My Beloved Hubby

My Beloved Hubby

MBH Bab 01

Budayakan membaca sebelum like, hiasi kolom komentar sebanyak-banyaknya ya, mohon dukungannya untuk author, Sarange bestie😘🫶🏻

❄️❄️❄️

Arumi dharma, harus menelan pil pahit di hari pernikahan nya ketika tahu Yudha dirgantara, pria yang seharusnya menjadi mempelai prianya kabur tanpa kejelasan, membiarkan nya sendiri di pelaminan.

Saat ini mereka sedang mencari keberadaan Yudha namun laki-laki itu sama sekali tak bisa di temukan, berulang kali Handoko, ayahnya menelpon nomor sang putra namun yang dia dapat kan hanya sebuah pesan dari nomor Yudha yang mengatakan lelaki itu tak siap menikah dengan Arumi.

Mengetahui itu, keluarga Arumi seketika bermuram durja, pak Dharmawangsa, ayah sang mempelai wanita mengamuk menuntut pertanggungjawaban pada keluarga mempelai pria.

Di tengah prahara yang terjadi, pak Handoko mengusulkan sebuah ide yang tak pernah mereka duga.

"Bagaimana jika putra pertama saya, Dewa yang akan menjadi mempelai pria menggantikan Yudha yang kabur."

"Ini penghinaan namanya, pak Handoko, anda pikir Putri saya apa? anda kira pernikahan ini sebuah lelucon?!" pak Dharmawangsa, ayah Arumi jelas menolak, ia bersungut penuh amarah tak terima dengan usulan itu.

Namun kabar tentang kaburnya mempelai pria sudah terdengar hingga ke telinga para tamu, pak penghulu juga tak bisa lagi menunggu sementara waktu akad sudah akan lewat.

"Pak Dharmawangsa, anda terima saja usulan ini kita tidak punya pilihan lain," ucap bu Helena, "Dewa putra pertama saya juga pria baik-baik dia pasti bisa menjadi imam untuk Arumi."

Pak Handoko memandang pria yang sedari tadi hanya diam tak bersuara, pria yang terkenal dingin dan cuek dengan sekitar, pria yang di katakan tak bisa untuk mencintai wanita lain setelah ada satu nama yang kini terpatri di hatinya.

"Dewa kau bersedia kan menggantikan posisi adik mu? menikah lah dengan Arumi, demi menyelamatkan martabat keluarga kita."

Pak Dharmawangsa memandang sang putri, gadis itu menggeleng lemah. "Bagaimana bisa aku menikah dengan calon kakak ipar ku sendiri pah? lebih baik kita batal kan saja pernikahan ini," ucapnya seraya tergugu dalam tangis, semua mimpi tentang masa depannya telah hancur bersama Yudha yang kabur, ia memang sudah mengira jika Yudha tak siap dengan pernikahan ini, namun ia tak mengira pria benar-benar kabur dari tanggung jawabnya.

Pak Dharmawangsa yang awalnya ragu namun melihat situasi yang mulai runyam membuat ayah Arumi itu memberikan ultimatum nya. "Arumi, mau tidak mau kamu harus menikah dengan Dewa!"

"Tapi yah ... " Arumi menggeleng, menolak.

"Mengertilah, kita tak mungkin menanggung malu besar, kamu harus paham, jadi menikah lah dengan Dewa."

Lalu semuanya terjadi tanpa rencana, akhirnya Arumi dan Dewa menikah, kedua anak manusia itu mengikat hubungan suci tanpa adanya cinta di antara mereka.

"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi nayaka binti Dharmawangsa Adiguna dengan maskawin tersebut di bayar tunai!" Dewa mengucapkan ijab kabul dengan sekali tarikan nafas.

"Bagaimana para saksi?"

"Sah!" ucap semua orang yang hadir dengan serempak.

Kini keduanya resmi menyandang status sebagai suami-istri. Arumi mencium punggung tangan Dewa dengan takjim di saat itulah Dewa berbisik di telinganya.

"Pernikahan kita karena keterpaksaan, jangan pernah mengharapkan hal apapun dari ku."

Deg! Arumi mematung dengan hati yang bagai tertusuk sembilu, nyeri itulah yang ia rasakan.

Di tengah euforia yang terjadi, Dewa memandang tajam pada Arumi. "Meski kau adalah istriku sekarang tapi aku tak akan pernah menganggap mu seperti itu, sampai kapan pun kau hanya beban yang terpaksa ku tanggung jadi tetaplah sadar pada posisi mu."

Arumi diam menahan sakit atas ucapan pria yang baru resmi menjadi suaminya, tak pernah ia duga dengan suratan takdir yang mengikat nya, bahwa lelaki dingin inilah yang akhirnya menjadi imamnya.

"Jika kau terpaksa menikah dengan ku, kenapa kau menerima nya?" pertanyaan yang menggumpal itu akhirnya keluar, Arumi memandang lelaki tampan dengan wajah angkuh itu.

Dewa diam sejenak, lalu terkekeh pelan.

"Jika bukan karena martabat keluarga,tak mungkin aku mau menikahi wanita seperti mu."

Arumi menutup mulut rapat, akhirnya ia mengerti jika lelaki yang terpaksa menikahinya ini sungguh sangat membencinya.

*

*

*

Di kamar yang sudah di sulap menjadi kamar pengantin penuh taburan bunga dan wewangian, Arumi duduk di sisi ranjang dengan canggung beberapa kali ia melirik gelisah tak tahu harus melakukan apa.

Tak lama pintu terbuka menampilkan seraut wajah tampan yang masih berbalut jas hitam rapi, Dewa berjalan memutari ranjang melempar asal jasnya lalu menarik dasi yang terasa mencekiknya.

Lelaki itu memandang sinis ke arah wanita cantik yang saat ini menunduk. "Mandilah. Apa yang kau harapkan? malam pertama? itu tidak akan pernah terjadi."

Arum mengangkat wajah. "Aku tak pernah mengharapkan hal itu, aku tahu kau membenciku."

"Baguslah, kau akhirnya sadar."lelaki itu mendengkus.

"Tapi kenapa? apa aku pernah punya salah pada mu?" Arumi menelan ludah kasar, menahan sesak yang seakan menggumpal kerongkongannya. "Aku pun tak ingin ada di posisi ini, jika saja aku bisa memilih lebih aku batalkan saja pernikahan ini." Akhirnya Arum tak bisa lagi membendung air matanya.

"Apa salah ku padamu? kenapa kau terus saja mengucapkan hal yang menyakitkan?"

Arumi tak pernah tahu tentang Dewa bagaimana sifat lelaki itu Arumi tak bisa menebak pun dengan hubungan nya bersama Yudha yang awalnya adalah perjodohan kedua orang tua mereka, Yudha yang memang tertarik dengan Arumi akhirnya mengajaknya berpacaran sebelum menikah, tak pernah Arumi tahu jika Yudha tak ingin menikah dengan nya, jika ia tahu lebih baik ia putuskan saja hubungannya lebih awal agar tidak meninggalkan luka yang begitu besar di hatinya seperti sekarang. Cintanya terlalu dalam untuk Yudha, atau sekedar rasa nyaman Arumi tak bisa membedakan yang pasti Yudha telah begitu besar meninggalkan luka untuknya yang tak mungkin bisa pulih dengan cepat.

"Aku tak ingin menjalani pernikahan ini." Lagi-lagi Arumi tergugu meratapi nasibnya.

Dewa bergeming dengan rahang mengeras, lelaki itu mengepalkan tangannya penuh amarah lalu berbalik badan menghampiri Arumi, menarik wajahnya hingga berhadapan dengan cara mencengkeram dagu gadis itu kuat-kuat.

"Kau ingin tahu kenapa aku membenci mu? wajah bodoh mu ini, tatapan polos penuh kasihan yang selalu kau tampil kan inilah yang membuat ku muak!"

Arumi memandang takut, iris matanya bergerak penuh cemas. "Jika begitu ceraikan saja aku sekarang."

Dewa tersenyum miring. "Bercerai? jangan harap!"

"Akan ku buat hidup mu seperti di neraka, baru aku akan menghempaskan mu seperti barang yang tak berguna!"

"Laki-laki bia*dab!" Arumi terisak membuat air matanya yang mengalir jatuh menelusup ke sela jari Dewa yang mencengkeram erat dagunya.

Deg! Dewa bergeming, hatinya ikut merasakan sakit melihat gadis itu yang menangis karenanya namun buru-buru ia menepis perasaan itu.

Dewa agak menunduk untuk mensejajarkan wajahnya dengan Arumi. "Ya aku memang bia*dab jadi ratapilah penyesalan mu karena menikah dengan ku."

Terpopuler

Comments

Mat Grobak

Mat Grobak

👍👍✌

2022-12-22

0

Yunisa

Yunisa

Kejam amat si Dewa jadi laki2 yg sabar aja Rum dgn sifat dinginnya

2022-10-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!