Semangat Baru.

Mencintai memang tidak seindah dicintai.Walau kadang dicintai juga buruk,bila sang pecinta itu gila.Semuanya ada sisi baik dan buruknya tentang cinta dunia.Yang terbaik hanyalah cinta kasih Allah, walau kadang kita tidak menyadarinya sebagai hamba.

Sinta menghabiskan sepertiga malamnya hingga pagi untuk berserah diri pada Allah, sejak dinikahi oleh Dirga inilah yang terjadi, begitu terbangun, ia tidak akan tidur lagi, hingga hari demi hari tubuhnya kian tipis saja, walau tidak begitu mengurangi kadar kecantikan wanita muda ini.

Hari- hari berjalan seperti biasa, menekuni kesibukan sebagai ratu didunia bisnis dan berkali- kali mendapat tepukan pujian dan dihampiri banyak kesuksesan.Namun kala malam masih sama, tidak didalam mimpiatau nyata Sinta makin menderita.WalauSinta lebih kuat secara fisik dari Dirga, tapi kata- kata Tajam Dirga selalu berhasil melukai hati Sinta yang terdalam, apalagi pria itu terus menuduhnya sebagai wanita murahan yang sudah tidak suci lagi ketika didapati pria itu.

Sedang dalam tidurnya ia disiksa rasa takut yang besar terhadap pria yang sudah menikahinya ini berhubungan erat dengan bayangan pria yang tergeletak dengan cucuran darah.

" Aku akan memulai dengan serius pencarian tentang kasus ini. Ini pasti ada hubungannya denganku, akan kumulai dengan menemui ibu

itu." Tiba- tiba sangat baru berkobar dalam diri

Sinta.

Hari ini Jumat, merupakan penutup hari kerja bagi Sinta dalam sepekan.Untuk hari Sabtu dan Minggu diterapkan dikantornya cuti bersama, kalaupun ada meeting, itu adalah meeting dengan orang- orang spesial dan tamu luar negri sembari berwisataria.

Sudah lewat pukul tujuh malam, tapi Sinta belum juga keluar dari ruangannya, padahal biasanya wanita itu cepat sekali pulang sore hari dihari Jumat begini.

Bino sang Asisten berjalan mondar- mandir seperti setrikaan dilobi menunggu sang nona.

"Tumben nona Sinta magrib disini?" Gumam Bino sembari terus menilik jam Rolex yang ada dipergelangannya.

Tidak tahan lagi dengan kegelisahannya, apalagi sejak dua jam terakhir Sinta tidak ada mengirim pesan pada pria itu.Bino benar- benar cemas, tapi untuk masuk ruangan sang Bos ia terlalu malu." Nanti kalau disusul kedalam jam begini,ntar nona pas lagi pake mukena lagi kayak waktu itu, yang ada aku matikutulagi memandangi wajah polos nona nan jelita. Ngak mau aku malu..." Gumam Bino seraya mengusap kasar wajahnya yang merona sendiri mengingat kejadian siang hari beberapa bulan yang lalu.

" Cik, aku tanya Neni aja lah." decaknya malas membayangkan mulut bawel sekretaris bos.

" Nen...Apa nona pulang diam- diam?" tanya Bino pada Neni sekretaris Sinta.

" Hik..hik.." Gelak Neni mirip tangisan.

" Kan ia...langsung nyebelin." Batin Bino.

" Emang Bapak kira aku akan pulang begitu saja sebelum bosku pulang." Balas Neni geli melihat Bino terlihat bingung seperti seorang yang sedang Amnesia.

"Sory aku bahkan lupa kalau kau ngak akan bisa hidup tanpa Nebeng gratis dimobil nona." Balas Bino mencoba bercanda, walau ia sebel

tiap berhadapan sama Neni gadis yang penampilan culun, tapi mulutnya culas.

" Eis, Iri bilang Bos! Bilang saja kau penisirin gimana rasanya satu mobil dan duduk dekat nona. Namanya aja asisten tapi intimnya hanya lewat telfon, bahkan lihat wajah nona saja langsung belum pernah kan Bos Bino?"

" Siapa bilang begitu? Aku sudah__

" Sudah apa?" kedua alis neni menaut.

" Jangan langsung fiktor neng!Maksudku sudah pernah tak sengaja mergoki nona pas buka kain penutup itu." Jelas Bino tak mau fikiran liar Neni bertraveling kemana- mana.

" Oke...Kalau ada yang penasaran mau semobil denganku kita pulang bertiga sekarang! " Ujar sebuahsuara indah nan kharismatik membuat keduanya terdiam.

" Ti..Tidak nona, sepertinya ini bukan ide baik, karna saya tidak searah dengan kalian." Tolak gugup Bino.

" Kalau begitu kita makan malam di restoran xx sambil ada yang mau kuomongkan secara pribadi dengan kalian berdua." Ujar Sinta sambil lewat.Dan wanita itu melangkah pergi, dengan arti kata yang tadi bukan ajakan, melainkan perintah dengan nada yang manis.Apapun nadanya, yang namanya bawahan tak bisa menolak atasan. Apalagi ini ajakan makan, siapa yang ngak mau nolak.

Keduanyapun mulai mengatur langkah menyusul Sinta, walau masih terus bertikai sepanjang jalan.

" Kamu punya mulut jangan serampangan kali omongnya lho Neni !" Geram Bino memelototi Neni.

" Habis kamu lucu sih, perhatiannya simelekete sekali same none." Sahut tanpa dosa Neni.

" Kan Ngaur lagi! " Cegat Bino.

" Trus aku harus kalem gitu?Tolong bawakan lakban dari berlian, biar kututup bibirku yang cantik ini." Sarkas Neni.

" Ihhh sok mehong kali sih neng.."

" Trus gimana lagi kang...Orang mulut neng Neni berharga bangat, capek juga mamak ngajarin ngomong saat bayi, ini malah dibaikot ngomong sama ca___" Neni hampir keceplosan.

" Calon apa?"

" He...he....Neni menggigit kukunya saking gugup.

" Emang iya kata Kang Bino, mulut ini rese amat sih.Hampir saja ketahuan rasia cinta yang udah aku simpan setengah musim."Cerocos Neni dalam hati.

" Calon apa?" Desak Bino melihat Neni malah diam menahan langkah.

" Calon president aja dech."Jawab asal Neni.

" Eis, Ngaur lagi."Sahut malas Bino dengan menyentil hidung Neni.

" So Sweet...Ternyata akang Bino diam- diam cayang." Batin Neni girang, sampai kedua pipinya terlihat seperti tomat matang.

" Kan ngalu lagi." Cegat Bino.

" Siapa yang ngalu, Apa ngak pernah dengar ungkapan kalau kata- kata itu adalah doa Bos?

" Ya dech, kamu aja yang menang dech kalau ngoceh, apalagi katanya udah capek diajarin nak dari orok." Sarkas Bino.

" Ya iya lah...Masak ya iya dong.

" Anak ini, tah kapan dewasanya." Sungut.

" Nikahin biar cepat dewasa!" Ceplos Neni sekali lagi, buat gadis itu malu sendiri.

Bino menggaruk kepalanya yang ngak gatal,

Neni kalau ngomong dari sepertinya dari dengkul, tapi Bino tak mau ribut lagi, yang ada bos cantiknya nanti kelamaan menunggu dimobil.Sekeluarnya mereka dari lif, Bino menarik tangan Neni.

Neni tersenyum malu- malu menghadapkan pandangannya pada Bino.

"Jangan gomong asal lagi yang berhubungan dengan nona lho Nen, ingat nona sudah ada yang punya, ntar kita diamuk sama tuan Dirga." Ujar Bino mengingatkan Neni lebih hati -hati.Apalagi Bino sudah tahu kalau Dirga orangnya emosian, nanti kalau pria itu memergoki neni ngomong seperti tadi, ia tak mau sampai nonanya kena masalah dirumah, karna sampai hari ini Bino belum tahu apa yang menyebabkan tuan Dirga menjadi liar dan sangat kasar sekarang.

Neni menatap Bino yang nampak serius menasehatinya, bahkan pria itu terlihat prihatin." Baiklah...Lain kali aku hanya bercanda tentang kita saja." Sahut Neni sembari menaik turunkan kedua alisnya.

Bino tersenyum kecil." Ni anak memang ngak ada capeknya godain orang." Ucap Bino gemas.

" Siapa bilang aku suka godain orang, yang ada cuma godain kamu saja."Gumam Neni lirih, tapi masih dapat didengar oleh Bino.

" Maksudnya apa?" tanya Bino menahan langkah.

" Maksudnya Neni suka Bino! " Timpal sang Big Bos menatap tajam keduanya dari balik kain tipis penutup wajahnya.

" Lama sekali pacarannya di liff!" timpal bang Jono sang supir, membuat keduanya membeliak.

" Pacaran???

Terpopuler

Comments

Henri Gunawan

Henri Gunawan

lanjut

2022-10-23

3

Dina Mustica Jaya

Dina Mustica Jaya

lanjut

2022-10-23

3

lihat semua
Episodes
1 Antara Mimpi dan Nyata
2 Firasat Apakah Ini?
3 Tamu tak Diundang.
4 Rindu yang Menyiksa
5 Hati yang Menangis
6 Cemen!
7 Hanya Tuhan Yang Tahu.
8 Semangat Baru.
9 Buaya Buntung.
10 Temukan Alamat Ibu Ini Untukku.
11 Setelah 21
12 Selamat datang Dikota Berkembang.
13 Kejutan Kali Ini
14 what???
15 Persis Sama
16 Saatnya Kembali.
17 Pulang Berlima.
18 Gerutu Cintami
19 Pinta tanpa Suara.
20 Belum Sempat.
21 Sambutan tak Lazim.
22 Bertemu
23 Kau Salah Sangka Sayang...
24 Tanah kosong.
25 Semoga.
26 " Disepanjang Jalan.
27 Perempuan Paling Beruntung
28 Nazar Yang Wajar
29 Putri Kita
30 Kekuatan Kasih Sayang.
31 " Oow...Begini kelakuannya?"
32 Kalau ngak mau Kujadikah Menantu Saja!"
33 Antara.
34 Takut Berbalik.
35 Tertegun.
36 " Deal!"
37 Kesempatan Kedua
38 Tahi lalat Dibawah Mata?
39 Ruangan Bebas Camera.
40 Sakit Jiwa model Beda.
41 Mereka Pasti Tahu.
42 Sepertinya Semesta Mendukung.
43 Tidak ada Permusuhan Yang...
44 Pengakuan Yang Menyakitkan.
45 Kompor Baru.
46 Apa hubungannya?
47 Ramadan Sinta.
48 "Aku seperti Pernah Dengar nama yang diteriakkan Wanita itu."
49 Kutunggu Jandamu
50 Melewatkan Malam
51 Balik Lagi.
52 Rapat Keluarga.
53 Cek let.
54 Bermalam Berdua???
55 " Tak bisa tempat Lain?
56 "Kok ada disini?
57 Duka Tersembunyi.
58 "Siapa yang mau dinikahi tanpa dinafkahi?"
59 " Selalu saja mencemari mata dan telingaku!
60 Ternyata Bermimpipun Sudah tak Boleh Lagi.
61 Asa lebih dominan dari Rila?
62 Fantasi Aneh.
63 Soal Rasa.
64 Sangat Egois.
65 Masa Penenangan.
66 "Otomatis!
67 What???
68 Pengantin Ideal.
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Antara Mimpi dan Nyata
2
Firasat Apakah Ini?
3
Tamu tak Diundang.
4
Rindu yang Menyiksa
5
Hati yang Menangis
6
Cemen!
7
Hanya Tuhan Yang Tahu.
8
Semangat Baru.
9
Buaya Buntung.
10
Temukan Alamat Ibu Ini Untukku.
11
Setelah 21
12
Selamat datang Dikota Berkembang.
13
Kejutan Kali Ini
14
what???
15
Persis Sama
16
Saatnya Kembali.
17
Pulang Berlima.
18
Gerutu Cintami
19
Pinta tanpa Suara.
20
Belum Sempat.
21
Sambutan tak Lazim.
22
Bertemu
23
Kau Salah Sangka Sayang...
24
Tanah kosong.
25
Semoga.
26
" Disepanjang Jalan.
27
Perempuan Paling Beruntung
28
Nazar Yang Wajar
29
Putri Kita
30
Kekuatan Kasih Sayang.
31
" Oow...Begini kelakuannya?"
32
Kalau ngak mau Kujadikah Menantu Saja!"
33
Antara.
34
Takut Berbalik.
35
Tertegun.
36
" Deal!"
37
Kesempatan Kedua
38
Tahi lalat Dibawah Mata?
39
Ruangan Bebas Camera.
40
Sakit Jiwa model Beda.
41
Mereka Pasti Tahu.
42
Sepertinya Semesta Mendukung.
43
Tidak ada Permusuhan Yang...
44
Pengakuan Yang Menyakitkan.
45
Kompor Baru.
46
Apa hubungannya?
47
Ramadan Sinta.
48
"Aku seperti Pernah Dengar nama yang diteriakkan Wanita itu."
49
Kutunggu Jandamu
50
Melewatkan Malam
51
Balik Lagi.
52
Rapat Keluarga.
53
Cek let.
54
Bermalam Berdua???
55
" Tak bisa tempat Lain?
56
"Kok ada disini?
57
Duka Tersembunyi.
58
"Siapa yang mau dinikahi tanpa dinafkahi?"
59
" Selalu saja mencemari mata dan telingaku!
60
Ternyata Bermimpipun Sudah tak Boleh Lagi.
61
Asa lebih dominan dari Rila?
62
Fantasi Aneh.
63
Soal Rasa.
64
Sangat Egois.
65
Masa Penenangan.
66
"Otomatis!
67
What???
68
Pengantin Ideal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!