"brengsek, aku ingin sekali membunuhnya, tapi yah, itu juga salah ku sih karena tidak memperhatikannya dari awal."ucap Rein yang masih sedikit kesal.
Rein kemudian berjalan ke kediaman miliknya, bersama dengan Rosalin. sesampainya di sana dia di sambut oleh Isabel yang tengah menyiram tanaman di mansion itu.
jadi sebelum Rein pergi untuk membunuh pahlawan dia telah menulis sebuah surat yang mengatakan 'aku akan pergi beberapa hari atau paling lama 2 Minggu karena urusan mendesak'.jelas Rein di surat itu.
"(sambil menyapa Isabel) yo.. Isabel, bagaimana keadaan kota saat aku tidak ada?." senyuman ramah di tunjukkan Rein.
"tidak ada sesuatu yang gawat tuan, namun banyak sekali dokumen di meja anda yang belum terselesaikan!." jawab Isabel.
"baiklah, aku akan mengurusnya nanti dan juga bawa gadis itu ke kamar tamu." tunjuk Rein ke arah Rosalin.
karena Isabel adalah tipe orang yang suka penasaran dia pun mulai bertanya.
"siapa gadis ini tuan?." tanya Isabel dengan wajah penasaran.
sebelumya, Rein telah mengubah tampilan Rosalin menjadi manusia dengan skillnya, namun itu tidak akan bertahan lama. dan semakin lama Isabel bertanya, maka wujud asli Rosalin akan semakin jelas. Rein pun langsung mengubah topik pembicaraan mereka.
"ah.... ngomong-ngomong apa Rowen belum kembali dari ibukota?."ucap Rein sambil menolehkan pandangannya.
melihat itu Isabel memasang wajah cemberutnya, kedua pipinya kini membesar.
/imutnya/ pikir Rein.
Rein sendiri telah menganggap Isabel sebagai adiknya. tak lama kemudian Isabel pun mulai berbicara.
"kemungkinan besar paman Rowen akan kembali 3 bulan yang akan datang tuan."
/sepertinya itu urusan yang cukup rumit sampai-sampai Rowen harus tinggal di sana selama 4 bulan, tapi dengan begitu aku akan bebas kemanapun yang aku mau./ Rein kini nampak senang.
"kalau begitu, kamu bawa aja gadis ini ke kamar tamu, oh iya kamu tidak perlu menjaganya, biarkan saja dia istirahat."
/tunggu bukankah Gris masih ada di mansion ini!, bukankah lebih baik kalau dia yang menjaga gadis itu/
"Isabel, saat ini dimana ELF itu tinggal?."
"maksud an..da(mulai mengingat)."ucap Isabel dengan pelan.
/bukankah aku hanya menahan satu orang elf, kenapa dia sampai berfikir keras (Rein kebingungan)./
"owh.... saat ini Gris sedang di kamarnya tuan. karena kemarin ada seorang elf yang datang ke sini aku jadi sempat kebingungan tadi!."
"hm.. kemarin ada elf yang datang ke sini? kalau begitu di mana dia sekarang?."
"saya tidak tahu namanya, namun dia membawa sesuatu untuk tuan muda, karena itu cukup besar jadi saya memintanya untuk meletakkan benda itu di depan kamar anda."
"jadi begitu yah, baiklah sekarang bawalah gadis ini ke kamar tamu dan suruh Gris menjaganya."
"ken-."
"Isabel! bawa dia sekarang." ucap Rein dengan wajah serius.
"ba....baik tuan."membungkuk lalu pergi bersama Rosalin.
"(memegang kepalanya) astaga aku benar-benar kehabisan kata-kata di buatnya."
"baiklah, mari kita lihat apa yang dikirim oleh raja elf itu." Rein berjalan menuju ke kamarnya, di depan kamarnya ada sebuah benda berbentuk kotak dan tingginya sama seperti tinggi badan Rein. di sana sudah ada beberapa pelayan yang menyambut tuannya itu, mereka membungkuk tanpa berbicara sedikit pun sampai Rein angkat bicara.
"siapkan permandian air panas untukku, saat ini aku sangat ingin mandi."
seorang pelayan wanita pun mengangkat kepalanya dan berkata.
"baik tuan."
"dan yang lainnya, bawa benda ini masuk ke kamarku."
"baik tuan." jawab pelayan pria dengan tegas.
mereka pun mulai membawa masuk benda itu ke dalam kamar Rein.
"kalian boleh keluar sekarang."
"baik tuan."
setelah ruangan itu sunyi Rein kemudian mengucapkan beberapa kata dan sebuah pintu rahasia terbuka.
"aku suka ayam(dalam bahasa Inggris)."
pintu itu dipenuhi dengan benda-benda yang sama dengan yang ada di bumi seperti pistol, sepeda motor, katana, sniper, dan lain lain.
"skill pengecil benda level 1."
kotak yang tadinya besar langsung menyusut dan mengecil sebesar genggaman tangan. Rein kemudian membawanya masuk ke ruangan itu, setelah masuk Rein menyimpan benda itu di sebuah tempat yang memang khusus untuk material saja.
Rein kemudian berjalan keluar dari ruangan itu dan seketika ruangan itu langsung kembali ke posisinya seperti semula. Rein berjalan ke arah kasurnya sesampainya di sana dia langsung berbaring di ranjangnya.
sekitar 10 menit kemudian suara gadis kini terdengar dari luar pintu.
"tuan muda, tempat mandi anda telah siap."
"uhm...oke tunggu dulu sebentar."ucap Rein sambil Menganti bajunya.
setelah Rein mengganti bajunya dia pun bergegas pergi ke ruangan permandian.
"(mengusap rambutnya dengan handuk) ah.... segarnya, mandi setelah bekerja keras memang menyegarkan.(melihat ke dokumen-dokumen yang ada di mejanya) tapi sepertinya aku tidak punya waktu untuk istirahat yah."
"baiklah waktunya melihat apa-apa saja yang terjadi akhir-akhir ini."
Rein membaca satu persatu dokumen itu dan ada berbagai macam kejadian yang terlampir di sana, seperti terjadi 2 pembunuhan di tengah kota, bangsawan yang melakukan korupsi, dan penjualan anak kecil untuk dijadikan budak dan lain lain.
"sepertinya aku harus menyelesaikan masalah bangsawan dan perdagangan budak ini."
"pelayan(panggil rein) katakan pada pemimpin prajurit sementara bahwa aku ingin menemuinya."
seorang pelayan masuk dan langsung menjawab panggilan Rein dan dia langsung pergi melakukan apa yang di perintahkan oleh Rein.
/pelayan itu bertugas menjaga pintu kamarku dan sepertinya dia cukup dipercaya./
5 menit setelah pelayan itu pergi seorang pria datang dan mengetuk pintu kamar Rein.
"maaf mengganggu waktu anda tuan muda. Saya dengar anda memanggil saya."
"ya, masuklah."
diapun masuk ke kamar Rein dengan langkah yang agak lambat. setelah dia masuk di langsung berlutut di depan Rein.
"saya siap, menerima perintah Anda."
melihat itu Rein tersenyum.
/sepertinya Rowen telah mengajarinya sopan santun./
"aku memanggil mu kesini karena ada beberapa masalah yang muncul dan aku ingin kau yang menyelesaikannya."
"dan tugas seperti apa yang akan anda berikan kepada saya?."
"pertama bangsawan kelas 2 telah melakukan korupsi dan memeras masyarakat. aku ingin kau membawanya kemari baik itu dengan cara baik-baik maupun dengan menggunakan kekerasan, ah... dan jika perlu kau boleh memotong salah satu bagian tubuhnya. dan yang kedua, aku ingin kau menyelidiki tentang kasus pembunuhan yang terjadi di tengah kota, sepertinya itu perbuatan dari para bandit yang berhasil lolos masuk ke kota ini. terakhir ini mengenai anak-anak yang dijual untuk dijadikan budak. aku ingin kau membereskannya. kerjakan saja yang menurutmu mudah terlebih dahulu dan laporkan setelah kau selesai mengurusnya."
"baik tuan, tapi kalau saya boleh tahu tuan, berapa banyak pasukan yang boleh saya turunkan untuk melakukan tugas ini?."
/(Rein nampak berfikir)untuk bangsawan itu aku rasa bertiga saja sudah cukup namun berbeda dengan pembunuhan dan perbudakan itu. Sudah pasti mereka mempunyai orang-orang kuat di dalamnya.
aku juga tidak ingin kehilangan pasukan ku hanya karena egoku dan juga walaupun aku mengerahkan banyak pasukan aku tidak akan rugi sama sekali./
"hmm... kurasa 100 pasukan saja sudah cukup. dan juga para budak yang ditawan di sana, bawa mereka kemari."
"baik tuan, tapi bukankah 100 pasukan terlalu banyak tuan?." merasa keputusan tuannya agak berlebihan.
"bukankah akan lebih bagus jika kita bersiap dengan keadaan terburuk yang akan datang."
"kalau itu perkataan tuan, maka saya tidak akan berani menentangnya. kalau begitu saya pamit tuan." mulai berdiri dan pergi.
malam pun akhirnya tiba kini Rein bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke dekat jendela.
"(membuka jendela) kalau begitu ini saatnya untuk bersenang senang. skill envy aktifkan."
[skill envy telah di aktifkan]
dalam sekejap penampilan Rein berubah menjadi pria berumur 40 tahun di ikuti rambutnya yang berubah keperakan dengan pupil mata yang berwarna oranye. Rein berjalan ke ruang rahasianya untuk mengambil senjata.
dia kemudian memilih sebuah katana Karena nampak keren.
"(membolak-balikkan katana itu) kurasa kaulah yang akan menemani ku."
Rein kemudian melompat keluar jendela dan langsung memanggil ski untuk pergi ke arah barat. dimana itu adalah wilayah yang cukup buruk di mana para pembunuh bayaran ada namun uniknya itu masihlah wilayah yang dikuasai oleh Rein dan saat ini Rein berencana menyusup ke sana sebagai pembunuh bayaran ini semua dilakukan Rein hanya karena gabut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments