Bab • 19 •

"Nya, nyonya!"

Arumi yang sedang menutup gorden jendela di kamarnya terkejut dengan suara lengkingan yang sangat ia kenal. Lekas, ia keluar dari kamarnya, sekilas ia menatap benda bulat yang menempel di dinding, masih jam tujuh malam, kenapa mbok Jum berteriak keras seperti itu?

Tergesa-gesa Arumi menuruni tangga, berjalan ke tengah ruang tamu. "Ada apa mbok Jum?"

Mbok tercengang seraya tergagap. "L-lihat Nya, lihat!" serunya heboh.

Sontak Arumi mengikuti arah pandang Mbok Jum, ia terbelalak saat melihat para jajaran kurir dengan seragam yang sama datang berduyun-duyun membawa bertumpuk-tumpuk kotak besar juga Tote bag dengan merk brand yang tidak main-main, Prada, Celine, Dior dan lain sebagainya yang membuat syok di buatnya.

Lalu matanya tertuju pada sebuah patung manekin yang terdapat sebuah gaun cantik melekat di sana. Gaun pesta berwarna pastel dengan renda-renda yang menghiasi juga taburan mutiara membuatnya terlihat sangat indah dan elegan.

"Siapa yang mengirim kan ini semua, mbok?" tanya Arumi masih dalam keterkejutan.

"Gak tau Nya, sepertinya tuan muda." seru mbok Jum dengan mata berbinar, tak pernah melihat barang-barang mewah seperti ini membuat ia mendamba. Alangkah romantis nya yang mengirimkan ini semua.

Niatnya Arumi ingin bertanya pada para jasa ekspedisi yang menaruh ini semua tapi mereka keburu pergi cepat membuat Arumi tak sempat mempertanyakan.

Menghampiri gaun indah itu, Arumi menangkap sepucuk surat yang terselip di sana, ia lantas mengambil nya rasa penasaran yang sudah memumbung membuat ia cepat membuka lipatan kertas berwarna biru langit tersebut.

"Pakailah gaun ini untuk nanti malam, Arum." Arumi membaca untaian kata yang tertera di sana, ia lantas menerawang jauh, lalu mulai menyimpulkan, apakah semua ini dari Dewa?

***

Arumi menatap langit lewat balkon kamar nya, masih cerah awan putih masih berarakan di luar sana, berjalan mondar-mandir entah harus berbuat apa dengan semua hadiah ini, Arumi akhirnya memutuskan untuk menghubungi seseorang.

Di ambilnya ponsel di atas nakas, mencari sebuah nomor di kontak lalu membuat panggilan, tak butuh waktu lama telepon tersambung.

"Halo, Tania."

Suara pekikan kegirangan menjawab sapaannya, Arumi sedikit menjauhkan telpon karena terkejut.

"Hei! kau baru menghubungi ku lagi. Tidak kah kau tahu ada teman yang menunggu panggilan darimu!"

Di seberang sana, Tania temannya bersorak gembira, membuat Arumi tersenyum.

"Maafkan aku." lirih ucapnya.

"Em, oke tidak masalah, bagaimana kabar mu? sepertinya kita harus ketemuan untuk berbincang-bincang, bagaimana?"

Seperti biasa, Tania selalu ekpresif, satu sifat yang selalu ingin Arumi miliki.

"Aku baik-baik saja," ucap Arumi. "Tania, bisakah kau membantuku?"

***

Dan di sinilah Tania berada, setelah di beri alamat oleh Arumi, wanita itu langsung menemuinya untuk menolong sahabatnya ini. Dan untuk Arumi, ia rasa tidak masalah mempercayakan Tania meskipun mereka baru berteman, ia dapat melihat ketulusan Tania, sama seperti Aksa, membuat ia percaya kata pepatah ' Di dunia ini masih banyak orang-orang baik'

"Wah, rumah mu besar sekali ya." seru Tania melihat ke sekeliling mansion. "Sebenarnya seberapa kaya suami mu?" tanya nya dengan raut berbinar, wanita bergaya nyentrik namun elegan itu mengingat kan Arumi pada artis amerika kesukaan nya, entah kenapa mereka terlihat mirip.

"Biasa saja." jawab Arumi sungkan. "Terimakasih ya sudah mau datang."

"Ck,ck tidak masalah untuk ku, aku mendengar suara mu yang sangat meminta pertolongan jadi aku segera memenuhi panggilan mu, lagi pula alamat rumah ini tidak jauh dari tempat tinggal ku loh."

"Benarkah?" tanya Arumi.

"Yup. aku bakal sering-sering main ke sini nanti, tidak apa-apa kan?"

Arumi mengangguk senang. "Tentu saja."

"Oh ya, sekarang apa yang menjadi masalah mu dan apa yang bisa ku bantu?" tanya wanita berhidung bengir itu.

"Ada sesuatu yang terjadi, aku tidak tahu harus meluapkan nya ke siapa, jadi aku menghubungi mu." Arumi menunduk segan.

Tania menyentuh punggung tangannya. "Tidak apa-apa, katakan saja."

"Kau tahu kan hubungan rumah tangga ku bagaimana?" Arumi memggidikkan bahu "seperti itu," katanya pelan, Tania mendengar kan dengan seksama.

"Sikapnya selalu berubah-ubah seperti bunglon. Kadang dia bisa seakan-akan menerima ku, tapi kadang ia bersikap kasar seperti awal kami menikah. Tapi saat aku di buat bertanya-tanya dengan sikapnya."

"Kenapa?" tanya Tania.

"Tadi pagi, para petugas kurir berbondong-bondong membawa hadiah kesini, juga sebuah gaun pesta mewah, aku tak mau geeer, tapi ada surat yang terselip kalau aku harus memakai gaun itu untuk nanti malam, apa kau pikir itu semua dari suamiku."

"Of course, maybe suami mu ingin mengajak mu ke suatu acara nanti malam, ini berita bagus," kata Tania tersenyum.

Perkataan Tania membuat Arumi seakan memiliki kepercayaan baru tentang Dewa yang mungkin telah berubah, tapi ...

"Tapi aku masih tak yakin." gumam Arumi.

Tania berdecak. "Oh ayolah, Jagan selalu berpikiran pesimis, kau tidak akan tahu jika kau tidak menjalankan nya. Mau aku bantu untuk mempersiapkan mu malam ini?" tawar Tania dengan mengangkat satu alisnya.

"Memangnya kamu bisa?" tanya Arumi sedikit berseloroh.

"Wah, kau meragukan ku?" gadis cantik itu berdiri dengan raut berapi-api. "Asal kamu tahu sobat, aku ini dulunya pernah menjadi MUA untuk para artis terkenal, dengan tangan ajaib ku ini ku sulap wajah selayaknya kapas menjadi sebuah mahakarya yang indah," ucap Tania dramatis dan melodrama.

Arumi tertawa melihatnya. "Baiklah, baik. Kita buktikan saja kalau begitu."

Tania menatap Arumi lekat. "Oke." ia mengusap jempolnya ke hidung layak nya sang jawara. "Malam ini aku akan menyulap mu menjadi bidadari hingga yang melihat nanti tak akan berpaling dari mu."

***

Waktu bergulir cepat, bumi yang berputar dari porosnya mengubah siang yang cerah menjadi malam yang penuh bintang.

Tania dan Arumi menikmati waktu girls time mereka yang membuat pertemanan keduanya semakin erat, Arumi bersyukur Tuhan mengirimkan Tania sebagai sahabatnya di tengah praha kehidupan yang menggerus semangat hidupnya, Tuhan akan mengirimkan orang-orang baik selama kamu senantiasa percaya padanya. Itulah yang Arumi percaya.

Kini setelah sekian jam mematut di depan cermin membiarkan sang sahabat memoles wajah nya, Arumi nampak sangat cantik dengan make up flawess yang membuat sang MUA berdecak kagum.

"Arum, kamu cantik banget. you look so very beautiful," ucap Tania memuji sambil geleng-geleng kepala.

"Benarkah? apa ini tidak berlebihan?" tanya Arumi tak yakin.

"Tentu saja tidak, percaya kan semua padaku. Kau sangat cantik Arum, Dewa pasti akan kesemsem melihat mu."

"Sekarang, pakai gaun nya." tandas Tania menekan pundak Arumi untuk membuat nya percaya diri.

Arumi melongok menatap gaun cantik yang seakan berteriak untuk menyatu dengan tubuh pemilik nya, ia menghela nafas berusaha memupukkan percaya diri dan mengganti pakaian.

Beberapa menit kemudian, Arumi kembali lagi kini dengan gaun pemberian Dewa yang nampak sangat pas di tubuh proporsional nya.

Tania terbelalak kagum lalu mengacungkan dua jempolnya. "Sempurna. Kamu sudah menjadi seorang tuan putri malam ini," ucapnya.

"Sekarang, temui pangeran mu."

Terpopuler

Comments

Nadin Nisa Rismaya

Nadin Nisa Rismaya

next mkin suka sama ceritanya

2022-10-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!