Sementara Sinta yang baru saja hendak menuju tikar sholatnya merasakan darahnya berdesir takkaruan.Berkali Sinta mengusap dada untuk menenangkan desir- desir halus yang membuat hatinya tidak tenang." Gimana ini? Astagfirullah...Ucapnya berulang kali, Setelah sedikit mendingan barulah ia mulai mengangkat takbir.
Hingga malam tiba Sinta masih merasakan hal yang sama, bahkan bertambah, ketika malam hidung mancung Sinta sampe merah karna seringnya ia tersedak dan bersin.
"Kenapa sih kamu?Kalau sakit panggil dokter Sono!"Bukannya khawatir melihat kondisi istrinya Dirga malahan menghardik dan mencibir Sinta.
Sinta tidak bergeming dikatai oleh suaminya, ia berusaha mencari kesibukan lain dengan menghidupkan leptopya, mengetik dan mengirim beberapa email pada Bino asistennya.
Sudah lebih dari sepuluh kali Sinta bersin didepan layar perangkat miliknya.Dirga yang memang sudah panas dari kemaren sore pada istrinya itu terus saja menyindir dengan tajam.Terakhir pria itu mematikan leptop Sinta dengan paksa." Kalau kau terus berkencan dengan kekasihmu itu melalui aplikasi dengan kondisi bersin- bersin begini, bisa- bisa layar komputermu langsung koid karna disembur terus sama igusmu itu!"Ujar Dirga menatap Sinta sinis.
" Kalaupun komputerku rusak bukan kau juga yang akan rugi." Sinta sudah tidak tahan lagi diam saja diomeli oleh suaminya,walau ada juga benarnya yang diucapkan Dirga,tapi cara dan ekspresi pria itu yang membuat Sinta tak terima.
" Aku bisa ganti sendiri kalau barangku rusak.Bukankah kau sudah bersumpah untuk tidak menafkahiku, jadi kau juga harusberjanji tidak mengurusi fasilitas pribadiku,karna semua ini bukan darimu, apa yang kau berikan sebagai mahar menikahiku sampai hari ini juga belum pernah kusentuh, kau boleh menarik semuanya lagi, dan sebagai gantinya ceraikan aku!"Akhirnya Sinta kembali memberanikan diri menumpahkan seluruh isi hatinya pada suami yang ia rasa memang tak ada kecocokan sama sekali antara keduanya.
" Berani sekali kau ya! Mentang- mentang perusahaan keluargamu lebih besar dan banyak dari milikku.Oke!Aku pasti akan dengan rela mengambilnya mahar itu lagi, tapi untuk melepaskanmu jangan harap!" Balas Dirga sengit dengan muka merah padam.
" Aku tidak sedang membicarakan kekayaanku denganmu tuan... tapi aku sedang menjelaskan padamu tentang hak dan kewajiban, juga keinginan hatiku yang terdalam.Apa gunanya kau mengikatku dalam tali pernikahan yang menyiksa kita berdua?" Ucap Sinta sembari menyimpan leptopnya kedalam tas dan memasukkannya kelemari besi dan menggunakan sidik jarinya untuk mengunci.
" O...Kau bicara tentang hak dan kewajiban? Lalu mengapa kau bahkan tidak mau menunaikan kewajibanmu sebagai seorang istri? Bahkan aku harus memberimu obat dulu untuk melakukan malam pertama yang mengecewakan itu! " Ceblos Dirga bermaksud
ingin menarik rambut ekor kuda Sinta. Mendengar istrinya dengan enteng kembali mintak berpisah, amarahnya makin tak terkendali.
Begitu Dirga melayangkan tangannya untuk meraih rambut Sinta, yang pria itu genggam hanyalah angin saja, karna ternyata wanita itu waspada, sejak malam itu, Sinta bertekad tak mau lagi membiarkan dirinya dianiaya begitu saja oleh Dirga.Dengan singap Sinta berputar dan bergeser kekiri.
Dirga yang terlalu emosi dan sangat antusias menyakiti Sinta, sekoyong- koyong tak menyadari kecepatan elak Sinta, hingga tubuh Dirga terdorong kuat kedepan, sampai kepala pria itu membentur sudut lemari besi didepannya.
" Auwww....Kau benar- benar pembawa sial! " Ringis Dirga disertai umpatan.
Sinta berdiri dan tersenyum pahit, ingin membalas ucapan mulut pedas Dirga, ia urungkan, karna rasanya kekanak- Kanakan sekali.
Sinta memilih menghindar menuju kamar sebelah, membiarkan Dirga mengeluh dan mengomel panjang karna luka dipelipis akibat pergesekan dengan pinggir lemari besi yang ternyata agak tajam.
Sinta menepis rasa kasihan yang tersisa dihatinya, ia mencoba istirahat dikamar satunya setelah memastikan mengunci pintu dengan sidik jarinya, untungnya tadi sore ia sudah mengatur ulang sandi pintu kedua kamarnya dengan sidik jari sendiri.
Walau ia tahu takkan mudah baginya untuk memejamkan mata malam ini.Karna entah kenapa desir- desir darahnya makin deras saja terasa.
Sedangkan Dirga makin sakit hati ditinggal begitu saja oleh wanita yang sudah menjadi miliknya itu." Wanita itu keterlaluan! Sudah tak Suci, tak pandai pula mengambil hati suami! Aku benar- benar menyesal pernah tergila- gila pada kecantikannya, ternyata kecantikan itu hanyalah casing saja!" Dirga masih saja mengumpat kesal sembari membersihkan wajahnya didepan cermin.
" Daripada muntah mencret menghadapi istri menyebalkan kayak itu, mending aku buat janji skidipapap dengan Grey dihotel,walau gray juga blong aku dapati,tapi setidaknya dia pintar menggoda, apalagi bergoyang, ketimbang dengan Sinta yang kurasa seperti dalam mimpi saja,ngak ada hot- hotnya sedikitpun.Dingin bagai gedebong pisang."Omel Dirga sembari mengingat-
ingatbagaimana ia dan Sinta berhubungan badan.Semakin ia berusaha mengingat, semakin ia lupa bagaimana kejadian sebenarnya.
Dirga kembali menatap pantulan dirinya didepan cermin.Setelah merasa penampilannya Oke, dan bekas lukanya tak berdarah lagi, Dirgapun memutar jam tangannya untuk melihat waktu.
" Pukul sembilan lewat, masih banyak waktu untuk bersenang- senang." Gumamnya menyeringai.Lalu meraih dompet dan ponselnya, kemudian beranjak meninggalkan kamar yang juga dianggap pria itu membawa baginya.
Begitu mendengar langkah besar Dirga yang memang selalu sengaja atau bukan diseret pria itu diubin, Sinta yang barusaja selesai berbenah, Sinta mengintip rekaman camera CCTV yang menghadap ke pintu keluar.
" Mhum...Dia sudah pergi, kalau untuk bergumul lagi dengan wanita itu,semoga mereka kesiangan, agar aku sudah dikantor begitu ia kembali, setidaknya sampai bau lendir perempuan itu sudah hilang dari tubuhnya, kami jangan ketemu dulu." Ucap Sinta lirih.Jauh dilubuh hatinya terasa sangat sakit, pedih dan sedih menyadari diri telah terbelenggu dalam Bad wedding ini.
__________________________
" Sementara diruang bacanya, seorang pria paruh baya tengah mengintai gerak- gerik Dirga melalui leptopnya yang terhubung dengan mini Camera yang ia pasangbeberapa hari yang lalu ditubuh Dirga tanpa sepengetahuan pria itu, karna ia curiga pada pernikahan putrinya tak bahagia, melihat putrinya akhir- akhir ini banyak diam dengan kondisi tubuh yang makin tipis saja.
Rajj tahu Sinta mengalami gangguan tidur akibat mimpi- mimpi yang selalumenghampiri waktu istirahat sang anak.Tapi ketika bangun, putrinya itu tak pernah terlihat sesendu ini, apalagi sekarang semakin menjaga jarak dengan mereka, seperti ada yang ditutupi Sinta dari kedua orang tuanya.
" Aku sudah salah menikahkan putriku dengan pria ini! aku kecolongan sekali lagi, kukira pria itu mencintai Sinta kami dengan tulus, rupanya palsu belaka." Kesal Rajj Copry seraya mengusap wajahnya dengan kasar melihat kemana saja pria itu pergi selama tiga hari ini.
" Apa yang harus kulakukan? Apa perlu kubicarakan ini dengan istri dan putriku?Ya Tuhan...Ampuni kami yang sudah memaksakan pernikahan ini sebelum menyelidiki terlebih dahulu kebiasaan buruk calon menantu dan perasaan sebenarnya putri kami sendiri.Hanya karna tak ingin identitas putri kami terbongkar, kami sampai tega memisahkan Arjuna putra kandung kami dari perempuan yang ia Cintai sejak bayi."
" Semua sudah terjadi, putriku sudah terbelenggu dalam pernikahan buruk.Bagaimana aku mempertanggung jawabkan kecerobohan ku ini pada Tuhan? Hanya karna terlalu mempercayakan keputusan pada Cintaku.
" Hey...Kenapa kau menangis suamiku tercinta?"Tanya Cinta sembari memeluk tubuh Rajj dari belakang.
Cinta melihat layar leptop suaminya, sontak mulut dan kedua mata wanita cantik itu membola.
" What??? I...Itu Dirga ma...ma..." Tiba- tiba kepala Cinta berdenyut keras, pandangan matanya berkunang- kunang, detik berikutnya ia sudah tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments