"Terluka, tentu saja! Siapa pun akan terluka jika harus melepas seseorang yang di cintainya," ujar Dino.
"Lalu kenapa kamu mengatakannya?"
"Hanya untuk membuat mu bahagia. Jika membuat hati ku terluka bisa membuatmu bahagia aku rela."
Sita tertunduk mendengarnya.
Dino menyalakan motornya kembali.
Dan Sita pun naik.
Sesampainya di rumah Sita Langsung Salat Isya dan dilanjutkannya dengan salat istikhoroh.
Seluruh keluaraga di ruangan itu bergantian memeluk Sita penuh kebahagiaan, tiba-tiba terlihat perempuan cantik memakai sar'i putih tersenyum bahagia padanya " Ibu!" Sita hendak menghampiri ingin memeluknya. Namun di arah yang sama terlihat laki-laki berdiri tegap membelakangi. Siapa dia sepertinya Sita mengenalnya. Tiba-tiba laki-laki itu pun membalikan badannya. "Dino!" Sontak Sita kaget dan terbangun dari tidurnya.
"huuhhhh ... mimpi." Sita menghela nafas panjang lalu mengusap mukanya yang nampak berkeringat.
"Apa ini? Semua orang begitu bahagia dimimpiku. Begitu juga dengan almarhumah ibu." Seketika Sita meneteskan air mata mengingat almarhumah ibunya. sudah sangat lama Sita merindukannya. Sita semakin terisak-isak, dia tidak mampu menahan tangisnya hingga tidak disadari tangisannya terdengar keluar kamar.
Kak Fitri yang baru saja terbangun mendengar tangisan Sita, dia melihat ke arah jam menunjukan pukul 02.45 Wib. Kak Fitri menghampiri kamar Sita.
Tok-tok-tok
"Siapa?" dengan segera Sita berhenti menangis dan mengusap air matanya.
"Ini Kakak."
Mendengar itu kak Fitri. Sita langsung membuka pintu dan langsung memeluknya.
"Kakak!" Tangisan Sita pecah kembali.
"Kenapa menangis?" tanya kak Fitri.
"Kenapa semua orang begitu bahagia? Begitu juga dengan almarhumah ibu." Sita terus menangis tidak berhenti.
"Apa maksudmu?" tanya Kak Fitri merasa heran.
Sita tidak lantas menjawab, ia melanjutkan bicaranya.
"Apa aku harus menikah dengan Dino?Secepat itu kalian menyukainya, bahkan almarhumah Ibu begitu terlihat bahagia. Kalian tidak tau bagaiman dia, keluarganya , kesehariannya. Aku pun baru mengenalnya, kenapa harus dia?" Sita terus bicara sambil menangis.
"Apa semalaman kamu memikirkan itu?" tanya kak Fitri lalu melepaskan pelukannya, kemudian mengusap air mata Sita. Dan membawa Sita duduk di kamarnya.
Sita mengangguk.
"Semalam kamu istikhoroh?" tanya kak Fitri.
Sita menganggukan kembali kepalanya.
"Heemmm ... bisa jadi itu petunjuk," ucap kak Fitri.
"Aku pikir juga begitu, Kak. Tetapi, kenapa begitu sakit rasanya?" ucap Sita masih terisak.
"Jika dia jodoohku mestinya kebahagian menghampiriku bukan kesedihan kak," lanjutnya bicara.
"Itu karna kamu belum mencintainya. Dengarkan Kakak! Apa yang menurut kita baik, belum tentu itu yang terbaik menurut Allah. Kadang hidup tidak selalu sejalan dengan apa yang kita inginkan. Kita hanya bisa pasrah pada keadaan. Cuma ikhlas yang bisa membuat kita tenang. Terkadang untuk merasakan kebahagiaan kita harus melalui kesedihan terlebih dahulu. Sekarang, kamu Tahajud dan Berdo'a pada Allah. Mintalah kemantapan hati, dan keyakinan agar kamu bisa menentukan pilihan!" ucap kak Fitri panjang lebar.
Sita mengangguk, dan langsung pergi berwudhu, lalu melaksanakan shalat tahajud. kak Fitri pun pergi kembali ke kamarnya.
Adzan subuh berkumandang. Sita dan kak Fitri hendak shalat berjamaah di Mesjid.
Sebelum itu mereka membangunkan Dino yang masih tertidur nyenyak. Setelah Dino terbangun, Sita dan kak Fitri memutuskan pergi kemesjid duluan, sedangkan Dino menyusul.
Setibanya di mesjid, para Jamaah laki-laki terlihat sedang saling menujuk untuk menjadi Imam. Kebetulan imam mesjid itu sedang sakit, biasanya abah yang menggantikan imam mesjid. Namun, abah pun sedang sakit.Tidak seorang pun diantara mereka yang mau menjadi imam.
Tiba-tiba Dino datang dengan tergesa-gesa, dia berjalan sambil membenahi pecinya, langkahnya terhenti saat melihat sekeliling menatap kearahnya.
Dino tertegun heran.
Dia melihat dari atas sampe bawah penampilannya tidak ada yang salah. Tiba-tiba seorang jamaah laki-laki bicara padanya, "Apa Kamu bisa menjadi Imam?" tanyanya pada Dino. Dino melihat kearah laki-laki itu.
"Tentu saja," dengan tegas Dino menjawab.
"Alhamdulilah." seru semua Jamaah di Mesjid.
Kak Fitri melirik ke arah, Sita tertunduk.
Lagi-lagi saat lantunan surat al-Fatihah di bacakan, Sita dibuatnya kagum, mendengar suara indah Dino yang merdu dan lembut, menenangkan. kali ini, Sita sampai merinding dibuatnya. Kak Fitri dan semua Jamaah disana pun dibuatnya merasakan hal yang sama seperti Sita.
"Assalamu'alaikum warahmatulloh." Akhir salam ke kanan dan ke kiri.
Semua orang membicarakannya, apa lagi saat mereka tau kalo Dino teman Sita yang datang dari kota.
Di luar Sita pun menunggu Dino, rupanya Dino sedang khusuk berdo'a. Semua orang pun nampaknya telah pergi dari mesjid.
Kak Fitri yang kesal menunggu memutuskan untuk pulang duluan.
Dino keluar dari Mesjid dengan santai sambil melihat-lihat sekeliling mesjid yang indah.
Tiba-tiba Sita berkata, "Aku bersedia menikah denganmu," ucapnya.
Dino sangat terkejut, dan melirik kearah Sita, penuh rasa penasaran.
"Apa!" Dino tidak percaya mendengarnya.
"Aku bicara cukup keras, tak perlu mengulanginya!" Sita segera pergi, karna merasa malu.
"Tunggu! Aku ingin mendengarnya sekali lagi." Dino mengejar Sita dengan penuh kebahagiaan. Sekarang dia berjalan sejajar dengan Sita. Sita melangkah dengan tertunduk malu.
"Aku ingin mendengarnya sekali lagi!" ucap Dino.
"Apa kamu ingin aku mengubah keputusanku?"
"Tidak-tidak. Jangan lakukan itu! Aku sangat bahagia mendengar keputusanmu. Terimakasih, Yessss ... yess ... yesss." Dino mengangkat tangan yang dilipatnya keatas.
"Jangan terlalu bahagia! Aku menerimamu karna keluargaku," ucap Sita lembut namun tegas.
Sejenak Dino termenung.
"Tidak apa, akan kumembuat kamu jatuh cinta kepadaku setelah kita menikah nanti," ujarnya.
Sita hanya diam tidak menjawab.
Tidak terasa sudah sampai di depan rumah. Kak Fitri berada di dapur sedang menyiapkan sarapan dan makanan untuk menyambut kepulangan Abah.
"Kalian kemana dulu, lama sekali?" tanya kak Fitri.
"Kami sedikit berbincang sebentar, Kak," ucap Dino sumeringah.
Tiba-tiba kak Fitri dibuat heran melihat wajah Dino yang sumerngah itu.
"Ada apa, wajahmu terlihat gembira sekali?" tanya kak Fitri.
Sita merasa malu.
"Aku ke kamar dulu, Kak."
Kak Fitri heran, ia pun menunggu jawaban.
Dia menatap Dino.
"Adik Kaka, yang cantik itu bersedia menikah denganku." ucap Dino dengan senyum lebarnya.
"Oyaaaa!" Kak Fitri dibuat kaget sekaligus gembira. Ia segera mengabari abah dan kak Riri.
"Alhamdulilah Ya Alloh. Terima kasih," Ucap kak Riri dan Abah, yang baru saja diberitahu Kak Fitri lewat telepon.
Abah pun bersemangat untuk pulang.
Sesampainya di rumah abah memeluk Dino dengan penuh harap." Tolong jaga anak Abah baik-baik, jangan sakiti dia."
"Tentu saja! Aku akan berusaha sebaik mungkin menjaga anak kesayangan, Abah," tegas Dino.
Suasana penuh haru hari itu. Abah meminta Dino segera membawa orang tuanya menemui keluarga Abah.
Ibu Dino langsung setuju dan mendukung segala keputusan Dino.
Selang satu minggu keluarga Dino langsung datang menemui abah dan keluarga. Sesuai kesepakatan satu bulan lagi akan diadak pernikahan.
Ratih dan teman-teman perusahaannya ikut bahagia, terkecuali Darwin, dia kecewa dan prustasi mendengar kabar ini.
Bersambung....
❤❤❤❤❤
Yuk tekan Like, favorit, komennya, jangan lupa sekuntum mawar merah atau pun kopi buat bikin Author semangat nulis.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Ning Mar
otw halal
2023-03-11
1
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
Alhamdulillah akhirnya sita mau..congrat yaa Dino
2023-02-01
1
💜⃞⃟𝓛 ⏤͟͟͞R𝐙⃝🦜༄༅⃟𝐐ƙׁׅуα
betul Dino..jika harus merelakan demi kebahagiaan dia y gpp..semua akan baik² aja kok
2023-02-01
1