Bab 5 - Kedatangan Clara

Saat tangan Alan menyentuh pipi Kamelia, membuat wanita itu terbangun, "emh, maaf aku ketiduran." Kamelia berujar sembari membetulkan posisi duduknya.

"Sebaiknya kamu kembali ke kamarmu gih, lagi pula ini sudah malam, aku juga ngantuk, huah." Alan bangkit sambil menggeliat merentangkan tangannya yang terasa kebas karena terlalu lama bermain game.

Setelah Kamelia pergi Alan langsung mengunci pintu dan menyandar di daun pintu, jantungnya berdegup cepat, hampir saja aksinya kepergok sang pemilik tubuh, 'gila gua mau ngapain tadi? Pake acara ngelus pipi Kamelia lagi? Wah elu gak beres Lan, bener-bener gak beres.' Alan mengacak rambutnya gusar.

Esok harinya Alan bangun pukul 9:30 hari ini libur, jadi Kamelia tidak membangunkannya, "Lia, kamu masak apa?" tanya Alan yang merasai perutnya keroncongan.

"Hari ini aku gak masak." Ucap Kamelia yang wajahnya tertutup masker dengan dua bulatan potongan timun tipis di masing-masing matanya.

"Terus aku makan apa dong?" keluh Alan yang terlihat sakit hati karena membuka tudung saji yang hanya kosong melompong seperti perasaannya.

"Masak Mie instan aja dulu." Kamelia memberi solusi. Membuat Alan berdecak kesal. Namun mau tak mau dia mengikuti saran Kamelia dari pada cacing dalam perutnya terus meronta minta di isi.

"Hari ini Clara mau datang ke sini. Eh bukan, sekarang deh kayanya." Kamelia berujar.

Ting tong, Bel pun berbunyi setelah Kamelia berkata. Membuat bola mata Alan seketika melebar.

"Clara kesini? Sekarang?"

"Hooh, noh dia udah di depan." Kamalia mengiakan.

"Sialan, kenapa kamu gak bilang!" pekik Alan yang langsung mematikan api kompor dan berlari menuju kamarnya, mana mungkin di membiarkan Clara menyaksikan tampangnya yang sama sekali tidak keren saat bangun tidur.

"Dih, kenapa sih tuh anak? Tadi katanya lapar, malah ngibrit gak karuan." Kamelia hanya geleng-geleng kepala karena heran dengan tingkah Alan. Kamelia turun dari sopa untuk membuka pintu.

Klek...

Penampakan pertama saat membuka pintu adalah senyum menawan Clara yang terlihat, "Kakak lama banget sih buka pintunya, kaki aku sampe mau berakar nih karena nunggu, pegel tau." Keluh Clara sembari masuk walau tanpa di persilahkan.

"Ya ampun sorry Dek, tadi Kakak lagi di toilet." Kamelia berbohong, dia menutup pintu dan berjalan mengikuti Clara menuju ruang keluarga.

"Hay bang Alan!" Sapanya saat mendapati Alan baru keluar kamarnya sudah berganti pakaian dengan tatan rambut rapi, tak seperti tadi.

"Hay Clara, kapan datang?" Alan berbasa-basi, nyatanya dia tahu jika Clara baru saja tiba.

"Baru aja Dateng Bang, Mamah nyuruh aku nganterin kue kesukaan Kakak." Clara menaruh kantung plastik berisi kotak makan berwarna putih transparan yang cukup besar.

"Wow, thank you Dek. Ini apa?" tanya Kamelia pada kotak makanan yang satunya lagi.

"Itu lauk kesukaannya Kakak juga, Mamah nyuruh aku bawa, beliau kan tahu Kakak orangnya males, takut bang Alan cuma di kasi makan mie instan tiap hari." Kekeh Clara.

Kamelia cengengesan sembari melirik Alan, entah kenapa firasat orang tua selalu benar, Kamelia malas masak dan Alan akan makan mie instan, "Mamah baik banget sih, thank you so much, Clara."

"Ya udah Kak, aku gak bakalan lama, aku mau pergi hangout sama temen. Jadi so, selamat makan."

"Clara, kamu gak makan bareng kita dulu?" Alan seakan ingin menghentikan Clara agar tidak pergi.

"Gak usah Bang, aku dah makan di rumah tadi, masih kenyang." Tolak Clara sembari berlalu. Alan hanya menatap kosong pada lantai bekas pijakan Clara.

"Sabar bro! Cinta itu butuh proses." Kamelia memberi tepukan lembut di pundak Alan.

"Ayo makan, tadi katanya laper." Kamelia menata makanan yang di bawa Clara di atas meja. Alan menghela napas pasrah, baru saja dia ingin mengajak Clara bercengkrama gadis itu sudah pergi lebih dulu.

"Temen Clara cewek apa cowok?" tanya Alan di sela-sela suapannya.

"Mana aku tahu, mungkin cewek, atau mungkin juga cowok." Kamelia mengedikkan bahu tak peduli, dia malah asik menikmati kue buatan ibunya.

"Kamu suka kue coklat?" tanya Alan yang langsung di angguki oleh Kamelia.

~*~

Malam harinya, Alan dan Kamelia punya acara masing-masing Alan berangkat menggunakan taksi sedang Kamelia membawa mobil pribadi, tujuan mereka tidak searah jadi mereka berangkat sendiri-sendiri.

Alan memasuki sebuh cafe tempat anak muda biasa nongkrong dia naik ke lantai dua dimana temannya menunggu.

"Hay Bro, lama banget baru Dateng?"

"Sorry gua kejebak macet tadi, lagian nunggu taksinya lama." Alan mendudukkan diri di salah satu kursi kosong.

"Ngapa gak minta di anterin bini?" goda Johan salah satu teman Alan.

"Dia punya acara sendiri, gua gak mau ngerepotin dia." Alan menyedot minuman yang sudah temannya pesankan untuknya.

"Lan gue mau minta maaf soal yang waktu itu, sorry kita-kita pada ledekin elu dan terutama istri elu. Kita pikir karena umurnya udah masuk kepala tiga, wajah Kamelia jelek, keriput dan keliatan tua, nyatanya enggak bro, sumpah dia cantik banget, kita jadi iri ya gak sih." Ucap Sam minta dukungan dari yang lain.

"Iya, Kamelia kaya cewek umur dua puluhan, masih seger." Ucup mengiakan.

Alan, Johan, Samsul dan Ucup mereka kuliah di satu universitas yang sama, mereka juga tinggal satu asrama membuat mereka jadi teman dekat hingga sekarang, di antara mereka semua hanya Alan yang sudah berkeluarga itu pun karena terpaksa. Mereka tidak datang ke pernikahan Alan jadi awalnya mereka tidak tahu seperti apa wajah Kamelia.

"Dahlah, gak usah menjilat, panas kuping gue denger omongan kalian. Lagian gua dah maafin elu pada."

"Eh Lan, bukanya itu bini lu ya?" tanya Sam tak yakin.

"Mana? Elu salah liat kali." Johan menepisnya.

"Hooh itu Kamelia, arah jam tiga Lan!" Ucup pun mengiakan, semua tatapan mengarah sejurus. Tampak seorang wanita dengan balutan Dress hitam selutut dengan lapisan blazer tangan panjang yang agak tipis tengah memilih tempat duduk bersama seorang pria di lantai bawah.

"Nah loh, bini Lu sama siapa Lan? Jangan-jangan dia selingkuh!"

"Hus, mulut Lo Cup. Sembarangan aja kalau ngomong, bisa aja kan itu cuma temen atau klien, Kamelia kan wanita karir." Sam membela.

"Hooh tau tuh si Ucup, dasar kompor lu." Johan menambahkan jitakan sebagai poin plus-plus untuk ke komporan si Ucup.

"Dahlah abaikan saja dia," Alan tak ingin ambil pusing, toh mereka sudah sepakat tak akan mencampuri urusan masing-masing.

"Elu gak cemburu Lan liat bini lu makan bareng cowok lain?" Pertanyaan itu sontak membuat tiga pasang mata tersebut menatap ke arahnya secara bersamaan.

Episodes
1 Bab 1- Pernikahan tanpa cinta
2 Bab 2 - Perkumpulan keluarga
3 Bab 3 - Baju tidur dan Bola
4 Bab 4- Bermain game
5 Bab 5 - Kedatangan Clara
6 Bab 6 - Gara-gara teman
7 Bab 7- Mengunjungi orang tua
8 Bab 8 - Ingatan masa lalu Kamelia
9 Bab 9 - Gula kapas
10 Bab 10 - Bersama Clara
11 Bab 11 - Alan sakit
12 Bab 12 - Alan Dewasa
13 Bab 13 - Pria dari masalalu
14 Bab 14 - Perasaan yang aneh
15 Bab 15 - Rencana Honey Moon
16 Bab 16 - OTW Bandung
17 Bab 17 - Koper yang tertukar
18 Bab 18 - Pernyataan Cinta Alan
19 Bab 19 - Bungkam!
20 Bab 20 - Mabuk perjalanan
21 Bab 21 - Sebuah rahasia
22 Bab 22 - Wanita hancur
23 Bab 23- Rumah sakit
24 Bab 24 - Ketahuan
25 Bab 25 - Bukan Tisu Toilet
26 Bab 26 - Hadiah untuk Alan
27 Bab 27 - Keputusan untuk berpisah
28 Bab 28 - Kasus Stevan
29 Bab 29 - Kebenaran yang akhirnya terkuak
30 Bab 30 - Masalah selesai
31 Bab 31- Pergulatan di pagi hari
32 Bab 32 - Pasar Malam
33 Bab 33 - Tante dan Keponakan
34 Bab 34 - Program Hamil
35 Bab 35 - Risau
36 Bab 36 - Amarah tiba-tiba
37 Bab 37 - Hamil!
38 Bab 38 - Ngidam
39 Bab 39 - Nama calon bayi
40 Bab 40 - Kerisis
41 Bab 41 - Air mata
42 Bab 42- Menghibur hati yang terluka
43 Bab 43 - Perpisahan sementara
44 Bab 44- Kehadiran dan Kehilangan
45 Bab 45 - Pergi untuk selamanya
46 Bab 46- Separuh nyawa
47 Bab 47 - Semua belum berakhir
48 Pengumuman!
49 Pengumuman Batal Tamat
50 Bab 48 - Titik Terang
51 Bab 49- Ditemukan!
52 Bab 50 - Tersadar!
53 Bab 51 - final episode. End!
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1- Pernikahan tanpa cinta
2
Bab 2 - Perkumpulan keluarga
3
Bab 3 - Baju tidur dan Bola
4
Bab 4- Bermain game
5
Bab 5 - Kedatangan Clara
6
Bab 6 - Gara-gara teman
7
Bab 7- Mengunjungi orang tua
8
Bab 8 - Ingatan masa lalu Kamelia
9
Bab 9 - Gula kapas
10
Bab 10 - Bersama Clara
11
Bab 11 - Alan sakit
12
Bab 12 - Alan Dewasa
13
Bab 13 - Pria dari masalalu
14
Bab 14 - Perasaan yang aneh
15
Bab 15 - Rencana Honey Moon
16
Bab 16 - OTW Bandung
17
Bab 17 - Koper yang tertukar
18
Bab 18 - Pernyataan Cinta Alan
19
Bab 19 - Bungkam!
20
Bab 20 - Mabuk perjalanan
21
Bab 21 - Sebuah rahasia
22
Bab 22 - Wanita hancur
23
Bab 23- Rumah sakit
24
Bab 24 - Ketahuan
25
Bab 25 - Bukan Tisu Toilet
26
Bab 26 - Hadiah untuk Alan
27
Bab 27 - Keputusan untuk berpisah
28
Bab 28 - Kasus Stevan
29
Bab 29 - Kebenaran yang akhirnya terkuak
30
Bab 30 - Masalah selesai
31
Bab 31- Pergulatan di pagi hari
32
Bab 32 - Pasar Malam
33
Bab 33 - Tante dan Keponakan
34
Bab 34 - Program Hamil
35
Bab 35 - Risau
36
Bab 36 - Amarah tiba-tiba
37
Bab 37 - Hamil!
38
Bab 38 - Ngidam
39
Bab 39 - Nama calon bayi
40
Bab 40 - Kerisis
41
Bab 41 - Air mata
42
Bab 42- Menghibur hati yang terluka
43
Bab 43 - Perpisahan sementara
44
Bab 44- Kehadiran dan Kehilangan
45
Bab 45 - Pergi untuk selamanya
46
Bab 46- Separuh nyawa
47
Bab 47 - Semua belum berakhir
48
Pengumuman!
49
Pengumuman Batal Tamat
50
Bab 48 - Titik Terang
51
Bab 49- Ditemukan!
52
Bab 50 - Tersadar!
53
Bab 51 - final episode. End!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!