tersebut.
"Buka saja"
"Waahh! sar'i. Kamu mau aku pake ini?"
Dino mengangguk dan tersenyum.
"Sita pun tersenyum sedikit terpaksa."
Melihat senyum Sita seperti itu Dino pun bertanya.
"Kenapa? kamu tidak suka?"
"Eum..sebenarnya aku tidak biasa memakai sar'i." ucap Sita hati-hati agar suaminya tidak tersinggung.
"Tapi aku akan memakainya untuk mu," ucapnya kembali meyakinkan.
Dino pun tersenyum senang.
"Terimakasih sayang," ucap Dino sambil melingkarkan kembali tangannya di pinggang Sita. Dan Ia pun berbisik, "Nikob nya kamu boleh simpan dulu, jika belum mau memakainya."
Sita pun mengangguk.
"Tapi kenapa tiba-tiba kamu membelikan aku pakaian sar'i, kamu kan tau pakaianku seperti apa."
"Mulai sekarang, Aku tidak mau kecantikan wajah istiriku dan tubuh indahnya di pandang oleh laki-laki lain."
Sita pun kembali tersipu, karna merasa mendapatkan perlakuan istimewa.
Tiba-tiba Ibu datang karna mencium bau gosong. "Sita bau gosong apa ini?" tanyanya.
"Astagfirulloh," Sita menyodorkan pakaian sar'i kepada Dino, Dino pun mengambilnya, dan Sita segera mematikan kompor.
"Ada apa ini sayang. Kenapa bisa gosong?" tanya Ibu menatap ke arah Sita.
Sita pun menunduk malu dengan sedikit senyuman dibibirnya.
Kemudian Ibu melirik Dino.
"Dino, kamu disini? Pantas saja istrimu sampai melupakan masakannya. Pasti karna kamu goda," tebak Ibu.
"Maaf Bu, Sita gak sengaja," ucap Sita.
"Dino goda dikit doang kok Bu, ini buat Ibu." Dino pun memberikan satu bingkisan lagi untuk Ibu.
"Apa ini?" Ibu langsung membukanya.
"Waww...pakaian sar'i, kebetulan sekali Ibu sudah tidak punya baju bagus buat pergi kepengajian, makasih, Sayang."
"Sama-sama, Bu."
Mata Ibu pun tertuju pada pakaian yang di pegang Dino.
"Itu di tanganmu punya Sita."
"Iya Bu."
"Waaahh.. couplelan kita Sit." Ibu pun melirik Sita.
"Iya bu." Sita pun tersenyum.
"Iya biar kompak Ibu sama menantunya," ucap Dino.
Hahaha....tawa hangat mereka di dapur yang bau gosong.
"Ya sudah lebih baik kalian mandi dulu. Biar Ibu yang lanjut masak," ucap Ibu.
"Tuh Ibu saja nyuruh kita mandi bareng," goda Dino smbil melirik Sita dan menaikan kedua alisnya.
"Maunya ya," ucap Ibu berbarengan dengan Sita.
"Tuh kan langsung kompak," ucap Dino.
Hahahaa... Semua pun tertawa.
Lalu Ibu menganggat ikan di wajan yang tadi gosong.
Sita dan Dino pun segera mandi pergi mandi.
Selesai mandi Sita pun langsung memakai pakaian Sar'i yang di beri sang suami.
Wawww...Dino di buatnya terkesima, kagum dengan penampilan sang istri yang terlihat lebih berbeda, lebih dewasa, anggun, dan cantik.
'Ya pakaian Sar'i ini jauh lebih baik dari pada celana jeans, dan kaos, atau tunik yang sering di pakai Sita. Ia semakin mantap untuk membelikan Sita pakaian sar'i lagi kedepannya, selain itu pakian ini pun lebih terlihat sopan' Bisik hati Dino.
Ibu pun yang sudah selesai masak, tengah mencoba memakai pakaian yang di berikan oleh anaknya Dino di kamarnya.
Ibu pun keluar dari kamarnya dan menghampiri Dino dan Sita.
"Lihat ini sayang ukurannya pas di badan Ibu."
"Iya dong, Bu. Dino kan tau ukuran baju Ibu kayak gimana."
"Punya Sita juga pas ni, Bu. Cantik bajunya." Ucap Sita.
"Iya, Sayang, kamu terlihat lebih anggun,dewasa dan cantik." Ibu pun memuji.
"Ibu bisa saja," ucap Sita.
Tiba-tiba Elena datang, Dia yang tidak mengetahui kalau Dino dan Sita telah mengetahui perbuatannya, masuk seolah tidak ada masalah.
Dino dan Sita pun saling melirik. Namun mereka pun mencoba bersikap tenang seolah tidak terjadi apa-apa.
Namun kali ini Sita jauh lebih berani di bandingkan sebelumnya.
"Hai semua..assalamualaikum."
"Waalaikumus salam" jawab Semua orang yanh ada disana.
"Wahhh... Lagi pada coba baju baru nih," tanya Elena.
"Iya El.. Lagi coba baju couplelan nih sama Sita," ucap Ibu.
"Wah cantik banget bajunya, mau dong Din aku dibeliin." ucapnya manja.
"Katanya adik tapi kok adiknya gak di beliin baju sih cuman kak Sita aja sama Ibu yang di beliin." Sambil melihat Dino Elena bicara. Tanpa malu minta di belikan baju sama suami orang.
"Eu..Ya Insya Allah ya."
Hahaha...semua pun tertawa.
"Oh ya bawa apa itu El?" tanya Ibu.
"Ini Bu, El bawa udang kesukaan Dino. Bosen kan bawain ayam terus."
"Waduh ngerpotin Nih El, tapi kami sudah masak loh." Sita pun angkat bicara.
bersambung...
Jangan lupa like komen setelah selesai membaca ya❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Xiaomi Redmi 4a
ya ampuuuun....kok ada ya cewek kayak kamu el
2022-11-22
3
Cut Off
ini maksudnya "care" ya kak?
2022-11-21
4