dengan wajah yang tak acuh, Zero memberikan bocah yang ia gendong ke pelayan yang telah menyambut kedatangannya"siapkan kamar untuknya! untuk biayanya nanti kita urus, soalnya aku mengantuk sekali. oh iya tolong sembuhkan juga luka-lukanya." yang kemudian berjalan ke kamarnya. pelayan itu hanya bisa menghela nafas, dia sungguh tidak tahu sifat asli dari Zero.
melihat Zero yang telah pergi menjauh pelayan itu juga mulai berjalan ke kamar yang letaknya tidak jauh dari kamar Zero sambil membawa gadis yang dibawa oleh Zero tadi. dia melihat banyak sekali luka memar di tubuh gadis yang ia gendong, dia melihat gadis itu dengan wajah yang prihatin sekaligus sedih.
"padahal dia masih sangat muda, tapi anak ini sudah merasakan pahitnya kehidupan, sungguh anak yang malang." melihatnya membuat hati pelayan itu bagai di tusuk puluhan jarum, dia tidak berhenti berbicara sampai dia berada di depan pintu kamar pengunjung, pintunya terbuat dari kayu dengan lukisan keemasan di setiap pinggirannya. pelayan itu membukanya lalu masuk dan membaringkan tubuh Lia dengan perlahan. setelah meletakkannya dia bergegas untuk pergi mengambil obat penyembuh yang ada di lantai atas.
"uwah! rebahan memang hal yang paling nyaman." Zero berbaring di atas kasur, yang nampak sangat nyaman. terlihat kalau kasur itu sangatlah lembut. tanpa sadar dirinya telah tertidur pulas.
......................
kini disebuah tempat yang gelap tanpa secercah cahayapun yang masuk. Zero membuka matanya"tempat apa ini? apakah aku bermimpi lagi."dia sangat bingung dengan situasinya saat ini. disaat Zero masih tenggelam dalam pemikirannya, suara langkah menggema di seluruh tempat itu, dari kejauhan terlihat sosok pria tua yang menyakinkan Zero kalau semua ini bukanlah mimpi.
"sayang sekali, ini bukanlah mimpi bocah."ucap pria tua itu dengan tak acuh. melihat sosok pria tua itu Zero mengeluarkan niat membunuh yang begitu kuat, dengan instingnya dia mengangkat keduanya tangannya kebelakang untuk mengambil senjata yang dia selalu bawa. sebuah senjata berbentuk pedang kecil atau biasa disebut dagger.
melihat Zero yang mengeluarkan niat membunuh yang begitu kuat pria tua itu langsung menenangkannya"hentikan itu bocah, aku kesini bukan untuk meladenimu bermain. Aku kesini untuk memberitahukanmu sesuatu yang penting."
tetapi Zero sama sekali tidak mendengarkannya dan itu membuat pria tua itu kesal, aura yang sangat mengerikan keluar dari tubuh pria tua itu, mata Zero terbuka lebar dia sangat terkejut dengan apa yang terjadi sampai-sampai dia berlutut kebawah dengan penuh keringat di wajahnya, hanya dengan auranya saja dapat membuat Zero berlutut.
Zero akhirnya sadar, walaupun dia mengeluarkan seluruh kekuatannya dia bahkan tidak akan bisa membuat pria tua itu mengeluarkan sedikit pun keringat.
niat membunuh dimatanya perlahan menghilang dan sepertinya dia tidak punya pilihan lain selain mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh pria tua itu.
"jadi...apa yang begitu penting?."tanya Zero dengan sedikit penasaran. melihat itu pria tua itu agak terkejut."aku kira kau tidak mendengarkan sama sekali, ternyata kau punya daya ingat yang lumayan bocah." ucap pria itu dengan tawa yang mengikutinya.
"langsung saja pada intinya! dalam 5 tahun yang akan datang gate akan mulai muncul di seluruh dunia ini!."pada dasarnya gate adalah jalur bagi para monster dari dunia lain, untuk masuk ke dunia ini. mendengar perkataan pria tua itu Zero terkejut.
"apa yang kau maksud itu, gate yang itu!..gate yang biasa muncul di manhwa atau apalah itu." pria itu mengangguk perlahan.
/jadi gate akan muncul yah (melihat dengan tajam ke arah pria tua itu) tapi apa tujuan kakek ini, kenapa dia repot-repot kesini hanya untuk memberi tahu ku tentang gate?./karena tidak bisa menahan rasa penasarannya Zero akhirnya bertanya ke pria tua itu.
"jadi....apa untungnya untukmu? kau sendiri tahukan aku tidak percaya dengan yang namanya keikhlasan!." mendengar itu dia tersenyum lalu tertawa terbahak-bahak. /apa ada sesuatu yang lucu?./pikir Zero.
setelah berhenti tertawa dia mengusap setetes air matanya."huu...kau benar-benar lucu, aku tidak mempunyai tujuan apapun melakukan ini. aku hanya menganggap ini semua, sebagai pengisi waktu luang
lagipula... bukankah ini informasi yang menarik! aku juga tidak tau sih, apa dunia ini akan bertahan atau berakhir seperti dunia lainnya." mendengar kata 'dunia lainnya' membuat Zero memotong penjelasan dari pria tua itu. "tunggu dunia lainnya, sebenarnya ada berapa banyak dunia di luar sana?."kini dia benar-benar penasaran.
tanpa banyak mengeluh pria tua itu langsung berkata"dunia ini hanyalah sebagian kecil dari betapa banyaknya dunia dan disemua dunia ada 3 dunia utama manusia biasa menyebutnya dunia para dewa. dunia ini dalam sudut pandang dewa bernama G2241398016. Awalnya dunia ini diisi oleh mahluk tingkat tinggi, seperti Dragon, Vampir, succubus, serta mahkluk tingkat tinggi lainnya.
manusia pertama kali muncul sekitar 1000 tahun yang lalu, dimana manusia itu diambil dari dunia lain oleh seorang dewa. kalau tidak salah (dia mengangkat tangannya lalu mengusap dagunya) totalnya itu 10,000 manusia." mendengar itu Zero tidak bisa menahan keterkejutannya.
"10,000 orang! bukankah itu sangat banyak!."
melihat Zero yang terkejut dia sama sekali tidak mempedulikannya, dengan cepat mulai melanjutkan ceritanya."10,000 manusia itu dibagi menjadi beberapa ras, pertama manusia, kedua malaikat, ketiga setengah binatang, keempat ELF, dan yang kelima Dwarf. kelima ras itu saling mengasah kemampuan mereka agar dapat membunuh monster tingkat tinggi yang ada di dunia itu. Mulai dari ELF yang mempunyai sihir yang paling tinggi di antara ras lain.
Dwarf dengan kemampuan menciptakan sesuatu dengan menempa. Walaupun terdengar sederhana dan remeh tapi ras Dwarf lah yang paling menonjol di antara ras lainnya pada saat perang besar terjadi.
setengah binatang, kemampuan mereka adalah menggunakan kelebihan dari binatang apa yang mereka tiru. pada saat perang besar terjadi, banyak sekali dari ras mereka yang menjadi korban. setelah perang besar selesai aku rasa mereka semua mulai berpisah dan membangun wilayah mereka sendiri."
"hm.. jadi itu yang menyebabkan ras setengah binatang mempunyai wilayah yang terbilang banyak namun tidak luas...... tapi yang membuat ku penasaran, kenapa kau berbicara seakan-akan kau menyaksikan perang itu dengan matamu sendiri"ucap Zero.
dengan wajah yang tak terlalu peduli" tentu saja aku tahu, karena aku menyaksikan perang itu dengan mata kepalaku sendiri. Dan itu sungguh luar biasa layaknya sedang menonton film.
berikutnya ras malaikat, ras yang mempunyai saya dipunggung mereka, aku dengan yakin bisa mengatakan ini 'mereka sama sekali tidak berguna' walaupun keunikan ras malaikat ada bisa terbang dan mempunyai tubuh yang bisa dibilang kuat, tapi mereka sama sekali tidak banyak berpartisipasi dalam perang.
walaupun mempunyai kemampuan yang unik mereka sama sekali tidak memanfaatkannya. (kesal, dia menggenggam tangannya sampai-sampai uratnya nampak menonjol keluar) mereka ketakutan didepan bayi Dragon,(mengerakkan giginya) mereka menangis, berteriak, gemetaran. melihat mereka aku turun ke dunia itu dengan marah. setidaknya aku masih membawa 0,01% kekuatan ku dari dunia utama. aku menggantikan para naga membantai mereka.
dan yang terakhir ras manusia, bisa dibilang manusia lah yang memengang posisi dengan potensi teratas, di mana keunikan mereka bukanlah sihir atau tubuh yang kuat, tapi sesuatu yang lebih spesial yaitu skill atau talent. Setiap manusia diberikan 1 skill unik. Kurasa sampai di sini saja penjelasan ku tentang perang besar yang terjadi 1000 tahun lalu."
melihat kakek itu telah selesai bercerita Zero kemudian bertanya pertanyaan yang menjanggal di pikirannya "kalau memang seperti yang kau ceritakan, bukankah peradaban ras Dwarf seharusnya sangat maju? tapi kenyataannya kerajaan mereka hanya sedikit lebih maju ketimbang kerajaan lainnya."jelas Zero.
"seharusnya sih begitu, namun mereka terlalu banyak menggunakan material sewaktu perang besar yang membuat mereka kekurangan material untuk membangun peradaban." dan sepertinya Zero telah mencapai satu kesimpulan.
/aku sekarang tau apa yang diinginkan oleh kakek ini./
"kau....hanya ingin mengulang perang besar itukan!."tanya Zero dengan pandangan yang tajam. Melihat itu pria tua itu memperlihatkan senyum iblisnya"Bingo! Karena waktunya telah habis sampai jumpa lagi bocah." pria tua itu perlahan menghilang dari tempat itu.
setelah melihat pria itu menghilang sepenuhnya dia kini terbangun di sebuah kasur, dan sepertinya pagi telah datang, menyinari tubuh Zero dengan cahaya yang menyilaukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments