Dirga menatap remeh pada istrinya, lalu melangkah kembali menuju kekasih barunya.
" Bu...Bukankah itu istrimu Bi? Tanya wanita yang sudah kembali melingkarkan tangannya dipinggang Dirga.
" Ya...Ia sedang makan malam dengan karyawannya, sebaiknya kita masuk keruangan yang sudah kupesan, kau jangan kelewat mesra sebelum didalam." Bisik Dirga menepis tangan wanita itu.
" Oke Bi. Ayo." Ajak wanita itu sembari melangkah, walau ia sedikit patahhati karna kemesraannya ditolak, tapi wanita itu faham, kalau wanita cantik dimeja sana adalah istri dari pria yang sekarang dalam misi ia taklukkan, dan ia tahu wanita itu bukan tandingan yang sepadan, tapi ia akan coba menarik Dirga padanya, karna pria ini sepertinya sekarang memberi peluang padanya, peluang yang sudah ia tunggu
lama, justru ia dapatkan ketika pria tampan ini sudah menikah dengan CEO C3 yang tersohor
dengan misteri kecantikannya ini.
Dirga mengangguk, walau hatinya panas mendapatkan istri makan malam dengan orang lain dan terlihat tidak terluka sedikitpun dengan kehadirannya membawa wanita lain.
" Setelah makan, kita langsung nginap dihotel ya! Aku kesal istriku tak cemburu sedikitpun padaku."Ujar Dirga sambil melangkah
menuju private Room yang sudah ia pesan.
Wanita itu tersentak kaget, apalagi Dirga mengucapkannya dengan suara standar, sampai pada pelayan yang kebetulan lewat sontak mengernyit.
" Ga...Jaga Nada suaramu." Ujar wanita itu mengingatkan Dirga.
" Aku orangnya tak suka sembunyi- sembunyi Gray. Kalau kamu sungkan silahkan balik arah." Ujar Dirga dingin.
" Ti...tidak, aku takkan mundur, malam ini juga aku akan membuatmu terbang kelangit tertinggi." Sahut Grayli berbisik.
" Oke." Hanya itu saja jawaban Dirga.
Sementara dimeja makan mereka, Sinta baru saja mengelap mulutnya dari balik penutup wajahnya, cukup repot memang terlihat, tapi bagi Sinta yang sudah terbiasa tidak jadi masalah lagi.
Setelah wanita itu memastikan karyawan yang ia bawa benar- benar kenyang, barulah Sinta mengeluarkan sesuatu dari saku tas sandangnya."Tolong cari alamat ibu ini untukku Ben! Untuk misi ini kau boleh bersama Neni dan pak Johan, untuk aku, mulai besok bakalan ada sopir baru." Ujar Sinta.
" Oh no...Aku tak bisa hidup tanpa Nebeng dengan nyonya Sinta." Sahut tak berfikir Neni.
" Siapa bilang kau berhenti nebeng denganku Neni? Aku hanya mengatakan untuk urusan pencarian ibuku, kumohon kalian bertiga kerjasama."Jelas Sinta.
Deg
Sekarang pak Johan yang gemetaran, apalagi saat Beno mengangkat photo itu, itu jelas photo Rara dan barusan Sinta minta mereka menemukan Rara yang disebut oleh Sinta sebagai ibunya.
Ditengah gemuruh hati pak Johan, Sinta menatapnya lembut." Santai saja pak, aku bermimpi kau ada hubungan dengan ibuku, makanya aku memintamu menemukannya untukku, hari pernikahan itu ia datang, tapi
aku tak sempat mencegahnya pergi.Tanpa perlu bertanya sana- sini lagi aku sudah cukup paham siapa perempuan itu ketika aku mencerminkan wajah polosku didepan kaca hias."Jelas Sinta.
" Jadi nak Sinta sudah tahu kalau nak Sinta bukan__" Johan tak berani melanjutkan kata- katanya.
" Ya.Aku tahu kalau aku bukanlah pewaris sebenarnya C3 karna darah daging mereka hanya Arjuna Rajiman Smitt,suatu hari aku akan mengembalikan semua ini pada pemilik aslinya." tegas Sinta.
" Tapi mereka sangat mencintaimu nak Sinta, jangan melukai hati orang tua yang sudah membesarkan mu dengan segenap jiwa." Tiba- tiba saja Johan berani menasehati nyonya mudanya ini.
" Iya pak...Justru itu aku tak bertanya lagi, agar mereka tidak tersakiti, aku akan cari sendiri siapa aku, bagaimana aku bisa diasuh oleh pasangan Konglomerat itu dengan kasih sayang yang melebihi kasih mereka pada darah daging mereka sendiri." Tambah Sinta dengan mata yang mulai berkaca- kaca.
" Aku juga tak Tahu mengapa kau sampai ditangan mereka nak."Sahut pak Jo hanya mampu ia kemukakan didalam hati saja.
Sedang bibirnya tetap diam.
Neni yang duduk disamping Sinta, mengusap- usap lembut pundak Sinta.
" Aku rela ditatap benci sama Beno tiap hari untuk menemaninya keliling kebelahan negri manapun untuk menemukan ibu nyonya." Hiks...hiks..." Ujar Neni mulai menangis.
" Dasar buaya tuli! Kau menghibur nyonya atau sedang membuat nyonya makinsedih sih
Neni!" Omel Beno.
" Biarkan saja nak...tak peduli bagaimana cara
menghibur orang Ben, yang penting niatnya tulus walau hasilnya amburadul gitu." Ucap Pak Johan yang tadinya sendu berubah geli melihat ingus Neni yang mulai turun naik karna ia yang lebih parahnya menangis, padahal ia sedang menghibur Sinta.
" Aku janji akan melakukan yang terbaik nyonya, walau harus dekat- dekat dengan bocah ingusan ini demi mencari nyonya ibu nyonya, aku bersedia." Balas Beno seraya mengulurkan tisu untuk Neni.
" Jangan minta aku mengelapnya igus wanita disamping nyonya juga ya." Ujar Beno lagi membuat Sinta akhirnya tertawa.
He ..he...Sebelum cinta orang suka jijik pada wanita, tapi kalau sudah bucin semuanya bakalan terlihat higienis Beno." Ucap Sinta geli menatap pasangan yang tengah ia jodohkan itu diam- diam itu.
Sontak Neni berhenti menangis, ia segera mengusap airmata dan hidungnya.
" Tenang saja! Sebentar lagi pria bodoh yang didalam sana bakal melihat kerak indung nyonya Sinta seperti berlian! " Pekik Neni membuat semua orang sontak tertawa.
Ha...ha... ,kirain siapa yang kau kesalkan sampe sesugukan gini, rupanya masih mengingat Suamiku itu? Sudah...ayo pulang, kalau untuk itu tak perlu sedih, aku saja cuek saja." Ujar Sinta mengusap pipi Neni dengan sapu tangan miliknya.
Neni tertegun dan menatap Sinta dalam." Benarkah nyonya?" Tanyanya tak yakin.
" Umhu...Saat ini bagiku tak ada yang lebih berarti ketimbang kejayaan C3, keberadaan orang tuaku kandung, serta kebaikan mommy dan Daddyku.Untuk urusan percintaanku, aku tidak begitu memusingkannya."Jelas Sinta.
" Baiklah nyonya! Kami akan fokus membantumu untuk itu semua." Balas mantap Beno.
Neni mengacungkan Jempol,Sedang Pak Johan kembali tersenyum dengan mata berkaca- kaca." Semoga kita segera bertemu Rara? Aku juga rindu padamu, sejak kau pindah rumah sakit, aku tak pernah lagi melihatmu, bahkan dihari pernikahan itu kau datang, tapi aku tak sempat melihatmu."
Mobil Lamborgini Biru melaju santai membelah jalan menuju apartemen Sinta.Ditengah semua diam, Sinta membuka matanya yang tadi memejam." Katakan apa hubunganmu dengan ibu, kulihat kau lari- lari sambil menangis saat kejadian naas itu?" Tanya Sinta membuat kedua bola mata Johan membulat.
" Ya Tuhan...apa aku tak salah dengar? Bayi itu bahkan masih dikandungan ibunya, bagaimana bisa ia melihat aku ada disana.Astaga...Aku ingat ia mendesak ingin lahir saat ibunya tengah putus asa dan mulai depresi.
" Apa yang kau katakan nak?" Tanya Johan menepikan mobil.
" Jangan mengatakan tidak pak, jangan bilang
kau juga terlibat dalam kepergian pria itu." Ujar Sinta.
" Tidak! Ia sahabat terbaikku dan juga guruku, tak ada alasan membunuh orang sebaik dia, mereka melakukan itu karna Cinta buta, merasa Rara tak pantas memilih pria lebih sederhana dari dirinya yang kaya raya." Sahut
Pak Johan tak sadar telah terjebak oleh pancingan Sinta. Ketika ia tersadar, semua sudah terlanjur.
" Jadi benar kau pria yang ada dalam mimpiku itu, kau saksi hidup kelahiranku." Ujar Sinta membuat Pak Johan memaku.
Sedang Neni dan Beno bagai sepasang alat perekam dari para pengincar berita. Stanbay dengan penyimpanan internal terbaik. Memory tentang sibrengsek lenyap begitu saja, digantikan oleh permasalahan yang lebih penting.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments