"baiklah, apa yang harus kulakukan selama seminggu, disini!.' sambil meregangkan tangannya.
"mungkin lebih baik.. jika aku pergi berburu monster untuk menaikkan levelku, tapi karena ini masih malam kurasa besok saja aku akan pergi berburu." Rein kemudian berjalan kembali ke penginapan yang telah dia sewa. Tapi dia melihat kerumunan orang yang tengah melihat sesuatu, karena penasaran Rein menuju ke kerumunan orang itu.
setelah sampai di kerumunan itu dia melihat seorang anak berumur 8 tahun yang penuh dengan luka memar. "apa yang terjadi padanya?." tanya Rein. "sepertinya dia mencuri sesuatu di tempat itu (tunjuk orang itu kesebuah kedai roti) dan ketahuan oleh pemiliknya dan akhirnya dia berakhir seperti sekarang." jawab orang itu dengan menggelengkan kepalanya.
Rein menatap anak itu dan dia terkejut dengan aura dingin yang dipancarkan olehnya. Pupil mata Rein kemudian perlahan berubah warna menjadi biru. /Sial tanpa sistem, pengaktifan skill sungguh terlalu lama./ gumam Rein. Setelah beberapa detik, papan status anak itu akhirnya muncul.
[status]
nama: Lia
level: 2
keterampilan: sihir kegelapan
ketahanan: 3
kecepatan: 4
kekuatan: 2
vitalitas: 1
sihir: 8
terkejut/sihir kegelapan? bukankah elemen itu sangat langka! dan yang lebih mengejutkannya lagi itu adalah talent-nya. Berarti gadis ini masih bisa mendapatkan satu elemen lagi!./ "sungguh bakat yang langka! akan sia-sia jika dia terus berada di sini." gumam Rein.
Rein kemudian berjalan maju berniat untuk membawa anak itu pergi dan melatihnya. Tapi pemilik toko itu kembali keluar dengan membawa beberapa orang di belakangnya. Kening Rein berkerut.
/apa yang ingin dilakukan orang-orang ini?/pikir Rein.
"kalian bawa anak itu (menunjuk ke arah gadis yang tengah berbaring di jalan) lalu kita akan pergi ke penjual budak." ucap penjual roti itu dengan perut yang seperti akan meledak.
"baik bos." tiga orang bertubuh kekar maju dengan membawa karung.
/anjir...apa mereka ingin menculik loli itu. Ha..ha waktu beraksi./ gumam Rein dengan sedikit menunduk dan tersenyum.
dan setelah tiga orang itu hendak memasukkan gadis itu kedalam karung, seorang pria tua berteriak dari balik kerumunan."FBI open the door." sambil melangkah maju dengan keren. bahkan dia menendang bokong salah satu orang yang berdiri di sana sampai terjatuh. semua orang menatapnya./sepertinya aku memang cocok untuk menjadi aktor yah!(mengangguk)/.
melihat itu pemilik toko itu heran "siapa orang tua itu, dan kenapa dia mengoceh sesuatu yang tidak jelas?." tanya pemilik toko itu ke tiga orang bodyguardnya. tiga bodyguard itu melihat satu sama lain. lalu menggelengkan kepalanya, tanda bahwa mereka juga tidak mengerti apa yang orang tua itu maksud. pada akhirnya pemilik toko itu angka bicara dengan nada yang arogan.
"hei... kakek tua, aku tidak tahu siapa kamu! dan apa tujuanmu!, tapi jangan pernah berpikir untuk mencampuri urusanku!, atau kamu akan menerima akibatnya." jelas pemilik toko itu. mendengar itu, tiga orang bodyguardnya maju dan ingin memberi pria tua itu pelajaran.
melihat tiga orang itu mendekat, Rein mulai memancarkan aura kasarnya atau bisa dibilang energi iblisnya. mereka bertiga tidak dapat melihat aura itu namun mereka bisa merasakannya dengan jelas, itu membuat mereka bertiga mengeluarkan keringat bagai hujan.
"lepaskan dia." ucap Rein dengan aura yang meluap-luap di matanya. melihat itu mereka dengan perlahan menurunkan gadis itu ke jalan. melihat bawahnya menuruti perintah orang dan bukan dirinya, membuat pemilik toko itu marah.
wajah memerah kemarahan"apa yang kalian lakukan? cepat bawa anak itu! kenapa kalian malah menurunkannya dan membiarkan orang tua itu menyuruh-nyuruh kalian?."pemilik toko itu melangkah maju mendekati Rein. Sambil menunjuk Rein dia membuka mulutnya.
"hei! pak tua. Jangan coba macam macam denganku ya!(telunjuknya telah sampai ke dada Rein) Atau aku akan membuat keluargamu menderita!."ancam si pemilik toko.
mendengar itu Rein tertawa di dalam hatinya /pu ha ha ha coba saja kalau kau bisa dasar babi!/ Rein kemudian berkata "aku tidak peduli, aku menginginkan bocah ini dan jika ada sesuatu yang ingin ku miliki, maka aku harus mendapatkannya." mendengar itu mata pemilik toko itu terbelalak dia sudah kehilangan kesabarannya.
"kalian bertiga! bunuh orang tua ini."teriak pemilik toko.
mereka bertiga ragu-ragu untuk melangkah maju. mereka bertiga tahu, jika mereka maju itu sama saja dengan mencari kematian itu sendiri. dengan ragu mereka berbalik melihat ke arah tuanya itu(menggelengkan kepala mereka) pemilik toko itu tahu apa yang dimaksud oleh bawahannya itu, dan itu membuat dia semakin marah.
(menginjak-injak tanah)" mulai hari ini kalian ku pecat!." jelas pemilik toko itu. wajah dari tiga orang itu nampak senang. Bukankah hidup lebih berharga di bandingkan beberapa uang. dengan serentak mereka berkata "baiklah!." Melihat ketiga orang itu nampak senang pemilik toko itu semakin marah. wajahnya kini seperti pengen bab namun tainya keras.
ketiga orang itu kini telah pergi menjauh dari tempat itu, di tempat itu hanya tersisa beberapa masyarakat biasa, Rein dan si pemilik toko. tak lama setelah ketiga orang bodyguardnya pergi, pemilik toko itu mulai melangkah masuk kembali ke dalam tokonya.
melihat kearah gadis itu, lalu melangkah maju untuk membawanya pergi dari tempat itu, ke penginapan milik Rein./sepertinya ini hanyalah luka ringan!./gumam Rein. Rein kemudian menggendong bocah itu untuk dibawa ke penginapan yang ada di sekitar tempat itu. setelah beberapa kali melangkah, pemilik toko itu kembali keluar dengan membawa pedang, dengan cepat dia berlari ke arah Rein dengan pedang yang ada di atas kepalanya, tapi dengan mudah Rein menghindarinya. Itulah perbedaan orang biasa dengan seorang kesatria.
tapi dikarenakan banyak saksi mata disana, dan akan jadi sangat merepotkan jika dia membunuh seseorang di tempat itu, setelah melihat sekeliling dia melihat seorang kesatria yang tengah patroli, dia kemudian terpikirkan cara termudah untuk lepas dari situasi ini.
pemilik toko itu kembali menyerang Rein, tapi di serangan kedua itu, Rein tidak menghindar dia sengaja untuk terkena serangan pedang itu. dia kemudian terjatuh ke jalan bersama dengan gadis itu, lalu berkata "ampuni saya tuan (sambil memohon) tolong... saya mohon tolong bantu saya!."ucap Rein dengan air mata palsu di wajahnya.
melihat itu pemilik toko itu merasa jijik padanya."apa yang kau lakukan brengsek!." pemilik toko itu kembali mengangkat pedangnya, tapi sebelum pedang itu sampai ke tubuh Rein seorang kesatria menghentikannya. "apa yang anda lakukan? apa anda mencoba membunuh seseorang di tengah kota ini."ucap kesatria itu dengan nada yang sedikit mengancam.
(melihat kearah rein)"apa yang sebenarnya terjadi tuan?."tanya kesatria itu ke Rein. "saya tadi hanya lewat tapi saya tidak sengaja menyenggol salah satu roti tuan itu, awalnya saya meminta maaf, tapi tuan itu meminta ganti rugi yaitu anak saya harus diberikan kepadanya. saya tidak setuju, tapi dengan paksa dia ingin mengambil anak saya, saya ingin melawan tapi apalah mampu saya yang hanya seorang kakek tua biasa."air mata palsu Rein kembali mengalir. itu membuat kesatria itu mulai percaya padanya.
"kalau begitu tuan! anda ikut dengan saya untuk menentukan hukuman apa yang akan anda dapat, karena telah berani mencoba membunuh di tengah kota."ucap kesatria itu sambil merantai si pemilik toko dengan sihir.
setelah pergi menjauh Rein kemudian kembali mengangkat bocah yang tadi jatuh bersamanya. dan pergi ke penginapan, sesampainya di sana dia di sambut oleh seorang pelayan"selamat datang kembali tuan zero(menundukkan badannya).
sepertinya identitas tubuh 2 Rein bernama Zero jadi mulai saat ini dan seterusnya aku akan memanggilnya zero
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments