Caesar mengetuk pintu rumah Fira dengan raut wajah yang sudah ikhlas. Sekarang pukul delapan malam, tetapi Fira belum kunjung datang kerumahnya guna mengambil harta karunnya— tas yang sempat Fira tinggalkan di mobilnya. Jika dihitung dengan rumus matematika, Fira pastilah sudah sampai di rumah sebelum matahari tenggelam, suatu kemustahilan jika gadis itu masih tunggang langgang di jalanan seperti orang gila yang tak punya tempat Tinggal.
"Ya sebentar- oh Caesar?" Tak disangka, Ibu Fira lah yang membukakan pintu. Wanita paruh baya itu tersenyum ramah dan menanyakan alasan kenapa Caesar datang ke sini malam-malam. Si pria menjelaskan maksud kedatangannya, bahwa ia hendak bertemu dengan Fira karena ingin menyerahkan tas si gadis.
"Fira? Dia belum pulang." Caesar mengernyit heran, kenapa gadis itu belum juga sampai di rumah? Sudah berjam-jam si gadis menghabiskan waktu di jalanan. Apa Fira benar-benar tidak mau mengeluarkan tenaga untuk berjalan kaki atau malas menyetop taksi dan meminta sedikit pengertian dari si supir?
"Bukankah kalian berdua janjinya pulang bersama? Mama tidak khawatir karena mama kira dia pergi denganmu," ujar Kirana, melirik jarum jam yang sudah menunjukkan angka delapan. Ia tahu anaknya sudah dewasa, bebas main ke mana saja. Namun, Fira tetaplah seorang gadis yang butuh pengawasan. Zaman sekarang banyak pe***kosa yang menargetkan gadis-gadis muda seperti Fira.
"A-ah, memang. Kami memang pulang bersama. Tapi Fira meminta untuk turun di tengah jalan. Aku kira dia sudah pulang." Oke, Caesar mengatakan hal yang benar, tetapi ia mengecualikan alasan Fira meminta turun di tengah jalan. Ia harus bersikap baik di depan calon ibu mertua.
"Gadis itu benar-benar! Jika tidak keberatan, kamu bisa menunggu di dalam, Sar," tawar Kirana sembari kembali masuk ke dalam rumahnya. Bukannya apa, Kirana sebenarnya tengah mencuci piring. Terlihat jelas dari kedua tangannya yang basah dan berbusa.
"Bolehkah?"
"Tentu saja. Sebentar lagi kamu kan jadi bagian dari kami juga. Tidak usah sungkan," tawa Kirana dan dibalas dengan senyuman oleh Caesar.
"Bagaimana dengan tasnya, Tan?"
"Oh, letakkan saja di kamarnya. Masuk saja, tidak usah malu-malu. Tapi harap maklum jika kamarnya berantakan seperti kapal pecah. Dia sebenarnya tidak jorok, hanya malas saja," ujar ibu Fira disertai dengan tawaan kecil, kadang ia merasa kesal dengan sifat anaknya yang kekanak-kanakan, tetapi disatu sisi ia sangat menyanyangi anaknya, tak ingin sisi kekanakkan Fira hilang ditelan usia.
***
Caesar sebenarnya agak canggung untuk masuk ke dalam kamar seorang gadis. Namun ujung-ujungnya, kedua tungkainya tetap melangkah ke lantai atas, tepat di mana kamar Fira berada. Di depan pintu kayu, terpampang plakat yang bertuliskan, KAMARNYA FIRA YANG CANTIK' membuat Caesar mual ketika membacanya. Cantik? Cih, cantikan kucingku.
Tanpa ragu, Caesar segera menekan kenop pintu, membuka pintu kamar si gadis. Dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah ruangan yang berantakan. Sungguh gadis yang luar biasa malasnya. Lihatlah bagaimana menjijikannya kamar Fira. kertas yang berserakan, sprei yang acak-acakan, pakaian dalam yang berceceran eh apa? Pakaian dalam?
"Aish, benar-benar!" Caesar berjalan, memungut pakaian-pakaian dalam kotor yang berhamburan di lantai, memasukkannya ke dalam keranjang kotor yang berada di samping lemari pakaian.
Sementara di sisi lain, Fira baru saja pulang diantar Miko dengan mobilnya. Pulang-pulang ke rumah, ia langsung disambut oleh omelan dari ibunya. Mendapat jeweran singkat, tetapi menyakitkan, lalu dilanjutkan dengan ocehan lagi. Fira mempercepat langkahnya menuju kamar, tak ingin mendengar ocehan ibunya lagi. Hingga akhirnya, ia bisa bernapas lega ketika dirinya telah sampai ke dalam kerajaannya.
"Aah, akhirnya." Fira meregangkan otot-ototnya sejenak dengan mata tertutup, lalu segera berjalan ke kamar mandi seraya melepas pakaiannya. Di saat mata terbuka disertai dengan kemejanya yang sudah berhasil ia tanggalkan, betapa terkejutnya ia ketika mendapati sosok Caesar yang tengah memandangnya lekat dengan tangan yang bersidekap.
Otomatis Fira memekik kuat, menyilangkan kedua tangannya di depan d****a. Sial sekali, kenapa Caesar bisa ada di dalam kamarnya?
"Mama! Kenapa Caesar ada di dalam kamarku?" teriak Fira, tetapi tak mendapat sahutan dari lantai bawah. Ah, ibunya pasti terlalu sibuk di dapur sampai-sampai jeritan anaknya tidak terdengar.
"Ah... aku mengerti. Jadi sebenarnya kamu memintaku menurunkanmu di jalan karena kamu ingin pergi kelayapan?" tuduh Caesar, dan langsung mendapat tatapan tak percaya dari Fira. Kelayapan? Kelayapan bagaimana maksudnya?
"Jika iya, memangnya kenapa? Masalah buatmu?" protes Fira. Ya, mereka adalah calon suami istri, tetapi mereka bukanlah pasangan yang sesungguhnya.
"Oh begitu, sungguh tidak tahu malu, ya,"
"Apa katamu? Tidak tahu malu? Heh, kamu itu yang tidak tahu malu! Sudah pura-pura tuli, b*********n s******n! Hei! Caesar Ricardo, aku harap kita gagal menikah! Gagal-" sepertinya ini memang hari tersial bagi Fira. Niatnya ingin memukul kepala Caesar, tetapi faktanya ia malah terpeleset pakaiannya sendiri yang berserakan di lantai. Hingga akhirnya limbung dan jatuh tepat di atas kasur— ah tidak, tidak... eh iya... jatuh di kasur, tetapi di atas tubuh berotot Caesar.
"Apa yang kau li- mesum sialan!" Anna menampar wajah Caesar kuat sebab pria itu sempat melirik ke arah dadanya. Amarahnya memuncak ketika wajahnya yang tak salah apa pun malah kena tamparan dari si gadis.
"Alfira Mesya, kamu benar-benar-" Caesar menggeram, lalu segera membalikkan posisi keduanya. Sekarang bukan lagi Fira yang berada di atas Caesar, tetapi Caesar lah yang berada di atas Fira. Pria itu terdiam, tercengang dengan apa yang baru saja ia lakukan. Tiba-tiba terlintas di pikirannya ide untuk mengerjai gadis yang tangannya tidak bisa di kontrol ini. Pria itu menyeringai, lalu terus menghimpit Fira, mendekat dan memulai keintiman.
"Caesar Ricardo! Apa yang mau kamu lakukan?“ tanyanya seraya hendak memukul si pria, tetapi tangannya justru ditahan oleh Caesar.
"Sekali kamu menyentuhku, siap-siap s***********u ku tendang b**********n!" Ancam Fira, tetapi tidak membuat Caesar takut. Pria itu terus menyeringai dan membuat jarak semakin intim. la baru sadar, wajah Fira sama sekali tidak berubah sejak dulu, masih sama. Gadis ini biarpun malas dan jorok, tetapi wajahnya benar-benar bersih dan mulus, sepertinya Tuhan sungguh tidak adil. Memberikan kemulusan pada gadis pemalas seperti Fira.
Fira menutup matanya ketika ia bisa merasakan napas Caesar menggelitik telinganya. Dan ketika degupan jantungnya semakin cepat dan hatinya dilanda rasa was-was, tiba-tiba saja ia mendengar suara tertawaan Caesar. Pria laknat memang!
"Aku? Menyentuhmu? Tubuh kurus, dada rata, tidak menarik. Tikus saja tidak mau menyentuhmu," celetuk Caesar di antara tawanya.
"B********n memang!" gumam Fira penuh penekanan. "Menyingkir sialan!" Lanjutnya seraya mendorong dada Caesar, berusaha agar pria itu pergi menjauh darinya. Entah kenapa dirinya selalu terkena body shaming dari orang-orang di sekitar. Yang paling banyak ia dengar adalah sebutan 'd**a rata' dan 'tubuh kerempeng. Tidak ada yang sadar jika Fira benar-benar terluka hanya karena dua kalimat candaan tersebut. Mereka tidak tahu seberapa keras Anna berusaha untuk menaikkan berat badan dan membuat d******a menjadi sedikit lebih besar. Tapi... Tapi usahanya sama sekali tidak membuahkan hasil.
"Ck, menangis? Dasar cengeng," ejek Caesar ketika melihat air mata keluar dari sudut mata Fira. Selama ini ia selalu menahan hati terhadap Caesar. Namun hari ini, ia sudah tidak tahan lagi. Pria yang tengah m************a selalu saja melakukan body shaming terhadapnya.
"Tapi sepertinya ada satu hal yang menarik perhatianku terhadapmu."
"Aku tidak peduli, cepat menyingkir!" pekiknya, disertai dengan wajah yang sudah merah padam.
"Ricardo berengsek. Pergi dariku sekarang. Aku membencimu! Dasar pria b********####n—”"
Cup
Aku ingin mencobanya, bibirmu yang selalu melontarkan kata-kata kasar untukku.
Bersambung ....
Entah siapa yang akan jatuh cinta duluan, hahaha .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
bhunshin
nahkah dah cap cup cap cup🤣🤣🤣
2024-07-05
1