Hari sabtunya yang indah seolah tidak datang dalam minggu ini. Biasanya jam sembilan pagi Fira sudah berada di dalam ruangan gym, menunggu instruktur nya datang, dan menghabiskan waktu dua jam di dalam sana. Tapi hari ini, dirinya tertiban oleh kesialan. Mulai dari bangun di ranjang Caesar, disentuh oleh pria si**lan tersebut, diancam, hingga berakhir di sini, di halaman depan rumah keluarga Ricardo sembari tangan kanan memegang spons untuk mencuci mobil si cecunguk baji**an.
"Aku tidak akan memperbolehkanmu pergi jika mataku menangkap masih ada kotoran yang menempel di mobilku," peringat Caesar, kemudian mulai menyeruput kopi hangat yang di buat sendiri beberapa menit lalu. Sedangkan mulut Fira sudah komat-kamit dalam diam, mengomeli Caesar habis-habisan. Pria itu memang tahu bagaimana caranya memanfaatkan seseorang. Dan juga... kenapa dirinya bisa nyasar ke rumah pria menyebalkan ini semalam? Huft, setelah ini Fira janji tidak akan menyesap alkohol dalam jumlah banyak lagi.
"Jaguar ku harus benar-benar mengkilap, blink blink," serunya, membuat Fira geram dan menengadahkan kepalanya ke langit biru. "Jika ingin mengkilap, bawa saja ke carwash! Dasar miskin, bawa ke tempat pencucian saja tidak mampu, cih," maki Fira, dan seketika harga diri Caesar jatuh ke dasar lautan yang paling dalam. Pria itu tertawa dengan penuh paksaan, kemudian menatap Fira dengan penuh intimidasi.
"Kamu-"
Tiin... Tiin...
Fira dan Caesar yang tadinya saling melempar pandang pun mulai merotasikan kepalanya ke arah sumber suara. Di depan rumah Fira terparkir sebuah mobil berwarna putih mengkilap, dengan seorang pria yang sekarang tengah bersandar di badan mobil dengan tangan yang menekan klakson.
"Miko Azof?" gumam Fira, tetapi dapat didengar oleh Caesar yang berada tak jauh dari tempat Fira berdiri. Si pria tampan tersebut mengibaskan rambutnya ke belakang, lalu memamerkan senyuman manis nya dan merogoh sesuatu yang ia letakkan di dalam mobil lewat jendela yang terbuka.
Tasmu!
Pergerakan bibir Miko yang memberitahu jika Fira meninggalkan tas nya semalam di mobil dapat ditangkap oleh si gadis. Buru-buru, Fira segera meletakkan spons berbusa tersebut ke dalam ember, membilas tangannya sebentar dan kemudian mulai berlari kecil menghampiri Miko yang berada di seberang. Sementara Caesar, pria itu memperhatikan Fira dan juga si pria dari jauh, tentunya dengan mata yang memicing penuh rasa penasaran.
"Kamu meninggalkannya semalam. Masih untung aku berbaik hati memulangkannya." Mungkin ko tertawa renyah, memberikan tas tersebut kepada pemilik aslinya. Sedangkan Fira, ketika tas miliknya sudah berada dalam pelukan, ia segera membukanya, mengecek barang-barang di dalamnya.
"Kamu tidak mengambil apa pun dari dalam dompetku, kan?" tanya Fira, sesaat ia berhenti memeriksa guna melihat ekspresi Miko yang mendapat tuduhan darinya. Mendengar penuturan tersebut, Miko semakin memperkeras suara tawanya. Lucu saja mendengar tuduhan Fira barusan.
"Kamu kira profesiku adalah seorang maling, huh?" balasnya dan langsung dicibir terang-terangan oleh Fira.
"Terima kasih, Mik. Kukira tas ku hilang. Rencananya siang nanti aku baru mau melapor perihal kehilangan ke kantor polisi,” jujurnya. Oke kali ini dirinya berterima kasih dengan penuh ketulusan seteleh beberapa saat selalu melayangkan kata terima kasih dengan tidak ikhlas kepada pria yang selalu berhasil menemukannya di kala ia butuh pertolongan.
"Terima kasih saja tidak cukup," katanya santai, membuat wajah Fira menekuk ketika tahu jika Miko ada maunya. Pria ini tidak berubah sejak dulu, selalu meminta feedback jika ia melakukan sebuah kebaikan untuk Fira. Ya walau feedback nya tidak terlalu memberatkan karena Miko bukan orang yang sama seperti pria yang tengah berdiri di sana, Caesar Ricardo.
"Pergi makan es-krim denganku, mau?" tawar Miko. Pria itu tahu sekali jika Fira sangat menyukai makanan manis tersebut. Sejak dulu, jika mereka pergi berkencan, tempat yang akan mereka kunjungi untuk melepas dahaga adalah gerai es-krim. Ada satu gerai es-krim yang terkenal, dan Miko rela antri panjang hanya demi Fira. Entah kenapa masa lalu terasa sangat manis dan juga menyakitkan secara bersamaan.
"Kapan?"
"Sore ini. Aku yang akan menjemputmu. Kamu tidak ada acara 'kan?" tanyanya, memastikan. Fira mengingat sebentar, apakah ia punya acara hari ini. Dan seketika ia teringat akan rencana makan malam antar dua keluarga yang akan dilangsungkan pukul tujuh malam ini. Oh astaga, Fira tidak ingin menghadiri acara makan malam tersebut.
"Tentu tidak. Mari kita pergi makan es-krim sore nanti. Sehabis itu pergi ke Sky Tower, katanya ada festival kembang api jam tujuh,” ajak Fira dan tentunya menjadi sesuatu yang menggembirakan untuk Miko. Tak menyangka jika Fira akan merespon lebih dari ekspektasi yang dirinya bayangkan.
"Kenapa kamu tersenyum?" tanya Fira ketika melihat Miko yang senyum-senyum sendiri ketika ajakannya diterima. Pria itu sekilas menggeleng, "Tidak. Hanya teringat dengan kencan pertama kita yang begitu kaku.“ Di akhir, ia kembali tertawa, membuat ingatan tentang kencan pertama kembali tumbuh dalam jaringan otak si gadis. Ahh, hari itu... di musim hujan, kencan pertamanya dengan Miko yang begitu kaku namun manis.
"Bisa tidak jangan mengingatnya lagi? Ouch, betapa malunya aku ketika tergelincir saat hendak menaiki tangga," Fira mengalihkan wajahnya ke arah lain. Bukan hanya kaku serta manis, tetapi kencan pertamanya sungguh memalukan. Aish, kencan pertamanya terasa seperti permen nano-nano.
Miko terkekeh, mengulurkan tangannya, lalu kemudian mengacak-acak surai hitam si gadis. Pria itu merunduk, menatap Fira yang kini juga turut menatap nya. Ketampanan Miko terlihat makin matang, membuat ada rasa menyesal dalam diri Fira ketika sadar jika hubungan mereka sudah berakhir sejak bertahun-tahun yang lalu.
Fira membeku ketika mendapati Miko yang kini tengah mengusap busa yang menempel pada pipinya dengan ibu jari. "Lihatlah, busa di mana-mana," gumam nya, seraya memindahkan tangannya ke beberapa helaian rambut panjang Fira, di mana di sana terdapat busa-busa yang menempel.
"Hei! Alfira Mesya! Mobilku belum selesai kamu cuci, dan kamu malah bermesra-mesraan dengan seorang laki-laki asing." teriak Caesar dan dengan sengaja mengarahkan selang air ke arah dua orang anak manusia yang tidak tahu tempat bermesraan yang baik.
"Augh, hei dedemit kurang ajar, matikan air nya," teriak Fira ketika cucuran air yang keluar dari selang mulai membasahi seluruh tubuhnya dan juga Miko. Oh, ia lupa jika sekarang Miko juga terkena siraman sengaja dari Caesar, sehingga Fira mulai menghadang nya, dan menyuruh Miko untuk segera pulang.
"Dia siapa?" tanya Miko
"Bukan siapa-siapa. Hanya tetangga yang menyebalkan," jawab Fira lalu melanjutkan. "Mari bertemu di halte nomor delapan belas. Aku akan menunggumu di sana jam lima sore untuk pergi makan es-krim," ujar nya sembari mendorong tubuh Miko yang basah agar cepat masuk ke dalam mobil.
"Terima kasih karena telah mengembalikan tasku, bye." Fira melambaikan tangan nya ketika Miko mulai menancapkan gas nya. Punggung mobil tersebut semakin terlihat kecil dan kecil sebelum akhir nya menghilang ditelan oleh tikungan jalanan kompleks.
"Ouch...." Fira mulai melindungi wajahnya dari semprotan air dengan tangannya ketika Caesar kembali mengarahkan selang tersebut padanya. Dan dengan geram, ia mulai melangkahkan kakinya besar untuk menemui Caesar dan memarahi pria tersebut.
"Di mana letak sopan santunmu, hah? Kamu itu ya, selalu saja mengangguku, seolah tidak membiarkanku tertawa bahagia," decak Fira, dan kemudian segera mengambil alih selang dari Caesar dan mengarahkan nya kepada si pria.
"Aku basah, maka kamu juga harus basah," ujar nya, lalu mulai menekan selang air dengan sekuat tenaga, mengarahkan nya ke wajah Caesar sehingga membuat si pria terlonjak ke belakang karena saking kuatnya cipratan yang dihasilkan.
"Hei! Alfira Mesya berhenti!" teriak Caesar, tetapi tidak digubris oleh si gadis. Ikut merasa kesal dengan tindakan Fira, Caesar pun mulai merebut kembali selang air nya, dan akhir nya terjadilah aksi saling rebut-rebutan selang air sampai akhir nya suara klakson mobil orang tua Caesar terdengar.
"Apa yang kalian berdua lakukan?"
"Fira yang mulai duluan."
"Caesar yang mulai duluan."
Dua anak manusia tersebut saling melayangkan tuduhan, beradu argumen di depan kedua orang tua Caesar yang baru saja pulang dari luar kota dalam keadaan lelah.
"Sebentar lagi kalian akan menikah, astaga... mau sampai kapan berkelahi terus-terusan?" tanya Diana, melirik anak nya yang sekarang sudah basah kuyup dan menggeleng ketika melihat Fira yang sudah jauh lebih basah dari Caesar.
"Cepat ganti baju, nanti kalian berdua masuk angin. Musim hujan sudah mulai melanda kota," pesan sang ibu sebelum akhirnya melegang masuk ke dalam rumah bersama dengan suami nya. Fira meletakkan selang air tersebut di atas rerumputan gajah, berbalik arah hendak pulang ke rumahnya untuk berganti pakaian. Namun, belum beberapa jauh ia melangkah, lengan nya sudah lebih dulu ditahan oleh Caesar.
"Mau ke mana? Mobilku belum selesai kamu cuci," katanya.
Fira pun memberikan reaksi berupa tarikan untuk melepaskan cengkraman Caesar pada lengannya. "Pulang tentu saja!" sahutnya lantang dengan penuh kebencian. Ia baru saja selesai mandi, rela pergi menyeberang ke rumah Caesar hanya untuk cuci mobil. Dan sekarang... ia harus mengganti pakaiannya lagi. Ibunya yang sedang membereskan rumah pasti akan marah besar padanya.
"Sudah kukatakan, kamu tidak boleh pulang sebelum selesai membuat jaguar ku mengkilap," tandas Caesar, membuat Fira dongkol dan mengusap wajah basahnya kasar.
"Cuci saja sendiri! Kamu punya tangan dan kaki yang lengkap, si**an—”
"Ahh...."
Fira berhenti melangkah ketika mendengar suara Caesar. Pertanda tidak baik, batinnya.
"Bagaimana ya tanggapan calon papa dan mama mertua jika aku berkata bahwa anaknya pernah melakukan hal menjijikan dengan pria asing....“
"Baj**gan kamu!" makinya dengan penuh penekanan, lalu segera mengambil spons kembali dan mulai menyikat mobil Caesar lagi. Pria itu terkekeh pelan, lalu segera masuk ke dalam rumah untuk berganti pakaian, meninggalkan Fira yang tengah membersihkan Jaguarnya sendirian.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Adi Nugroho
bahasanya yg agak halus thorr
2024-07-06
1