"hmm.... dimana aku? tempat apa ini? kenapa tempat ini mirip seperti di bumi?." ucap Rein yang tengah kebingungan.
tapi tiba-tiba suara seseorang terdengar dan membuat Rein menoleh ke sumber suara itu. Dan dia melihat seseorang yang gadis yang berdiri di sampingnya dengan membawa tas ransel.
"hei...Ari kenapa kamu malah melamun?, apa kau sedang memikirkan sesuatu?." tanya seorang gadis yang mengenakan seragam sekolah SMA. Wajahnya tidak terlalu jelas. Namun Rein sangat mengenal suara itu, suara dari satu satunya orang yang Rein anggap keluarga sewaktu di bumi.
tanpa sadar, air mata Rein mulai berjatuhan, wajahnya yang biasanya datar kini berubah menjadi wajah yang penuh dengan kesedihan serta kesenangan. Perlahan Rein mendekati gadis itu dengan mengangkat kedua tangannya yang hendak menyentuh wajah dari gadis itu.
namun gadis itu tiba-tiba menghilang. dia melihat kesana kemari tapi gadis itu sama sekali tidak kelihatan.
BUM!
ledakan terjadi tidak jauh dari tempat Rein berdiri. Itu membuatnya terkejut dan pupil matanya langsung mengecil. Ingatannya perlahan kembali.
/a..aku ingat sekarang!./
dengan wajah cemas dia mulai berlari ke tempat terjadinya ledakan itu, dia akhirnya ingat dimana ledakan itu terjadi.
"skill power of speed!"
/ke..napa skillku tidak aktif?/
"sistem!"teriak Rein.
/tidak ada balasan!, apa yang sebenarnya terjadi./ panik.
melihat sistemnya tidak merespon, dia terus berlari menuju ke arah ledakan itu, bahkan dia sampai mengambil jalan pintas di sebuah hutan untuk sampai di sana lebih cepat.
hooss....hooss...hooss, dengan terengah-engah, akhirnya Rein pun sampai di tempat itu. sesampainya dia di sana, yang ada di hadapannya hanyalah kobaran api yang menyala-nyala. dengan wajah panik dia mencari Aulia, gadis yang tadi bersamanya. Dia ingat betul kejadian ini, kejadian dimana satu satunya keluarganya meninggal dengan mengenaskan terbakar api. Dan itu membuat Ari terpaksa hidup sendiri, tanpa seorang pun yang menemaninya.
"Aulia!(berteriak) Aulia!.... dimana kamu? Aulia jawab aku!." teriak Rein.
tak lama setelah Rein berteriak dan tidak ada seorangpun yang menjawabnya diapun mulai mengelilingi rumah itu.
tok..tok..tok...tok...
"tolong a..ku!."
mendengar itu Rein bergegas ke arah suara itu, melihat temannya itu terkunci di kamarnya. dia langsung menerobos masuk ke rumah yang telah terbakar untuk menolong Aulia.
"aaaaaaahhhhhhhggggggg." suara teriakan semakin terdengar jelas dan membuat Rein semakin panik dia mulai berfikir yang tidak tidak.
/kumohon! bertahanlah Aulia. Jangan tinggalkan aku lagi!/ air mata kembali mengalir dari wajah Rein.
saat Rein membuka pintu itu dia melihat seorang mayat yang telah hangus terbakar Rein berlutut di samping kepala mayat dari teman baiknya itu. lalu dengan perlahan mengangkat kepalanya naik ke pangkuan Rein. lagi-lagi air mata Rein mengalir, dia menangis sambil memeluk tubuh teman baiknya itu.
"maafkan aku, maaf..kan aku. uuuwwwwaaaaa." suara tangisan terdengar di seluruh tempat itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
huft...huft....(napasnya yang tengah ngos-ngosan)Rein terbangun dari tidurnya menggunakan tubuh ke 2 sambil memegang kepalanya dan seluruh tubuhnya dipenuhi oleh keringat dingin. dia saat ini berada di salah satu penginapan yang ada di tempat itu.
/apa tadi itu hanya mimpi? kenapa itu terasa sangat nyata yah!./
tok..tok..tok..
"tuan pelanggan, sekarang sudah malam." ucap seorang pelayan yang mengetuk pintu dari luar dan mencoba membangunkan Rein.
"uhm.. baiklah." jelas Rein.
sebelumnya, Rein telah mengatakan bahwa, Jika malam telah tiba maka bangunkan aku.
"kalau begitu waktunya untuk memulai permainan ini."
dia berjalan ke luar dari tempat itu dan melihat jalan mana yang akan dia ambil.
"kiri? atau kanan yah? baiklah kiri dlu lah."
tak jauh dari tempat itu dia mendengar suara teriakan seseorang dari lorong yang ada di depannya. karena penasaran dia pun menuju ke sana. sesampainya di sana dia melihat seorang gadis yang tengah menyiksa seseorang. dan kejadian di bab 13 pun terjadi.
...----------------...
"sepertinya kau punya selera yang buruk yah, wanita."
...----------------...
disaat wanita itu mundur Rein telah memasang alat pelacak pada tubuhnya. dan Rein berniat untuk melepaskannya, agar Rein bisa tahu dimana letak markas mereka.
[tuan]
suara sistem yang tiba-tiba muncul di kepala Rein, membuatnya terkejut.
"apa ada sesuatu yang penting? sampai-sampai kau menghubungi lewat telepati?."
[ya tuan]
[gadis elf itu telah sadar dan pelayannya ingin membawanya kembali ke kerajaan Mystick tuan. apa saya harus menahannya atau membiarkan mereka pergi saja?]
"biarkan saja mereka kembali ke kerajaan mereka. Aku juga tidak terlalu suka jika mereka berada di wilayahku."
[baik tuan]
"apa cuma itu?." tanya Rein.
[masih ada yang lain tuan. prajurit yang anda perintahkan untuk menangkap seorang bangsawan, telah kembali dan juga anda mendapat surat undangan dari ibukota kerajaan.]
"jadi mereka telah kembali yah! lebih cepat dari yang ku duga. jadi apa isi dari surat itu?."
[sepertinya ini adalah surat undangan untuk merayakan ulang tahun sang raja tuan]
"begitu yah kalau begitu aku akan kembali dalam seminggu kedepan, oh iya soal bangsawan itu eksekusi saja."
[baik tuan]
maaf yah, bab kali ini cukup singkat dan juga cuma bisa update 1 bab di Minggu ini, karena sebentar lagi ujian sekolah jadi Minggu ini dan Minggu depan mungkin cuma bisa update 1 bab paling banyak 🙏😔
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments