Bab 13 - Pria dari masalalu

Kamelia memutar bola mata jengah, "Kenapa kau ingin menemui ku?" Dia bahkan tak sedikit-pun melirik buku menu di hadapannya, melihat wajah Stevan membuat selera makannya tiba-tiba menguap.

"Kalau begitu aku saja yang pesankan ya. Aku masih ingat setiap makanan favoritmu Lia." Stevan tersenyum menggoda.

"Gak usah, aku bisa pesan sendiri," Kamelia menyambar buku menu dari tangan Stevan, "dasar biawak." Gerutu Kamelia kesal, sembari membuang muka ke arah lain.

'Ko gue bisa ya, suka sama nih cowok dulu? Dimata gue dia ganteng banget, sial mata gue buta apa, cowok kaya gini mana ada ganteng-gantengya.' gerutu Kamelia dalam hati.

Dia memesan makanan yang sama sekali belum pernah Ia makan di depan Stevan, itu sengaja dia lakukan agar Stevan tahu bahwa rasa suka seseorang bisa berubah seiring berjalannya waktu. Lagi-lagi Stevan hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Lia," Stevan meraih tangan Kamelia dan menggenggamnya, yang refleks langsung di tepis oleh wanita itu.

"Jangan kurang ajar, atau kau akan tahu akibatnya." Stevan lagi-lagi hanya terkekeh menanggapi sikap galak Kamelia, entah mengapa itu membuatnya semakin gemas melihatnya.

Kamelia menghela napas kesal, "cukup basa-basinya, katakan apa yang kau inginkan. Waktu ku tidak banyak."

"Oke, kita bicara sambil makan." Kamelia terpaksa menuruti kata-kata Stevan dia meraih makanan yang telah ia pesan tadi.

"Kenapa kau menikah dengan adikku, Lia?" Stevan mulai bicara dengan serius.

Hmph, Kamelia tersenyum kecil, "memangnya kenapa? Kau juga menikahi sahabatku, kenapa aku tidak boleh menikah dengan adikmu, lagi pula kami saling mencintai." Kamelia menyeringai.

"Cinta apanya? Aku tahu kau masih mencintaiku, benarkan?" Stevan menyelipkan anak rambut yang berhamburan di wajah Kamelia. Plak... Kamelia menepis tangan Stevan dengan kasar.

"Jangan pernah bermimpi Stevan, Cinta sialan yang kau bicarakan itu sudah lama mati." Kamelia berucap dengan tatapan tajam.

Stevan mendengus kasar, dan mulai menyuapkan makanan ke mulutnya, "bagaimana reaksi adikku jika dia tahu kau wanita bekas yang pernah aku tiduri." Stevan menyeringai, menampakan deretan gigi rapinya.

Pandangan mata Kamelia melebar sempurna, benar Alan belum tahu apa-pun tentangnya, bagaimana reaksi Alan jika dia tahu masa-lalu Kamelia dan Stevan. Tapi ya sudahlah, kalau pun dia tau toh hubungan ini hanya pura-pura.

"Kalau kau berani katakan saja padanya, aku tidak takut," tantang Kamelia.

"Benarkah?!" Stevan menilik tak percaya.

"Ya katakan saja, disini yang nama baiknya akan hancur bukan hanya aku saja, tapi kau juga Stevan. Citra yang kau bangun untuk membanggakan keluargamu, akan musnah seketika, dan posisi pewaris perusahaan akan jatuh ke tangan Alan." Perkataan Kamelia menohok tepat ke dada Stevan.

Sialan! Kata itu yang Kamelia tangkap dari gerak mulut Stevan, 'lihat kau takkan bisa menggertak-ku Stevan. Seberapa kuat usahamu untuk membuatku tunduk kembali di kakimu, kau takkan pernah mampu, aku bukan lagi Kamelia yang dulu.'

Di tempat lain, Alan tengah bermain game di ponselnya, untuk mengusir rasa bosan yang hinggap di hatinya. Berada di rumah seharian membuat Alan jenuh.

Tring, sebuah pesan masuk melalu WhatsApp Alan membuka aplikasi serba bisa dengan warna hijau tua yang mendominasi itu di ponselnya, ada sebuah foto yang dikirim disertai tulisan.

[Lan, ini kan bini Lo, dia lagi makan bareng cowok, tapi gua liat mereka akrab banget.] Pesan itu berbunyi, yang ternyata dari Sam.

Alan menilik foto itu, ya memang benar itu Kamelia, dan pria itu sedang menyentuh rambut Kamelia, seketika dada Alan menjadi panas, ingin rasanya Alan menelpon Kamelia dan bertanya siapa pria yang duduk bersamanya, dengan sikap se-akrab itu.

[Coba Lo bisa gak foto muka cowoknya? Gue pengen liat.] Balas Alan.

[Bentar]

Cukup Lama Alan menunggu, berkali-kali dia melihat layar gawai nya menanti Sam kembali mengirimkan foto Kamelia, Alan melempar ponselnya sembarang arah dia merasakan hatinya tak karuan, antara kesal kecewa dan cemburu?

Deg... Alan tertegun, bagaimana dia bisa mendapatkan rasa ini untuk Kamelia, mungkinkah dia sudah jatuh cinta pada wanita yang kini menjadi istrinya? Atau hanya sebuah perasaan suami yang di khianati?

Tring...

Pesan kembali masuk di ponsel Alan, dia lekas menyambarnya kemudian membukanya, Alan mengernyitkan dahinya, ternyata itu adalah Kakak nya sendiri, Stevan.

[Itu mah Kakak gue, Sam, Kak Evan. Dia baru balik dari Amrik.] Balas Alan, hatinya merasa sedikit tenang mengetahui fakta bahwa itu tenyata Kakaknya.

[Oh itu Kakak Elu Lan, tapi mereka akrab banget ya? Ya udah kalau gitu, sorry ya gue gak bermaksud buruk ko Lan, gue cuma gak mau kalau sampai elu di sakitin cewek.] Sam membalas kembali.

[Ya gak papa Bro, santai aja. So thanks ya elu udah kasih tahu gue, tapi lain kali kalau emang elu gak yakin bini gue selingkuh atau melakukan hal yang di luar batas, sebaiknya Lo gak usah kasi tahu gue Sam, gue gak mau jadi suami picik yang demen curigaan, kan kalian yang bilang kalau bini gue wanita karir, ya otomatis lingkungan kerja dia bukan hanya diem di kantor aja, jadi gue harus bisa memahami pekerjaan dia.]

Alan membalas Sam dengan Chat yang sangat panjang, membuat temannya itu terus mengatakan kata 'Sorry' berulang kali.

Alan melempar ponselnya sembarang arah, kini hatinya jadi tak karuan, dia mulai merasa curiga pada Kamelia, dia memutuskan untuk bertanya padanya saat Kamelia pulang nanti. Pukul 19:00 Mobil Kamelia masuk garasi, Alan mengintipnya dari balik tirai, dengan segera Ia lekas naik ke atas ranjang dan menyelimuti dirinya setengah, dia menyandarkan punggungnya di kepala Ranjang.

Ceklek... Suara pintu terbuka, menampakan wajah Kamelia yang seperti biasa selalu tampak cantik, mata Alan menatap tepat ke baju yang Kamelia kenakan, ingin rasanya dia membungkus Kamelia dengan selimut yang ia gunakan.

"Kamu udah makan?" Kamelia mendekat dan menyentuh dahi Alan, mengecek suhu tubuh pria itu.

"Belum." Jawab Alan acuh.

"Ya udah ayo makan dulu, aku beli makanan dari luar, kita makan mumpung masih hangat." Kamelia berlalu lebih dulu untuk menyiapkan makanan di meja, Alan pun turun dan menyusul langkah Kamelia.

Wanita itu kini mengikat rambutnya asal, menampakan kulit putih bersihnya, Alan mendudukkan diri di salah satu kursi kosong yang ada, dan begitu pun Kamelia.

"Lia, hari ini kamu pergi kemana?" Pertanyaan Alan membuat Kamelia seketika menatap ke arahnya.

"Ke kantor lah Lan, kemana lagi?" Kamelia menjawab seadanya, sambil menikmati makan malamnya.

"Kamu kenal Kak Evan?" Kamelia memicingkan mata, pertanyaan Alan kali ini membuktikan satu hal, bahwa dia tahu hari ini Kamelia menemui Stevan.

Terpopuler

Comments

Yuen

Yuen

Udah gak perawan

2023-03-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1- Pernikahan tanpa cinta
2 Bab 2 - Perkumpulan keluarga
3 Bab 3 - Baju tidur dan Bola
4 Bab 4- Bermain game
5 Bab 5 - Kedatangan Clara
6 Bab 6 - Gara-gara teman
7 Bab 7- Mengunjungi orang tua
8 Bab 8 - Ingatan masa lalu Kamelia
9 Bab 9 - Gula kapas
10 Bab 10 - Bersama Clara
11 Bab 11 - Alan sakit
12 Bab 12 - Alan Dewasa
13 Bab 13 - Pria dari masalalu
14 Bab 14 - Perasaan yang aneh
15 Bab 15 - Rencana Honey Moon
16 Bab 16 - OTW Bandung
17 Bab 17 - Koper yang tertukar
18 Bab 18 - Pernyataan Cinta Alan
19 Bab 19 - Bungkam!
20 Bab 20 - Mabuk perjalanan
21 Bab 21 - Sebuah rahasia
22 Bab 22 - Wanita hancur
23 Bab 23- Rumah sakit
24 Bab 24 - Ketahuan
25 Bab 25 - Bukan Tisu Toilet
26 Bab 26 - Hadiah untuk Alan
27 Bab 27 - Keputusan untuk berpisah
28 Bab 28 - Kasus Stevan
29 Bab 29 - Kebenaran yang akhirnya terkuak
30 Bab 30 - Masalah selesai
31 Bab 31- Pergulatan di pagi hari
32 Bab 32 - Pasar Malam
33 Bab 33 - Tante dan Keponakan
34 Bab 34 - Program Hamil
35 Bab 35 - Risau
36 Bab 36 - Amarah tiba-tiba
37 Bab 37 - Hamil!
38 Bab 38 - Ngidam
39 Bab 39 - Nama calon bayi
40 Bab 40 - Kerisis
41 Bab 41 - Air mata
42 Bab 42- Menghibur hati yang terluka
43 Bab 43 - Perpisahan sementara
44 Bab 44- Kehadiran dan Kehilangan
45 Bab 45 - Pergi untuk selamanya
46 Bab 46- Separuh nyawa
47 Bab 47 - Semua belum berakhir
48 Pengumuman!
49 Pengumuman Batal Tamat
50 Bab 48 - Titik Terang
51 Bab 49- Ditemukan!
52 Bab 50 - Tersadar!
53 Bab 51 - final episode. End!
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1- Pernikahan tanpa cinta
2
Bab 2 - Perkumpulan keluarga
3
Bab 3 - Baju tidur dan Bola
4
Bab 4- Bermain game
5
Bab 5 - Kedatangan Clara
6
Bab 6 - Gara-gara teman
7
Bab 7- Mengunjungi orang tua
8
Bab 8 - Ingatan masa lalu Kamelia
9
Bab 9 - Gula kapas
10
Bab 10 - Bersama Clara
11
Bab 11 - Alan sakit
12
Bab 12 - Alan Dewasa
13
Bab 13 - Pria dari masalalu
14
Bab 14 - Perasaan yang aneh
15
Bab 15 - Rencana Honey Moon
16
Bab 16 - OTW Bandung
17
Bab 17 - Koper yang tertukar
18
Bab 18 - Pernyataan Cinta Alan
19
Bab 19 - Bungkam!
20
Bab 20 - Mabuk perjalanan
21
Bab 21 - Sebuah rahasia
22
Bab 22 - Wanita hancur
23
Bab 23- Rumah sakit
24
Bab 24 - Ketahuan
25
Bab 25 - Bukan Tisu Toilet
26
Bab 26 - Hadiah untuk Alan
27
Bab 27 - Keputusan untuk berpisah
28
Bab 28 - Kasus Stevan
29
Bab 29 - Kebenaran yang akhirnya terkuak
30
Bab 30 - Masalah selesai
31
Bab 31- Pergulatan di pagi hari
32
Bab 32 - Pasar Malam
33
Bab 33 - Tante dan Keponakan
34
Bab 34 - Program Hamil
35
Bab 35 - Risau
36
Bab 36 - Amarah tiba-tiba
37
Bab 37 - Hamil!
38
Bab 38 - Ngidam
39
Bab 39 - Nama calon bayi
40
Bab 40 - Kerisis
41
Bab 41 - Air mata
42
Bab 42- Menghibur hati yang terluka
43
Bab 43 - Perpisahan sementara
44
Bab 44- Kehadiran dan Kehilangan
45
Bab 45 - Pergi untuk selamanya
46
Bab 46- Separuh nyawa
47
Bab 47 - Semua belum berakhir
48
Pengumuman!
49
Pengumuman Batal Tamat
50
Bab 48 - Titik Terang
51
Bab 49- Ditemukan!
52
Bab 50 - Tersadar!
53
Bab 51 - final episode. End!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!