Ten

"Ih, apasih Ecar! Lepaskan tangan Fira! Fira tidak mau pulang!" Gadis kecil itu memberontak di dalam genggaman Caesar. Kesal sekali, sebab ia tengah asyik-asyiknya bergabung dengan para anak lelaki kompleks yang sedang bermain.

"Ecar! Fira gigit ya tangannya!" Gadis itu merengek dan tak berhenti mengancam. Namun, Caesar tidak menghentikan langkahnya, tetap menyeret Fira sampai ke rumah.

"Kenapa sih Ecar selalu melarang Fira bermain dengan anak-anak lainnya? Fira kan juga ingin bermain, bosan jika harus bermain di rumah terus!" Fira mencebik, merajuk dengan lelaki menyebalkan di hadapannya.

"Fira hanya boleh main dengan Ecar saja. Itu pesan Tante Kirana! Nanti jika bermain bersama mereka, Fira diapa-apakan, lalu menangis dan mengadu. Ecar tidak mau Fira kenapa-napa," sahut Caesar, membuat Fira makin menangis.

Gadis itu mengusap air matanya, lalu segera masuk ke dalam kamar Sayup-sayup, sebelum pintu kamar tertutup, Fira memekik, "Fira benci Ecar! Ecar sok jadi pahlawan tapi sama seperti mereka juga, selalu membuat Fira menangis. Pokoknya Fira benci Ecar yang selalu ikut campur!"

BRAAK!

"Hei, kenapa wajahmu?" Liam tertawa ketika melihat pipi kanan Caesar. Ada bekas tamparan bergambar telapak tangan di sana. Sudah memudar, tetapi masih memerah.

Caesar menghela napas, lalu berkaca sejenak. "Aish, gadis itu badannya kecil tapi tamparannya kuat,“ gumam Caesar penuh penekanan. Lihatlah sekarang, wajah tampannya mempunyai tatto yang membuat siapapun tertawa ketika melihatnya.

Gadis itu benar-benar mempunyai mulut dan tangan yang mengerikan. Birainya selalu melontarkan kalimat menyakitkan, sedangkan tangannya selalu melayangkan tamparan atau pukulan. Benar-benar kasar, tetapi selalu menangis jika dikasari. Sungguh gadis yang aneh, dan Caesar sangat tidak menyukainya.

"Oh ini, bukan apa-apa," jawab Caesar sekenanya, terlalu malu rasanya untuk membeberkan hal ini pada Liam, rekan kerjanya sekaligus sahabatnya sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Biarpun tidak diberitahu, Liam sebenarnya tahu apa yang terjadi, sampai-sampai Caesar mempunyai tanda kebencian pada pipinya. Pria ini tahu perihal Caesar dan Fira yang sebentar lagi akan menikah, hanya saja ia sudah berjanji pada Caesar untuk tidak membeberkan rahasia ini.

"Pagi Bu Hilda—"

Caesar dan Liam sama-sama menoleh ketika mendengar para guru menyapa Hilda Idelia yang baru saja datang. Gadis manis itu tersenyum, membalas sapaan para guru satu persatu dengan ramah, membuat hati Caesar bergetar karena kagum. Sudah lama ia mendamkan pasangan yang satu tipe seperti Hilda, hanya saja... hanya saja kenapa ia malah berakhir dengan Nona kotoran kucing? Eh tapi, tetapi jika suatu saat mereka merasa tidak cocok dan terus-terusan berkelahi dalam rumah tangga yang mereka bina, mungkin perceraian bisa saja mereka lakukan. Iya, ini dunia nyata, tidak ada yang tak mungkin.

"Hilda benar-benar sempurna, iya kan?" tanya Liam, meminta pendapat yang sebenarnya sudah tahu akan mendapat jawaban apa. Tanpa berlama-lama, Caesar menganggukkan kepala, membenarkan apa yang Liam katakan barusan.

Baginya, Hilda Idelia adalah perwujudan dari dewi yunani yang kembali hidup di zaman modern. Wajah Caesar refleks memerah ketika Hilda melihat ke arahnya, dan kemudian memberikan senyuman terbaiknya pada Caesar. Ya Tuhan, jika setiap pagi disapa seperti ini, jantung Caesar selalu akan bekerja dengan tidak baik. Ini bahaya, benar?

"Dia benar-benar cantik—"

"Hei! Bu Fira, bukumu jatuh,” ujar salah satu guru yang kebetulan memiliki meja kerja di dekat pintu masuk. Dengan wajah memerah, Fira segera memutar diri, membungkuk, lalu memungut bukunya yang terjatuh karena aksi lari-lariannya. Dirinya bukan guru olahraga, tetapi kenapa setiap pagi selalu berlari?

"Ya, Fira juga cantik,"

"Maksudku bukan Fira, aish," gerutu Caesar dengan penuh kefrustrasian. Kenapa Fira selalu muncul dan membuat kesalahpahaman di saat Caesar selalu memikirkan Hilda? Mendengar gerutuan Caesar membuat Liam tertawa kecil. ia menepuk-nepuk pundak Caesar, mengatakan 'semangat' tanpa suara, dan kemudian segera pergi ke mejanya untuk bersiap-siap menghadiri kelas pertama.

Fira menghempaskan b************a begitu saja di kursi miliknya. Gara-gara menangisi perbuatan Caesar yang kurang ajar semalam, sampai berdampak pada jam bangun paginya. Hari ini ia harus ber sepeda lagi, padahal niatnya ingin pergi ke sekolah dengan bus kota. Caesar bahkan tidak tahu berapa lama Fira berada di dalam kamar mandi guna mengusap-ngusap mulutnya dengan air agar bekas bibir si pria tidak menempel lagi pada bibirnya. Rasanya Fira ingin menimpuk kepala Caesar dengan tumpukan buku, tetapi setidaknya ia sudah puas dengan tatto yang telah ia berikan pada pipi mulus si pria mesum.

Dasar, seenaknya saja mencium anak gadis Pak Ferdi!

"Waah, anak murid yang dibimbing oleh Bu Hilda benar-benar penurut ya. Tidak pernah membuat masalah dan selalu mengukir prestasi."

Fira merotasikan kepalanya, melirik ke arah beberapa guru yang tengah mengerumuni meja kerja Hilda. Gadis itu mulai mencibir, mengulangi pujian tersebut disertai dengan olok-olokan.

"Hei, Bu Fira, tolong ya didik anak murid kelasmu yang bernama Bitna itu! Beraninya dia mengatai kepalaku botak saat di depan pintu gerbang tadi. Apa kamu tidak pernah memberikan konseling di pagi hari?" Marah seorang guru berkepala botak. Baru datang dan wajahnya sudah benar-benar masam.

"Saya selalu memberikan murid kelas 12 IPS 7 konseling saat pa―"

"Kenapa murid kelasmu itu berbanding terbalik dengan murid-muridnya Bu Hilda? Tidak bisakah kamu menerapkan apa yang Bu Hilda didik untuk anak kelas 12 IPS 2?" Guru yang berkepala botak—Han— memotong pembicaraan Fira, membuat gadis itu menggerutu dalam hati, melayangkan sumpah serapahnya. Lagipula apa yang Bitna katakan adalah benar, Pak Han tidak memiliki rambut sama sekali. Mau dilumuri dengan minyak penumbuh rambut pun, helaian itu tidak akan pernah keluar.

"Aku selalu-"

"Woah, bukankah seharusnya Bu Fira diturunkan dari jabatannya sebagai wali kelas?" Ricardo sialan itu ikut nimbrung dalam percakapan, membuat api makin besar. Tentunya Pak Han makin membara karena ada satu orang yang mengertinya.

"Pak Caesar tahukan rasanya ditertawai oleh para siswi kurang ajar? Itu menyakitkan, Pak." Pak Han curhat dengan raut wajah penuh kesedihan, membuat Caesar prihatin dan akhirnya menyahut.

"Saya mengerti perasaan Pak Han. Terluka, itu sudah pasti. Anak murid tidak salah, yang salah adalah wali kelasnya karena tak pernah mengajari siswanya sopan santun." Caesar menepuk pundak Pak Han, memberi semangat empat lima guna mendukung perasaan guru yang sering menjadi objek bullyan.

"Hei! Caesar Ricardo, apa perkaramu sampai ikut campur dalam masalah ini?" tanya Fira, beranjak dari tempat duduknya, berdiri tegak di depan Caesar dengan mata tajamnya.

"Aku hanya mengeluarkan pendapat—“

"Mengeluarkan pendapat kepalamu! Kamu itu ya, bisa tidak berhenti ikut campur dengan urusanku?" cerocos Fira, menarik perhatian seluruh guru di ruangan.

"Bu Fira, kenapa Anda marah-marah? Yang Pak Ricardo katakan benar adanya!"

"Benar? Dia ini tidak ada benarnya. Selalu mencari kesempatan dalam kesempitan. Selalu ikut campur dalam urusanku yang sebenarnya tak perlu dicampuri. Dia selalu—“

"Permisi, permisi—”

Sepertinya Fira benar-benar tengah keciprat sial. Bu Hasna, si guru honorer, yang tengah membawa setumpukan buku dari perpustakaan, tak sengaja menyenggol punggung Fira. Membuat gadis itu terjorok kedepan, hingga akhirnya tak sengaja terpeluk oleh Caesar.

Dua orang yang tengah menjadi objek pandangan saling diam dan fokus menatap. Hingga akhirnya suara celetukan Liam Adrian yang bersifat ejekan membuat dua orang tersebut saling menjauh. Sama-sama membersihkan pakaian kerja, seolah baru saja tertimpuk oleh sesuatu yang sangat kotor.

"Kenapa semua guru masih di sini?“ Pak Sapar masuk ke dalam ruang guru, berpatroli seperti biasa. Otomatis, langsung saja semua guru beres-beres dan pergi ke kelas-kelas untuk mengajar.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!