Kejutan Kali Ini

" Kita kemana menempatnya?" tanya Rara begitu mobil travel yang mereka tumpangi sudah sampai dipertengahan kampung.

Rara memang sangat bingung, apalagi tak ada lagi orang yang ia kenal danmengenalnya disini.Tapi ia tahu suaminya sering kesini, jadi tidak konyol bertanya pada Fano yang lebih kenal kampung halamannya ketimbang ia sendiri yang saat ini merasa asing dengan daerah ini.

" Tenanglah sayang...Kita akan sholat ashar dulu dirumah paman Rusdi, setelah itu terserah sayang mau istirahat atau langsung Ziarah." Ujar Fano selembut mungkin.

" Paman Rusli siapa?" Rara kembali bertanya karna dalam memorinya tidak ada nama itu terlintas.

" Penjaga kuburan sekaligus pemegang kunci Villa kita Digunung." Jelas Fano sembari tersenyum menatap perempuan bercadar kepunyaannya.

" Kau membangun Villa disini?" Rara rasanya tak percaya ternyata telah banyak yang sudah dilakukan suaminya dikampung halamannya ini tanpa memberitahu dirinya.

" Iya, ditanah peninggalan Almarhum ibunya.Tidak pernah disewakan sih, hanya diperuntukkan bagi pengunjung makam dari jauh yang butuh tempat rehat, dan satu khusus tempatku istirahat bila kesini.Ketiga Villa itu terawat baik oleh keluarga pak Rusli.Aku memberi mereka gaji yang pantas untuk itu." Fano menjelaskan lebih gamblang lagi agar istrinya tidak bingung lagi.

Rara menyandar didada Fano sembari memejamkan matanya." Sebentar lagi aku akan bertemu dengan masa laluku dihadapan masa depanku." Ucapnya menerawang memikirkan makam ayah dari putrinya.Hanya beberapa detik saja fikirannya sudah kembali kemasa silam, dimana ia berlarian dipematang sawah dengan Abang angkat yang akhirnya menjadi suaminya diusianya yang ke 17 tahun kala itu.( Sebelum UU pernikahan terbaru )

" Sawah kami dibanjar S, sawah penuh kenangan, mungkin sekarang sawah itu sudah kering, tanaman padi yang dulu berwarna kuning keemasan merunduk manis menunggu dituai setiap setahun dua kali, kini mungkin berganti dengan tanaman sawit, yang merupakan tanaman kebanggaan warga sini sejak sepuluh tahun terakhir." Ucap Rara masih memejam.

" Orang boleh membanggakan sawitnya diranah ini sayang, tapi sawahmu tetap ada." Ujar Fano membuat istrinya tersentak merubah posisi duduk lurus kembali disebelah Fano.

" Bukankah sawah itu sudah dijual oleh mendiang ibu, untuk biaya mengantarku berobat kekota."Tebak Rara karna tidak banyak harta yang keluarganya miliki waktu dulu.

" Ya, sawah itu telah dijual,tapi aku membelinya kembali dari seorang pengusaha muda terkaya dikota ini dua tahun yang lalu, karna ia pembeli terakhir lahan diBanjar S itu sayang..."

" Bagaimana bisa kau membelinya lagi dari seorang pengusaha muda itu?." Rara berfikir tidak akan mudah negoisasi dengan orang muda yang kaya raya,apalagi berhubungan dengan lahan.

" Yang ini berbeda sayang, ia seseorang yang spesial. Memang awalnya sulit,tapi begitu aku meminta lahan itu dengan alasan untuk melindungi momen terindah masa lalu wanitayang paling kucintai,ia langsung memberikan lahan itu dengan rela, hanya dengan satu syarat sepele saja."Ujar Fano sembari membelai pipi dibalik Cadar Rara.

" Apa itu? tanya Rara penasaran.

" Pria muda itu minta didoakan agar bisa menemukan rahasia cintanya.Setelahnya pengacara mengurus surat tanah itu, dalam waktu 24 Jam transaksi tanah kami selesai.

Sekarang sawah itu atas namamu sayang..." Jelas Fano membuat Rara kembali berkaca- kaca.

Cepat- cepat Fano menepis bening yang hendak mengembang dikelopak indah itu." Kalau begitu kita kesana dulu." Ujar Fano kemudian.

" Tuan.. apa kita langsung kelokasi persawahan?"Sela tanya sang sopir yang dari tadi hanya menyimak perbincangan suami istri itu.

" Ya, sepertinya kami nginap disawah saja malam ini." Putus Fano membuat Rara kembali terkejut.

" Lho, Apa ada rumahnya disana?" tanya Rara setelah berhasil mengatur nafas.

" Ada kok nyonya, tuan muda Arjuna membangun beberapa penginapan disana, lahan itu tidak ditanami sawit seperti perkiraan nona, tapi tetap dijadikan persawahan modern, sekarang sedang musim menyabit." Sekali lagi sopir travel menimpali.

" Arjuna?"

" Ya, Arjuna itu pengusaha muda terkaya dikota ini,setelah menjual lahan peninggalan Ibu padaku, aku meminta orangtua Amon mengurus penanaman padi dilahan kita, melihat itu, kabarnya Arjuna memutuskan untuk menanam lahannya dengan padi juga, sedang perluasan perkebunan kelapa sawitnya ia arahkan kewilayah Utara."

Jelas Fano.

" O....masih ada anak orang berada seperti itu ya." Ucap Ranata kagum.

*****

Mobil berputar arah ditempat yang aman.

Fano dan Rara saling pandang dengan fikiran masing- masing.Sampai mobil melaju menuju lokasi, keduanya masih hening.

" Serapi itu kau berusaha menjaga kenangan masa laluku ya sayang... Kau benar- benar dokter Cintaku yang terbaik." Akhirnya ucapan manis dan pujian tulus lolos juga dari bibir mungil dibalik Cadar Ranata.

"Seperti aku merangkai harapanku untuk mencapai masa depan yang penuh bahagia dengan anak cucu kita sayang, tanpa membuang masa lalu yang menjadi dasar kita bertemu." Ujar bijak dokter Ahli jiwa itu meraih istrinya kembali bersandar didadanya.

Rara menggaruk kepalanya yang tiba- tiba menjadi gatal, desiran darahnya yang tadi menyakiti perlahan berubah menjadi desir- desir lembut yang menyejukkan." Serapi ini kau mengurus masa laluku sayang..." Kembali kata- kata manis itu terucap lagi dari bibir mungil seorang ibu yang masih terlihat seperti gadis muda ini.

Fano tidak menjawab lagi dengan kata- kata, tapi pria tampan itu balas mengecupi puncuk kepala sang bidadari hatinya.

" Berarti nak sopir ini Amon ya." Ucap Rara menyadari sesuatu.

" Ya nyonya! Saya Amon, mobil ini tuan yang belikan Dua tahun lalu, saat memberi pekerjaan pada ayah ibu saya, tuan juga memberi pekerjaan pada saya dengan membelikan mobil ini dan memberikan hak penuh kepada saya untuk menjadikan ini mobil travel untuk menyambung hidup keluarga baru saya.Tuan pahlawan kami sekeluarga." Ucap Amon berkaca- kaca.

" Hutang Budi ananda belum seberapa Mon, dibandingkan dengan ibu yang sudah jadi benalu selama 21 tahun pada pria gagah ini." Ujar Rara membuat kedua mata Fano membelalak, dan tangan kekarnyalangsung membekap mulut sang istri.

Kalau ngomong begitu lagi, tidak akan babang biarkan dek Lala lelap sampai pagi nanti." Bisik Fano.

Seer....Darah Ranata kembali berdesir halus, tengkuknya terasa dingin." Bang Kud...Jangan pernah tinggalkan Lala." Gumamnya dengan bibir bergetar.

" Andai Abang pergi, akan ada yang menjagamu lebih baik dari Abang sayang...

" Tidak jangan pernah pergi! " pekik Rara membuat Fano tersintak kaget.

" Tepikan mobil Mon, nyonya sepertinya sudah kembali kemasa lalunya." Titah Fano yang langsung dituruti oleh sang sopir.

" Apa kita kerumah sakit tuan?" Amon cemas melihat istri tuannya sudah tak sadarkan diri.

" Tidak! " Jangan lihat kesini, aku hanya perlu memberinya beberapa terapi." Ujar Fano melirik Amon sebelum membuka cadar Ranata.

" Ba..Baik tuan." Sahut gagap Amon seraya membuang muka.

" Wahhhh..." Cantik sekali nyonya Lala, pantasan tuan Fano begitu over protektif menjaga nyonya." Kagum Amon dalam hati.

Menit berikutnya sebuah mobil Alfat berwarna hitam berhenti tepat didepan mobil mereka.

" Ada apa berhenti dijalan Mon? Apa mobilmu mogok."Tanya seorang pemuda gagah langsung turun dari dalam mobilnya, tanpa sempat dicegah sudah melangkah menuju mobil Amon.

" Jangan Bos Juna!!!" Teriak Amon membuat Fano yang sedang memberi nafas buatan pada istrinya tersentak kaget. Sedang Rara sendiri terbangun dari pingsannya.

" Sinta? Kemana kau mau membawa Sintaku Mon! " Sekarang Ganti Arjun yang memekik melihat adiknya didalam mobil Amon bersama seorang pria dewasa.

" Sinta??? " tanya semua terkejut menatap Arjuna yang seperti singa lapar siap menerkam para pria yang ia anggap telah mencuri adiknya.

" Buka pintu mobilnya atau aku pecahkan." Arjuna masih memberikan tawaran mengingat Amon pernah menyelamatkannya nyawanya beberapa bulan lalu, saat jatuh dari motor gedenya dijalanan sepi.

" Oke kami buka nak. Sepertinya kamu salah orang." Ucap Fano tenang menatap Arjuna.

" Biar aku yang bukain." Sela Rara yang yang mulai memahami situasi.

Fano mengangguk, sambil terus memegangi sebelah tangan istrinya, ia membiarkan wanita itu beringsut menggeser tubuh melewatinya untuk membukakan pintu.

Arjuna menatap lekat wanita cantik yang membukakan pintu mobil untuknya." Sinta...Apakah kesini untuk mencari Abang?" Tanyanya sembari melebarkan kedua tangan berharap wanita didepannya menghambur kedalam dekapannya.

Ranata memberanikan diri turun dan menginjakkan kaki di tanah kelahirannya ini.

" Aku bukan Sintamu nak...Tapi aku ibunya." Ucap Rara lirih.

Azan ashar berkumandang menyadarkan Arjuna yang hendak memeluk wanita cantik yang ada didepannya.

" Be...benarkah? Ucap gagap Arjuna.

" Aku menemukan jawaban dari pertanyaanku selama ini tentang rasa liarku pada adikku. Tapi sepertinya semua sudah terlambat."Ujar Arjuna luruh disisi jalan persawahan modern miliknya itu sembari memeluk lutut.

Fano segera berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan anak muda yang nampak putus asa itu. Kedua tangan kekarnya terulur menyentuh pundak Arjuna."Tuhan telah memberdirikan kita diantara gerbang masa lalu dan masa depan Rara dan Sinta nak Arjuna...Kalau kau punya nyali sebesar aku temukan lagi harapanmu yang hilang, bangkitlah untuk memastikan orang yang kau cintai apa benar- benar telah bahagia.Kalau ia telah bahagia, kau harus melepasnya dengan ikhlas, karna tidak semua cinta harus memiliki."

Rara tersenyum mengerti siapa pemuda yang menganggapnya Sinta, dihatinya tersemat doa untuk kebahagian pemuda yang mencintai putrinya ini.

" Kalau dulu aku yang ngotot dinikahi oleh bang Kudri kakak angkatku hingga nekat menolak pinangan beberapa anak orang kaya.

Sekarang Justru Arjuna yang tergila- gilapada Sinta, sampai rela diasingkan ketanah ini.Tanah kelahiran ibu kandung dari wanita yang ia kira haram untuk dinikahi."

" Boleh Bibi nompang Sholat dirumahmu? " Ucap Rara lembut mengalihkan perhatian para pria yang sedang terharu itu.

" Te...tentu Bu..." Sahut Arjuna mulai berdiri diikuti Fano.

Fano tersenyum menatap Arjuna. " Kita berbincang santai setelah memenuhi kewajiban." Ujarnya sembari membimbing istrinya melangkah.

" Mon...Sepertinya kami jalan kaki saja,sawah tinggal beberapa meter." Ujar Fano setengah berteriak.

Amon menyaksikan semuanya hanya tercengang dan geleng- geleng tak mengerti. Yang ia tahu hanya satu, tuan Fano selalu penuh kejutan sejak ia mengenal pria baik itu.

Kejutan kali ini belum termakan oleh nalar seorang Amon maksud semuanya.

Terpopuler

Comments

Dina Mustica Jaya

Dina Mustica Jaya

lanjut

2022-10-30

3

Henri Gunawan

Henri Gunawan

lanjut kan tor

2022-10-30

3

lihat semua
Episodes
1 Antara Mimpi dan Nyata
2 Firasat Apakah Ini?
3 Tamu tak Diundang.
4 Rindu yang Menyiksa
5 Hati yang Menangis
6 Cemen!
7 Hanya Tuhan Yang Tahu.
8 Semangat Baru.
9 Buaya Buntung.
10 Temukan Alamat Ibu Ini Untukku.
11 Setelah 21
12 Selamat datang Dikota Berkembang.
13 Kejutan Kali Ini
14 what???
15 Persis Sama
16 Saatnya Kembali.
17 Pulang Berlima.
18 Gerutu Cintami
19 Pinta tanpa Suara.
20 Belum Sempat.
21 Sambutan tak Lazim.
22 Bertemu
23 Kau Salah Sangka Sayang...
24 Tanah kosong.
25 Semoga.
26 " Disepanjang Jalan.
27 Perempuan Paling Beruntung
28 Nazar Yang Wajar
29 Putri Kita
30 Kekuatan Kasih Sayang.
31 " Oow...Begini kelakuannya?"
32 Kalau ngak mau Kujadikah Menantu Saja!"
33 Antara.
34 Takut Berbalik.
35 Tertegun.
36 " Deal!"
37 Kesempatan Kedua
38 Tahi lalat Dibawah Mata?
39 Ruangan Bebas Camera.
40 Sakit Jiwa model Beda.
41 Mereka Pasti Tahu.
42 Sepertinya Semesta Mendukung.
43 Tidak ada Permusuhan Yang...
44 Pengakuan Yang Menyakitkan.
45 Kompor Baru.
46 Apa hubungannya?
47 Ramadan Sinta.
48 "Aku seperti Pernah Dengar nama yang diteriakkan Wanita itu."
49 Kutunggu Jandamu
50 Melewatkan Malam
51 Balik Lagi.
52 Rapat Keluarga.
53 Cek let.
54 Bermalam Berdua???
55 " Tak bisa tempat Lain?
56 "Kok ada disini?
57 Duka Tersembunyi.
58 "Siapa yang mau dinikahi tanpa dinafkahi?"
59 " Selalu saja mencemari mata dan telingaku!
60 Ternyata Bermimpipun Sudah tak Boleh Lagi.
61 Asa lebih dominan dari Rila?
62 Fantasi Aneh.
63 Soal Rasa.
64 Sangat Egois.
65 Masa Penenangan.
66 "Otomatis!
67 What???
68 Pengantin Ideal.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Antara Mimpi dan Nyata
2
Firasat Apakah Ini?
3
Tamu tak Diundang.
4
Rindu yang Menyiksa
5
Hati yang Menangis
6
Cemen!
7
Hanya Tuhan Yang Tahu.
8
Semangat Baru.
9
Buaya Buntung.
10
Temukan Alamat Ibu Ini Untukku.
11
Setelah 21
12
Selamat datang Dikota Berkembang.
13
Kejutan Kali Ini
14
what???
15
Persis Sama
16
Saatnya Kembali.
17
Pulang Berlima.
18
Gerutu Cintami
19
Pinta tanpa Suara.
20
Belum Sempat.
21
Sambutan tak Lazim.
22
Bertemu
23
Kau Salah Sangka Sayang...
24
Tanah kosong.
25
Semoga.
26
" Disepanjang Jalan.
27
Perempuan Paling Beruntung
28
Nazar Yang Wajar
29
Putri Kita
30
Kekuatan Kasih Sayang.
31
" Oow...Begini kelakuannya?"
32
Kalau ngak mau Kujadikah Menantu Saja!"
33
Antara.
34
Takut Berbalik.
35
Tertegun.
36
" Deal!"
37
Kesempatan Kedua
38
Tahi lalat Dibawah Mata?
39
Ruangan Bebas Camera.
40
Sakit Jiwa model Beda.
41
Mereka Pasti Tahu.
42
Sepertinya Semesta Mendukung.
43
Tidak ada Permusuhan Yang...
44
Pengakuan Yang Menyakitkan.
45
Kompor Baru.
46
Apa hubungannya?
47
Ramadan Sinta.
48
"Aku seperti Pernah Dengar nama yang diteriakkan Wanita itu."
49
Kutunggu Jandamu
50
Melewatkan Malam
51
Balik Lagi.
52
Rapat Keluarga.
53
Cek let.
54
Bermalam Berdua???
55
" Tak bisa tempat Lain?
56
"Kok ada disini?
57
Duka Tersembunyi.
58
"Siapa yang mau dinikahi tanpa dinafkahi?"
59
" Selalu saja mencemari mata dan telingaku!
60
Ternyata Bermimpipun Sudah tak Boleh Lagi.
61
Asa lebih dominan dari Rila?
62
Fantasi Aneh.
63
Soal Rasa.
64
Sangat Egois.
65
Masa Penenangan.
66
"Otomatis!
67
What???
68
Pengantin Ideal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!