Sita menggelengkan kepala, sementara yang lainnya hanya diam saja.
"Silahkan duduk!" Sita mempersilahkan Darwin dengan ramah.
"Tidak perlu! Aku di luar saja," tolak Darwin. Kemudian memutar badan melangkah menuju bangku di depan kontrakan dan duduk di sana.
Kini Sita nampak bingung, entah harus bagaimana? Ada dua laki-laki disini. Sita hanya tertunduk diam dalam kebingungannya.
Ratih memahami kondisi sahabatnya, ia berkata, "Biar aku yang bikinin minum untuknya." Ratih pun berdiri dan membuatkan segelas kopi untuk Darwin, lalu bejalan menghampirinya.
"Siapa dia?" tanya Darwin, sambil mengeluarkan roko yang diambilnya dari saku, kemudian menyalakannya.
"Pacar baru Sita," jawab Ratih.
Ratih yang tidak suka pada Darwin sengaja mengatakan itu, agar Darwin menjauhi Sita.
"APA!" Darwin terkejut dan menjadi lebih kesal setelah mendengarnya.
"Pantas dia menolakku, rupanya sudah punya pacar baru," pikirnya.
"Aku harap, kamu tidak mengganggu mereka, sudah cukup kamu menyakiti Sita!" pinta Ratih tanpa melihat Darwin.
"Aku bisa bicara sebentar dengan, Sita!" pinta Darwin kemudian.
Tanpa menjawab, Ratih langsung pergi memanggil Sita.
"Sita lebih baik kamu temui dulu, Darwin!" ucap Ratih.
Sita yang sedang mengobrol sama Dino, melihat kearah Dino, seolah meminta izin. Dino mengerti dan menganggukan kepala.
"Biar aku yang menemani Dino," ucap Ratih
Sita segera berdiri, dan berjalan kedepan menemui Darwin. Darwin yang sedang duduk langsung melihat kearah Sita. Dan mencoba mematikan rokoknya.
"Apa ini alasanmu menolakku? tanya Darwin penuh selidik.
"Maksudnya?" tanya Sita merasa heran.
"Mungkin dia lebih baik dariku, tapi perlu kamu tau cintaku lebih besar darinya. Aku menyesal tidak lebih dulu bertaubat sebelum dia datang dikehidupanmu," ucap Darwin sambil menatap Sita. Sementara Sita menatap kearah lain.
Sita yang tidak mengetahui Ratih bercerita apa pada Darwin. Mulai mengerti bahwa Darwin mengira Dino pacar Sita. Sita pun membiarkan Darwin dengan pikirannya.
"Bertaubatlah karna Alloh, bukan karna aku yang ingin kau dapatkan! Aku hanya mengikuti alur kehidupan, yang aku sendiri belum tau kemana arahnya. Andai Alloh memberitahu siapa jodohku, aku akan langsung berlari padanya," ucap Sita pelan.
"Maafkan aku, jika telah mengecewakanmu," lanjut Sita bicara, kemudian membalikan badannya dan kembali masuk ke kontrakan.
"Tunggu!" Darwin menghentikan Sita.
Sontak Sita menghentikan langkahnya.
"Itu artinya kamu belum yakin dia jodohmu. Aku tidak akan menyerah, selama kalian belum Akad," ucap Darwin pelan.
Sita melanjutkan langkahnya dengan perasaan yang terus serba salah, bagaimana cara dia menolak tapi tidak menyakiti lebih dalam, tapi selama ini ucapan Sita malah terus membuat Darwin berusaha dan berharap.
Sementara Dino di dalam sudah mendengar semua dari Ratih siapa Darwin, dan bagaimana kisah hubungan mereka. Dino langsung pamit karna dirasa ini bukan waktu yang tepat untuk mengutarakan isi hatinya.
Belum jauh dari kontrakan Sita, tiba-tiba motor Dino dihadang beberapa orang yang tidak dikenalnya. Dino mendadak menghentikan motornya.
BUUKK ...
Seseorang memukul Dino dari arah belakang. Dino tergeletak jatuh ke tanah.
"Aaahhh ...." Dino kesakitan.
Dino berusaha bangun, melihat siapa yang memukulinya.
"KAMU?!" Dino kaget dan memegangi pundaknya yang terasa sakit. 'ternyata laki-laki yang ada di kontrakan Sita tadi' batinnya.
"Ya, aku! Tadi kita bertemu," ucap Darwin dengan nada kesalnya.
"Kenapa kamu memukuliku?" tanya Dino.
"Jangan pura-pura tidak tahu! gara-gara kamu Sita tidak mau kembali padaku." Darwin mencoba mengarahkan tangannya memukul perut Dino. Sontak Dino terjatuh kembali.
BRUUKK ...
"Awww ...." rintih Dino kembali kesakitan.
Saat Darwin mencoba memukul kearah muka, dengan sigap Dino menangkis pukulannya, lalu berdiri dan memerintil kedua tangan Darwin, hingga Darwin tidak bisa melakukan apa-apa.
"Apa masalahnya?" tanya Dino pun mulai kesal.
"Awww ...." Darwin kesakitan, "Lepaskan!" keluhnya.
Dino tidak menghiraukan.
"Jika Sita sudah tidak mencintaimu itu salahmu sendiri. Sita perempuan yang lembut, tidak mungkin dia mau kembali padamu setelah berkali-kali kamu lukai!" jelas Dino, lalu menghempaskan Darwin ke tanah.
BRUUKK ...
"Aawww ... " Darwin kembali kesakitan.
Dino menyalakan motornya kembali, tidak mau melayani, kemudian dia pun pergi meninggalkan mereka.
"Wooyyy! Baru jadi pacar barunya Sita saja dah songong lo! Lihat saja nanti dia pasti kembali padaku!" ucap Darwin meneriaki Dino yang mulai melajukan motornya.
"Pacar baru! Heum ...." Dino malah menggerakan kepalanya dan tersenyum bahagia, sambil melaju. Merasa dicemburui Darwin itu rasanya seperti dia sudah menjadi kekasih Sita.
"Kenapa kalian diam saja! Seharusnya tadi kalian membantuku memukulinya," ucap Darwin kesal pada kedua temannya.
"Sorry Win! Kita hanya menunggu aba-aba darimu," ucap kedua temannya.
"Ahh ... minggir!" Darwin pergi meninggalkan teman-temannya dengan marah.
***
"APA!" Sita yang sedang berbaring di tempat tidur setengah kaget, mendengar Ratih menceritakan semua pembicaraannya dengan Darwin tadi.
"Pantas saja dia begitu, jadi kamu yang bilang kalo Dino pacarku!" kata Sita.
"Ya, supaya dia tidak mengganggumu lagi, aku tidak suka padanya, berkali kali kamu beri kesempatan, berkali-kali dia menyakitimu," ucap Ratih diakhiri dengan memanyunkan bibirnya.
"Oh, ya, suara Dino tadi tuh, deeuhhh, bikin hati adem tau gak? Aku yakin kamu pasti terkesima," kata Ratih.
"Terkesima? Enggak!" jawab Sita dengan santai.
"Setidaknya ada laki-laki baik yang mendekatimu di kota Bandung ini. kemaren-kemaren kan preman yang pura-pura mau tobat tuh, yang deketin. Pada kenyatanya gak ada usaha sama sekali buat tobat."
"Sudahlah, tidak baik membicarakannya, lebih baik kita tidur!" ucap Sita menyela.
Tiba-tiba hand phone Sita berdering. Terlihat nama Darwin memanggil. Sita tidak mau mengangkatnya. Sekali lagi hand phone Sita berdering, Sita tidak menghiraukannya. Bahkan, Ia langsung menyimpan hand phonenya di bawah bantal, tanpa melihatnya.
"Siapa?" tanya Ratih.
"Darwin. Sudah cukup aku bicara dengannya, aku harap dia mengerti caraku menolak."
"Kamu harus tegas Sit, menolak secara halus tidak akan membuatnya mengerti," ucap Ratih.
"Aku tidak tau bagaimana cara menghadapinya. Aku selalu bingung kalo menghadapi laki-laki, meski pada akhirnya aku sendiri yang terjebak."
"Itulah kamu, baik Darwin atau pun Dino akan terus mengejarmu. Kamu tidak berani menghancurkan mereka, sementara hatimu sendiri sering hancur. Ayolah Sit, jika kamu tidak ingin mereka terus berharap kamu harus tegas!" ucap Ratih.
"Sudahlah, ayo tidur!" Ajak Sita, tidak ingin melanjutkan pembicaraan.
***
Sesampainyan Di rumah. Dino meminta Ibunya membalurkan salep, pada luka lebam di pundaknya. Bahkan perutnya yang masih terasa sakit. Banyak pula luka lebam di pipinya akibat terbentur tanah. Dino menjelaskan semua pada Ibunya.
"Apa Sita istimewa? sampe-sampe kalian memperebutkannya. Sudahlah, Ibu engak mau melihatmu begini, relakan saja dia sama mantan kekasihnya," ucap ibu.
"Harusnya Ibu mendukungku, jika ada laki-laki menyesal telah memutuskan kekasihnya, lalu dia terus berjuang mendapatkannya kembali, itu artinya kekasihnya istimewa," ucap Dino.
"Tapi, gak sampe begini juga, Din. Ibu merasa khawatir. Kamu anak Ibu satu-satunya, Ibu tidak mau terjadi apa-apa padamu."
"Sudahlah, lebih baik Ibu doakan saja Dino. Dino yakin pilihan Dino tepat," ujarnya.
"Semoga saja." lalu Ibu pergi ke kamarnya meninggalkan Dino.
Dino pun pergi ke kamarnya.
'Baru jadi pacar barunya saja sudah belagu' terngiang-ngiang di telinganya kata-kata yang diucapkan Darwin. Amarah Darwin itu malah jadi sumber kebahagiaan bagi Dino.
'Mungkinkah Sita mengatakannya?' pikir Dino.
Dino terus tersenyum bahagia. Hingga dirinya terlelap tidur.
****
Pagi ini Sita dan Ratih kompak terlambat bangun. Mereka tergesa-gesa pergi ke pabrik.
Hand phone Sita tertinggal di kamarnya. Sepulang kerja, Sita mencari hand phone-nya, terlihat ada sepuluh panggilan tidak terjawab, satu panggilan dari Darwin, dan sembilan panggilan dari kakaknya Riri dan Fitri, yang bergantian menelponnya.
Sontak Sita kaget melihatnya, kemudian Sita menelpon balik kak Riri, dan ternyata abah masuk rumah sakit semalam, seketika Sita pun menangis. Dia baru menyadari semalam yang dia pikir panggilan dari Darwin adalah panggilan dari kakaknya.
Sita merasa bodoh, dia menjerit dan berkata, "Bodoh, dasar bodoh." Dia mengumpat dirinya sendiri.
"Tidak baik memarihi diri sendiri." Suara Dino yang tiba-tiba ada di depan pintu.
Sita kaget dan mencoba menghapus air matanya.
"Maaf, aku harus pergi!" Sita berusaha menolak kedatangan Dino dengan halus.
"Biarkan aku mengantarmu! Ini menuju malam, tidak baik jika kamu sendirian saja. Perjalanmu pulang cukup jauh kamu akan ke malaman sampai disana. Maaf tadi aku tidak sengaja mendengar semuanya," kata Dino.
Untuk saat ini Sita tidak ingin banyak bicara. Dia mangangguk begitu saja, karna mengingat di jam segini agak susah mencari kendaraan menuju ke kampung, kalaupun ada pasti harus menunggu lama.
"Tapi, ibumu bagaimana?" tanya Sita.
"Tidak usah khawatir, ibuku pengertian. Aku akan menelponnya untuk meminta izin," jelas Dino.
Tidak lama setelah Dino menelpon ibunya, merekapun langsung berangkat menuju Rumah sakit tempat abah dirawat.
Sesampainya di sana. Sita berlari menuju ruangan abah, sesampainya di ruangan abah, Sita langsung memeluk abah sambil menangis.
"Maaf Abah, maafkan Sita, Sita ceroboh, Sita baru saja tau kabar Abah. Andai semalam Sita tidak menyimpan hand phone di bawah bantal," sesalnya.
"Tidak apa Nak, Abah sudah baikan, tidak usah khawatir," ucap Abah.
Sita malah terus menagis dengan kencang, merasa bersalah tidak bisa menemani abah saat sakit.
"Siapa dia?" tiba-tiba mata abah tertuju pada laki-laki yang berdiri tegap di depan pintu."
bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Fara F
jodoh gak akan kemana🤭
2023-01-17
1
🍁𝐀𝐑𝐀❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
semoga hatimu nanti nyankut ma dino ya sita
2022-12-28
1
𝐀⃝🥀👙𝐄𝐥𝐥𝖘𝖍𝖆𝖓 E𝆯⃟🚀
noh dgr Darwin bertaubat tuh hrs keinginan sndiri bkn krna org lain
2022-12-28
2