Eight

"Aish, dedemit sialan! Ouch, tasku, ponselku, dompetku, Ya Tuhan! Sebegitu jahatnya engkau menghukum hambamu yang jarang beribadah ini?" Fira menghentikan aksi lari-lariannya yang sebenarnya tidak berguna sama sekali. Wanita itu membungkuk sambil menggerutu, bernapas dengan terengah-engah dengan keringat yang bercucuran di dahi. Jika tahu seperti ini, lebih baik ia tidak mengiyakan suruhan Caesar untuk pulang bersama dengan dalih 'ingin membahas perihal undangan pernikahan' yang sebenarnya sama sekali tak ada gunanya.

Di pinggir jalan raya, ia mengumpati Caesar Ricardo dengan volume maksimal, menarik perhatian para pejalan kaki yang meramaikan trotoar. Semua orang menggeleng, bahkan ada yang sampai merekam video untuk disebarkan ke media sosial dengan caption 'perempuan cantik yang gila.' Untung saja tidak ada yang tahu status pekerjaan Fira sekarang. Kalaupun mereka tahu, bisa dipastikan jika para Ibu atau Bapak tidak akan pernah memasukkan anak mereka ke dalam 'NAYANA HIGH SCHOOL'- tempat di mana Fira mengajar.

Dengan perasaan kesal, Fira menghentakkan kakinya yang disertai dengan kecemberutan menghiasi wajah. Tidak ada gunanya ia terus-terusan mengeluh. Calon suami laknatnya tidak akan putar arah dan menawarinya tumpangan. Satu-satunya cara untuk bisa sampai ke rumah sebelum matahari tenggelam adalah pulang jalan kaki. “Aish, Caesar keparat!" teriaknya, menghentak-hentakkan kedua kakinya ke tanah, persis seperti anak kecil. Sayup-sayup dapat ia tangkap suara anak kecil yang membicarakannya; Mama, apa yang Kakak itu lakukan? Kenapa tingkahnya sama seperti papa yang sekarang sedang di rumah sakit jiwa?

Oke. Dirinya dianggap gila oleh seorang anak kecil berkuncir dua tinggi.

Fira menghela napasnya panjang, lalu segera melangkahkan tungkainya untuk pergi dari jalanan ini. Sayangnya, baru beberapa langkah, tiba-tiba saja lengannya dicekal oleh seseorang. Fira baru saja hendak berbalik dan mengumpat, tetapi seseorang yang menghambat langkahnya sudah lebih dulu menampakkan diri di hadapannya.

"Alfira Mesya? Benar kan?" tanyanya memastikan seraya memastikan wajah si gadis yang barusan namanya ia sebut dengan lancar. Sama halnya, kedua mata Fira memicing, ingatannya berusaha menghadirkan kembali sosok di depannya.

"Oh, Miko Azof, si mantan terbajingan yang membuatku tidak dilirik pria lain? Wah, beraninya kamu menampakkan diri di depanku, hah?" pekik Fira sesaat setelah ia ingat siapa pria yang berani menampakkan batang hidungnya di saat emosi tengah menguasai.

Mendengar sahutan Fira, Miko terkekeh pelan. Untaian memori tentang masa-masa pacarannya sewaktu menempuh pendidikan di universitas kembali melintas. Saat itu Fira masih setinggi dadanya, dan sekarang, wanita itu tingginya masih sama, tidak bertumbuh sama sekali.

"Aku ini sebenarnya mantan terbajingan atau mantan tersayang?" goda Miko sembari menaik-naikkan kedua alisnya, membuat Fira mengalihkan wajahnya ke samping, lalu memasang ekspresi ingin muntah. Mantan tersayang? Cih, yang benar saja! Mantan tersayang Fira itu Evan Pramad, pria lembut yang menjadi kekasih pertamanya saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Benar-benar, tidak ada pria lain semanis dan seperhatian Evan. Sayang sekali pria itu harus pergi meninggalkan negara ini setelah lulus SMA dan sampai sekarang menetap di Los Angeles.

"Ck, kamu itu mantan yang tidak kuanggap. Minggir, aku mau pulang." Fira mendorong tubuh Miko, berniat menyingkirkan Miko dari pandangannya. Namun, tubuh pria itu mengeras, tak kunjung beranjak dari tempatnya berdiri.

“Miko Azof! Jangan main-main denganku atau kamu kuteriaki copet!" ancam Fira, menunjuk Miko tepat di depan wajah dengan telunjuk.

Bukannya takut dan menyingkir, Miko justru tersenyum dan menangkap telunjuk Fira lalu menurunkannya perlahan. "Bagaimana jika kita pergi makan dulu? Anggap sebagai jamuan singkat karena kita dipertemukan kembali. Aku yang traktir," ujarnya dengan senyum kotak khasnya. Membuat Fira muak, karena sejujurnya ia tertarik dengan Miko karena senyuman kotak langka yang hanya dimiliki beberapa orang saja.

"Maaf saja ya, aku tidak la—”

Kruuk... kruuk....

"-par." Fira menyebutkan kata 'par' dengan pelan, tetapi sayangnya masih didengar oleh Miko. Si pria tertawa pelan, lalu mulai menggandeng tangan Fira, membuat si gadis meronta minta dilepaskan.

"Aish, Miko Azof! Lepaskan! Wah dasar berengsek―"

"Ssstt, kamu ini berisik sekali. Apa jangan-jangan merindukan ciumanku?" Dan tak lama setelah itu, kepala Miko mendapatkan hadiah dari Anna berupa jitakan kuat. Membuat si pria meringis dengan kuat dan mengusap kepalanya pelan. Beruntung Miko tidak berani menyakiti Fira walau itu hanya berupa balasan dari jitakan yang dilayangkan oleh gadis pemilik baby face.

"Siapa dulu yang meminta dicium terus, huh? Mikoooo, cium." Miko meniru bagaimana Firs dulunya sering meminta ciuman padanya di halaman belakang universitas, di tempat rahasia mereka berdua. Anna adalah tipikal gadis yang selalu ingin dimanja, dan Miko adalah salah satu pria yang tahan memanjakan Firs. Mereka berdua adalah pasangan yang serasi, sayangnya hubungan mereka harus kandas di tengah jalan.

"Berisik bajingan tengik! Itu masa lalu, tidak usah diungkit!" pekiknya, menyapu keras wajah Miko dengan telapaknya. Si pria tidak menghindar, justru ia tertawa karena merindukan kebiasaan gadis masa lalunya saat tengah merajuk kesal.

"Pizza atau ayam kefsi?" Miko bertanya, memberi tiga detik untuk Fira menjawab.

"Oke Piz-"

"Tidak! Ayam kefsi saja," potong Fira. Luluh juga saat nama makanan kesukaannya disebutkan oleh Miko. Sebenarnya Pizza dan ayam kefsi adalah dua makanan favoritnya, tetapi jika disusun berdasarkan angka, maka ayam kefsi adalah si nomor satu. Fira menyukainya, sampai-sampai setiap hari ulang tahunnya, alih-alih meminta dibuatkan kue, Fira justru meminta dibelikan ayam kefsi. Paling nikmat jika dimakan bersamaan dengan cola dingin. Ya Tuhan, Fira mulai ngiler sekarang.

"Ayam kefsi dan sekaleng cola, setuju?" ujar Miko cepat.

"Deal!"

Bersambung ....

Ditinggal Caesar di tengah jalan.

Dikatai sakit jiwa sama anak kecil.

Ketemu mantan.

Bentar lagi Fira viral gara-gara videonya yang teriak-teriak.

Haha, kesialan yang terhakiki.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!